Tiba-tiba alat komunikasi yang berada di dalam sakunya Zeidonas berbunyi.
“Zeidonas, alat komunikasi milikmu berbunyi,” kata Erkllis.
Mendengar hal tersebut, Zedonas lalu mengambil alat komunikasinya tersebut dan mengangkatnya.
“Tuan Joker…” Kata Zeidonas.
“Zeidonas… Kapan turnamen itu akan dimulai?” Tanya orang yang menghubungi tersebut.
“Turnamen akan dimulai pada malam hari… Anda sekarang berada dimana?” Jawab Zeidonas, kemudian bertanya balik.
“Aku baru sampai di kota Novacurve bersama dengan Flogaz. Saat ini kami sekarang berada di pelabuhan.”
“Anda dan tuan Flogaz sudah berada di kota Novacurve? Kalau begitu kami akan segera kesana.”
“Itu tidak perlu,” kata orang bernama Joker tersebut.
“Kenapa tuan Joker?” Tanya Zeidonas, bingung.
“Iya… Karena kami berdua sedang dalam penyamaran kami. Aku tidak mau orang-orang melihat kalian menemui kami sekarang.”
“Karena kami berdua akan menjalankan misi kami pada malam hari ini. Aku rasa para clan Drown, terutama ketuanya serta World Venerate baru itu pasti akan menonton turnamen tersebut.”
“Baik tuan Joker… Sesuai dengan perintahmu,” kata Zeidonas.
“Itu saja dariku… Kalian fokus saja pada turnamen itu. Dan pastikan agar kalian tetap menjadi juara pada turnamen itu,” kata orang bernama Joker tersebut yang kemudian menutup sambungan komunikasi mereka.
“Siapa yang menghubungimu barusan?” Tanya Gerhanther, menghampiri Zeidonas.
“Itu adalah tuan Joker. Dia bertanya kapan turnamennya akan dimulai,” jawab Zeidonas.
“Hmph… Aku bertanya-tanya, sebenarnya apa yang mereka berdua cari di dalam Sprintrobe?”
“Aku juga tidak mengetahuinya… Tapi, aku rasa itu sesuatu yang penting,”
***
Berpindah pada pria dengan memiliki kulit pucat sedang menyimpan sebuah alat komunikasi ke dalam sakunya. Pria tersebut merupakan Joker, orang menghubungi Zeidonas sebelumnya. Dia terlihat bersama dengan seorang pria bernama Flogaz, orang yang dia katakan sedang bersama dengannya.
“Turnamen itu akan dimulai pada malam hari,” kata orang bernama Joker tersebut pada rekannya itu.
“Apa kau yakin Rox Drown serta anaknya tidak akan mengetahui keberadaan asing di tempat mereka jika nanti kita menyusup di kediaman mereka?” Tanya rekannya yang bernama Flogaz.
“Aku yakin mereka pasti akan menonton turnamen itu dan kuyakin pasti mereka tidak akan mengaktifkan kekuatan sensor mereka saat sedang berada di arena turnamen,” kata Joker.
“Kalau begitu… Malam ini kita harus menjalankan misi ini. Kita harus mengambil apa yang dicuri oleh clan Drown sejak tiga puluh tahun yang lalu,” kata rekannya tersebut.
Kemudian pria bernama Flogaz tersebut, melihat sebuah kapal besar yang baru saja datang di pelabuhan tersebut.
“Hei Joker, kurasa kau harus melihat ini,” kata pria tersebut.
“Apa itu?” Tanya pria bernama Joker.
“Kau lihat kapal itu. Kurasa kau mengenali siapa mereka,” kata Flogaz menunjuk kapal yang berlabuh di pelabuhan tersebut.
“Memangnya kenapa dengan kapal itu?” Tanya Joker tidak mengerti dengan maksud dari pria bernama Flogaz tersebut.
“Urgh… Coba lihat benderanya dulu,” kata Flogaz menunjuk bendera yang berada di kapal tersebut.
Bendera yang berada di kapal tersebut, yang memiliki lima jalur mendatar dengan warna merah, biru, putih, biru dan merah. Pada jalur putih sendiri yang berada di tengah memiliki ukuran dua kali lebih besar dari jalur lainnya, serta terlihat memiliki tujuh bintang merah, dimana salah satu bintang yang berada diantara enam bintang lainnya, memiliki ukuran yang lebih besar.
“Apa… Machora Tira…” Kata pria bernama Joker, nampak terkejut setelah melihat bendera tersebut.
Kapal tersebut merupakan kapal dari salah satu negeri di benua Aizolica, yang namanya tersebut sebelumnya diucapkan oleh pria bernama Joker.
“Sial… Kenapa mereka ada di tempat ini?” Terlihat pria itu nampak khawatir melihat kedatangan kapal tersebut.
