19# Memiliki Dua Sifat

Delissa yang tertidur dengan lelapnya tiba tiba terusik ketika tangan kekar mencoba meraba wajah cantiknya. Dia mencoba membuka matanya alahkah terkejutnya dia melihat seorang pangeran sedang duduk di sampingnya sambil tersenyum.

"Del, ayo bangun. Aku sudah mendaftarkan Ayu dan Nana ke sekolah baru mereka" ucap Aldyanta tersenyum sambil mencoba merapikan rambut Delissa yang menutupi wajah cantiknya.

"Sudah jam berapa kak?" ucap Delissa mencoba mencoba merengangkan otot otonya.

"Sudah jam tujuh. Cepat nanti mereka terlambat"

"Apa? jam tujuh?" ucap Delissa langsung saja bangkit dari kasur empuk itu.

Dia terlalu lelap dalam tidurnya karna kasur empuk yang sangat luas. Tak seperti biasanya mereka harus tidur dengan sempit sempitan di atas kasur kumuh mereka.

"Na, Ayu, Ayo bangun kalian harus kesekolah" ucap Delissa mencoba membangunkan Nana dan Ayu.

"Kak, kami ke sekolah pakai apa? bukankah kakak tidak bawa apapun dari rumah?" ucap Ayu mengingat mereka tidak membawa sehelai pakaianpun dari rumah mereka.

"Kalian tenang saja, Kakak sudah menyiapkan semuanya pakaian, sepatu, tas bahkan buku buku kalian" ucap Aldyanta tersenyum.

"Jadi kami punya baju baru kak?" ucap Nana semangat.

"Ia, sayang. Lihat lemari itu lemari pakaian kalian. Semua isinya adalah milik kalian" ucap Aldyanta menunjukkan lemari besar di depannya.

Nana dan Ayu langsung saja berlari ke arah lemari itu lalu membukanya. Mata mereka langsung saja berbinar melihat begitu banyak pakaian yang bagus bagus. Tidak seperti pakaian mereka dulu yang sudah kumuh tapi masih di pakai.

"Ini pakaian kami, Kak?" ucap Ayu tersenyum bahagia.

"Ia, sayang itu pakaian kalian. Nah, ini rak sepatu kalian dan itu meja belajar kalian dan rak buku buku kalian. Ingat kalian harus belajar yang rajin ya. Agar kelak bisa menjadi wanita sukses dan membangakan Kakak"

"Terima kasih banyak, Kak. Kami berjanji akan belajar yang rajin agar bisa menjadi Dokter yang hebat" ucap Nana langsung saja memeluk Aldyanta di susul oleh Ayu.

"Ia, Kak. Ayu juga janji akan belajar yang giat agar bisa menjadi wanita karir yang sangat cantik"

"Kakak akan selalu mendukung apapun pilihan kalian. Yang penting jangan pernah mengecewakan Kakak ya"

"Siap , Kakak ipar. Ya sudah kami mandi dulu" ucap Ayu dan Nana langsung saja berlari ke arah kamar mandi.

Melihat tingkah Ayu dan Nana, Aldyanta langsung saja tersenyum bahagia.

"Terima kasih ya, Kak" ucap Delissa menatap Aldyanta dengan penuh rasa syukur.

"Ia, sayang. Mulai sekarang kalian adalah tangung jawabku. Jadi aku akan memperlakukan kalian sebaik mungkin"

Mendengar panggilan sayang dari Aldyanta, Delissa langsung saja tersenyum malu malu. Melihat tingkah Delissa yang begitu mengemaskan ingin rasanya Aldyanta melahap wanita di depannya itu.

"Sudah, kamu mandi sana. Kita akan mrngantarkan Nana dan Ayu ke sekolah Setelah itu kita akan ke kantorku" ucap Aldyanta yang tidak bisa meningalkan Delissa di mension seorang diri.

Mendengar ucapan Aldyanta, Delissa langsung saja tersenyum lalu berjalan ke arah kamar mandi. Aldyanta tiada henti menatap pungung Delissa hingga terhalang oleh pintu kamar mandi. Setelah itu dia langsung saja ke kamarnya untuk bersiap siap.

Setelah sampai di kamarnya, Ahmad langsung saja membersihkan dirinya lalu memgenakan kembali jas kuasanya. Dia menatap dirinya di pantulan cermin. Berlahan tatapan matanya berubah menjadi tatapan penuh dendam dan kebencian.

"Aku bersumpah akan membalas kematian kalian. Mommy, Deddy maafkan aku yang tidak bisa menyelamatkan kalian" batin Aldyanta sambil mengepalkan tangannya geram.

Hingga amarahnya terhenti ketika mendengar seseorang mencoba mengetuk pintu kamarnya.

"Masuk" ucap Aldyanta dingin.

