🌻H 4 P P Y R 3 4 D I N G🌻
•
•
🌹✨💞✨🌹
Bara sudah selesai dan rapi hanya menunggu anisa yang lagi bersiap.
Tak lama kemudian anisa keluar.
Ceklek....
Anisa pun tak kalah rapi, busana syariah yang di kenakan senada dengan pakaian yang dikenakan suaminya, karena itu adalah keinginan bara yang ingin matching.
"Sayang, kamu sangat cantik aku sampai tabjuk melihat nya, apakah di depan ini benar istri ku atau bukan," ucap Bara terpanah melihat anisa keluar dari kamar mandi.
"Mas benar aku cantik karena aku perempuan, kalau aku pria baru namanya tampan," balas Anisa sambil tersenyum.
"Kamu ya bisa saja kalau ngomong nya, tapi kali ini aku serius kamu sangat cantik."
"Terimakasih kasih atas pujiannya, dan Mas juga sangat tampan," balas Anisa memuji suami nya.
"Ya kamu benar kalau tidak istri ku ini tidak akan mencintai ku," ucap Bara dan seketika membuat Anisa terdiam.
Melihat diam nya sang istri bara kembali membuka suara.
"Nisa, kamu kenapa?"
"Aku tidak kenapa-napa," kata Anisa.
"Apa kamu yakin baik-baik saja tidak ada yang kamu pikirkan?" tanya Bara kurang yakin.
"Mas," seru Anisa.
"Kenapa, katakan saja aku akan mendengar kan," kata Bara seolah tau istri nya ingin mengatakan sesuatu padanya.
"Bisakah kamu untuk tidak membahas cinta ku padamu?" pinta Anisa serius.
"Kenapa?"
"Aku tidak nyaman mendengar itu, aku hanya ingin semua normal seperti sekarang tanpa ada rasa tidak nyaman satu sama lain," terang Anisa.
Kejadian kemarin sudah membuat nya cukup banyak belajar tidak semua jatuh cinta membawa kebahagiaan, jatuh cinta juga dapat membuat kedua orang saling jauh karena suatu faktor.
Bara mendengar ungkapan anisa dapat memahami apa yang di rasakan.
Pria itu tidak marah, ataupun kecewa, semua yang di rasakan anisa ini memang wajar karena dialah yang meminta mematikan perasaan anisa dan sekarang saat perasaan itu sudah mati dia baru menyadari dan menginginkan kembali hidup.
"Baiklah aku tidak akan membahas lagi, kalau begitu ayo kita turun," ajak Bara seraya mengandeng tangan anisa.
Kedua berjalan bersama meninggalkan kamar, tangan bara menggenggam erat tangan anisa seperti tidak ingin di lepaskan lagi.
"Mas, nanti di kantor gapapa kan kalau aku lanjut gambar? kemarin gak sempat selesaikan," terang Anisa meminta ijin.
"Tentu boleh sayang kenapa tidak? apapun yang ingin kamu lakukan bebas, di sana juga kamu bisa istirahat," jawab Bara sambil tersenyum.
"Terimakasih Mas."
"Sama-sama."
Lalu kedua nya pun turun bersama ke lantai bawah.
Papa Abraham dan Mama Tari melihat anak dan mantu nya mesra merasa damai di hati.
Hal inilah yang ingin mereka lihat dari kedua nya.
"Pa, Mama bahagia rasanya tidak sabar mau gendong cucu," ucap Mama Tari memandang kedatangan anak dan mantu nya itu.
"Kita doakan saja yang terbaik, agar keinginan Mama di kabul kan," kata Papa Abraham.
"Amin Pa, Mama akan selipkan doa Mama di akhir sholat agar cepat di kabulkan," semangat Mama Tari tersenyum bahagia.
"Papa juga."
"Pagi, Pa, Ma," sapa Bara dan Anisa berbarengan.
"Pagi juga," balas kedua kompak.
"Pa, sebentar lagi kita bakal gendong cucu, Mama gak sabar deh," ucap Mama Tari.
Perkataan Mama Tari berhasil membuat anisa salah tingkah, bara menyadari wajah istrinya menjadi gemes.
"Ma jangan di goda seperti itu, lihat lah wajah istri Bara sudah salah tingkah lho itu," ujar Bara.
"Bedanya sama kamu apa? Nisa lebih salah tingkah setelah mendengar perkataan kamu," elak Mama Tari.
"Sayang, benarkah seperti itu?" tanya Bara menatap anisa yang sedang menyendok makan.
