🌻H 4 P P Y R 3 4 D I N G🌻
•
•
🌹✨💞✨🌹
Bara melihat anisa baru turun dari taksi berjalan mendekati dan menarik tangan anisa.
Wanita itu tentu kaget dengan tindakan bara.
"Sakit Mas, lepaskan," pinta Anisa, pergelangan tangan nya di genggam erat.
Tapi Bara tidak mendengarkan itu terus menarik anisa hingga tiba di dalam baru di lepaskan. Mama Tari melihat tindakan putra nya itu sempat menahan tapi bara tidak peduli terus menarik anisa masuk ke kamar.
"Mas, apa yang kamu lakukan? kenapa begitu kasar pada ku?" tanya Anisa memengang bekas genggaman jemari bara yang membekas.
"Kamu masih tanya? Nisa kamu masih istri saya? seharusnya apa yang ingin kamu lakukan ijin pada saya bukan pada Mama, tapi lihat lah tindakan mu ini semena-mena seperti tidak menganggap saya ini suami kamu? apa kamu sangat ingin bercerai dengan saya hah!" bentak Bara marah, entah kenapa dia begitu marah.
Anisa berjalan mendekati suami nya itu dan menatap lekat.
"Terserah, jika Mas sudah muak dengan saya silakan, saya minta maaf tidak ijin, saya janji lain kali tidak lagi," ucap Anisa mengaku salah.
Bara mendengar itu langsung memeluk anisa, dia benar-benar khawatir memikirkan anisa yang belum pulang, entah perasaan apa yang di rasakan, pria itu tidak ingin istri nya kenapa-kenapa.
"Maaf saya begitu kasar tadi, saya sangat khawatir karena kamu belum pulang tadi, saya takut kamu di jahati orang di luar sana," jujur Bara masih belum ingin melepaskan pelukan nya.
"Iya, saya juga minta maaf sudah membuat Mas khawatir."
"Janji lain kali jangan seperti ini, kamu hanya membuat saya takut tadi."
"Janji."
Bara pun melepaskan pelukan nya setelah mendengar janji anisa. Pria itu menatap lekat wajah wanita yang berhasil membuat nya khawatir sejak sore.
Entah kenapa mendapat tatapan bara, anisa tak lagi merasa getaran aneh, apa sekarang hati nya benar-benar sudah beku dengan semua kata-kata kasar bara mengenai cara pakaian nya. Tapi apapun itu anisa bersyukur.
Namun tidak dengan bara yang tidak mendapat apapun dari mata anisa, tatapan yang dulu hangat dan penuh cinta tidak ada, entah itu perasaan nya atau apa tapi sekarang itu lah yang di lihat dan di rasakan bara, melihat tatapan anisa sama seperti pertama kali mereka menikah tanpa ada cinta.
"Kenapa Mas?" tanya Anisa melihat bara terus menatap nya.
"Apa kamu mencintai saya?" tanya balik Bara.
Anisa menggeleng kepala."Tidak, cinta saya sudah mati jadi Mas jangan khawatir," jujur Anisa dan bara dapat melihat tidak ada kebohongan dari mata anisa.
Entah kenapa mendengar pengakuan anisa, hati nya terasa sakit.
"Ada apa dengan ku kenapa dada ku sesakit ini mendengar tidak ada cinta di hati Nisa untuk ku lagi? rasa nya aku tidak terima ungkapan kejujuran nya, apa aku benar sudah jatuh cinta pada nisa? tapi bagaimana bisa? aku hanya mencintai rina," monolog Bara bertanya-tanya binggung dengan perasaan nya.
"Jika tidak ada hal yang ingin di bicarakan lagi, saya pamit ke kamar dulu," ucap Anisa.
"Tunggu," Bara menghentikan langkah anisa yang akan pergi meninggalkan nya.
"Ada apa Mas?" tanya Anisa.
"Kembali lah ke kamar, kita masih suami istri tidak baik pisah kamar saya akan berbagi tempat tidur dengan mu, tidak akan ada yang tidur di sofa lagi," ucap Bara serius.
Anisa terdiam sambil menatap bara, dan akhir nya dia pun memutuskan untuk mengikuti perkataan suami nya.
"Sebaik nya aku turuti saja, kejadian pagi tadi membuat ku yakin kematian rina ada kaitan nya dengan rini. Jika dugaan ku terbukti ini sangat berbahaya, perempuan seperti rini seharusnya menerima balasan bukan berkeliaran bebas," monolog Anisa.
