🌻H 4 P P Y R 3 4 D I N G🌻
•
•
🌹✨💞✨🌹
Bara terbangun dari tidur nya, betapa kaget dia saat melihat selimut yang menyelimuti tubuh nya, di lihat ke arah tempat tidur tidak ada siapa pun.
"Di mana Nisa? kok pagi-pagi sudah tidak ada?" Bara bertanya pada diri nya sendiri.
Cekrek....
Pintu kamar mandi terbuka, keluarlah wanita dari balik pintu yang sudah rapi dengan pakaian syariah yang panjang seperti biasa. Tapi cadar nya tak di kenakan.
"Mas sudah bangun, maaf saya gak bangunin kelihatan nya Mas sangat kelelahan dan saya gak tega jadi saya biarkan Mas tidur," terang Anisa menjelaskan.
"Tidak apa-apa, tolong siapkan pakaian kerja saya, hari ini saya harus ke kantor."
"Iya Mas," sahut Anisa.
Bara beranjak bangun dan meninggalkan Anisa masuk ke kamar mandi, melihat kepergian suami nya benar-benar sudah masuk ke dalam, anisa segera menyiapkan pakaian kerja Bara, tapi sebelum itu dia melipat rapi selimut yang di kenakan bara semalam.
Setelah melihat semua sudah beres, baru dia berjalan menuju lemari dan memilih pakaian kerja yang cocok untuk suami nya.
"Apa yang di suka Mas Bara ya? yang ini atau yang ini? astaga kenapa tadi aku tidak bertanya warna apa yang di sukai."
"Sudah lah yang ini saja, semoga mas bara suka," putus Anisa yang tidak tau selera bara.
Setelah menikah, dia tidak bertanya banyak tentang kesukaan bara itu apa, atau pun hobi, karena dia merasa hal itu tidak perlu, tapi sekarang dia baru sadar pikiran nya itu salah seharusnya dia bertanya agar tidak pusing sendiri saat di minta seperti ini.
Beberapa menit kemudian bara keluar dengan handuk yang melilit di pinggang. Anisa melihat suami nya bertel**jang dada langsung membalik ku ke belakang.
Ini adalah pertama bagi nya melihat hal seperti itu, anisa benar-benar malu padahal sah-sah saja semua itu bahkan seluruh nya bisa di lihat karena itu tidak akan dosa.
"Mas, pakaian mu sudah saya siapkan, maaf kalau tidak sesuai dengan selera Mas, kemarin saya lupa bertanya apa yang di sukai dan tidak sukai mas," Anisa berkata sambil membelakangi bara.
"Ya, tidak apa-apa, tapi kenapa kamu membelakangi Saya seperti itu?" tanya Bara yang binggung dengan tinggi istri nya.
"Maaf Mas, saya tidak terbiasa melihat seorang pria seperti itu, ini pertama bagi saya," jujur Anisa.
"Maaf saya tidak tau hal itu, tapi mulai sekarang cobalah terbiasa dengan hal seperti ini, kita sudah menikah."
"Iya Mas saya akan berusaha."
"Itu harus."
"Sekarang berbalik lah dan lihat saya," perintah Bara meminta wanita yang membelakangi nya itu menatap nya.
"Tapi Ma-"
"Berbalik lah, jika kamu tidak melakukan dari sekarang bagaimana kamu bisa mulai terbiasa," kata Bara, yang mana membuat anisa setuju, jika bukan sekarang untuk mencoba mau sampai kapan.
Dengan bismilah yang di ucapkan dalam batin, anisa berbalik dan menatap bara meski masih ada rasa aneh melihat seorang pria tak mengenakan baju dan hanya handuk menutup aset penting nya.
"Bagaimana apa sekarang sudah bisa? apa masih ada perasaan aneh mengganjal di hati mu?" Tanya Bara menatap anisa yang sudah berani menatap nya, meski dari cara pandang anisa, bara dapat melihat tidak nyaman dari raut wajah nya.
"Iya Mas," angguk Anisa menatap balik Bara.
Lalu anisa membiarkan bara bersiap-siap sendiri dan dia hanya melihat itu karena suami nya tak membutuhkan bantuan nya.
"Nis, apa kamu hanya akan melihat ku bersiap-siap?" suara Bara menyadarkan anisa yang dia memandang nya.
