Rey menatap kepergian Rina, ia tahu Rina merajuk pada dirinya. Tiba-tiba ada perasaan bersalah menyelinap dihatinya pada Rina. sekelebat kejadian kemarin menghampiri dirinya, waktu ia asyik membuat tentang aplikasi perpustakaan. Memang di SMP-nya belum ada aplikasi tentang perpustakaan, SMP hanya mengunakan secara manual salah itu terkesan ribet dan membutuhkan waktu banyak buat pustakawan.
Sebenarnya ini pekerjaan Rani sih sebagai pengelola perpustakaan, tapi ia yang memegangnya. Sebenarnya pak kapsek memberikan aplikasi SLiMS ke Rani untuk dipelajari tapi ia yang merampas pekerjaan Rani, Rani yang tahu itu hanya diam saja ia tidak bisa berbuat apa apa saat Rey merebut pekerjaannya.
Rey malah memberikan beban pada Rani untuk mengangkat buku di ruang pengadaan ke ruang perpustakaan. Rey lakukan itu supaya Rani berniat mengugurkan kandungannya, tapi wanita itu tetap bertahan untuk mempertahankan kehamilannya.
Rey masih ingat waktu itu Rina langsung melabraknya. Saat ia sedang di kamar. Akhirnya mereka bertengkar hebat. Rina mengusir Rey. Rey pergi setelah ia memberi tanda di wajah Rina.
Rina menangis. Ibu Rina yang mendengar pertengkaran Rina sama Rey langsung menuju kamar Rina. Rina yang melihat ibunya datang langsung memeluk, ia dengan terbata bata menceritakan perselingkuhan Rey dengan Rani. Dan Rina juga menceritakan kalau Rani hamil.
Mendengar Rani hamil oleh Rey, Amanda hanya terpaku mendengarkan apa yang putrinya ceritakan. Mengingat kelakukan dirinya pada Rey. Amanda hanya bisa mendesah, ada rasa bersalah dalam hatinya. Kerena telah menuduh Rey mandul, ibu Rina termenung.
Rina yang melihat ibunya diam hanya bisa melihat ibunya.
"Ibu yang salah sama kalian," ujarnya.
"Mungkin Rey ingin membuktikan kalau dia tidak mandul, tapi dengan perbuatan melanggar agama." Kata ibunya Rina.
"Bu, ibu nggak salah. Kalau ibu hanya ingin melihat aku dan Rey bahagia dan bisa punya anak." Kata Rina.
"Kalau saja ibu tidak menuntut kalian punya anak. Mungkin Rey tidak akan melakukan itu,"kata ibunya sambil merangkul putrinya..
Ia merasa bersalah. Ia yang menuntut Rey untuk mempunyai anak. Sampai ia menuduh Rey mandul, dan ia salah langsung berkata kata pada tetangga kalau Rey mandul.
Amanda, akhirnya merasa bersalah pada Rey. Untuk mendatangi Rey ke rumah orang tuanya tidak mungkin? Apa Rey pulang atau kemana ia juga tidak tahu. Apalagi saat ia tahu dari Rina kalau Rey diusir oleh Rina.
Rina merasa Rey tidak pernah sayang sama dirinya. Mereka berdua ibu dan anak saling berpelukan satu sama lain dan saling meminta maaf.
Rey hanya mendesah saat itu kalau mengingat semuanya. Dan Rey tidak tahu kalau Dio juga ada ditempat dimana Rani melabrak Rani. Ia sama sekali tidak tahu masalah itu, Rey tidak tahu harus marah sama siapa. Setelah ia tahu kalau Rina melabraknya kerena ia tahu kalau Rani hamil. Dan yang jadi pertanyaan sekarang Rina tahu Rani hamil dari siapa? Itu yang Rey pikirkan kembali.
Rina beranjak dari dipan tempat tidurnya. Saat terdengar sebuah ketukan di daun pintu kamarnya. Rina langsung membuka, dan terlihat Dio berada di balik pintu itu.
Dio langsung menerobos masuk. Terlihat ibunya sedang duduk di dipan. Dio duduk di kursi dekat meja komputer, ia menunggu kakaknya duduk. Akhirnya Rina menghampiri Dio, dan duduk di depan Dio.