“Apa lagi jika mengikuti turnamen.”
“Kau tidak mau menyapa mereka? Bagaimana pun juga mereka kan adalah kerabatmu,” tanya Flogaz.
“Apa kau bodoh…!” Saat Flogaz bertanya tentang hal tersebut, pria itu sontak melontarkan nada tinggi kepadanya.
Namun, Flogaz nampak merespon perkataan pria itu dengan memasang senyuman tipis di wajahnya.
“Sudahlah… Ayo kita pergi dari sini. Aku tidak mau mereka sampai mengenaliku.”
“Hei… Tunggu dulu.”
**
Di atas kapal tersebut terlihat seorang pria dengan kulit pucat yang sama seperti pria bernama Joker tersebut. Pria itu tampak memperhatikan Joker dan Flogaz pergi, yang sepertinya tidak dilihat oleh dua orang tersebut sebelumnya.
Kemudian terlihat seorang wanita yang juga berkulit pucat sama seperti pria itu datang menghampirinya.
“Tuan Ascelin, ayo kita turun,” kata wanita tersebut, mengajak pria itu turun dari kapal.
“Tunggu dulu Maeve.”
“Iya tuan, ada apa?”
“Apa kau keberadaan dari clan Blowner sekarang?” Tanya pria itu.
“Aku juga tidak tahu keberadaan mereka dimana, sejak clan tersebut diusir dari Machora Tira,” jawab wanita tersebut.
“Tapi, kenapa anda menanyai hal itu?” Karena penasaran dengan pertanyaan dari pria tersebut, wanita itu sontak bertanya balik pada pria bernama Ascelin itu.
“Karena aku melihat salah satu anggotanya Joker Blowner barusan berada disana.” Kata pria itu sambil menunjuk tempat Joker dan Flogaz berada sebelumnya.
“Joker Blowner… Apakah anda yakin?” Tanya wanita itu dengan terkejut.
“Iya, aku yakin itu adalah dia.”
“Untuk apa dia berada di Fuegonia? Apakah dia bagian dari Fuegonia sekarang?” Kata wanita itu, bertanya-tanya.
“Entahlah… Tapi, tak usah memikirkan hal itu, kita fokus saja pada turnamen. Lagipula… Kenapa kita harus memperdulikannya mereka juga kan sudah diusir dari negeri kita.”
“Baik tuan… Kalau begitu, ayo kita turun dulu.” Kata perempuan kembali mengajak Ascelin untuk turun dari kapal.
Pria bernama Ascelin tersebut jelas mengenali Joker dikarenakan mereka berdua merupakan ras yang sama, dimana pria dan wanita yang berada di atas kapal tersebut, serta Joker merupakan ras Vampireman, ras campuran antara manusia dan Vampire murni.
Clan yang diungkit oleh Ascelin adalah clan dari Joker sendiri, dimana clan tersebut merupakan salah satu clan bangsawan yang berasal dari Machora Tira. Dikarenakan suatu alasan clan itu terpaksa diusir dan meninggalkan negeri tersebut tanpa diketahui lagi kemana perginya.
***
Di Sprintrobe, kediaman clan Drown. Terlihat Neyndra datang menghampiri ibunya untuk bertanya sesuatu.
“Ibu… Kemana perginya ayah?”
“Entahlah… Belum lama ini dia masih berada di sekitar sini. Entah kemana ayahmu pergi,” jawab Roudra, ibunya.
“Hmph… Rourke juga tidak terlihat. Apa mungkin mereka pergi bersama?” Kata Neyndra.
***
Berpindah pada Rox yang ternyata memang sedang bersama dengan Rourke di suatu tempat. Terlihat Rox membuka sebuah pintu yang terdapat sebuah tangga yang panjang menuju ke bawah tanah.
“Ayah… Apa yang ada disana?” Tanya Rourke.
“Kau ikut saja denganku. Ada yang ingin kutunjukkan padamu,” jawab Rox.
Mereka berdua pun kemudian menuruni tangga yang panjang itu.
Beberapa saat setelah menuruni tangga tersebut, mereka kemudian sampai depan sebuah pintu yang berada di ujung tangga tersebut.
Rox kemudiaan pun membuka pintu tersebut. Di dalamnya terdapat sebuah ruangan tempat disimpannya artefak-artefak kuno, serta sebuah kotak besar di tengah-tengah ruangan itu.
“Ruangan apa ini ayah?” Dengan heran pemuda itu bertanya pada ayahnya saat melihat isi ruangan tersebut.
“Ini adalah ruangan tempat aku menyimpan artefak-artefak yang memiliki kekuatan sebuah kekuatan di dalamnya. Aku mengumpulkan artefak-artefak ini saat aku masih aktif menjadi prajurit sewaktu dulu,” jawab ayahnya.
