Ch. 16 ~ Shan Bing Tian

Tanpa berlama-lama lagi lelaki ramah itu membantu Tian Shan dengan mengeluarkan energi dingin yang sangat kuat.

Menciptakan aura biru cerah disertai butiran salju. Sangat jelas bahwa energi itu menyerang langsung aura merah terang berwujud Naga dari sisi yang berbeda.

Dorongan hebat yang tercipta membuat aura merah terang berbentuk naga terjepit oleh tiga energi kekuatan.

Dengan bantuan Energi dingin disertai salju itu membuat pergerakan aura merah terang seperti melambat pergerakannya dan memperkuat daya putaran Teratai Staris yang menyebabkan kecepatan penyerapan aura merah berbentuk Naga itu pun meningkat tajam.

Hanya beberapa saat setelah itu, Teratai Staris telah berhasil menyerap seluruh aura merah berbentuk Naga dan kemudian bersinar terang kehijauan menembus awan hingga menciptakan bias cahaya yang menyilaukan.

Setelah sinar cahaya itu memudar, tubuh Tian Shan kembali normal. Dengan kulit tubuh kembali semula dan secara perlahan warna bola mata juga kembali semula namun ledakan energi di tubuhnya belum menyusut.

Beberapa waktu kemudian.

“Hei, kau bocah yang menarik. Setelah semua yang kau alami barusan. Kau tidak pingsan! Dan untuk Teratai Staris berwarna Hijau. Kau juga telah mampu membangkitkan teknik pertama dari Teratai Staris Visma deva diusia semuda ini. Sungguh, keturunan Teratai Biru Kuno memang hebat. hehe!” Lelaki itu berkata dengan memunggungi Tian Shan yang baru tersadar dari kondisinya, terlihat ia masih mengatur napas.

“Guru! Akhirnya aku berhasil melakukannya! Hahaha,” Tian Shan kegirangan sampai ia tak menyadari seseorang berdiri beberapa langkah darinya.

“Eh, kemana guru?” Tian Shan baru menyadari jika gurunya tidak ada disampingnya, tetapi perhatiannya segera teralihkan, “Kau siapa? Dimana guruku?” ia menyipitkan mata seolah menyelidik dengan tajam.

Lelaki muda itu hanya tersenyum tipis sambil menoleh kearahnya, lalu berkata “Aku adalah Shan Bing Tian, wujud lain dari Burung Es Petir Surga. Tapi, cukup panggil aku Bing Tian saja!”

Tian Shan segera terkejut sampai tak sanggup berkata-kata. Setelah mendengar perkataan lelaki muda itu yang memperkenalkan dirinya sebagai wujud manusia dari Burung Es Petir Surga, ia membatu sesaat.

“Ahh, jadi paman ini yang membantuku? Terimakasih Paman Bing Tian!” Tian Shan tidak bisa mengerti dengan jelas, tetapi dirinya merasa harus berterimakasih.

“Hoho... itu tak masalah, sudah sewajarnya aku membantu murid dari saudaraku! Hmm, apakah kau belum menyatu dengan Burung Api Langit?” Bing Tian tersenyum ramah tetapi kemudian menyadari sesuatu.

Ia tak merasa heran, mengapa bocah dihadapannya ini belum menyatu dengan Rajawali Staris Biru. Padahal seharusnya jika sudah menjadi Inti Jiwa, maka akan sangat mudah untuk melakukan kultivasi maupun pelatihan pengembangan.

Tian Shan kebingungan atas perkataannya, jelas terlihat raut wajahnya bertanya-tanya.

“Menyatu? Apa yang Paman Bing Tian maksud? Guru bahkan tak pernah mengatakannya,”

Bing Tian terkejut tetapi kemudian mengerti situasinya, “Oh begitukah? Ya sudah, lupakan. Anggap aku tak pernah bertanya padamu. Oh dan ya, aku ucapkan selamat kau sudah mencapai Tingkat Petarung Senior bintang 6. Meskipun baru menginjakkan setengah kaki, tapi itu pencapaian yang luar biasa diusia semuda dirimu, hahaha kakak memang tak pernah salah pilih orang!”

“Ehh benarkah itu? Aku naik 3 tingkat hanya dalam waktu sehari dan mampu menembus ke tingkat Petarung Senior, wow... Keren!” sama halnya dengan Bing Tian, reaksi Tian Shan juga tak kalah konyol.

Keduanya bertingkah seperti seorang yang sudah lama saling mengenal. Pertemuan singkat mereka nyatanya membuat mereka merasa cocok. Tingkah laku serta sikap keduanya hampir sama, kekanak-kanakan.

