🌻H 4 P P Y R 3 4 D I N G🌻
•
•
🌹✨💞✨🌹
Setelah kepergian rini dari kamar, anisa langsung menyusul.
Setiba di sana benar rini sudah seperti anak ayam yang menempel pada induk nya tak ingin di lepaskan.
Anisa melihat itu hanya tersenyum di balik cadar, dia tak ingin menganggap serius apa yang di katakan rini tadi.
"Nis, Saya berangkat dulu, mungkin akan pulang malam hari ini karena banyak kerjaan yang harus saya selesaikan," kata Bara menjelaskan pada anisa.
"Iya Mas tidak apa-apa, asal Mas jaga kesehatan dan pola makan, kalau sudah waktu nya makan langsung makan jangan memaksa bekerja nanti bisa sakit," pesan Anisa tulus.
"Cih, sok perhatian asli nya busuk kayak bangkai," batin Rini jijik melihat kebaikan anisa menurut nya sebuah drama yang di buat dengan banyak kebohongan.
"Rini, jaga kakak mu, jika mas bara lupa makan kamu ingatin," lanjut Anisa menatap rini.
"Kakak ipar jangan khawatir, saya bukan hanya akan mengingatkan kak bara makan jika lupa, tapi saya akan menjaga kak bara dengan nyawa saya sendiri, bahkan tidak segan menyingkirkan pelakor dengan tangan saya sendiri," balas Rini penuh penekanan di kalimat akhir dengan tatapan tajam menatap anisa.
Namun wanita yang di tatap itu terlihat santai di balik cadar.
"Kamu benar, hempas kan pelakor itu sejauh-jauh mungkin," ucap Anisa.
"Sialan, maksud nya apa? kenapa jadi aku yang ke sindir, maksud ku tadi itu dia bukan aku," batin Rini berdecak kesal.
"Rini ayo berangkat, apa kamu masih mau ngobrol sama nisa? kalau gitu di sini saja gak usah ikut," ajak Bara yang binggung ucapan pamitan kedua perempuan tersebut semakin panjang.
"Tidak kak, aku ingin bersama kakak, ayo berangkat," Rini mengandeng tangan bara dan pria itu tak keberatan.
Anisa melihat itu hanya bisa istigfar. Dia tak tau apa hubungan rini dan mas bara sebenarnya, yang dia tau hanya satu rini bukan lah kerabat besar dari keluarga abraham.
Sebenarnya anisa ingin mengingatkan mas bara tidak terlalu berdekatan dengan wanita yang bukan istri nya apalagi dengan mengandeng tangan, bagaimana juga sekarang pria tersebut sudah menikah dan rini juga bukan adik kandung atau keluarga dari mama papa nya.
Lima menit kemudian setelah melihat mobil bara benar-benar pergi, anisa beranjak masuk ke dalam.
Dan saat itu mama tari baru turun dari kamar.
"Bara sudah berangkat?" tanya Mama Tari menatap menantu nya sambil menuruni satu persatu anak tangga.
"Iya, barusan saja," jawab Anisa menghentikan langkah nya yang berniat kembali masuk ke kamar.
"Lalu, rini mana?"
"Rini ikut sama mas bara."
"Ikut, dasar tuh anak selalu saja seperti itu," Mama Tari menggeleng kepala.
"Emang ada apa Ma?" tanya Anisa binggung dengan maksud perkataan mama mertua nya.
"Apa bara tidak menceritakan?"
"Tidak."
"Dasar anak itu kalau sudah soal masa lalu gak pernah mau cerita, padahal cerita sama istri sendiri gak masalah. Baiklah biarkan mama yang cerita, ayo kita duduk dulu," ajak Mama Tari mengajak anisa duduk sebelum memulai.
"Iya Ma."
Kedua mengambil tempat untuk duduk, anisa duduk di sebelah mama tari sesuai keinginan nya.
Setelah duduk mama tari menatap anisa.
"Mama akan cerita semua tentang masa lalu bara suami kamu, tapi Mama harap kamu jangan sedih dan jangan mundur, Mama juga tau kalian belum melakukan malam pertama kalian bukan?" ucap Mama Tari.
Deg!
Deg!
