Bab 13: Maaf

🌻H 4 P P Y R 3 4 D I N G🌻

🌹✨💞✨🌹

Setelah makanan telah selesai.

Mama Tari menyendok makan untuk suami nya, begitu pun dengan anisa menyendok makan untuk bara.

Mata bara tak henti menatap anisa yang sejak tadi mendiamkan nya, bahkan tak ada balasan tatapan dari nya.

"Apa kamu sekarang sudah membuang perasaan itu? apa cinta kamu hanya sekecil itu untuk ku hingga mudah melupakan dalam hitungan jam?" batin Bara bertanya-tanya.

"Aku rindu kamu yang dulu Nisa, selalu bertanya apa yang ku ingin kan, menatap ku dengan tatapan teduh yang nyaman. Tapi kini aku kehilangan semua itu selama nya."

"Ma, lihat tatapan bara pada anisa, seperti nya bara sudah menaruh hati pada anisa," bisik Papa Abraham pada sang istri.

"Seperti nya begitu, semoga saja hubungan mereka tidak benar berakhir satu bulan ini, atau Mama akan sangat sedih," kata Mama Tari.

"Iya, tapi kita tidak boleh tinggal diam seperti ini, karena semua tidak akan membaik jika tak ada usaha."

"Jadi apa yang harus kita perbuat? emang nya Papa ada rencana?"

"Tentu, Papa sudah memikirkan semua sejak tadi bagaimana agar bara sadar dengan perasaan nya."

"Emang nya bagaimana?"

Papa Abraham pun mulai menceritakan semua rencana nya agar anak dan mantu nya tak bercerai. Melainkan dapat menjalin hubungan dengan baik.

Pria itu tidak menyukai ada nya perceraian di keluarga nya, karena menurut nya pernikahan adalah ikatan suci, di mana janji yang kita ucapkan harus di tepati bukan di ingkari.

Tapi apa daya nya saat itu terpaksa mengatakan hal yang tidak di sukai karena pikir nya jika pernikahan anak dan mantu nya tidak bisa di perbaiki, tapi dia salah dan baru menyadari, jika hubungan mereka masih bisa di perbaiki.

"Papa memang cerdas pantas saja anak kita pintar padahal turunan dari papa dan mama," puji Mama Tari menyukai rencana suami nya.

"Nisa," panggil Bara menatap Nisa yang baru akan duduk.

"Iya Mas," sahut Nisa sekilas menatap suami nya.

"Bisa kah kamu kembali menyiapkan keperluan saya di kamar? saya benar-benar kerepotan mengurus semua sendiri," ungkap Bara.

"Maaf Mas, seperti nya itu tidak bisa," tolak Anisa.

"Kenapa? kamu masih istri saya Nisa sudah seharusnya melakukan itu, apa kamu ingin menjadi istri durhaka karena menolak keinginan suami?" tanya Bara serius tidak peduli jika Mama dan Papa nya mengatai dia egois.

Anisa terdiam, yang di katakan bara memang benar ada nya.

"Ya Allah ampuni aku yang sudah tidak menjalani kewajiban sebagai seorang istri, tapi aku tidak ingin membuat mas bara merasa tak nyaman dan merasa bersalah dengan perasaan ku ini. Aku sudah cukup sadar hingga kapan pun suami ku tak akan memberi cinta nya untuk ku," batin Anisa berdoa.

"Nisa kamu dengar saya kan?" Bara menatap anisa yang diam tertunduk.

"Iya Mas," jawab Anisa.

"Kamu mau kan kembali mengurus keperluan saya di kamar?"

Anisa menatap kedua mertua nya meminta pendapat, dan orang yang di tatap tersebut mengangguk setuju.

"Iya Mas, saya akan mengurus keperluan Mas," jawab Anisa.

"Alhamdulilah, nanti setelah makan kita sama-sama naik ke atas saya belum menyiapkan apa-apa di kamar," ucap Bara.

Ya, setelah keluar dari mandi tidak mendapatkan pakaian kerja di atas kasur, bara mengambil sembarang baju santai lalu menghampiri anisa untuk membujuk istri nya kembali menyiapkan keperluan nya.

Entah kenapa dia lebih menyukai selera anisa, dalam menyiapkan pakaian kerja dan lain nya. Hingga rasanya saat harus melakukan sendiri tidak ada semangat.

Tapi sebelum itu dia sudah menghubungi rini jika akan terlambat ke kantor.

"Iya Mas," jawab Anisa singkat.

Bara mendengar jawaban anisa sejak tadi di ajak bicara jawaban nya selalu singkat iya mas dan iya mas seperti tidak ada kata lain. Bara mendengar itu telinga nya benar-benar sakit dan muak.

Sedang kan Mama dan Papa yang menyimak obrolan kedua menahan tawa, bagaimana tidak? anisa berhasil membuat bara kesal karena jawaban nya selalu sama dan mereka menyadari itu.

****************

Di kamar, anisa mulai menyiapkan keperluan bara, dan pria itu duduk melihat semua gerakan anisa yang cepat.

