🌻H 4 P P Y R 3 4 D I N G🌻
•
•
🌹✨💞✨🌹
Anisa sudah tiba di kamar tamu, setelah kedua mertua nya mengantar mereka langsung keluar mempersilakan anisa istirahat.
Mereka membiarkan anisa tenang, saat ini hati pasti sedang hancur.
Di tepi kasur, duduk lah anisa melihat-lihat isi kamar tamu yang akan di tempati selama satu bulan.
Setelah merasa cukup wanita itu bangkit dari duduk nya dan mulai merapikan barang bawaan nya.
Meletakkan secara perlahan-lahan seperti itu lah yang di lakukan anisa mengeluarkan satu persatu baju dalam koper di pindah kan ke lemari pakaian.
Terlihat sudah rapi, anisa kembali duduk dan memikirkan apa rencana ke depan nya. Dia tak ingin bersedih, karena bersedih tidak akan mengubah apapun.
Sesuatu yang telah terjadi tidak akan bisa di ubah kembali dengan cara menangis, menangis hanya akan membuat diri sendiri tersiksa dalam penyesalan hidup.
Merasa hidup tak adil, membandingkan perjalanan kisah hidup orang dan kita, mengeluh, dan masih banyak hal. Tentu anisa tidak ingin seperti itu, bagi nya setiap perjalanan hidup orang berbeda-beda.
Tidak semua yang kita rasakan sulit terasa sulit bagi orang di luar sana, karena mungkin mereka sudah merasakan yang lebih sulit dari yang kita rasakan, begitu pun dengan sebalik nya.
"Aku harus bisa melewati semua ini bukan akhir perjalanan hidup ku, jika berdiam di tempat kapan akan maju," ucap Anisa menyemangati diri sendiri.
Di sisi lain, bara duduk bersandar di atas kasur, kamar benar-benar terasa sunyi. Tak ada suara seperti malam kemarin yang masih rame dengan ada nya anisa di kamar.
Bara mengingat jelas biasa nya, jika sedang tidak sibuk dan pulang cepat dia akan duduk mengajak anisa ngobrol, meski tak banyak masih tetap ada sedikit komunikasi antara kedua.
"Kamar ini seperti kuburan, rasanya tak berpenghuni, kepergian anisa dari sini membawa dampak yang cukup besar."
"Sudah lah aku tidak perlu memikirkan nya lagi, semua memang yang terbaik sekarang, aku tidak bisa mencintai wanita lain selain rina," tambah Bara.
Pria itu mengambil posisi untuk tidur lalu memejamkan mata, besok hari senin dia memiliki janji temu dengan klien dari luar kota yang ingin mengajukan kerja sama.
Tidak menunggu lama, pria tersebut sudah tak sadar saking lelah nya hingga hanya membutuhkan waktu beberapa menit menuju alam bawah sadar.
Pagi hari ⛅🌥🌥
Bara terbangun dari tidur nya, kejadian semalam di kira sebuah mimpi ternyata tidak, semalam adalah kebenaran yang benar adanya.
Pria itu menghela nafas panjang, entah kenapa dia merasa hari nya ini berbeda dari kemarin.
Tak ingin berlarut dalam perasaan aneh nya, pria itu bangkit dari kasur menuju kamar mandi.
30 menit kemudian, bara keluar dan pria itu tak melihat pakaian kerja nya di atas kasur.
"Nisa, pakaian saya mana? kenapa belum kamu siapkan? teriak Bara.
Tapi teriakan nya tak ada balasan, dan seketika dia baru menyadari jika anisa tak berada di kamar nya.
"Ada apa dengan ku, kenapa selalu memikirkan nisa, aku tidak mencintai nya, tapi bayang-bayang nya selalu berada di benak ku," ucap Bara frustasi kesal dengan diri sendiri.
Sedang di sisi lain, anisa sudah rapi dan bersiap ke dapur membantu Mama Tari masak.
"Assalamualaikum Mama," salam Anisa lembut tiba di samping Mama mertua nya.
"Walaikumsalam sayang, sudah cantik nih anak Mama, mau bantuin Mama ya?"
