“Ah sialan… Apakah aku akan mati sekarang?” Pemimpin perampok itu nampak pasrah melihat serangan bola api tersebut mengarah padanya.
*
“Ayah… Ibu… Kakak… Dan juga paman… Kurasa ini saatnya untuk menemui kalian,” gumamnya dalam hati, pasrah akan keadaanya.
**
Namun, tiba-tiba Raquille datang dan menghadang serangan api itu dengan melepaskan serangan elemen es yang membuat api tersebut seketika lenyap.
“Elemen es…?” Tanya pemuda yang melepaskan serangan api itu, terkejut melihat serangannya tersebut ditahan oleh Raquille.
“Hei… Seranganmu barusan itu akan berakibat sangat fatal jika mengenai orang ini,” kata Raquille memperingati pemuda itu.
“Memangnya kenapa? Bukannya dia ini adalah orang yang jahat?” Balas pemuda itu dengan angkuh.
Mendengar perkataan yang angkuh itu, membuat Raquille menjadi kurang senang dan sontak menatap tajam pemuda tersebut. Raquille pun kemudian langsung memunculkan pedang es tepat melayang di atas pemuda itu.
“Heh… Kau mau menyerangku yah…?” Tanya pemuda tersebut dengan membalas tatapan tajam Raquille.
“Dian kan…?” Drakon yang menatap pemuda itu lebih seksama lagi sontak merasa seperti mengenalnya sebelumya.
“Tunggu dulu Raquille... Jangan lakukan apapun pada orang itu. Aku mohon...” Tiba-tiba Drakon memohon pada pemuda Elfman itu agar tidak melanjutkan aksinya itu.
“Memangnya kenapa dengan orang itu?” Tanya Raquille yang sepertinya mulai kesal.
“Aku ingat sekarang… Dia adalah Rourke Drown, World Venerate baru dari clan Drown yang kubicarakan itu.”
“Apa…? World Venerate yang kau bicarakan itu? Kenapa dia berada disini?”
Mendengar pernyataan dari pemimpin prajurit itu, Raquille sontak langsung mengubah pedang es tersebut menjadi air yang seketika jatuh membasahi pemuda itu.
“Ah sialan… Lihat bajuku jadi basah,” keluh pemuda yang bernama Rourke itu.
Drakon kemudian menghampiri pemuda yang dikatakannya merupakan World Venerate baru dari kota Novacurve.
“Tuan Rourke… Aku mohon maaf atas perbuatan orang itu. Dan biar kami saja yang mengurus orang-orang yang mengacau ini,” ucap Drakon
“Baiklah...” Mendengar permohonan maaf yang sopan dari pemimpin prajurit itu, sontak membuat pemuda itu langsung memaafkan perbuatan Raquille padanya walaupun masih terlihat kesal.
“Hei… Bukannya kau tadi dikejar oleh perampok yang lain? Dimana mereka?” Sontak pemimpin prajurit itu berbalik dan bertanya pada Raquille tentang para perampok yang lain.
“Oh iya… Aku melupakan mereka.”
Seketika Raquille menjentikkan kedua jarinya memunculkan Heinz dan perampok lain yang sedang membeku.
“Kembalikan mereka seperti semula,” perintah Drakon.
Mendengar perintah dari pemimpin prajurit itu, pemuda itu pun langsung mengembalikan Heinz serta para perampok yang dibekukannya kembali seperti semula dengan satu jentikan jarinya kembali.
Saat Heinz kembali seperti semula, pria itu sontak melihat Bohrneer yang terkapar tak berdaya dan langsung menghampirinya.
“Tuan Bohrneer… Apa yang terjadi padamu?” Tanya Heinz, yang membantu Bohrneer untuk bangun.
“Siapa yang melakukannya…?” Tanya salah satu perampok.
Melihat pemimpin perampok tersebut yang terluka cukup parah, Raquille kemudian langsung mendekatinya dan memegang kepala pemimpin perampok itu.
“Apa yang akan lakukan?” Tanya Heinz melihat Raquille memegang kepala Bohrneer.
Seketika muncul cahaya berwarna putih dari tangan Raquille yang langsung menyinari tubuh pemimpin perampok itu hingga membuat semua lukanya seketika sembuh.
“Kenapa kau menyembuhkanku...?” Bohrneer yang terkejut luka bakarnya kini telah sembuh sontak bertanya pada pemuda itu.
“Karena aku telah menyembuhkan lukamu, maka sekarang kau dan para perampok yang lain harus menjadi…”
“Baik… Aku mengerti… Aku akan menjadi pengikut setiamu mulai dari sekarang, dan akan berbuat kebaikan.”
Belum sempat Raquille menyelesaikan perkataannya, pemimpin perampok tiba-tiba langsung berlutut dihadapannya.
