Ch. 9 ~ Dendam Weilin

Mendapatkan arahan dari Guru Yun Zhi yang keras dan sedikit lebih kejam membuat Tian Shan menjalani latihan pertama bisa dibilang mengerikan, meskipun belum sampai satu hari penuh.

“Bagus sekali! Sekarang kau memiliki inti jiwa api level 3. Tapi jangan bangga dulu, apimu masih api dasar. Setidaknya kau harus mencapai level 7 jika ingin inti api biru mu bangkit,”

“Tapi guru, jika terus membeli inti jiwa api aku mana ada uang. Lagipula ayah tak sebaik itu, hanya kakak saja yang biasanya selalu memberi sebagian uang hasil misi,” sahut Tian Shan mengiba sementara muka wajahnya terlihat bingung.

Melihat kepolosan muridnya seperti itu, membuat Yun Zhizhi pun mendengus pelan sebelum rasa kasihan tiba-tiba muncul.

“Baiklah, jika tak ada uang ya kita harus pergi berburu sendiri. Bukan kah kekuatanmu sekarang bisa digunakan untuk melawan hewan petarung kelas rendah. Lagipula ada aku, jadi besok kita akan pergi berburu di hutan!” kata Guru Yun Zhizhi tersenyum tipis sebelum melirik Tian Shan.

“Tapi sebelum itu, hari ini aku akan memperkuat kemampuan penguasaan elemenmu yang masih tingkat dasar bintang 2 itu. Sungguh konyol bukan, inti jiwa dasar level 3 tapi hanya punya elemen dasar bintang 2, heh!” lanjutnya sebelum melenguh pelan.

“Emm ... Guru, maafkan atas sikap murid yang kurang ajar terhadapmu, mulai sekarang murid akan lebih serius, menghormati Guru Yun Zhi. Mohon bimbingan dari Guru...!” Tian Shan merasa gurunya memang sangat baik walaupun sifatnya keras, ia memberi hormat dengan serius.

“Ahh sudahlah tidak masalah! Lagipula aku bosan dengan sikap formal antara guru dan murid. Aku lebih suka sikap biasa saja, layaknya teman ... Mungkin,” gumam pelan Yun Zhizhi sembari melirik kecil.

Setelah menyelesaikan penyerapan inti jiwa, Guru Zhi kembali meminta Tian Shan memulai pelatihan elemen dasar.

Dorongan yang diberikan Yun Zhizhi membuat Tian Shan lebih mengenal diri dan mempunyai tekad baru. Dalam hatinya, ia meyakini jika tidak menjadi kuat lalu apa gunanya hidup dalam bayang-bayang perlindungan orang lain.

Tian Shan mulai berpikir bahwa menyusahkan orang lain adalah hal paling bodoh yang tidak bisa dilakukan terus menerus.

Menjadi kuat dan melindungi orang-orang yang dicintainya adalah suatu keharusan. Memiliki tekad kuat serta dukungan dari Yun Zhizhi membuat Luo Tian Shan semakin berambisi menuju puncak petarung dan melindungi tekad serta harapan orang yang di kasihi.

*****

Sementara itu dua pemimpin Klan Api Biru masih tidak percaya dengan apa yang mereka saksikan. Wajah mereka tertunduk lesu, terlihat kalau amarah mereka tertahan, kemudian memutuskan untuk segera kembali ke klan untuk membentuk tim khusus demi menyelidiki kasus yang terjadi.

“Ketua Fang, jika begini keadaannya lalu bagaimana soal Tian Shan. Bukankah...!” lirih Chen Fei terlihat lesu tapi tak berniat melanjutkan ucapannya.

“Mau bagaimana lagi! Aku harus cari cara lain untuk membuka segel itu. Namun, sekarang yang lebih penting adalah mengetahui siapa yang melakukan kebiadaban ini....” Chen Fang menahan emosi, terlihat ia mengepalkan sebelah tangannya.

Sepanjang perjalanan kembali, mereka membahas kemungkinan yang terjadi sampai tidak beristirahat karena mengetahui bahwa Klan mereka juga mungkin akan bernasib sama.

Mereka tidak mengetahui, jika pelaku pembinasaan keluarga Ahli Obat juga telah membunuh putra pertama ketua klan, Luo Tian Xing.

Mereka akan tahu setelah mereka tiba di klan Api Biru. Sebab Hantu Malam telah mulai bergerak menuju Klan Api Biru dengan membawa buntelan kain berisi kepala Luo Tian Xing.

Dan Luo Tian Shan juga tidak sedang berada di klan, melainkan sedang berburu hewan petarung kelas rendah bersama gurunya untuk mengambil Inti Jiwa hewan.

Memang setelah Yun Zhizhi membantu memperkuat penguasaan elemen menjadi Bintang 3 tak lantas membuat Luo Tian Shan mampu menghadapi Singa Bertanduk, dengan kemampuannya saat ini, dia hanya sanggup menghadapi Kelinci Merah yang mempunyai Inti Jiwa Kuning Tua atau Lebah Giok yang mempunyai Inti Jiwa Jingga.

Menurut Guru Yun Zhizhi, kedua inti jiwa itu memang yang paling lemah namun jika dalam jumlah banyak maka akan berbeda bagi Petarung Muda seperti Luo Tian Shan. Sebab kuantitas lebih baik daripada kualitas menurut kemampuan penyerapan tubuh yang Luo Tian Shan miliki saat ini.

Perjalanan Chen Fang dan Chen Fei masih memerlukan setengah hari lagi untuk tiba, yang berarti baru tengah malam mereka akan sampai di gerbang masuk klan.