"Kemari lah bantu aku kenakan dasi ini," pinta Bara sedih kesusahan mengenakan dasi.
"Iya Mas," Anisa beranjak bangun berjalan mendekati Bara.
Anisa menerima dasi yang di sodorkan Bara, namun saat ingin di kenakan tinggi nya tak mencapai karena bara lebih tinggi dari nya, hingga anisa kesulitan.
Bara menyadari itu tersenyum merasa perempuan di hadapan nya ini begitu lucu mengemaskan.
"Mas bisakah kamu sedikit tunduk, aku tak bisa mengenakan dasi ini," jujur Anisa.
"Itu karena kamu pendek, biasakan untuk olahraga pagi biar tinggi," ejek Bara tersenyum.
"Iya akan saya lakukan, tapi tak janji," balas Anisa sambil tersenyum.
Saat sudah terjangkau bara sudah berjongkok mensejajarkan tinggi nya dengan tinggi anisa, ketukan pintu terdengar menandakan seseorang berada di depan pintu kamar.
"Siapa yang mengetuk sepagi ini?" tanya Bara menatap anisa.
Wanita yang di tanya menatap balik menggeleng kepala tidak tau.
"Tunggu biar saya buka dulu siapa tau penting yang ingin di bicarakan," Anisa beranjak pergi dan membuka pintu.
Cekrek...
"Hay kakak ipar, Kak bara Mana aku ingin bertemu dengan nya, aku gak menganggu kan? tentu tidak dong karena kak bara gak pernah terngangu dengan kehadiran ku," jawab Rini yang menjawab pertanyaan nya sendiri.
"Siapa Nis?" teriak Bara.
"Rini Mas."
"Itu suara kak Bara ku, permisi," Rini langsung serobot masuk tak peduli di kata sopan atau tidak bodoh amat.
"Astagfirullah," Istigfar Anisa.
Rini begitu kasar menyenggol bahu nya, sudah begitu tanpa merasa bersalah mengucap kan maaf tidak di lakukan berjalan melewati seperti tidak menabrak apapun.
"Kak sedang apa? mau berangkat kantor? aku ikut ya kak aku bosan di sini sendiri membosankan," keluh Rini beralasan sebenarnya dia hanya selalu ingin berdua bersama Bara.
"Kok bosan? di sini ada Mama dan Nisa, kamu bisa duduk ngobrol sama mereka, kalau kamu ikut itu akan lebih membosankan karena sering saya tinggal. Saya tidak bisa mengajak mu ngobrol di kantor lagi banyak kerjaan," jelas Bara.
"Tidak apa-apa kak, itu lebih baik saya hanya ingin melindungi kakak dari wanita genit yang berniat mendekati kakak. Kak Rina sudah memberi amanah agar saya menjaga kakak," ujar Rini sambil melirik anisa.
Anisa mendengar penuturan rini, entah kenapa dia merasa sejak datang kemarin perempuan itu selalu menatap sinis tidak suka pada nya, entah itu perasaan atau apa kini untuk kesekian kali tatapan rini semakin dia yakin.
Tapi lagi dan lagi anisa mencoba tidak menghiraukan perasaan yang di rasakan, dia memilih positif thinking.
"Mas dasi nya mau di lanjut kan atau tidak?" tanya Anisa melihat rini wanita itu terus menempeli suami nya.
"Sini biar aku saja yang pakai kan," rampas Rini cepat mengambil dasi tersebut dari tangan Anisa.
"Rini jangan seperti itu, harus sopan sama Anisa, bagaimana juga dia lebih kakak dari mu," tegur Bara sedikit tidak suka dengan tingkah rini ini.
"Maaf kak."
"Minta maaf nya sama Anisa."
"Iya. Kakak ipar maaf, aku terlalu semangat ingin memakai kan dasi pada kak Bara jadi gak sabaran."
...Bᴇʀsᴀᴍʙᴜɴɢ......
...✨____________ 🌼🌼_______________✨...
Author yang nulis kok jadi kesal ya sama rini🤧😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Uthie
gak tau diri 😡
2023-07-23
0
Eliyana Mobile
ohh Rini nya suka to sama bara?
2023-01-23
1
Maysuri
waahhh dah pasti ni ocd
2023-01-13
1