Entah bagaimana ekspresi Yun Zhizhi nanti ketika telah terbangun. Anak didiknya bertemu dengan saudara yang ia anggap sangat rendahan karena sifatnya terkesan murahan sebagai Hewan Suci.

“Heh, kurasa cukup bocah! Aku harus kembali, lain kali datanglah kemari! Oh sebelum aku pergi, terimalah ini! Anggap saja sebagai hadiah perkenalan kita,”

Bing Tian memberikan sebuah gulungan berwarna Merah bertuliskan "Jurus Langkah Petir" kepada Tian Shan, itu merupakan teknik berharga yang berstatus langka. Tentu saja Tian Shan belum mengetahui bahwa teknik itu salah satu jurus tingkat tinggi karena pengetahuannya masih terbatas.

Bing Tian menjelaskan jika Jurus Langkah Petir memiliki tiga tahapan dan gulungan itu berisi tiga tahapan sempurna yang tidak ada duanya.

“Bocah, ingat. Sebelum kau sempurna menguasai tahap pertama dari jurus ini, jangan sekali-kali mempelajari tahapan selanjutnya atau akan berakibat buruk. Tahap pertama dari jurus ini adalah Langkah Petir Tujuh Langit, Tahap kedua Langkah Petir Bintang dan Tahap ketiga Langkah Petir Dewa Dimensi. Pelajarilah ketika Gurumu telah terbangun. Mengerti?” Bing Tian menjelaskan secara ringkas sambil juga memberi pesan.

“Baiklah, aku pergi dulu. Jangan Lupa untuk mengunjungi ku lain waktu.”

Setelah selesai berpamitan, Bing Tian berubah menjadi Falcon Biru Perak dan langsung masuk ke danau. Meninggalkan Tian Shan yang masih diam mematung tanpa sempat berterimakasih atau mengucapkan salam perpisahan.

“Terimaa Kasih Banyak Senior!” teriaknya beberapa saat kemudian setelah ia tersadar dari keterkejutannya.

Setelah beberapa saat kembali tenang, Tian Shan bersiap untuk pulang. Sudah terlalu lama ia tak kembali, Tian Shan merasa akan sulit harus membuat penjelasan panjang pada kakaknya.

Setelah apa yang terjadi, ia melangkah dalam kegembiraan seperti tak pernah merasakan kesedihan. Tian Shan meninggalkan danau air biru yang menyajikan pemandangan menawan dengan guratan indah mentari sore dalam kesenangan.

•••

Zhang Weilin tampak khawatir, rasa cemas masih menyelimuti dirinya yang saat ini berada dihalaman depan kediaman Chen Fang. Sudah dua hari ia tinggal namun Tian Shan belum juga pulang, sementara ayahnya juga sedang sibuk bersama dengan para Tetua Api dua hari ini. Semakin membuat Zhang Weilin tak nyaman.

Beberapa pelayan yang disiapkan oleh Chen Fang juga tampak kebingungan sebab mereka hanya diam berdiri tidak jauh dari cucu Tetua Zhang itu yang tampak mondar-mandir sambil bergumam sendiri.

“Tian Shan, dimana sebenarnya dirimu? Jika terjadi sesuatu padamu, lalu aku harus menjelaskan apa pada Kak Xing disana. Cepatlah pulang Tian Shan!” wajahnya terlihat masam bahkan menunduk pun masih kentara, Zhang Weilin terus mengulang perkataan yang sama.

Disisi lain, Tian Shan telah sampai di wilayah tepi Kota Wujin, namun ia lebih dulu singgah di Gubuk Pohon. Dia hanya terlihat memandanginya tanpa berniat untuk naik, sesaat kemudian dia meninggalkan Gubuk Pohon dengan senyuman bahagia tersirat di wajahnya.

“Kakak, setengah langkah lagi aku akan menyamai tingkatanmu. Kakak, aku sudah bukan lagi bocah dengan kekuatan sampah!” gumam Tian Shan ditengah laju larinya.

Tian Shan penuh semangat ketika berlari, ia ingin cepat pulang menemui kakaknya dan memberitahu tentang terobosan yang ia lakukan. Sesuatu yang belum ia ketahui adalah Tian Xing telah tiada dan bahkan tak memiliki firasat apapun tentang hal itu.

