Sudah dua hari sejak Luo Tian Shan pulang, namun dia tidak melakukan pekerjaan apapun. Sedangkan Luo Tian Xing telah mengambil misi dari klan dalam beberapa hari ke depan.
Membuat kebosanan menghampiri Tian Shan dalam kesendiriannya. Meskipun sebenarnya dia tidak sendiri jika Yun Zhizhi mau berbicara padanya.
Sudah dari kemarin Yun Zhizhi diam dan tak sepatah kata pun mengajak bicara Luo Tian Shan, hal itu yang membuatnya bingung dan merasa heran.
Tian Shan tidak menyadari jika Yun Zhizhi sebenarnya berbuat seperti itu hanya untuk membiarkannya dapat beristirahat dengan baik sebelum dia memberikan pelatihan dan juga Yun Zhizhi selama dua hari ini mencari tempat latihan yang cocok, setidaknya aman dari gangguan orang lain dengan menggunakan Mata Api Langitnya.
“Tian Shan, besok kita akan ke gunung belakang rumahmu, disana aku akan mulai melatihmu. Jadi hari ini gunakan waktu sebaik mungkin untuk istirahat. Karena setelah hari ini kau tidak akan bisa lagi istirahat dengan tenang,” kata Yun Zhizhi tiba-tiba, hal itu mengagetkan Tian Shan.
“Ehh, beberapa hari hilang entah kemana. Tiba-tiba datang mengatakan soal latihan. Aku masih belum genap 8 tahun. Mana bisa latihan berat, hmm...!” gumam pelan Tian Shan, terlihat ekspresinya begitu polos.
“Dasar manja, kalau kau tak memulai dari sekarang. Satu tahun lagi dalam kompetisi klan, kau akan jadi sampah tak berguna yang lebih menyedihkan. Apa kau ingin mempermalukan nama besar ayahmu atau nama berbakat kakakmu?” kata Yun Zhizhi kesal.
“Baiklah baiklah! Aku penuhi permintaan Guru Zhi, tapi kenapa tidak sekarang saja? Tubuhku sudah sangat baik sekarang,” Tian Shan tersenyum kecil penuh keyakinan.
“Dasar bodoh! Latihan pertamamu bukan fisik tapi kekuatan jiwa, selain itu kau harus menyiapkan beberapa inti jiwa api dari hewan petarung tingkat rendah,” tegas Yun Zhizhi sembari memainkan jari telunjuknya.
“Apa aku tidak salah dengar? Inti Jiwa Api hewan petarung tingkat rendah! Dari mana bisa aku dapatkan? Apa aku harus memintanya pada kakak,” Tian Shan setengah terkejut dengan syarat yang diajukan.
“Kau bodoh, jika kau meminta pada kakakmu, lalu kau akan menjelaskan apa? Kau bisa membeli di pasar sumber daya, bukan! Gunakan sedikit otakmu cih ...!” sergah Yun Zhizhi sambil mendengus kesal.
“Ah benar juga, lalu inti jiwa yang bagaimana yang Guru Zhi maksud?”
“Inti Jiwa api kuning atau jingga...! Itu cukup untuk permulaan, sekarang bergegaslah untuk bersiap. Kita ke pasar sumber daya...!” jelas Yun Zhizhi kemudian kembali masuk ke dalam Gelang giok.
*****
“Hahahaha ...! Mau kemana kau, serahkan gulungan itu dan ku pastikan jasadmu utuh!” teriak seorang laki-laki paruh baya yang memegang belati di kedua tangannya.
“Hah, jangan harap kau dapatkan gulungan ini, sekalipun aku mati kau akan ikut ke neraka bersamaku. Majulah jangan banyak omong kosong...!” balas Tian Xing, terlihat ia kesulitan mengatur napas.
“Tetua Shulong , tidak ada gunanya mengajak dia bicara. Kita langsung saja bunuh mereka dan rebut paksa, mereka hanya anak ingusan kemarin sore!” ujar seorang yang mata kirinya berpenutup.
“Baiklah Saudara Xinye! Kau hadapi wanitanya sedangkan aku akan mencincangnya,” tukas laki-laki itu yang dipanggil Shulong kemudian langsung melesat kearah Luo Tian Xing berada.