“Namun, ada satu artefak yang ingin kuperlihatkan kepadamu,” lanjutnya, menunjuk sebuah kotak besar di tengah ruangan tersebut.
Rox lalu membuka kotak itu dengan menggunakan kekuatannya. Nampak setelah kotak itu terbuka, terdapat sebuah batu kristal yang menyala-nyala.
“Aku ingin memperlihatkan ini kepadamu,” kata Rox.
Melihat batu kristal yang menyala-nyala tersebut, membuat Rourke menjadi lebih penasaran lagi dan bertanya-tanya di dalam pikirannya.
“Tiga puluh tahun yang lalu saat aku berada di negeri Machora Tira, aku mengambil benda ini dari para ras Vampireman.”
“Apa batu kristal ini merupakan senjata suci juga?” Tanya Rourke.
“Batu kristal ini merupakan sebuah wadah yang dibuat oleh clan Silkbar untuk menyimpan sebuah kekuatan yang besar, yang artinya juga benda ini merupakan sebuah senjata suci. Namun entah kenapa aku tidak bisa menggunakan kekuatan didalam batu kristal ini,” Kata Rox kemudian dia mengambil batu kristal itu.
“Apa maksudmu?”
“Aku tidak bisa menarik kekuatan dari batu kristal ini.”
“Tapi… Aku penasaran denganmu, apakah kau bisa menggunakannya?” Pria tersebut kemudian memberikan batu kristal tersebut kepada anaknya.
Rourke kemudian berkonsentrasi untuk menarik kekuatan dari batu kristal tersebut. Namun, hasilnya tetap sama, pemuda itu juga tidak dapat menggunakan kekuatan dari batu kristal itu seperti yang dikatakan oleh ayahnya.
“Aneh sekali… Kenapa ini tidak bisa digunakan?”
“Berarti seorang World Venerate sekalipun tidak bisa memecahkan mantra penghalang pada benda ini,” kata Rox.
“Ayah… Mengapa kau bisa mendapatkan benda ini dari para Vampireman?” Tanya Rourke.
Rox pun menceritakan bahwa dulu saat peperangan di benua Aizolica yang terjadi di perbatasan negeri Lightio dan negeri Machora Tira. Fuegonia dan Lightio yang saat berada satu kubuh berhasil memukul mundur para kubuh musuh. Lalu pasukan Fuegonia yang saat itu dipimpin oleh Rox datang ke markas yang sudah ditinggalkan oleh pasukan Machora Tira. Rox kemudian menemukan dan mengambil batu kristal tersebut tanpa sepengetahuan yang lain. Tetapi, saat dia akan mencoba menggunakan kekuatan dari batu kristal itu, kekuatan dari batu kristal tersebut tidak dapat ditarik olehnya. Karena tidak bisa menggunakan batu kristal tersebut, Rox kemudian kembali ke kota Novacurve dengan membawa benda tersebut dan menyembunyikannya di Sprintrobe.
Setelah beberapa tahun kemudian, Rox akhirnya mengetahui beberapa informasi tentang benda tersebut, yang ternyata merupakan sebuah wadah untuk menyegel sebuah kekuatan yang besar, yang dibuat oleh clan Slikbar, sebuah clan penyihir yang berasal dari negeri Lightio. Clan tersebut membuat wadah itu dengan menanamkan sebuah mantra khusus agar kekuatan tersebut tidak dapat digunakan oleh sembarangan orang.
Namun, setelah itu Rox tidak mendapatkan informasi lanjut tentang jenis kekuatan apa yang telah disegel di dalam benda tersebut.
“Tapi, apa selama ini hanya kau saja yang mengetahui bahwa benda ini disembunyikan di tempat ini?” Tanya Rourke.
“Yah… Selain kau yang sekarang sudah mengetahuinya tidak ada lagi yang mengetahui bahwa benda ini telah berada disini.”
“Ayah, kau bilang bahwa benda ini merupakan wadah yang dibuat oleh clan penyihir Lightio itu?”
“Iya… Memangnya kenapa?” Tanya Rox.
“Aku terpikirkan sesuatu. Apakah penyihir Elfman kemungkinan juga bisa membatalkan mantra sihir yang ditanamkan pada benda ini?” Jawab Rourke.
“Aku rasa juga mereka bisa membatalkan mantra yang ada pada benda ini.”
“Apa mungkin kita panggil Aguirre Noroh untuk kemari. Lagi pula jika benda ini bisa digunakan, kita bisa menggunakannya untuk kepentingan negeri kita,” kata Rourke mengusulkan untuk memanggil saudara Raquille.
“Tetapi… Aku tidak yakin dia akan menerima permintaan kita untuk kemari jika alasannya tidak cukup jelas baginya.” Namun, Rox nampak ragu untuk memanggil Elfman itu karena merasa bahwa dia akan menolak permintaan tersebut.
