PLAK
Sebuah pukulan mendarat di pipi Rani. Rani yang sedang membereskan buku terkejut mendapatkan tamparan di pipinya. Ia langsung membalikan badannya ingin tahu siapa orang yang menampar pipinya dengan kerasnya.
Saat ia melihat Rey yang ada dihadapannya, Rani hanya bisa mendesah saja, kebiasaan desah hatinya. Ia langsung berjalan menjauhi Rey yang masih berdiri ditempat semula. Tapi Rey dengan cepatnya menarik tangan Rani dengan kasarnya ia melunturkan tangan Rani dengan keras sampai Rani berteriak kesakitan.
"Rey!" Jerit Rani saat ia tahu siapa yang telah memberikan tanda di pipinya. Rani, meringis menahan sakit.
Bukan hanya pipinya yang terasa sakit tapi tangannya juga terasa sakit sekali. oleh tarikan tangan Rey kearah belakang..
"Aku udah bilang. Jangan sampai Rina tahu kalau aku..." Kata Rey marah.
Hampir saja tangannya mendarat di pipi Rani lagi. Kalau tidak ada Dio yang menahannya. Pasti tangan Rey melayang. Dio yang awalnya akan ke ruang guru, melihat Rey memukul
"Mas?"
"Jangan ikut campur urusanku." Ujar Rey meradang.
"Aku tidak akan ikut campur. Kalau mas tidak memukul Rani." Bela Dio melawan.
"Mas, hanya beraninya pada wanita, lanjut Dio sambil melindungi Rani dari Rey.
Argggh!
Rey hanya bisa meninju rak buku dengan keras. Rani bergidik melihat Rey seperti itu.
Rey meninggalkan ruangan perpustakaan dengan hati dongkol.
"Kamu tidak apa apa?" Tanya Dio sambil memegang dua bahu Rani.
Rani mengelengkan kepala. Dio menurunkan dua tangannya, ia membimbing Rani duduk ke kursi.
"Ada yang sakit? Perutmu?" Tanya Dio perhatian.
"Nggak ada kok." Dio perhatian sam Rani..
Hati Rani berdesir saat Dio mennayakan keadaannya, tapi perasaan itu ia tepiskan begitu saja. Kerena Dio hanya menganggap teman satu kerjaan saja, jadi pantas kalau Dio memperhatikannya. Tepis hati Rani.
"Dio kok Rey menuduh aku yang melakukannya?" Tanya Rani.
Kalau mau jujur dari awal Rina datang juga hati Rani bertanya tanya tentang kedatangan Rina ke rumahnya sampai wanita itu melabrak. Rani tidak mengakui kalau ia mengatakan keadaan dirinya pada Rina kerena memang bukan dirinya yang bicara sama Rina.
Rani sama sekali tidak mengatakan kerena buat apa mengatakan pada Rina juga, mau merebut Rey dari Rina itu tidak mungkin kerena Rey juga tidak pernah mengubris dirinya sama sekali. Kalau misal ia mengakui kehamilan di depan Rian buat apa, Rey tidak akan membela dirinya.
Rani menarik nafas dalam dalam lalu.mwnghwmbiskan kembali. Dio yang masih disampingnya masih memperhatikan raut muka Rani, bukan hanya Rani saja tapi dirinya juga heran kenapa kakaknya tahu Rani hamil dari siapa? Dio nyakin orang itu yang ingin melindungi Rani dibandingkan melindungi Rina, tapi Dio tidak tahu siapa orang itu?
" Aku tidak melakukannya? Jangan jangan kamu? " Desah Rani.
Tatap Rani pada Dio. Rani mengatakan itu kerena yang melabrak dirinya adalah kakak kandung Dio, Rani merasa nyakin kalau Dio yang melakukannya, kerena tidak ada seorang adik yang suka kakaknya sedih apalagi sengsara kerena cinta.
Diao terkejut mendengar tuduhan yang dilancarkan Rani padanya.
"Ran, percaya sama aku. Aku nggak akan melakukan itu pada dirimu, biarpun Rina kakakku, aku nggak mungkin bilang kamu dan Rey saling suka. Aku juga nggak tahu siapa orang yang bilang sama kak Rina. Ya, aku akui kalau kemarin kakak dan mas Rey bertengkar." bela Dio pada Rani.
Dan sedikit menceritakan apa yang terjadi pada Rey dan Rina saat Rina tahu kalau Rani hamil oleh Rey. Rani hanya bisa mendesah mendengarkannya apa yang keluar dari.mulut Rey, ditatap wajah laki laki yang ada dihadapannya. Jelas disana Rani tidak melihat kebohongan, ia mengalihkan pandangan kearah luar ruang perpustakaan. Kalau memang dirinya yang menceritakan itu sama saja mencari mati.