"Kak, tadi ngapain kakak ke rumah Rani?"
"Kakak tidak ke rumah Rani," hindar Rina.
"Dusta. Kakak melabrak Rani! Aku lihat sendiri kak," kata Dio berang.
"Kamu ngapain kesana?" Tanya ibunya menatap wajah Dio tajam.
"Aku sayang Rani, Bu. Dia wanita yang pernah mengisi hidup Dio." Ujar Dio lemah.
"Dio! Dia yang merebut Rey disisi kakakmu!" Terik ibunya geram.
"Bu, Rani atau kakak yang merampas Rey. Ibu tahu, Rani hampir menikah dengan Rey. Rani menolak Dio kerena Rani memilih Rey untuk pendamping hidupnya. Tapi," kata Dio menjelaskan tentang Rani.
Rani langsung melonggo apa yang Dio katakan tadi, ia sangat terkejut kerena Rani adalah wanita yang dicintai Dio dulu, Rina benar benar shock. Tapi ia bisa menguasai dirinya dibandingkan keadaan dirinya dengan Rey.
"Cukup! Dio. Cukup! Memang kakak yang salah telah merebut Rey." Teriak Rani sambil menangis.
Dadanya terasa sesak sekali. Seperti tertindih gunung karang. Dio akhirnya diam. Ibunya termangu di atas ranjang. Sorot matanya begitu tersiksa.
Amanda tidak menyangka kalau Rey mencintai Rani, ia Sam sekali tidak tahu apa apa kerena dulu Sri ibunya Rey mengatakan kalau ia belum punya pacar, jadi Manda percaya kalau Rey tidak punya pacar, tapi kenyataannya lain.
Ia tidak menyangka. Kalau pernikahan anaknya adalah keegoisan dirinya. Dirinya menganggap bisa melampaui Rina dengan menjodohkan dengan Rey. Rey memang baik. Ia merasa itu, sopan, wibawa, lembut itu sebelum Rey menikah dengan putrinya.
Ia akan bangga kalau ia punya memantu seperti Rey. Amanda Ibunya Rina langsung meninggalkan kedua anaknya. Ia pergi ke kamar dan menguncikan diri disana.
Entah apa yang dipikirkan. Dio pun akhirnya pergi ke kamarnya. Rina masih menangis.
***
PLAK
Sebuah pukulan mendarat di pipi Rani. Rani yang sedang membereskan buku terkejut mendapatkan tamparan di pipinya.
"Rey!" Jerit Rani saat ia tahu siapa yang telah memberikan tanda di pipinya. Rani, meringis menahan sakit.
"Aku udah bilang. Jangan sampai Rina tahu kalau aku..." Kata Rey marah.
Hampir saja tangannya mendarat di pipi Rani lagi. Kalau tidak ada Dio yang menahannya. Pasti tangan Rey melayang.
"Mas?"
"Jangan ikut campur urusanku." Ujar Rey meradang.
"Aku tidak akan ikut campur. Kalau mas tidak memukul Rani." Bela Dio melawan.
"Mas, hanya beraninya pada wanita, lanjut Dio sambil melindungi Rani dari Rey.
Argggh!
Rey hanya bisa meninju rak buku dengan keras. Rani bergidik melihat Rey sepert itu.
Rey meninggalkan ruangan perpustakaan dengan hati dongkol.
"Kamu tidak apa apa?" Tanya Dio sambil memegang dua bahu Rani.
Rani mengelengkan kepala. Dio menurunkan dua tangannya, ia membimbing Rani duduk ke kursi.
"Ada yang sakit? Perutmu?" Tanya Dio perhatian.
"Nggak ada kok."
"Dio kok Rey menuduh aku yang melakukannya?" Tanya Rani.
" Aku tidak melakukannya? Jangan jangan kamu? " Desah Rani.
" Aku nggak tahu. Kemarin kakak dan mas Rey bertengkar." Cerita Dio pada Rani.
Rani hanya bisa mendesah mendengarkannya. Kalau memang dirinya yang menceritakan itu sama saja mencari mati.
