Ch. 8 ~ Kabar Buruk

Butuh waktu sehari penuh bagi Luo Zhang Weilin untuk sampai di gerbang Kota Wujin dan beberapa waktu lagi untuk sampai di klan Api Biru.

Dengan sisa-sisa tenaganya, Zhang Weilin akhirnya pingsan di depan pintu Klan Api Biru. Tentu saja itu langsung di ketahui dan di bawa masuk sekte untuk mendapatkan pengobatan dari Ahli Obat oleh beberapa anggota yang bertugas jaga di pintu masuk klan.

“Cepat panggil Tetua Shen Zhang, ini masalah serius...!” kata salah satu petugas jaga.

“Baik senior!”

Dengan berjalan cepat, salah satu petugas jaga langsung menuju ke arah kediaman Tetua Shen Zhang yang juga adalah kakek dari Zhang Weilin.

Dia lah yang memberi misi bersama Luo Xing mengambil gulungan jurus dari Klan Bunga Langit yang memang sejak dulu sudah menjadi aliansi.

“Tetua ...Tetua Shen Zhang! Kabar buruk, kabar buruk!” seru petugas jaga yang tergopoh-gopoh sampai lupa untuk memberi salam hormatnya.

“Tenangkan dirimu, bicaralah yang jelas. Berita buruk apa?” tanya Tetua Shen Zhang, kedatangan petugas jaga membuatnya berhenti dari membaca sebuah buku dibawah pohon di depan kediamannya.

“Hormat Tetua Luo Zheng! Nona Weilin sudah kembali dari misi dan kelihatannya berhasil, akan tetapi...!” kata petugas jaga tersebut terlihat ragu-ragu.

“Bukankah itu berita bagus, lalu dimana sekarang Lin'er? Bukankah seharusnya dia langsung menemuiku bersama Tian Xing? Lalu, berita buruk apa maksudmu, katakan dengan jelas!” sahut Tetua Shen Zhang sembari menutup bukunya, menatap petugas jaga tersebut.

“Nona Weilin kembali dalam keadaan tidak sadarkan diri dan penuh luka ditubuhnya, sedangkan Junior Xing belum kembali. Nona hanya sendiri dan pingsan di depan pintu gerbang masuk, tapi sekarang sudah di bawa ke kamarnya oleh petugas yang lain,” lanjut petugas itu sedikit bergetar bibirnya sambil menunduk cemas.

“A-apa?! Kurang ajar, siapa yang berani menyentuh cucuku...! Cepat, panggil semua tabib terbaik. Aku akan kesana!” tekan Tetua Shen Zhang dengan keterkejutannya, rasa geram membuatnya menggenggam keras tangannya.

“Baik Tetua!” balas cepat petugas jaga tersebut namun terlihat mimik ketakutan diwajahnya.

Tanpa menjawab dan hanya mengibaskan pelan tangannya Tetua Shen Zhang masih menatap geram seolah tatapan itu penuh amarah.

*****

Keramaian di pusat pasar sumber daya tidak seramai biasanya, hanya beberapa orang saja yang terlihat sedang berlalu lalang.

“Guru, ada banyak inti jiwa api hewan petarung disini, tapi aku tidak tahu mana yang cocok untuk pelatihan. Lagi pula uang yang aku miliki hanya cukup untuk membeli 2 hingga 3 inti jiwa api!” tanya Tian Shan yang tengah berdiri di depan sebuah toko penjual inti jiwa, meminta pendapat Guru Yun Zhizhi.

“Tenanglah, 2 inti jiwa api berwarna oranye cukup untukmu atau 3 inti jiwa api berwarna kuning. Masuklah, beli inti jiwa yang berada di baris pertama nomor 3 dari kanan serta baris kedua nomor 2 dari kiri...! Inti jiwa itu dari hewan Singa Bertanduk dan Kera Api, cukup cocok untuk tubuhmu!” kata Yun Zhizhi memberitahu, dirinya kini melayang di sebelah Luo Tian Shan berbentuk aura dan hanya dapat di lihat oleh Tian Shan saja.

“Ehh, inti jiwa yang guru maksud itu berwarna Merah kekuningan. Bukankah harusnya kuning atau oranye...?” gumam pelan Tian Shan sambil menatap seluruh barisan inti jiwa seperti pijar api yang melayang menyala dengan berbagai warna.

Dari mulai kuning muda, kuning tua, oranye, merah kekuningan, merah muda, merah serta merah tua semuanya adalah inti jiwa api dari hewan kelas rendah.

“Bodoh, inti jiwa itu lebih baik dari warna oranye. Cepat belilah, jangan banyak tanya!” seru Yun Zhizhi dengan menunjuk inti jiwa pilihannya.

“Baik guru! Aku mengerti,”

“Paman, berapa harga koin untuk inti jiwa api yang disana?” tanya Luo Tian Shan memanggil penjual sambil menunjuk inti jiwa api pilihan gurunya.

“Oh! Tuan muda memiliki mata yang bagus, itu memang inti jiwa dari hewan petarung kelas rendah paling kuat. Tidak mahal, hanya 50 koin perunggu ... Silahkan, silahkan!” kata penjual tersebut dengan mengusap-usapkan kedua telapak tangannya sembari tersenyum lebar.

“Aih! Mahal sekali paman? Uangku hanya 80 koin perunggu. Bisakah aku membeli 2 inti jiwa api yang ini dan itu?” tawar Luo Shan dengan wajah polos memelas sambil menunjukkan semua uang koinnya.