"Aku pulang," kata Rani sambil mengambil tas.
Rani langsung beranjak dari kursinya yang ia duduki melangkah menuju luar ruangan perpustakaan. Dio mengikuti Rani, kerena jam sekolah sudah habis anak anak juga sudah pada pulang, wajar kalau Rani pulang juga, Dio mengikuti dari belakang.
Belum sempat Rani melangkahkan kaki ke luar perpustakaan. Tiba tiba Rey datang menarik tangan Rani dengan kasarnya. Rani hampir jatuh. Untung Dio dengan cepat meraih tubuh Rani yang oleng. Rey marah. Ia langsung memberikan bogem di pundak Dio. Dio yang tidak menduga itu langsung terjatuh ke lantai. Ia meringis. Rani yang melihat Rey akan memukul Dio langsung pasang badan melindungi Dio.
"Rey! Hentikan!" Teriak Rani langsung berhadapan Rey.
Rani dengan refleknya meninju dada Rey dengan keras. Rey yang tidak menduga, meringis sakit. Di dadanya. Dio yang melihat itu semuanya langsung bangkit. Ia tidak ingin Rey membalas prilaku Rani.
"Rey, aku juga tidak tahu kalau Rina tahu semuanya. Bukan aku Rey," kata Rani berusaha menerangkan.
Dio berdiri di pinggir Rani. Rey hanya menatap wajah Rani dengan geramnya. Mungkin kalau tidak ada Dio, Rani bakal dibabak belur oleh Rey.
"Percaya sama aku. Ngapain aku harus ngomong sama istrimu, kalau aku yang ngomong berarti aku bunuh diri." Kata Rani kembali.
Rey yang mendengarkan omongan Rani ada benarnya juga.
"Apa kamu yang melakukannya?" Tanya Rey menatap wajah Dio.
Rani pun menatap wajah Dio meminta penjelasan.
"Buat apa aku yang bicara sama kakakku. Kalian menuduh aku yang jadi biang keroknya. Aku nggak mungkin, membocorkan semuanya. Biarpun Rina kakakku juga." Bela Dio menatap wajah Rina dan Rey silih bergantian.
"Terus, dia tahu dari siapa?" Gumam Rey merasa aneh sendiri.
"Apa ada diantara kalian atau kenalan kalian yang membocorkan ini?" Tanya Dio sambil melirik Rani. Kerena saat itu Rani mengusap bagian perut bagian bawah. Dio melihatnya.
Tapi, Rani yang diperhatikan oleh Dio tidak menyadari. Rani anteng mendengarkan apa yang diduga sama Dio.
"Bisa jadi sih! Tapi siapa coba?" Kata Rani pada Dio.
"Kamu lebih baik duduk, daripada perut bagian bawah sakit." Kata Dio sambil menarik kursi lalu diberikan pada Rani.
Sebelum itu Rani melirik Rey. Rey hanya membuang muka saja. Mendengar kata kata Dio pada Rani.
Rey tidak menyangka kalau selama ini tanpa sepengetahuan dirinya. Dio selalu perhatian sama Rani, maupun kandungan Rani. Sedangkan Rey sendiri? Tidak pernah memberikan perhatian pada Rani, maupun kandungannya. Sedangkan anak yang ada di rahim Rani adalah anak dirinya.
Melihat Dio perhatian sama Rani, Rey hanya diam, sejujurnya hatinya bergetar melihat adegan Dio dan Rani seperti itu. Ada perasaan bersalah sama Rani tapi, perasaan itu hanya ditekan saja.
"Mungkin ada orang yang tahu, selain kita?" Kata Rey. Ia pun duduk di kursi yang tidak jauh dengan Dio. Mereka saling duduk berdampingan. Sedangkan Rani di depan mereka berdua, hanya terhalang sama meja saja.
Mereka saling diam. Dengan pikiran masing masing. Mengira ngira siapa orang yang tahu rahasia ini, lalu membocorkan pada Rina*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
Nindira
Kenapa kamu malah menyalahkan Rani sih. ingatlah sebuah pepatah
sepandai-pandai kamu menyembunyikan bangkai pasti tercium juga
2022-12-08
1
Maya●●●
semangat kak 1 iklan untukmu
2022-11-27
1
VLav
rey, klo cuma berani nampar cwe, banci deh!
lawannya kok perempuan! Ganti pake rok aja deh kalo gitu
2022-11-09
1