“Adik Weilin, berhati-hatilah...! Jika ada kesempatan gunakan untuk melarikan diri. Aku akan menghadang mereka sementara waktu. Jika selamat aku titip Tian Shan padamu...!“ pinta Luo Tian Xing sembari menatap kearah Shulong yang melesat kearahnya.
“Tapi, aku tak bisa meninggalkanmu....”
“Jangan banyak bicara, lakukan! Ini perintah!” tegas Luo Tian Xing sebelum melesat kearah Xinye.
“Semoga kau selamat Kak Xing...! Aku akan menunggumu....” batin Zhang Weilin sambil menatap punggung Tian Xing sejenak, setelah itu mengeluarkan jurus sihir Api Dimensi Beku yang membuat dirinya menghilang dan di gantikan oleh tiruan dirinya yang terbuat dari Api Merah Beku.
“Mau kemana kau, lawanmu adalah aku. Beraninya kau mengacuhkan aku. Dasar tikus busukk...!” Shulong berteriak kemudian dengan cepat langsung memutar laju larinya dibelakang Luo Tian Xing.
Melihat rencananya berhasil tanpa di sadari musuh, Tian Xing tersenyum singkat.
“Jangan banyak omong kosong kau tua bangka...!”
JURUS API : PENYUCIAN JIWA
SWOSH!
Tian Xing tiba-tiba berhenti tepat ketika jarak antara dirinya dengan kedua orang itu dalam jangkauan jurus andalannya.
Seketika diatas tanah yang mereka pijak memunculkan lingkaran api kehijauan yang membentuk dinding melingkar. Begitu cepatnya hingga kedua orang itu terlambat bereaksi.
‘Gawat, aku terjebak olehnya!’ batin Shulong.
“Gawat tidak sempat lagi!” seru Xinye.
DUAR!
KABOOM!!
Dengan cepat lingkaran api itu mengecil lalu mengembang dengan hebat dan meledak keras.
Jurus yang Tian Xing gunakan memang jurus andalan terbaiknya, namun jurus ini bagaikan pedang bermata dua. Menyebabkan kedua tangan serta sebagian tubuhnya mengalami luka bakar hebat.
Luo Tian Xing membuang napas pelan, dirinya masih bisa tersadar meskipun posisinya terduduk tanpa bisa lagi bergerak. Luo Tian Xing menengadahkan wajahnya ke langit.
“Tian Shan! Kakak berharap kau jadi anak yang hebat. Semoga kau tidak terbalut oleh dendam. Kakak bangga mempunyai adik yang baik sepertimu...!” lirih Tian Xing dengan napas yang terlihat tersengal-sengal.
“Hohoho, tikus busukk...! Kau hampir saja membunuh kami. Lihatlah kondisimu sungguh mengerikan! Hahaha, biar ku bantu kau ke neraka dengan cepat...!” seru Shulong berjalan cepat ketika masih tertutup oleh kabut.
Disampingnya juga ada Xinye dengan membawa kepala Weilin.
“Lihatlah kubawakan kepala kekasihmu! Apa kau suka hadiah ini,” ejek Xinye sembari melemparkan kepala Weilin didepan Tian Xing.
“Hahaha, hahaha Tua bangka sialaann, jangan banyak omong kosong. Bunuh saja aku! Kau tak akan pernah mendapatkan Gulungan rahasia milik klan ku hahaha, uhukh!” Tian Xing yang masih menatap langit melirik kearah kedua orang itu sembari tertawa keras, tapi kemudian ia batuk darah.
Tiba-tiba kepala yang menggelinding tersebut berubah menjadi api merah lalu hilang dalam sekejap.
“Sialan kita tertipu oleh para tikus busukk Klan Luo...!” geram Xinye.
Shulong berjalan cepat mendekati Tian Xing tanpa berkata apapun. Tanpa ba-bi-bu lagi ia langsung menusukkan kedua belati ke lehernya, seketika itu kepala Tian Xing terjatuh ketanah dengan mata tertutup sebelah.
