Setelah Dio pergi meninggalkan Rina, wanita itu langsung menuju kamarnya. Ia merebahkan diri, sambil pandangan mata manatap langit langit kamar tempat ia dan Rey seharusnya tidur bersama.
Rina hanya bisa mengigit bibir bagian bawah mengingat sikap Rey dari awal pernikahan. Ya awalnya iantidak ingin dijodohkan mungkin perasaannya sama dengan Rey..Tapi ia tahu kewajiban seorang istri wajib melayani suami, apalagi urusan ranjang.
"Aku belum siap," ujar Rey menghindar.
"Mas," panggil Rina tercekat.
Waktu ia mengajak bercinta pada Rey. Malam itu sehabis upacara pernikahan di kamar Rina mendekati Rey dan mengajak melakukan hubungan suami istri, tapi dengan cueknya Rey malah meninggalkan dirinya begitu saja. Rina melihat Rey meninggalakan dirinya hanya menganggap Rey kelelahan kerena .menerima tamu yang banyak hari itu, akhirnya Rina memaklumi keadaan Rey. Boro boro Rey, dirinya juga merasa lelah seharian harus menerima tamu sampai tamu membludak tidak terkendalikan.
"Maaf," ujar Rey waktu tanpa sengaja menabrak dirinya.
"Mas, kenapa?" Rina heran sekali waktu Rey menabrak dan tanpa sengaja tangan Rey menyentuh dadanya.
Wanita itu menatap Rey dengan seksama. Sudah seminggu Rey tidak menyentuh dirinya, disaat Rey tanpa sengaja menyentuh Rina ia minta maaf ada keheranan dihatinya pada waktu itu. Dan saat Rina akan memegang tangan Rey dengan cepat Rey menghindar dan tidak mau disentuh sama sekali.
Rina serba salah melihat sikap Rey seperti itu. Seharusnya Rey bahagia menyentuh dirinya apalagi ia adalah istri sah Rey, mau diapa apa'kan juga boleh, asal jangan main tangan saja.
Rey hanya diam dan mengangguk lalu pergi begitu saja dihadapan Rina. Rina yang akan menghalangi kepergian Rey tidak bisa menghalangi kerena laki.laji.itu telah pergi jauh membawa Avanza-nya Rina tidak tahu apa yang akan dilakukan suaminya.
Rian hanya diam membisu dan masuk ke dalam kamar memikirkan Rey yang aneh itu, ia tidak habis pikir tindakan Rey padanya.
"Mas, kamu sakit," seru Rina panik.
Rina langsung menyentuh dahi Rey. Tapi Rey dengan cepat menepiskan tangan Rina, sampai wanita itu heran sendiri melihat Rey seperti itu padanya.
Rentetan memory Rina tiba tiba seperti penggalan penggalan film yang diputar kembali. Rina yang masih terbaring ada luka dalam hati yang tidak berdarah sama sekali.
Dan Rina ingat waktu ia sakit, di rumah memang dalam keadaan sepi. Dio dan Amanda pergi entah kemana, Rina yang ada di kamarnya merasa meriang sekali badannya.
"Mas, tolong kerik aku, kayanya masuk angin deh," pinta Rina waktu Rey pulang entah darimana.
"Aku sibuk. Maaf nggak bisa bantu kamu ya," ujar Rey pelan.
"Mas kenapa sih! Kenapa kamu nggak mau sentuh aku!" teriak Rina waktu itu..
Ia merasa kalau Rey selama ini menghindar dari dirinya. Mendengar kat kata Rey seperti itu membuat emosi Rina naik seketika, ia merasa diacuhkan oleh Rey. Rey menurutnya baik sih tapi ia tidak tahan atas sikap Rey yang diam dan dingin. Boro boro menyentuh menyapa juga sama sekali tidak, ia sebenarnya ingin kalau Rey sekali saja memeluk atau menyentuh tangannya saja itu sudah cukup tapi Rey tidak pernah melakukannya kalau ia melakukannya Rey selalu tidak suka..
"Kamu kan bisa minta tolong mama dan adikmu,"
"Mereka pergi mas, aku sakit, kamu tega ya membiarkan aku meriang," Dengus Rina pasrah.
Rey hanya diam saja, ia duduk di pinggir ranjang mental wajah Rina yang terisak sedih..Rey hanya mendesah melihat istrinya menangis.
"Oke, oke aku kerik kamu ya. Jangan menangis lagi," hibur Rey yang akhirnya meraih minyak angin dan salah satu koin yang ada di sana.