Anisa kaget mendengar Mama mertua nya yang tau itu, tapi beberapa menit kemudian dia baru menyadari kenapa mama tari bisa tau sama hal dengan rini yang tau.
Wanita itu hanya diam sambil tersenyum di balik cadar, dia tak ingin mengelak apa yang di kata mertua karena semua itu benar.
"Apa yang di katakan bara saat itu? apa bara mengatakan tidak akan pernah bisa menyentuh mu?" tanya Mama Tari lagi melihat Anisa yang masih terdiam.
Anisa tak mau mengangguk atau pun mengiyakan, karena itu sama saja berbohong, dan dia tidak ingin membuka aib jika suami nya masih mencintai wanita lain, biarkan ini menjadi masalah rumah tangga nya.
Aib rumah tangga tidak baik di cerita kan pada orang lain, meski itu orang tua nya atau mertua nya.
"Mama paham kamu tidak ingin menceritakan apapun karena itu sama saja membuka aib suami mu, tapi satu hal yang ingin Mama katakan dan Mama harap kamu selalu mengingat ini jangan pernah tinggalkan bara, mama yakin cepat atau lambat bara akan mencintai mu," ujar Mama Tari penuh harap.
Mama Tari tidak ingin kehilangan menantu kesayangan nya karena putra nya yang belum bisa move on.
"Iya Ma," jawab Anisa.
Wanita bercadar itu binggung harus menjawab apa, selain iya, dia tidak ingin menjanjikan sesuatu yang tidak bisa di tepati.
Dia ragu jika bara akan mencintai nya, melihat betapa cinta nya bara pada cinta pertama dan juga tertutup tentang kehidupan di masa lalu, membuat anisa tak berani berharap banyak selain menyerah semua pada yang kuasa.
Tugas nya hanya bisa menjalani, dan berusaha, sisa nya biar yang di atas yang mengatur bagaimana baik nya.
"Kamu istri yang baik, Mama harap semoga bara cepat menyadari itu, dan bisa melupakan Rina," batin Mama Tari.
"Mama kenapa sedih?" tanya Anisa khawatir melihat wajah sedih Mama Tari.
"Tidak, Mama baik-baik saja. Sekarang Mama akan cerita semua dan kamu dengar ini," kata Mama Tari.
"Dua tahun yang lalu tunangan nya bara meninggal, dan itu menjadi suatu pukulan yang begitu keras yang sulit bara terima. Mereka berdua sudah menjalin hubungan selama 9 tahun, padahal saat itu hanya tinggal beberapa hari menuju pernikahan mereka, tapi sang kuasa berkehendak lain. Dan sejak hari itu bara tak ingin membuka hati nya lagi, cinta nya pada rina begitu besar, bahkan 2 tahun ini setelah kepergian rina hari-hari nya hanya di habis kan dengan bekerja dan setiap hari minggu bara akan berkunjung ke makam rina," jelas Mama Tari lalu meraih tangan anisa memberi kekuatan.
"Ma, apa nisa boleh tau apa penyebab kematian rina? dan apa yang di lakukan mas bara di makam rina? apa jadwal minggu sudah menjadi rutinitas nya tanpa bolos?" tanya Anisa penasaran, entah kenapa mendengar cerita Mama Tari membuat nya prihatin dengan kehidupan masa lalu bara.
"Ya setiap minggu tanpa bolos, waktu yang di habiskan pagi hingga sore, dan kematian Rina hingga sekarang belum ada mengetahui, karena pelaku nya sangat cerdik menghilangkan jejak setelah memberi racun di minum rina, "
"Apa mas Bara selalu sendiri ke sana? dan apa polisi sudah menutup kasus ini?"
"Tidak, kadang di temani rini, hanya rini tidak ada orang lain. Dan kasus nya sudah di tutup satu tahun yang lalu. "
...Bᴇʀsᴀᴍʙᴜɴɢ......
...✨____________ 🌼🌼_______________✨...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Eliyana Mobile
Rini udh stres
2023-01-23
0
🐝⃞⃟𝕾𝕳 TerlenARayuAn
wah2rini benar udh gila rupanya
2023-01-05
1
Shautul Islah
wah bener2 ini si rini, udah gila
2022-11-24
0