"Aku pulang," kata Rani sambil mengambil tas.
Belum sempat Rani melangkahkan kaki ke luar perpustakaan. Tiba tiba Rey datang menarik tangan Rani dengan kasarnya. Rani hampir terjelembab jatuh. Untung Dio dengan cepat meraih tubuh Rani yang oleng. Rey marah. Ia langsung memberikan bogem di pundak Dio. Dio yang tidak menduga itu langsung terjatuh ke lantai. Ia meringis. Rani yang melihat Rey akan memukul Dio langsung pasang badan melindungi Dio.
"Rey! Hentikan!" Teriak Rani langsung berhadapan Rey.
Rani dengan refleknya meninju dada Rey dengan keras. Rey yah tidak menduga, meringis sakit. Di dadanya. Dio yang melihat itu semuanya langsung bangkit. Ia tidak ingin Rey membalas prilaku Rani.
"Rey, aku juga tidak tahu kalau Rina tahu semuanya. Bukan aku Rey," kata Rani berusaha menerangkan.
Dio berdiri di pinggir Rani. Rey hanya menatap wajah Rani dengan geramnya. Mungkin kalau tidak ada Dio, Rani bakal dibabak belur oleh Rey.
"Percaya sama aku. Ngapain aku harus ngomong sama istrimu, kalau aku yang ngomong berarti aku bunuh diri." Kata Rani kembali.
Rey yang mendengarkan omongan Rani ada benarnya juga.
"Apa kamu yang melakukannya?" Tanya Rey menatap wajah Dio.
Ranipun menatap wajah Dio meminta penjelasan.
"Buat apa aku yang bicara sama kakakku. Kalian menuduh aku yang jadi biang keroknya. Aku nggak mungkin, membocorkan semuanya. Biarpun Rina kakakku juga." Bela Dio menatap wajah Rina dan Rey silih bergantian.
"Terus, dia tahu dari siapa?" Gumam Rey merasa aneh sendiri.
"Apa ada diantara kalian atau kenalan kalian yang membocorkan ini?" Tanya Dio sambil melirik Rani. Kerena saat itu Rani mengusap bagian perut bagian bawah. Dio melihatnya.
Tapi, Rani yang diperhatikan oleh Dio tidak menyadari. Rani anteng mendengarkan apa yang diduga sama Dio.
"Bisa jadi sih! Tapi siapa coba?" Kata Rani menimbal kata kata Dio.
"Kamu lebih baik duduk, daripada perut bagian bawah sakit." Kata Dio sambil menarik kursi lalu diberikan pada Rani.
Sebelum itu Rani melirik Rey. Rey hanya membuang muka saja. Mendengar kata kata Dio pada Rani.
Rey tidak menyangka kalau selama ini tanpa sepengetahuan dirinya. Dio selalu perhatian sama Rani, maupun kandungan Rani. Sedangkan Rey sendiri? Tidak pernah memberikan perhatian pada Rani, maupun kandungannya. Sedangkan anak yang ada di rahim Rani adalah anak dirinya.
Melihat Dio perhatian sama Rani, Rey hanya diam, sejujurnya hatinya bergetar melihat adegan Dio dan Rani seperti itu. Ada perasaan bersalah sama Rani tapi, perasaan itu hanya ditekan saja.
"Mungkin ada orang yang tahu, selain kita?" Kata Rey. Ia pun duduk di kursi yang tidak jauh dengan Dio. Mereka saling duduk berdampingan. Sedangkan Rani di depan mereka berdua, hanya terhalang sama meja saja.
Mereka saling diam. Dengan pikiran masing masing. Mengira ngira siapa orang yang tahu rahasia ini, lalu membocorkan pada Rani.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
👑Ria_rr🍁
gemes Kali Sam Rey KK Nin, Ya Allah ada ya karakter kayak gini di kisah fiksi😠😠
2023-03-19
1
Nindira
Kamu jadi cowo ko gak jendela banget sih rey, udah menghamili, nyuruh menggugurkan Rani ditampar pula
2022-12-08
1
Nindira
🤔😁
2022-12-08
0