Rina dengan cepat membuka baju, tapi Rey memalingkan wajahnya saja ia Sam sekali tidak ingin melihat tubuh Rina, Rina melihat itu merasa sakit dihatinya.
Setelah membuka baju Rina, Rey langsung membalurkan minyak angin ke punggung Rina, Rina merasakan sensasi tangan Rey yang menyentuh tubuhnya. Ada gejolak dalam hatinya untuk melakukan semuanya dengan Rey mumpung semua orang tidak ada. Wajar kalau Rina dan Rey melakukannya juga, kerena mereka telah menikah.
"Mas, kamu nggak ingin melakukan sesuatu padaku," Desah Rina setelah Rey mengerik punggung Rina.
Wanita itu menghadap ke arah Rey. Rey yang melihat itu tahu kalau Rina dalam masa birahi yang tinggi.
"Rin, kamu sakit nggak baik melakuakan ini," sanggah Rey menolak ajakan Rina.
Rey dengan cepat langsung meninggalakan Rina yang masih termangu di dalam kamar, ada kecewa dirasakan wanita itu saat Rey tidak menyentuh lebih dari itu. Tapi Rina masih merasakan sentuhan Rey saat memberikan minyak angin punggungnya lembut sekali.
Rina memang mengalami masuk angin, kerena pas di kerik merah semua punggungnya, Rey waktu pertama menyentuh pungung Rina terasa dingin sekali, tapi setelah di kerik pungung Rina menjadi hangat.
Rey yang ada diluar sebenarnya hatinya sangat berdebar dengan kencang sekali melihat tubuh Rina yang putih bersih, rambut yang indah tapi Rey tidak bisa menyentuhnya. Sejujurnya waktu ia menyentuh pungung Rina juga seperti ada rentetan setrum yang menyentuh hatinya. Ingin rasanya ia memeluk tubuh Rian tapi hatinya masih menyangkal kalau rina adalah istri sahnya.
Lamunan Rina terpotong oleh ketukan pintu. Rina langsung beranjak dari ranjangnya dan membuka pintu kamarnya yang ia sengaja kunci.
Rey masuk dalam kamar dan membaringkan tubuhnya ke kasur, melihat itu Rina hanya diam saja. Percuma Rey berbaring di atas kasur yang sama kalau dirinya tidak pernah tersentuh sama sekali, tapi sejujurnya Rina masih merasakan sentuhan dulu waktu beberapa Minggu menikah dengan Rey, sentuhan yang ia rindukan sebenarnya. Tapi kalau ingat Rey telah menghianati cintanya ia sangat benci dan tidak mungkin memaafkannya.
Rina tidak menghampiri Rey, ia duduk.lesehan di.kantai, percuma kalau ia dekati Rey kerena Rey bakal marah dan keluar lagi dari kamar itu! Itu yang Rina tidak ingin kan sama sekali dari Rey.
"Dio kemana?" tanya Rey menatap istrinya dingin.
"Entah aku juga nggak tahu, mungkin menemui Rani mu," ujar Rina kesal.
Rina mendengar helaan nafas Rey yang berat sekali. Rey akhirnya beranjak dari ranjang dan duduk di dekat Rina, Rina hanya diam saja saat Rey mendekati dirinya.
"Mas, apa kerena kita di jodohkan." tatap mata Rina menatap Rey.
Rina dengan tiba tiba menanyakan itu pada Rey, kerena ia sama sekali tidak mengerti apa yang dipikirkan Rey ya sejak tahu ada wanita hamil oleh Rey, sedangkan wanita itu bukan dirinya.
"Aku nggak mau berdebat denganmu tapi aku menanyakan Dio pergi kemana?" tanya Rey terusik mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Rina.
"Mungkin nyari wanita hamil itu," hina Rina dengan sinis.
"Serius," jerit Rey marah.
"Aku lebih serius dibandingkan kamu mas. Tadi Zoya telpon Dio kasih kabar kalau wanita itu tidak ada di rumah, kamu puas!" cerca Rina langsung bangkit meninggalakan Rey yang masih duduk di lantai.
Rey menatap kepergian istrinya yang tidak labil itu. Ia hanya mendesah, sebenarnya ia tahu kalau Rina butuh kasih sayang darinya, wajah kalau ia bersifat seperti itu tapi Rey sama sekali tidak peduli sama Rina.*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
👑Ria_rr🍁
untuk apa hidup bersama jika tidak ada rasa
2023-03-19
1
Hasrie Bakrie
Rina mending cerai aja ma Rey dri pda gk ada kepastian dlm rumah tangga
2023-02-01
0
Nindira
Kalau begini rumah tanggamu seperti kuburan Rina
2022-12-07
1