“Tetua Xinye, kita kirim kepala tikus busuk ini ke klan Api Biru. Aku yakin gadis itu lah yang membawa Gulungan Jurus Angin Petir Api. Kita lihat sampai dimana dia akan terus bersembunyi,“ kata Tetua Shulong sembari menginjak kepala Tian Xing yang terbalut darah segar.
“Benar Tetua Shulong, kita utus Hantu Malam untuk mengirim kepala bedebah ini ke klannya. Apapun yang terjadi Klan Tebing Utara harus mendapatkan Gulungan Jurus itu!" kata Tetua Xinye terlihat tatapannya penuh kelicikan.
*****
Sementara itu Zhang Weilin dengan sisa-sisa kekuatannya masih berusaha terus berlari, walaupun jaraknya dengan musuh sudah sangat jauh. Tapi, sama jauhnya dengan posisi dia dari tempat klan berada.
Dengan terus memegang bagian perutnya yang merupakan tempat ia menyembunyikan gulungan jurus yang mereka cari. Zhang Weilin lah yang membawa dan menyembunyikannya di balik bajunya.
Deru napas yang memburu ditambah air mata yang tak henti menetes. Weilin terus berlari dengan ilmu meringankan tubuh walaupun tak secepat Tian Xing namun cukup cepat untuk petarung berusia 14 tahun.
“Tebing Utara sialan...! Dendam ini akan aku balas. Akan aku ratakan Tebing Utara. Kematian Kak Xing harus terbalas. Akan aku binasakan Tebing utara! Hiks....” Luo Weilin menatap tajam tetapi terlihat air matanya tak berhenti keluar.
Sebenarnya mereka bisa lolos dengan mudah jika Tian Xing tidak masuk dalam jebakan orang Tebing Utara.
Setelah mereka keluar dari Wilayah Klan Bunga Langit, Tian Xing dan Zhang Weilin bertemu dengan kelompok pedagang yang membawa beberapa gerobak berkuda yang berisi beberapa peti.
Zhang Weilin sebenarnya menyarankan Tian Xing untuk memilih jalur lain agar tidak mendahului para pedagang dan juga untuk memangkas waktu perjalanan.
Karena mendahului perjalanan para pedagang akan di anggap menyinggung serta meremehkan mereka, sebab pakaian yang mereka kenakan adalah pakaian khusus yang ada di dalam Kekaisaran Tang.
Tian Xing tidak mengindahkan peringatan Weilin, karena pada dasarnya Luo Tian Xing berhati lembut jadi dia memutuskan untuk bergabung dengan rombongan pedagang.
Weilin sudah merasa ada yang aneh, sebab para pedagang itu menerima mereka tanpa syarat bahkan menyambut mereka.
Itu sebenarnya hal yang mustahil, karena biasanya para pedagang akan dilindungi oleh beberapa petarung tingkat tinggi sebagai pengawal dan tidak mengizinkan siapapun bergabung bahkan mengekor dibelakang pun tidak akan diizinkan.
Setelah malam tiba, firasat Weilin ternyata menjadi kenyataan. Rombongan pedagang itu ternyata anggota Klan Tebing Utara yang menyamar.
Mereka bergerak bersama lalu menyergap Tian Xing dan Zhang Weilin secara brutal. Sebab itulah, ketika menghadapi kedua Tetua Tebing Utara mereka berdua sudah kehabisan tenaga untuk melawan.
Namun, Tian Xing memaksakan diri dengan mengorbankan nyawanya menggunakan jurus terlarangnya untuk menyakinkan cucu Tetua Luo Shen Zhang itu. Tapi Weilin tahu benar kekuatan mereka berada pada tingkat yang terpaut jauh.
Hingga detik akhir pun, Tian Xing gagal membunuh salah satu diantara mereka karena memang sudah tidak ada lagi tenaga yang tersisa.
Tetapi, kedua orang Tebing Utara tidak menyadari keanehan jasad Tian Xing, walaupun mereka berhasil memenggal kepalanya. Disisi lain, Zhang Weilin masih terus berharap bahwa seniornya itu dapat selamat bagaimanapun keadaannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
raka cool
GANTILAH KATA "BACOT" DG KATA YANG LAEN BOSSSS
2020-11-12
0
dinik
kakak
2020-08-06
2
Johan Syah
lanjuutannya mna thoor..
2020-05-26
2