Mendengar perintah Aldyanta seorang pria berbadan tegap dan di balut jas hitam langsung saja masuk sambil membawa beberapa berkas di tangannya.

"Maaf, Tuan. Saya telah membawa beberapa bukti tentang kematian Nyonya dan Tuan besar yang selama ini saya selidiki" ucap Ervan langsung saja mengatakan tujuannya.

"Kita bicarakan nanti di kontor. Apa kamu sudah mengatur jadwal rapat hari ini?"

"Sudah, Tuan. Semua sudah siapkan, Tuan"

"Baiklah" ucap Aldyanta langsung saja melangkahkan kakinya meningalkan kamarnya di ikuti oleh Ervan di belakangnya.

Namun, saat sampai di depan pintu kamar Delisa dan kedua adiknya Aldyanta langsung saja menghentikan langkahnya lalu menatap Ervan yang terus mengikutinya.

"Kenapa kau mengikutiku?"

"Maaf, Tuan" ucap Ervan langsung saja mengaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Tunggu kami di mobil" ucap Aldyanta dingin.

"Baik, Tuan" ucap Ervan langsung saja menunduk patuh. "Tuan Muda bagai memiliki sifat dua sekaligus. Giliran bersama Nyonya muda dan kedua adiknya dia terlihat sangat harmonis dan lembut, Sedangkan saat berhadapan dengan orang lain dia sangar menyeramkan" batin Ervan sambil mengayunkan langkahnya menulusuri anak tangga.

Setibanya di lantai bawah, Ervan langsung saja melihat Julia, Heri dan Vina sedang sarapan bersama di meja makan sambil menatapnya sinis. Bukannya takut Ervan malah membalas tatapan mereka lalu tersenyum sinis.

"Beraninya kacung itu menatap kita seperti itu. Lihat saja kita Mama akan membuatnya menyesal" ucap Julia penuh keangkuhan.

"Kamu sih tidak mengerjakan tugasmu dengan baik. Padahal kita sudah mengaturnya dengan baik" ucap Vina kesal.

"Maaf, sayang. Ini semua bukan salahku. Tapi, salah wanita kampung itu" ucap Heri mencoba menenangkan Vina.

Hingga akhirnya kekesalan mereka terhenti ketika melihat Aldyanta menuruni anak tangga bersama ketiga bidadarinya.

"Pagi, sayang. Kalian sudah sangat rapi, mau kemana?" ucap Julia langsung saja memasang topengnya.

Mendengar ucapan Julia, Aldyanta langsung saja menatap Heri yang telah berpakaian rapi dilengkapi dengan jas kuasanya.

"Kami mau ke kantor. Aku kira kalaian akan berbulan madu, Padahal baru semalam kalian menikah tapi kenapa kau malah sudah sangat rapi?"

"Ia, Kak. Aku tidak bisa meningkal kantor begitu saja. Aku kira kakak ingin beristirahat terlebih dahulu, makanya aku langsung ke kantor dan menunda bulan madu kami" ucap Heri gugup.

"Tidak, Kakak mau memeriksa keadaan kantor yang telah lama Kakak tingalkan. Jadi, kaliab berbulan madu lah. Ini tiket bulan madu untuk kalian sebagai hadiah dari Kakak" ucap Aldyanta memberikan dua tiket bulan madu romantis kepada Heri sambil menatap Vina sinis.

"Kalian tidak sarapan dulu?" ucap Julia mengalihkan pembicaraan.

"Tidak, kami akan sarapan di luar" ucap Aldyanta lalu melangkahkan kakinya kembali di ikuti oleh Delissa dan kedua adiknya. Aldyanta langsung saja mengerutkan keningnya binggung ketika melihat ekspresi wajah Delissa yang cemberut.

"Silahkan, Tuan" ucap Ervan langsung saja membuka pintu untuk Aldyanta ketika melihat Tuan mudanya itu telah mendekat ke mobilnya.

Aldyanta langsung saja duduk di samping Delissa sedangkan Ayu dan Nana duduk di bangku belakang. Aldyanta mang segaja menyuruh Ervan untuk membeli mobil keluarga yang agak luas untuk mereka agar tidak sesak berada di mobil yang sempit dan berdesak desakan.

Bersambung......