“Kami juga akan setia padamu tuan. Tolong jadikan kami pengikutmu juga.” Sontak Heinz bersama dengan para perampok yang berada di tempat itu secara bersamaan ikut berlutut mengikuti pemimpinnya.
“Hei… Tunggu dulu…! Aku belum selesai berbicara…!” Kata Raquille dengan nada tinggi.
“Kalau begitu tuan, apa yang ingin kau katakan sebenarnya?” Tanya Bohrneer.
“Aku mau mengatakan bahwa kalian para perampok kini harus menjadi prajurit negeri ini, sesuai apa yang dikatakan oleh prajurit ini sebelumnya.”
“Benarkah kau mengatakan hal itu pada mereka…?” Drakon yang mendengar hal tersebut sontak menjadi terkejut.
Bohrneer juga yang mendengar apa yang dikatakan oleh Raquille sontak langsung menatap tajam Drakon.
“Baiklah… Aku menerima tawaran prajurit itu. Tapi… Ini karena tuanku yang memintanya.”
“Kami juga ingin bergabung, karena tuanku yang meminta,” kata para perampok menatap tajam Drakon.
“Sudah kuduga kalian akan menerimanya... Tapi, kenapa juga orang ini yang harus melakukannya,” kata Drakon yang kesal pada Raquille.
“Kalau begitu kau bebaskan saja rekan mereka yang lain. Pasti mereka akan tetap menyetujuinya, karena pemimpin mereka sudah menyetujui untuk bergabung dengan menjadi prajurit Fuegonia.” Raquille lantas meminta pada pemimpin prajurit itu untuk membebaskan perampok lain yang masih berada di dalam kendaraan karena merasa bahwa mereka akan menyetujui untuk bergabung dengan mereka.
“Keluarkan para perampok yang lain.” Mendengar hal tersebut Drakon langsung memerintahkan prajuritnya untuk mengeluarkan para perampok lain yang masih berada di dalam kendaraan.
**
“Eh… Kenapa kalian tidak diborgol…?” Tanya salah satu perampok yang keluar dari dalam kendaraan pada rekan-rekannya.
“Aku tadi mendengar keributan. Apa yang sebenarnya terjadi.” Tanya salah satu perampok yang lain.
Kemudian Drakon datang menghampiri mereka yang masih terbelenggu itu.
“Aku ingin bertanya pada kalian. Apa kalian bersedia bergabung untuk menjadi prajurit Fuegonia? Jika kalian setuju, maka sekarang juga kami akan melepaskan borgol kalian. Karena pemimpin kalian dan rekan-rekan kalian yang lain sudah menyetujui tawaran tersebut”
“Tuan Bohrneer… Apa itu benar?” Tanya salah satu perampok.
“Itu benar… Bahkan sekarang kami telah menjadi bawahan dari pria berambut putih ini, karena dia barusan telah menyelamatkanku,” jawab Bohrneer menjelaskan pada perampok yang masih diborgol.
“Baiklah… Kami setuju dengan tawaran anda tuan.” Mengetahui bahwa pemimpin mereka telah memutuskan untuk menjadi prajurit Fuegonia, para perampok yang masih diborgol itu pun langsung menyetujui penawaran dari Drakon.
“Oke… Kalau begitu, sekarang lepaskan borgol mereka,” kata Drakon dengan tersenyum nampak senang dengan hal tersebut.
Tak perlu menunggu lama lagi, para prajurit kemudian langsung melepaskan borgol yang membelenggu dari para perampok tersebut.
“Mulai sekarang kalian semua resmi menjadi prajurit negeri ini,” kata Drakon.
“Terima kasih tuan rambut putih, kau sudah menyelamatkan tuan Bohrneer. Mulai sekarang kami juga resmi menjadi pengikutmu,” ucap Heinz, berbicara mewakili para perampok.
“Sialan… Aku diacuhkan oleh mereka.” Umpatnya karena nampak diacuhkan oleh para perampok.
“Tunggu dulu... Mereka semua telah resmi menjadi prajurit Fuegonia kan? Lalu… Bagaimana denganku? Apa aku sudah resmi menjadi prajurit Fuegonia juga?” Tiba-tiba Raquille meminta jawaban yang pasti tentang statusnya kini.
“Untukmu itu berbeda… Seorang World Venerate itu harus disetujui oleh pemimpin dan para petinggi negeri ini, jika mereka harus menjadi prajurit Fuegonia,” jawab Drakon.
“Apa…?” Kata Raquille, terkejut mendengar hal tersebut.
“Kalau begitu… Sekarang ayo kita lanjutkan perjalananya, kota Novacurve tinggal beberapa kilometer lagi dari sini,” kata Drakon memerintahkan para prajurit untuk kembali melanjutkan perjalanan.