"Baiklah, asal itu tidak menganggu kenyamanan Mas, jika Mas tidak nyaman katakan saja, saya akan pindah," kata Anisa.
Bara tidak tau harus bersikap bagaimana dengan anisa, wanita itu benar-benar memiliki hati yang mulia.
Pria bodoh yang tidak akan jatuh cinta pada anisa, selain berhati mulia, anisa juga cantik.
"Jangan memikirkan itu, sekarang kita ke bawah saya akan membantu kamu mengemas barang mu, ayo," ajak Bara lalu mengandeng tangan anisa.
Kedua nya pun berjalan keluar dari kamar dan Mama tari melihat anak dan mantu nya sudah berbaikan mengerut kening.
"Ma, mana? katanya bara marah besar sama anisa, tuh bukti nya mereka akur-akur saja, bahkan turun gandengan tangan," ucap Papa Abraham bertanya.
"Ish, Papa nih Mama gak bohong tadi memang begitu bara marah," kata Mama Tari jujur.
"Iya, lalu itu apa sekarang? tidak mungkin kan, akur begitu cepat?"
"Mana Mama tidak tau, tapi bisa saja mereka sudah akur, Papa jangan lupa menantu kita memiliki sifat dewasa dan Mama yakin semua ini karena Nisa sesuatu yang jarang terjadi akan terjadi jika sudah berurusan dengan mantu kita, bukti nya itu," kata Mama Tari.
"Ya Mama benar itu, sekarang kita ke kamar saja Papa sangat cape hari ini," ajak Papa Abraham mengandeng tangan istri nya meninggalkan ruang keluar.
Kedua nya tadi berniat ingin menghampiri anak dan mantu, tapi semua itu tidak jadi setelah melihat mereka telah baikan.
Bara dan anisa tiba di kamar tamu dan bara langsung membantu anisa mengemas dan membawa kembali pada tempat yang sudah seharusnya barang anisa berada.
Anisa bukan lah tamu di rumah ini, anisa adalah istri nya yang sudah seharusnya berada di kamar nya.
"Mas, apa gak sebaik nya kamu duduk saja biar saya yang membereskan ini, lagian ini barang saya jadi Mas duduk saja," ucap Anisa.
"Tidak apa-apa, saya tidak ingin kamu kelelahan."
"Mas saya tidak merasa kelelahan sama sekali jangan khawatir, kerjaan seperti ini bukan masalah berat buat saya."
"Tidak, jangan ngebantah saya akan tetap membantu kamu."
"Ya sudah terserah Mas saja."
Anisa kembali membereskan barang nya, dan bara menatap wanita itu dengan lembut.
"Rina Maaf aku tidak bermaksud menduakan mu, tapi seperti nya aku benar telah jatuh cinta pada nisa istri ku. Aku harap kamu tidak kecewa, kenangan indah kita akan selalu aku ingat sampai mati, kamu adalah cinta pertama ku," monolog Bara.
"Nisa," panggil Bara.
"Iya Mas ada apa?" tanya Anisa menoleh.
"Apa kamu benar tidak lagi mencintai saya?" tanya Bara memastikan lagi sambil menatap anisa.
"Benar, apa Mas tidak percaya? saya sebenarnya juga tidak percaya dengan perasaan saya kenapa begitu cepat melupakan Mas, tapi kemudian saya sadar ini lah kuasa Allah, sesuatu yang sulit akan mudah bagiNya. Dan semua itu bisa terjadi karena perantara nya Mas sendiri hingga akhir nya membuat sadar," jawab Anisa.
"Perantara maksudnya?" tanya Bara tidak mengerti.
"Lupakan saja tidak penting, sekarang yang harus Mas percaya di hati saya tidak ada cinta untuk Mas dan kita bisa kembali seperti awal seperti yang Mas ingin kan."
"Perkataan ku saat itu ternyata begitu membekas di benak mu, aku tidak menyangka itu," batin Bara sedih.
...Bᴇʀsᴀᴍʙᴜɴɢ......
...✨____________ 🌼🌼_______________✨...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Shiro Yuki
bt bara kesusahan.. enak aja udah sia2in Annisa
2023-01-12
1
Riyanti Riri
Hore..hore...hore.... yes...kamu berhasil Bara,.. usahamu utk membuat Nisa tdk mencintaimu berhasil..ayo rayakan keberhasilanmu.
2022-11-28
2
Shautul Islah
betul nisa, biarkan bara aja yang jatuh cinta ke kamu, biar kamu ga terluka lagi.
2022-11-24
2