"Uhukk ..." Mama Tari batuk mendengar putra nya memanggil mantu kesayangan nya dengan sebutan sayang.
"Mama gapapa, ini minum dulu," khawatir Papa Abraham menyodorkan gelas berisi air.
"Terimakasih Pa," Mama Tari menerima sodoran gelas tersebut dan meminum.
"Mama kenapa bisa batuk?" tanya Bara.
"Ya karena kamu, Mama kaget dengan panggilan mu itu, sejak kapan emang nya?"
"Emang kenapa? Nisa istri Bara jadi bebas dong panggil apa saja," jawab Bara santai.
"Kamu benar Nisa istri kamu, tapi Nisa mantu kesayangan Mama awas kalau berani kamu sakiti lagi Nisa akan Mama bawa kabur biar kamu rasakan kehilangan untuk kedua kalinya," ancam Mama Tari serius.
"Mama jangan khawatir hal seperti itu tidak akan terjadi lagi, Bara janji akan menjaga Nisa dengan sepenuh hati, tidak akan ada air mata yang boleh jatuh dari mata Nisa selain air mata kebahagiaan." serius Bara berjanji.
Anisa mendengar janji suaminya entah kenapa perasaan nya bergetar, rasanya bahagia mendengar semua itu.
Hati nya benar-benar tersentuh, anisa yakin suaminya itu tidak akan ingkar dengan janji nya.
"Aku beruntung Mas memiliki suami seperti mu, meski tidak ada cinta diantara kita itu tidak masalah karena dengan kamu bersikap seperti ini, itu sudah lebih dari cukup untuk ku," monolog Anisa bahagia.
"Kalian pasangan yang romantis, kalian mengingatkan Mama pada masa-masa dulu bersama Papa," ucap Mama Tari.
"Benarkah emang nya seperti apa hubungan Papa dan Mama dulu?" penasaran Bara yang ingin tau.
"Rahasia, sana lanjut makan. Nisa habis makan mau langsung berangkat?" tanya Mama beralih menatap menantu nya.
"Iya Ma, Nisa akan langsung berangkat dengan Bara, tapi tidak ke tempat biasa melainkan ke kantor bersama Bara," jawab Bara cepat.
"Kenapa seperti itu, tidak biasa kamu mengajak Nisa? Mama tegaskan jangan berani kamu ajak Nisa bekerja bersama mu, karena Mama tidak ijin kan," tegas Mama tidak sudih.
"Emangnya salah kalau Bara ajak Nisa? Nisa istri Bara kemana pun pergi nya Bara Nisa harus berada di samping ku."
"Tidak, jangan berani ngelawan Mama kalau tidak mau bernasib sama dengan maling kundang," ancam Mama Tari.
Glek....
"Iya, iya, gak bakal. Tapi sekali-kali gapapa kan?"
"Boleh asal gak kebiasaan."
"Iya, janji gak bakal."
Anisa yang mendengar obrolan suami dan mama nya tidak tau maksud pembicaraan mereka.
Dia hanya menyimak tanpa ikut ambil bagian, tidak mungkin dia ikut nimbrung kalau inti dari obrolan kedua nya tidak di ketahui.
30 menit berlangsung, akhirnya mereka menyudahi makan pagi bersama. Bara dan Anisa pamit segera berangkat takut terjebak macet.
Meski keberangkatan mereka sekarang pasti sudah macet, tapi setidaknya tidak terlalu macet kalau tidak kesiangan.
"Pa, Ma, Bara dan Nisa berangkat dulu. Assalamualaikum," pamit Bara dan salam bersamaan dengan Anisa.
"Walaikumsalam," balas Papa Abraham dan Mama Tari serentak.
Bara dan Anisa segera masuk mobil dan pria itu langsung menghidupkan mesin mobil lalu menjalankan meninggalkan area perumahan nya.
Dalam perjalanan anisa diam sambil melihat ke luar jendela begitu pun dengan bara pria itu fokus mengemudi.
Tak ada perbincangan antara kedua nya hingga tiba di tempat tujuan.
...Bᴇʀsᴀᴍʙᴜɴɢ......
...✨____________ 🌼🌼_______________✨...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Juliana Z
smoga kebahagiaan selalu menyertai,dn menjadi cinta sejati
2023-03-24
0
Cinta Suci
ktmu rini dong di kantor
2023-02-15
0
Ica Susanti
tumben si rini ga nongol ya
2023-01-24
0