“Haiyaa! Tuan Muda bukankah putra ketua klan ... Hmm ... baiklah! 80 koin perunggu kurasa cukup. Sebentar paman siapkan,” penjual itu dapat mengenali Tian Shan dari pakaian yang ia kenakan, lalu dengan segera memasukkan 2 inti jiwa api kedalam botol giok.

“Ini Tuan muda, lain kali jika membutuhkan inti jiwa jangan lupa untuk datang kemari...!” kata penjual itu sambil tersenyum lebar kemudian menyerahkan kedua botol giok dan menerima koin dari Tian Shan.

“Baiklah, terima kasih paman...!” ucap Tian Shan sambil berjalan keluar dari kedai diselingi melambaikan tangannya.

“Sekarang kita membeli apa lagi guru, uangku hanya tersisa 20 koin perunggu saja. Hehhh...!” gumam pelan Tian Shan sembari menatap koin perunggu ditangannya.

“Sudah cukup untuk hari ini, simpan uangmu dan kita langsung menuju gunung belakang rumahmu!” kata Yun Zhizhi yang masih melayang mendahului Tian Shan.

“Aihh! Seharusnya kita mengisi perut dulu, kan? Aku lapar, guru!” gumam pelan Tian Shan memandang beberapa kedai penjual makanan sembari memegang perutnya.

“Hei bocah, cepatlah! Atau aku berubah pikiran!” ketus Yun Zhizhi.

“Baiklah, aku datang!” Luo Tian Shan menjawab paksa, kemudian sedikit berlari untuk menyusul.

Sementara itu, ditempat lain. Tetua Shen Zhang tengah menemani tabib Klan Api Biru dalam mengobati Zhang Weilin. Ekspresinya berubah-ubah ketika melihat keadaan cucu satu-satunya itu.

“Bagaimana keadaan cucuku Tabib Su, apakah terdapat luka serius?” tanya Tetua Shen Zhang mengamati keadaan Zhang Weilin yang terbaring di depannya.

“Tetua Zhang tidak perlu khawatir, luka yang di derita Nona Weilin hanya luka ringan. Hanya saja yang membuat nona seperti ini karena kehabisan energi. Kemungkinan nona telah bertarung beberapa hari tanpa berhenti....” terang Tabib Su Ling, wajahnya serius saat masih mengobati luka luar Weilin.

“Ahh syukurlah jika begitu! Hanya saja kenapa Lin'er pulang sendiri, kemana Tian Xing? Apa jangan-jangan mereka diserang musuh lalu terpisah. Melihat keadaan Lin'er seperti ini, aku takut Tian Xing keadaannya lebih buruk!” Shen Zhang menatap dingin sembari mengelus pelan kening Weilin.

“Tenanglah Tetua Zhang, Tian Xing anak yang cerdas dan juga memiliki kemampuan jauh di atas Nona Weilin. Jadi pasti dia baik-baik saja! Baiklah, sudah selesai. Dengan ramuan herbal ini, dalam seminggu luka di kulit Nona Weilin akan sembuh. Dalam satu hari nona akan sadar. Setelah sadar jangan lupa untuk meminumkan herbal penambah energi ini,” kata Tabib Su Ling menjelaskan serta menyiapkan obat di samping tempat tidur Weilin di atas meja kecil lalu pamit untuk pergi.

Tetua Shen Zhang hanya mengangguk pelan, Tabib Su memahami perasaan Tetua Zhang. Dia pasti sedang memikirkan keadaan Tian Xing, sebab sepengetahuan sang tabib, Tian Xing dan Zhang Weilin merupakan sepasang jenius yang sudah di jodohkan.

Dengan langkah pelan Tabib Su meninggalkan Tetua Zhang yang masih menatap kosong Weilin dengan tetap mengelus pelan keningnya.

“Bagaimana keadaanmu Xing'er? Jika terjadi hal buruk padamu lalu bagaimana aku menjelaskannya pada ayahmu. Tidak, aku harus cepat mengutus beberapa orang untuk mencari!” guman Tetua Zhang yang lantas bergegas keluar dari kamar Weilin dan menemui beberapa Guru Petarung dan memberi perintah untuk menemukan Tian Xing dan membawanya pulang apapun yang terjadi.

Salah satu Guru petarung yang memiliki kekuatan elemen menengah jiwa api bintang 4 merupakan mantan pembimbing dari Tian Xing. Mendengar telah terjadi sesuatu pada anak didiknya. Dia dengan tegas menerimanya dan berjanji akan menyelesaikan misi dari Tetua Zhang.

“Baiklah, apapun yang terjadi temukan Luo Tian Xing dan bawa kembali. Habisi semua musuh yang berbuat semua ini!” jelas Tetua Zhang mengakhiri perintahnya di barengi dengan menghilangnya 4 guru petarung secara cepat dan bersamaan.

****

“Hantu malam, kirim kepala tikus busuk ini gelap nanti ke klan Api Biru. Gantung kepalanya di pintu gerbang masuk! Pastikan kalian tidak diketahui,” kata Shulong tersenyum licik, memerintahkan anak buahnya yang memiliki nama Hantu malam.

Hantu Malam terdiri dari 5 orang pembunuh bayaran bertipe kecepatan memiliki kekuatan tingkat Raja Petarung elemen menengah bintang 6.

Terpopuler

Comments

Enggar_AE

Enggar_AE

bagus critany

2021-02-12

0

dinik

dinik

mmm

2020-08-06

1

yoemi noor

yoemi noor

hai kak... aku mampir kasih jejak dan like.. Jika berkenan mampir tulisanku juga ya...
"Sepotong Hati"

aku tunggu kak, terima kasih:)
semangat berkarya kak 😊

2020-06-02

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!