“Hei tunggu dulu...” Kata Raquille.
“Kalian juga ayo cepat naik… Kita harus segera sampai ke Novacurve malam ini.” Drakon nampak memerintahkan para mantan perampok untuk segera naik ke kendaraan tanpa menggubris perkataan pemuda Elfman itu.
Tak berlangsung lama, mereka semua kemudian naik ke dalam kendaraan dan melanjutkan perjalanan ke kota Novacurve.
**
“Kenapa aku seperti merasa ada yang ketinggalan disana yah…?” Tak berapa lama mereka melanjutkan perjalanan kembali, pemimpin prajurit itu merasa seperti melupakan sesuatu.
“Aku tahu apa itu…” Kata Raquille.
“Apa itu?”
“Pasti jejak kakimu yang tertinggal disana,” ucap Raquille dengan gurauan.
“Hentikan gurauanmu itu, itu tidak lucu sama sekali,” kata Drakon yang merasa kesal untuk kesekian kalinya pada Raquille.
*
“Aneh, tapi kurasa ada sesuatu yang kutinggalkan tadi,” gumam Drakon dalam hati.
**
Kembali di lokasi tadi, nampak pemuda World Venerate yang dari tadi masih berada di tempat itu. Ternyata sesuatu yang Drakon lupakan tersebut adalah pemuda tersebut, mereka sebelumnya hanya sibuk dengan para perampok dan tidak lagi memperhatikannya.
“Kenapa mereka semua itu meninggalkan aku di tempat ini…? Apa mereka lupa kalau aku juga ada disini?” Gumam pemuda itu sendirian, kebingungan dirinya diacuhkan oleh Drakon dan yang lain.
Tak berapa lama kemudian sebuah kendaraan lain datang menghampiri pemuda itu. Terlihat dua pemuda berada di dalam kendaraan tersebut.
“Kak Rourke… Kami mencarimu dari tadi, ternyata kau berada disini rupanya. Apa yang kau lakukan di tempat ini?” Kata salah satu dari mereka.
“Tidak, aku hanya jalan-jalan sambil menghirup udara segar,” kata pemuda bernama Rourke tersebut.
“Jalan-jalan…?” Kata orang yang duduk di sebelah pengemudi, yang bingung dengan perkataan pemuda bernama Rourke tersebut.
“Kalau begitu ayo naik, kita kembali ke Novacurve sekarang,” kata pemuda yang mengemudi.
“Baiklah… Ayo berangkat,” kata Rourke, yang langsung masuk ke dalam kendaraan.
Pemuda yang bernama Rourke tersebut, sebelumnya merupakan orang yang pada kemarin hari berlatih di atas pegunungan, yang saat itu mengeluarkan serangan elemen api yang cukup kuat.
Kemudian kedua pemuda yang menghampiri pemuda bernama Rourke merupakan dua orang yang memperhatikannya di bawah puncak gunung pada kemarin hari.
**
Beralih pada Drakon dan Raquille, yang kini rombongan mereka telah sampai di depan pintu gerbang kota Novacurve. Tampak seorang penjaga gerbang langsung menghentikan kendaraan-kendaraan mereka, yang sepertinya ingin mengonfirmasi identitas mereka terlebih dahulu sebelum memasuki kota tersebut.
“Ada yang bisa saya bantu tuan-tuan sekalian?” Tanya penjaga tersebut.
“Kami adalah prajurit dari Wattao, yang datang untuk menghadiri acara penobatan dari salah satu anggota clan Drown,” jawab Drakon pada penjaga gerbang tersebut.
“Tunggu sebentar, aku akan mengonfirmasikan pada anggota clan Drown dahulu.”
Penjaga tersebut kemudian mengambil alat komunikasi yang berada didekatnya untuk menghubungi anggota clan Drown.
**
“Iya… Ada apa?” Beberapa saat kemudian terdengar seseorang menjawab panggilan dari penjaga tersebut.
“Aku mau mengatakan bahwa para prajurit dari Wattao telah datang dan sekarang mereka sudah berada di depan gerbang kota,” ucap penjaga itu.
“Baiklah, persilahkan mereka untuk masuk kami akan menyambut mereka di Sprintrope sekarang juga,” kata orang yang dihubungi tersebut.
“Baik… Kalian bisa masuk sekarang, selamat datang di kota Novacurve,” kata penjaga tersebut mempersilahkan mereka untuk masuk ke Novacurve.
Tak lama kemudian pintu gerbang kota Novacurve terbuka pun langsung terbuka.
“Oke… Sekarang kita akan menuju ke Sprintrobe, kediaman dari clan Drown,” kata Drakon.