Di dalam klan sendiri, Tetua Zhang sedang sibuk mengumpulkan beberapa Guru Petarung untuk berjaga bilamana ada sesuatu yang mencurigakan di luar sekitar Klan.

Terdapat belasan Guru Petarung yang ditugaskan untuk berjaga di dinding luar wilayah Klan.

“Tetua Zhang ... Tetua Zhang! Nona Weilin telah sadar!” seru seorang pelayan wanita sambil berlari tergopoh-gopoh mendekati Tetua Shen Zhang yang berdiri di hadapan belasan Guru Petarung.

“Baiklah, sekarang berpencar. Tidak boleh ada kesalahan!” tegas Luo Zhang sebelum mengibaskan tangannya pelan yang diikuti dengan menghilangnya belasan Guru Petarung menuju arah berbeda.

“Apa yang kau bilang tadi? Lin'er sudah sadar...! Bagus, aku akan menemuinya,” kejut Luo Zheng sebelum tersenyum tipis, hatinya merasa senang mendengar berita yang dibawa pelayan.

“Benar Tetua, nona sudah sadar tapi terus memanggil-manggil nama Tian Xing berulang kali, kami takut nona dalam masalah, saya berinisiatif sendiri memberitahu Tetua Zhang!” terang pelayan wanita itu yang kini berada di depan Tetua Zhang sembari kedua tangannya saling memegang di depan lutut sementara posisi kepalanya tertunduk.

“Benarkah? Firasatku tiba-tiba menjadi buruk tentang ini. Baiklah, kau boleh pergi, aku akan kesana,” balas singkat Tetua Zhang terlihat wajahnya memutih karena cemas lalu ia berjalan cepat bersama pelayan itu meninggalkan tempat.

Dalam langkahnya, Tetua Zhang membayangkan kejadian mengerikan yang dialami cucunya beserta cucu menantunya itu. Dia merasa terpukul, cemas serta takut. Karena dia lah yang bertanggung jawab atas misi mereka untuk mengambil Gulungan Jurus Tingkat Hijau “Jurus Angin Petir Api” dari klan Bunga Langit.

“Kak Xing ... Kakak Xing. Maafkan Lin'er yang tak berguna ... hiks,”

terdengar suara teriakan disertai tangisan Weilin yang terdengar hingga keluar kamar. Hal itu langsung terdengar oleh Tetua Zhang dan langsung bergegas mempercepat langkahnya, sementara wajahnya memucat menahan rasa khawatir akan pikiran cucunya yang mungkin terguncang hebat.

“Lin'er apa yang terjadi...! Tenangkan dirimu, kakek disini! Tenanglah, tidak apa-apa kakek disini menjagamu,” gusar Tetua Zhang melangkah cepat membuka pintu kamar, kemudian memeluk Weilin yang masih menangis sesenggukan.

“Kakek, aku memang tidak berguna, aku lemah, hanya menyusahkan kakak Xing saja. Aku tidak pantas hidup lagi. Kakek bunuh aku saja biar aku menemani kakak Xing, hiks hiks....” racau Zhang Weilin yang jiwanya terpukul, jelas terlihat wajah sendu yang terus menangis.

“Tenanglah Lin'er Tenanglah! Jangan berkata seperti itu, coba ceritakan apa yang kalian alami dan kenapa dengan Tian Xing. Percayalah pada kakek!” pinta Shen Zhang menahan kesedihan di wajahnya.

“Tebing utara. Xinya dan Shulong. Mereka lah yang membuat kami begini, dan Kakak Xing mengorbankan nyawanya demi membuat celah untukku agar bisa melarikan diri kembali ke klan!” erang Weilin menahan kesedihannya, jelas terlihat amarah yang tidak terlukiskan ketika menyebut kedua nama itu.

“Kurang ajar, Tenangkan dirimu cucuku. Kakek bersumpah akan membawa kepala mereka untuk penghormatan bagi Xiao Xing....” berang Tetua Shen Zhang mendengar pengakuan cucunya.

“... Lin'er. Jangan bersedih seperti ini. Nyawa yang telah diselamatkan Tian Xing jangan sampai kau sia-siakan. Dia pasti tidak akan menerimamu disana jika kau terus begini. Bangkitlah, jadilah kuat hingga Tian Xing tersenyum bahagia melihatmu dari atas sana,” imbuhnya sambil membelai rambut Weilin dengan lembut sementara ekspresinya berisi tatapan dendam ingin membunuh.

Zhang Weilin masih menatap sendu sementara air mata masih mengalir di pipinya, dia membenarkan apa yang dikatakan kakeknya dengan mengangguk pelan.

'Kak Xing, aku bersumpah padamu. Akan menjadi kuat dan kuat hingga mampu membalaskan dendammu, akan aku bunuh mereka dengan tanganku sendiri. Aku berjanji akan menjaga Tian Shan dengan sepenuh hatiku sesuai permintaanmu. Kak Xing, semoga kau diatas sana tidak membenciku,' batin Weilin terlihat penuh perasaan, tekad kuat segera melingkupi hatinya ketika teringat janji.

Jauh di dalam hutan beberapa kilometer sebelah barat Klan Api Biru, beberapa Guru Petarung yang ditugaskan untuk mencari Luo Tian Xing secara tidak sengaja bertemu dengan Chen Fang dan Chen Fei.

Terpopuler

Comments

dzhittetadhaelamy@gmail.com

dzhittetadhaelamy@gmail.com

awal yg kurang jelas

2021-08-24

0

dinik

dinik

ribet nma" tpi suka cerita y

2020-08-06

1

Jingege54

Jingege54

huhuhu up lagi kk! next lagi 😍🌟 gege menunggu kelanjutannya ;)

feedback ya kk ke novelku The And Of Nightmare :)

2020-06-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!