Rina masih memikirkan Rani. Ia di kamarnya duduk bersandar bantal di punggungnya, serta guling yang dipeluk. Pandangan matanya lurus melihat dedaunan yang berada di.kuat jendela. Angin kecil menghembuskan hawa panas yang terdapat di sinar raja siang yang panas dan gersang.
Untung kamarnya telah mengunakan AC jadi biarpun di luar panas tapi di dalam kamar terasa sejuk sekali. Rina duduk dengan kalau bersila masih mengunakan daster kotak katak kecil berwarna merah bunga putih.
Rambutnya digerai begitu saja tanpa disisir, rambut nya sebahu, tadi ia baru saja mandi siang kerena udaranya panas sekali. Rina mendesah saat ingat percakapan dirinya dengan Rani beberapa Minggu yang lalu di rumahnya Rani. Memang ia sengaja mendatangi rumahnya Rani hanya ingin tahu keadaan Rani dan bayi yang dikandungnya.
"Please! Aku mohon sama kamu, berikan anak itu sama aku dan Rey. Jujur aku iri sama kamu," tangis Rani saat ia datang kembali ke rumah Rani.
"Nggak kak, aku nggak mungkin ngasih bayi ini sama kakak. Tapi aku ibunya kak, aku nggak mau anakku diurus sama wanita lain," Rajuk Rani.
"Kamu bisa.menikah dan punya anak lagi, sedangkan aku?" Rina memohon.
"Memangnya kakak kenapa?" tanya Rani akhirnya.
Ia merasa heran melihat Rina seperti itu..Rani sudah menduga duga kalau Rina mandul atau tidak bakal memiliki keturunan, Rian yang tahu tatapan matanya Rani hanya menggelengkan kepala saja. Ditatap wajah wanita yang ada dihadapannya, ingin rasanya ia membuka rahasia tentang rumah tangganya di hadapan Rani, kenapa sampai sekarang ia masih belum hamil dan melahirkan.
Akhirnya tanpa menunggu waktu Rina menceritakan keinginan dia punya baby dari Rey. Disini Rani shock mendengar apa yang diceritakan oleh Rina, awalnya Rani tidak percaya apa yang didengar tapi mata Rina tidak bisa.membohonginya. Rani hanya bisa menahan nafas, tapi Rani baru tahu itu dari Rina bukan dari Rey.
Dulu Rey cerita kalau Rina mandul, tapi kenyataannya bukan itu. Ia hanya termangu saja mendengarkan apa yang diceritakan oleh Rina pada dirinya. Rani menyangka kalau Rina.benear benar mandul, tapi nyatanya tidak sama sekali.
Ya sih kalau dipikir benar juga, mana ada wanita hamil tanpa ada hubungan intim, semuanya butuh proses.
"Aku hanya ingin kebenaran itu Ran biar aku nggak di fitnah oleh Rey." Rina mengakhiri ceritanya.
Rani hanya mendesah mendengarkan semuanya.
"Aku nggak tahu apa apa sih masalah kalian, aku.lebih percaya sama Rey." ungkap Rani jujur.
"Makanya dari itu aku mohon Ran, aku janji bakal menyanyangi dirinya."
"Kak, aku nggak bisa menyerahkan begitu saja, apalagi aku juga ingin memilikinya." ujar Rani mengusap perutnya.
Ia bahagia sekali bisa hamil ya biarpun laki laki yang menghamilinya tidak bertanggung jawab sama sekali.
Rani hanya mendesah mengingat semua percakapan dengan Rani, tiba tiba ada perih dalam hatinya saat ia mengingat secara detil ketika Rani mengusap perutnya, Seperti Rani bahagia sekali mendapatkan dirinya hamil dalam kondisi tanpa suami sedangkan dirinya sendiri hanya menyandang status istri Rey yang tidak pernah tersentuh sama sekali.
Kalau mau jujur lebih menyakitkan kerena Rey memilih wanita lain dibandingkan yang lainnya. Dan dihadapannya wanita lain itu yang malah hamil anaknya Rey. Kalau saja Rey ingin menyentuhnya mungkin tidak ada perbedaan yang ada.
Sedangkan Rani yang di ruangan TBM nya hanya mendesah ingat kata kata Rina. Antara percaya dan tidak di lubuk hati yang paling dalam atas apa yang terlontar dimulut Rina. Tapi Rani melihat itu semuanya dari sinar mata Rina yang tersiksa atas buah kerinduan.