“Kalau begitu, biar aku yang berbicara saja dengannya, pasti dia mau menerimanya.”
“Kalau begitu, kita hubungi mereka yang ada di Wattao sekarang,” kata Rourke.
Mendengar kata Rourke, Rox kemudian mengambil alat komunikasi dari kantongnya lalu menghubungi seseorang di Wattao.
***
Di wattao tampak panggilan dari Rox diangkat oleh seorang pemuda. Pemuda itu kemudian membuka alat komunikasi tersebut, yang kemudian terlihat Rox di dalam layar tersebut.
“Selamat sore tuan… Apa ada yang bisa saya bantu?” Tanya pemuda itu.
“Aku Rox, pimpinan clan Drown dari kota Novacurve. Aku ingin berbicara dengan tuan…”
“Baik akan segera saya berikan secepatnya.” Belum sempat Rox selesai berbicara, pemuda itu langsung memotong perkataan Rox.
Dia langsung menutup layar komunikasi tersebut dan lari terbirit-birit.
**
Pemuda tersebut kemudian terlihat memasuki suatu ruangan. Namun, yang berada di dalam ruangan tersebut adalah Barbiond, jendral gubernur Fuegonia.
“Hei… Ada apa kau datang terbirit-birit kemari?” Tanya Barbiond, terkejut.
“Lapor paman… Tuan Rox dari kota Novacurve ingin berbicara dengan anda,” jawab pemuda itu, yang langsung memberikan alat komunikasi tersebut pada Barbiond.
“Iya… Berikan padaku.” Barbiond kemudian mengambil alat komunikasi tersebut, lalu membukanya.
“Salam tuan Rox, lama tidak melihatmu. Ada apa tuan menghubungi saya?”
Melihat Barbiond yang mengangkat panggilannya, seketika Rox menjadi kebingungan.
“Maaf tuan… Sebenarnya aku mau mengatakan pada pemuda tersebut bahwa aku mau berbicara dengan tuan Aguirre Noroh. Namun, sebelum aku menyelesaikan kataku dia langsung menutup layarnya.”
Mendengar perkataan Rox, Barbiond langsung menatap tajam pemuda yang memberikan alat komunikasi padanya.
“Maafkan aku tuan… Karena sudah ceroboh, akan aku berikan pada tuan Aguirre,” kata pemuda itu mendengar pembicaraan mereka berdua, hendak mengambil alat komunikasi itu pada Barbiond.
Namun, Barbiond pun langsung menghentikannya.
“Tetapi… Aguirre sedang tidak berada di kota ini. Apa ada yang ingin anda bicarakan dengan dia?” Tanya Barbiond.
“Tidak… Sebenarnya anakku, Rourke yang ingin berbicara dengannya. Sayang sekali yah tuan Aguirre sedang tidak berada ditempat,” kata Rox.
“Maaf juga karena sudah mengganggu anda tuan,” lanjutnya.
“Tidak… Bukan apa-apa. Justru aku yang meminta maaf karena tidak dapat hadir dalam acara dari tuan Rourke,” kata Barbiond.
“Itu tidak masalah tuan, lagipula sudah ada perwakilan dari Wattao yang hadir kemari.”
“Kalau begitu mungkin lain kali saja saya menghubungi tuan Aguirre.” Rox kemudian menutup sambungan komunikasi mereka.
“Flignis… Kau ini dari dulu tetap saja seperti ini!” Nampak pemimpin negeri Fuegonia membentuk pemuda yang bernama Flignis itu atas kecerobohannya.
“Maafkan aku paman… Lain kali aku tidak akan mengulanginya lagi.” Kata pemuda bernama Flignis itu sambil membungkukkan tubuhnya meminta maaf pada pamannya tersebut.
“Sudahlah… Ini… Dan kembali saja sana,” kata Barbiond memberikan alat komunikasi pada pemuda bernama Flignis itu.
Pemuda bernama Flignis itu kemudian meninggalkan ruangan kerja dari Barbiond.
“Haah… Seharusnya Aguirre selalu membawa alat komunikasi bersama dengannya. Bagaimana jika itu hal yang penting?” Gumam Barbiond.
***
“Aguirre Noroh sedang tidak berada disana,” kata Rox.
“Hmph… Kenapa dia tidak ada yah…? Kemana dia sebenarnya?” kata Rourke.
“Mungkin lain kali saja kita menghubunginya. Lebih baik kita kembali ke atas, mungkin orang-orang sudah mencari kita dari tadi.”
Rourke pun kemudian menaruh batu kristal yang dipegangnya itu pada kotak besar tersebut dan kemudian Rox menutupnya kembali. Lalu kedua orang itu pun kemudian meninggalkan ruangan tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 335 Episodes
Comments