Setelah mereka memasuki kota Novacurve. Nampak keramaian para warga kota yang beraktivitas serta lalu-lalang di sepanjang jalan yang mereka lewati.
“Wah… Ramai juga kota ini, aku jarang melihat kawasan perkotaan yang ramai seperti ini,” kata Raquille terpukau dengan keramaian kota tersebut.
“Ini baru salah satu dari empat kota besar di Fuegonia. Kota lainnya juga tidak kalah ramainya dengan kota ini.”
“Apa…? Ternyata ada kota lainnya yang seperti ini, di negeri ini? Bahkan kota-kota di negeriku jarang terlihat keramaian seperti ini,” kata Raquille terkesan.
“Itu karena negerimu itu sulit untuk dihuni para manusia biasa.”
“Hei… Hei… Beraninya kau berkata seperti itu tentang negeriku.” Raquille nampak kesal mendengar perkataan pemimpin prajurit itu yang seperti menghina negerinya tersebut.
“Memang kenyataannya negerimu seperti itu,” balas Drakon.
Nampak Raquille kini menjadi kesal kembali, setelah mendengar perkataan dari Drakon yang meremehkan negerinya tersebut.
“Asal kau tahu saja… Kota Keyvarjik di negeriku itu, jauh lebih ramai jika dibandingkan dengan kota ini.” Tidak mau kalah dengan ucapan dari pemimpin perampok itu, Raquille pun sontak membandingkan kota Novacurve itu dengan salah satu kota yang berada di negerinya tersebut.
“Maksudmu kota yang berada di pulau Whiteland itu? Kota itu kan terpisah dari daratan utama Blueland, disana itu kan merupakan pusat ekonomi dari negeri Blueland, pastinya kota itu sangat ramai dibanding dari daratan utamanya. Dan bahkan juga yang tinggal disana kan bukanlah ras Elfman,” kata Drakon.
“Argh…! Terserah kau saja.” Kesal mendengar kata Drakon.
*
“Kenapa juga mereka berdua ini harus di kendaraan yang sama… Bahkan bersamaku juga?” Gumam dalam hati, si pengemudi yang berada di samping Raquille dan Drakon.
**
Setelah berjalan beberapa kilometer dari gerbang masuk kota Novacurve mereka pun sampai di Sprintrobe, sebuah distrik khusus dimana letak dari kediaman dari clan Drown, yang berada di bagian selatan kota tersebut.
Nampak disana sudah ada beberapa anggota clan Drown telah menantikan kedatangan mereka.
Kemudian para rombongan langsung menghentikan kendaraan-kendaraan mereka dan turun menghampiri para anggota clan Drown.
“Selamat datang di Sprintrobe, kediaman kecil kami tuan-tuan sekalian,” ucap salah satu dari anggota clan Drown.
“Maksudnya tempat ini…? Bagaimana ini bisa dibilang kediaman yang kecil?” Dengan bingung Raquille melihat-lihat kediaman kecil tersebut, yang luasnya hampir tiga belas kilometer persegi.
“Tuan Drakon, selamat datang kembali, ini sudah sekitar lima tahun saat terakhir kali kau datang berkunjung kemari... Dan kulihat banyak rekan baru yang bersamamu saat ini,” ucap orang dari clan Drown itu.
“Iya, biar kuperkenalkan, mereka yang berpenampilan berbeda ini adalah para prajurit dari clan Flaus, yang berasal dari pegunungan di daerah Barat Laut.” Agar tidak diketahui oleh para anggota clan Drown, pria itu sontak memalsukan identitas para mantan perampok.
*
“Boleh juga kemampuan orang ini dalam berbohong… Clan yang berasal dari pegunungan Barat Laut?” Kata Bohrneer dalam hati mendengar apa yang dikatakan oleh Drakon.
**
“Dan pemuda rambut putih ini adalah seorang Elfman. Dia memang terlihat masih muda, namun dia sudah berada pada tingkat Regional Venerate.” Pria itu juga memalsukan identitas Raquille dengan mengatakan tingkatan Venerate pemuda itu lebih rendah dari yang sebenarnya.
*
“Apa…? Kurang ajar sekali orang ini... Beraninya dia mengatakan aku hanya berada di tingkatan Regional.” Kesal dalam hati mendengar kata Drakon.
**
Tak berapa lama, sebuah kendaraan datang melaju memasuki kediaman itu dan berhenti tepat di depan mereka semua. Nampak tiga orang berada di dalamnya, yang salah satunya merupakan pemuda yang sebelumnya menyerang Bohrneer dengan serangan api.
“Hei tuan prajurit… Bagaimana bisa kau tega meninggalkan aku sendirian disana?” Ucap pemuda yang bernama Rourke itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 335 Episodes
Comments