Rani mengusap perutnya, ada senyuman disana. Ia bahagia hamil dan merasakan apa yang belum dirasakan Rina, bukannya ia merendahkan Rina bukan..Tapi benar kata orang kebahagian terbesar wanita itu tidak hal hamil, melahirkan dan menyusui.
Rani tersenyum. Mengusap beberapa kali perutnya yang kini ada yang hidup di rahimnya..
"Ibu janji bakal menjadi ibu yang baik buat kamu, nak. Maafkan ibu kerena kau tumbuh tanpa ayah, ibu janji ibu bakal sayang sama kamu sampai kapanpun juga," gumam Rani.
Tiba tiba Rani merasakan ada yang bergerak lembut di dalam perutnya, halus sekali. Mata Rani berkaca kaca bahagia, terharu, sekali merasakan gerakan lembut di perutnya.
Rani tidak menyadari kalau Dio berada dibelakangnya, Dio memperhatikan apa yang dilakukan oleh Rani. Dio melihat jelas apa yang dilakukan Rani pada janin yang di kandungannya. Ia menatap gerakan tangan Rani yang mengelus, Dio mendekati berdiri disamping Rani.
"Aduh senengnya," goda Dio memegang bahu Rani.
Rani terkejut kerena Dio datang tiba tiba ia langsung menatap dan tersipu malu pada Dio, tapi Dio hanya tersenyum dan duduk disamping Rani.
"Boleh aku mengelusnya?" tanya Dio, laki laki itu ingin mengelus perut Rani.
Tapi dengan cepat Rani menghalangi tangan Dio untuk mengelus perutnya.
""Ngapain sih!" ujar Rani mulai terusik atas tingkah laku Dio.
"Aku bahagia melihat kamu bahagia," ujar Dio menarik kembali tanganya.
"Kamu kesini ada apa?" tanya Rani.
"Aku hanya ingin menemani kamu. Aku khawatir saja kerena kemarin kamu kurang fit gara gara Rey." ujar Dio..
Dio masih ingat kejadian kemarin, sampai ia mengantarkan pulang Rani ke rumahnya. Masih untung hari ini hari libur jadi Rani lebih banyak istirahat, sejak pagi sebenarnya Dio ingin ke rumah Rani tapi kerena ada kepentingan makanya siang ini ia ke rumah Rani.
Awalnya Diao menyangka kalau Rani istirahat, tapi saat ia melihat pintu rumah Rani terbuka ia.lanhsung masuk dan mengucapkan salam. Tapi beberapa kali ia mengucapkan salam Rani tidak mendengarkannya, akhirnya ia masuk dan melihat apa yang dilakukan Rani.
"Lebay,"canda Rani tersenyum manis.
"Dio, bolehkan aku minta tolong sama kamu?" tanya Rani serius.
"Bantu apa? Kalau aku bisa bantu insha Allah aku bantu deh!"
"Angkatin kardus itu sih bawa kesini, tadi aku coba angkat nggak kuat,"
Dio langsung melihat kardus yang ditunjukan oleh Rani, dengan gesitnya ia mengambil kardus itu kalau dipindahkan olehnya ke tempat yang ditunjukan oleh Rani.
"O,ya kakakku kesini ya minta bayi kamu," Dio hati hati sambil melirik Rani.
"Aku nggak mau bahas itu Dio," pinta Rani menghela nafas.
"Atau kamu jangan jangan kesini juga atas permintaan kakakmu,"
Rani langsung membuka kardus yang diangkat Dio tadi, tapi sebelumnya ia telah mengucapkan terima kasih pada Dio.
"Aku nggak mau debat masalah anak, kalau memang kakakmu mau anak lakukan lah sesuatu pada Rey bukan meminta padaku,"lanjut Rani tidak suka.
"Ran, aku kesini bukan kemauan kakak kok, ini kemauanku sendiri," bela Dio.
Ia tidak mau kakak nya disalahkan kerena kedatangan dirinya. Rina memang tidak tahu kalau Dio bakal datang ke rumah Rani, Dio juga tidak bicara sama kakaknya hari itu, mereka mengajarkan pekerjaan masing masing saja biarpun satu rumah.*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
Nindira
Rani emang kamu bakal ikhlas dan tidak sakit hati kalau Rina mengandung anaknya Rey?
2022-12-10
1
VLav
semoga aja, si orok baik2 aja ya, blum lahir ud direbutin penuh drama
2022-11-14
0
VLav
ini rina yg nangis kan ya
2022-11-14
0