"Iya Ma, setelah itu baru Nisa pergi dan seperti nya akan pulang agak malam gapapa Ma?" tanya Anisa meminta izin pada mertua nya.
"Emang nya ada apa sampai pulang malam?" tanya balik Mama Tari perasaan.
"Nanti dari les private Nisa mau singgah ke toko mau cari kain, rencana nya mau Nisa coba untuk rancang sendiri hasil desain, sayang kan kalau harus suruh orang lain yang jahit, kalau bisa sendiri kenapa gak belajar dulu," terang Anisa yang selalu ingin belajar dan belajar.
"Kamu memang anak pintar, Mama bangga sama Nisa punya semangat yang tinggi," kata Mama Tari jujur.
"Nisa juga bangga punya Mama mertua kayak Mama Tari yang baik, karena Mama Nisa bisa belajar desain, dulu Nisa sempat berpikir jika impian Nisa gak akan bisa terwujud," ungkap Anisa.
"Iya sayang sama-sama, Mama hanya perantara dari Allah untuk mewujudkan impian mu."
Tanpa mereka sadari Bara mendengar obrolan kedua, pria itu tak menyukai jika anisa pulang malam, bagaimana kalau ada orang jahat berniat gak benar pada anisa.
Belum juga terjadi bara sudah tidak sanggup membayangkan.
"Bara tidak setuju Ma, Nisa tidak boleh pulang malam," bantah Bara dari belakang berjalan menghampiri kedua perempuan tersebut.
"Jika Nisa ingin beli kain cari waktu lain tidak harus malam. Pagi, siang, sore masih ada," putus Bara tegas.
"Nisa saya masih suami mu jadi jangan ngebantah," tambah Bara menatap serius wanita bercadar itu.
"Iya Mas, Nisa paham," balas Anisa patuh.
Mama Tari tidak ingin ribut di pagi hari yang cerah ini, apalagi di hadapan mantu nya.
"Nisa, ayo bantu Mama," ajak Mama Tari mengalihkan pembicaraan.
Bara tak lagi berbicara karena mama dan istri nya bersikap acuh seolah diri nya tak ada di sini.
Sikap anisa pun berubah, wanita bercadar itu tak banyak bicara, memandang nya saja tidak padahal dia ada di hadapan nya.
"Sayang jangan di masukkan di hati perkataan Bara itu, niat nya baik tidak ingin kamu kenapa-kenapa di luar sana apalagi pergi nya malam, jaman sekarang kan banyak penjahat," jelas Mama Tari.
"Iya Ma, Nisa paham jangan khawatir yang di katakan mas bara memang benar kenapa harus malam kan masih ada waktu lain," ucap Anisa mengerti.
"Kepribadian kamu ini yang membuat Mama makin sayang sama kamu Nisa, Mama harap satu bulan ini ada keajaiban," harap Mama Tari dalam batin.
"Mama kenapa?" tanya Anisa melihat mertua nya melamun.
"Tidak, ayo kita lanjut kan."
Kedua wanita itu pun kembali memasak, dan bara melihat semua dari belakang terpanah dengan kelincahan gerakan anisa memasak.
Ini adalah kali pertama dia melihat secara langsung anisa memasak, jika mama nya bukan pertama kali lagi tapi berkali-kali.
Mata nya seakan terhipnotis melihat anisa, Papa Abraham yang baru tiba di meja makan melihat putra nya tak menyadari kedatangan nya mengerut kening, lalu pria itu mengikut arah pandang bara tertuju.
"Apa sekarang bara perlahan sudah ada rasa, tapi belum menyadari karena cinta nya terlalu besar pada rina? Jika benar seperti itu Papa akan bantu menyadari kamu sebelum semua benar terlambat," monolog Papa Abraham.
...Bᴇʀsᴀᴍʙᴜɴɢ......
...✨____________ 🌼🌼_______________✨...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
manda_
lanjut thor
2022-10-04
0
Yus Warkop
papa mertua yg sholeh, benar pa bantu anaknya biar cepet eling
2022-09-17
0
Sumarni
ayo pa bantu anakmu yg terkurung dengan masa lalu
2022-09-07
0