Bahkan ketika ia telah mencapai gerbang masuk klan. Beberapa penjaga juga bersikap biasa, ketika melihat Tian Shan dengan senyum bahagia berlari melewati mereka, walaupun mereka terlihat acuh, namun jelas terlihat ekspresi mereka sedang menahan rasa kasihan yang mendalam.

Tak butuh waktu lama bagi Tian Shan untuk sampai di rumahnya dan tanpa basa basi dirinya berteriak penuh semangat memanggil kakaknya ketika telah masuk beberapa langkah di halaman depan, meskipun napasnya belum teratur.

“Kakaak... Aku pulang!”

Sontak saja teriakan tiba-tiba itu membuat Zhang Weilin terkejut, sebelum akhirnya menoleh ke sumber suara. Hatinya merasa lega terlepas dari keterkejutannya barusan.

“Akhirnya kau pulang!”

Tian Shan mengamati Weilin beserta kedua pelayan di sampingnya dalam kebingungannya. Ia tahu jelas bahwa dirumah ini tidak pernah ada pelayan yang dipekerjakan, apalagi seorang petarung. Tian Shan sesekali menoleh kesana kemari mencari keberadaan kakaknya hanya untuk meminta penjelasan.

“Kau siapa? Apakah kau teman Kakak Xing atau wanitanya?” tanya Tian Shan menyelidik, tetapi kemudian ia memasang wajah lugu sambil menggaruk ringan pelipis kirinya.

Zhang Weilin langsung meradang, wajahnya memerah seperti bara api, “Bicara apa kau, anak kecil! Tidak sopan sama sekali!”

“Ohh aku ingat, Kak Zhang Weilin? Calon tunangannya kakak! Ya benar, tunangannya kakak. Maafkan junior yang tidak sopan pada senior, hehe....” Tian Shan sedikit menggoda dengan wajah polos disertai dengan senyum bodoh.

“Hehh, Dasar anak kecil. Kemana saja kau dua hari ini, membuat orang cemas saja!” Zhang Weilin jelas marah tetapi reaksinya justru terlihat konyol.

“Hehe ceritanya panjang kak Weilin. Oh ya, dimana Kak Xing, dari tadi aku tidak melihatnya bahkan teriakanku tidak dibalas. Apakah kakak belum pulang?”

Pertanyaan Tian Shan membuat Zhang Weilin terdiam sejenak dengan napasnya yang memberat. Seolah merasa sulit untuk berkata bohong, namun ia tak memiliki pilihan lain lagi.

Setelah beberapa kali mengatur napas, Zhang Weilin akhirnya bisa menguasai emosinya dan mulai mencari penjelasan masuk akal tanpa berkata yang sebenarnya.

“Kak Xing masih dalam misi, kemungkinan dalam 3 tahun dia tidak akan bisa pulang. Sebenarnya aku juga turut serta tapi Kak Xing meminta pada para tetua agar aku tetap tinggal untuk menjagamu dan juga menemani latihanmu. Aku sempat menolak, lagian siapa yang betah dengan bocah jahil sepertimu emm...Tapi karena Kak Xing yang meminta langsung padaku, aku tidak bisa menolak.”

Tian Shan tampak hanya mengangguk pelan mendengar penjelasan Weilin dengan muka wajah serius lalu tersenyum pahit ketika dirinya disebut bocah jahil. Tanpa keraguan sedikitpun Tian Shan percaya dengan penjelasan Zhang Weilin.

“Baiklah, ketika kakak pulang nanti. Aku akan membuatnya terkejut kagum padaku! Hahaha ... aku akan menjuarai Turnamen Petarung Muda dan akan melampaui tingkatan yang dicapai kakak. Ya!” seru Tian Shan dengan penuh semangat.

Sementara di lain sisi, Zhang Weilin tampak menghela napas tenang. Sebab, penjelasannya dapat dipercaya. Zhang Weilin mengamati Tian Shan yang penuh semangat serta tingkahnya yang polos.

Perasaan dan pikiran Weilin terasa seperti telah kembali membaik. Dengan terus berada di sisi Tian Shan, bukan hanya karena janji namun juga karena hanya Tian Shan yang bisa membuat hatinya tenang.

Terpopuler

Comments

dinik

dinik

semangat baca

2020-08-06

1

Sofandsyah

Sofandsyah

hadiah ilmu tinggi yg di gulungan di simpan dimana.... kok gak di jelasin. kalo di tenteng2 kan bisa diliat banyak orang.... kenapa gak di jelasin agak detail dikit.

2020-07-01

1

Drexsseleer

Drexsseleer

lanjut dong Thor

2020-06-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!