Terpopuler

Comments

Ruk Mini

Ruk Mini

kena lo..bntr lgi out kau

2024-06-23

0

lihat semua
Episodes
1 01# Delisa
2 02# Ahmad
3 03# Jalan Kaki
4 04# Cincin
5 05# Ini Pohon Apa?
6 06# Sungai
7 07# Sekelompok Pria Misterius
8 08# Sepeda
9 09# Kasih Sayang
10 10# Radio Rusak
11 11# Calon Suamiku
12 12# Pernikahan
13 13# Menikahlah Denganku
14 14# Keluarga Kusuma
15 15# Menjaga Air Mata
16 16# Aldyanta Kusuma
17 17# Ini Rumah Atau Istana?
18 18# Aku Mencintainya
19 19# Memiliki Dua Sifat
20 20# Hal Baru
21 21# Harus Mempercepat Pernikahan
22 22# Memikirkan Rencana Baru
23 23# Ada Kucing
24 24# Rencana Baru
25 25# Obat Mujarab
26 26# Fhiting Baju Pengantin
27 27# Terima Kasih Kakak
28 28# Tiga Joker Yang Malang
29 29# Kita Semua Adalah Saudara
30 30# Pesta Pernikahan
31 31# Gress
32 32# Dewa Kematian
33 33# Menyusun Rencana
34 34# Tidak Mengenal Lawan
35 35# Belajar Ilmu Bela Diri
36 36# Malam Terindah
37 37# Budak Cinta
38 38# Bocah Tenggil
39 39# Malam Pertama
40 40# Tissu Mana Tissu..?
41 41# Kecemasan
42 42# Nasib Punya Anak Buah Gila
43 43# Buaya Darat
44 44# Sarapan yang lain
45 45# Mengikuti Permainan.
46 46# Frans Dirgantara
47 47# Keinginan Yang Sangat Besar
48 48# Didikan
49 49# Menyusun Rencana
50 50#Menjalankan Rencana
51 51# Gagal
52 52# Delissa Bidadariku
53 53# Saling Berbagi
54 54# Saling Menasehati
55 55# Minyak Panas
56 56# Penghianat
57 57# Menjalankan Rencana
58 58# Penyerangan
59 59# Ancaman
60 60# Kemarahan
61 61# Mencari Perlindungan
62 62# Jinaknya Singa Di Depan Pawangnya
63 63# Mulai Curiga
64 64# Di hadapkan dua pilihan
65 65# Mengambil keputusan
66 66# Strategi menyerang
67 67# Menggila
68 68# Mengila 2
69 69# Salah Memilih Lawan
70 70# Sudah Selesai
71 71# Kebahagiaan
72 72# Pembalasan Yang Setimpal
73 73# Misi Mencari Pendamping
Episodes

Updated 73 Episodes

1
01# Delisa
2
02# Ahmad
3
03# Jalan Kaki
4
04# Cincin
5
05# Ini Pohon Apa?
6
06# Sungai
7
07# Sekelompok Pria Misterius
8
08# Sepeda
9
09# Kasih Sayang
10
10# Radio Rusak
11
11# Calon Suamiku
12
12# Pernikahan
13
13# Menikahlah Denganku
14
14# Keluarga Kusuma
15
15# Menjaga Air Mata
16
16# Aldyanta Kusuma
17
17# Ini Rumah Atau Istana?
18
18# Aku Mencintainya
19
19# Memiliki Dua Sifat
20
20# Hal Baru
21
21# Harus Mempercepat Pernikahan
22
22# Memikirkan Rencana Baru
23
23# Ada Kucing
24
24# Rencana Baru
25
25# Obat Mujarab
26
26# Fhiting Baju Pengantin
27
27# Terima Kasih Kakak
28
28# Tiga Joker Yang Malang
29
29# Kita Semua Adalah Saudara
30
30# Pesta Pernikahan
31
31# Gress
32
32# Dewa Kematian
33
33# Menyusun Rencana
34
34# Tidak Mengenal Lawan
35
35# Belajar Ilmu Bela Diri
36
36# Malam Terindah
37
37# Budak Cinta
38
38# Bocah Tenggil
39
39# Malam Pertama
40
40# Tissu Mana Tissu..?
41
41# Kecemasan
42
42# Nasib Punya Anak Buah Gila
43
43# Buaya Darat
44
44# Sarapan yang lain
45
45# Mengikuti Permainan.
46
46# Frans Dirgantara
47
47# Keinginan Yang Sangat Besar
48
48# Didikan
49
49# Menyusun Rencana
50
50#Menjalankan Rencana
51
51# Gagal
52
52# Delissa Bidadariku
53
53# Saling Berbagi
54
54# Saling Menasehati
55
55# Minyak Panas
56
56# Penghianat
57
57# Menjalankan Rencana
58
58# Penyerangan
59
59# Ancaman
60
60# Kemarahan
61
61# Mencari Perlindungan
62
62# Jinaknya Singa Di Depan Pawangnya
63
63# Mulai Curiga
64
64# Di hadapkan dua pilihan
65
65# Mengambil keputusan
66
66# Strategi menyerang
67
67# Menggila
68
68# Mengila 2
69
69# Salah Memilih Lawan
70
70# Sudah Selesai
71
71# Kebahagiaan
72
72# Pembalasan Yang Setimpal
73
73# Misi Mencari Pendamping

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!