"Mas, hari ini kamu ada pertemuan dengan klien dari luar kota, tapi dokumen kerja sama nya tidak ada di sini? apa kamu menyimpan di kantor? sejak tadi saya cari tidak ada," ucap Anisa menoleh pada bara.

"Apa benar? tapi seingat saya bawah kemarin," kata Bara tidak mengingat jelas.

"Tapi ini tidak ada Mas, coba Mas ingat lagi."

"Sudah, saya yakin membawa nya kemarin," Bara bangkit dari duduk nya mendekat anisa yang sedang mencari-cari dokumen kerja sama itu.

Anisa tidak menyadari jika bara kini sudah berada di belakang nya, sejak tadi wanita itu berbicara tanpa melihat bara mata nya terus fokus ke depan.

"Mas lihat sendiri kalau tidak percaya," kata Anisa lalu berbalik dan.

Deg!

Betapa terkejut anisa dengan keberadaan bara mendadak di belakang nya.

Mata kedua saling bertemu, entah sadar atau tidak, tatapan bara begitu dalam seakan terhipnotis dengan kedua bola mata anisa.

Baru kali ini dia begitu dekat dengan anisa seperti ini, melihat jelas kedua bola mata, alis, hidung, dan bibir yang begitu indah.

Tangan bara terangkat membelai wajah cantik anisa dengan lembut.

"Bisakah kamu kembali ke kamar ini? saya benar-benar membutuhkan mu," ucap Bara pelan tepat di wajah anisa.

"Maaf Mas, tidak bisa. Ada tidak nya saya di kamar ini tidak mengubah apapun, yang terpenting saya mengurus semua keperluan Mas," terang Anisa.

Dan saat tubuh nya ingin berbalik ke belakang, tangan bara menahan dengan memengang kedua lengan nya.

"Kenapa? apa karena kamu takut perasaan kamu pada saya makin besar?"

"Mas lepaskan, jangan seperti ini," pinta Anisa kesakitan tanpa pria itu sadari tangan nya sudah menyakiti kedua lengan anisa.

"Tidak kamu jawab dulu baru saya lepaskan, apa benar seperti itu?"

"Mas tapi kamu menyakiti saya," ucap Anisa tak dapat menahan sakit, mata nya sudah berkaca-kaca hingga bara menyadari itu dan melepaskan.

"Maaf saya tidak bermaksud menyakiti mu, apa sangat sakit? kita ke dokter saja," khawatir Bara entah kenapa begitu cemas.

"Tidak perlu," cegah anisa menghentikan pria itu yang berniat menghubungi seseorang di sebrang sana.

"Kenapa? apa sudah tak sakit lagi?" tanya Bara binggung menatap anisa.

"Tidak, lupakan saja semua itu. Sekarang saya hanya ingin menjawab pertanyaan Mas tadi. Saya tidak ingin kembali ke kamar ini bukan karena takut perasaan saya makin besar pada Mas, tapi saya tidak ingin kehadiran saya di sini membuat mas tidak nyaman dan merasa bersalah," jelas Anisa.

...Bᴇʀsᴀᴍʙᴜɴɢ......

...✨____________ 🌼🌼_______________✨...

Terpopuler

Comments

Yus Warkop

Yus Warkop

setujuuuuu bagus nis greget sama s bara yg bodoh

2024-01-05

0

Tati Suwarsih Prabowi

Tati Suwarsih Prabowi

good nisa

2023-02-01

0

manda_

manda_

bagus nisa jangan mau biar bara tau rasa

2022-10-04

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Pernikahan
2 Bab 2: positif thinking
3 Bab 3: Tidak ada cinta
4 Bab 4: Pagi yang cerah
5 Bab 5: Keberanian di balik cadar
6 Bab 6: Hati yang tulus
7 Bab 7: Menjalani Dengan Bismillah
8 Bab 8: Kehadiran yang tak di anggap
9 Bab 9: Ungkapan isi hati anisa
10 Bab 10: Luka tak berdarah
11 Bab 11: Apa ini saat nya?
12 Bab 12: Perasaan aneh
13 Bab 13: Maaf
14 Bab 14: Tamparan
15 Bab 15: Khawatir
16 Bab 16: Menuruti untuk membuktikan
17 Bab 17: Siap melawan
18 Bab 18: Kesempatan kedua
19 Bab 19: Ke kantor
20 Bab 20: Informasi
21 Bab 21: Ya atau tidak?
22 Bab 22: Walaikumsalam
23 Bab 23: Penulis hebat
24 Bab 24: Aku atau Rini?
25 Bab 25: Bermain-main
26 Bab 26: Terbuka
27 Bab 27: Hadiah
28 Bab 28: Bahagia
29 Bab 29: Sebuah pesan
30 Bab 30: Kata Sandi
31 Bab 31: Berwajah Dua
32 Bab 32: Seperti lomba debat
33 Bab 33: Sosok misterius
34 Bab 34: Lama-lama terbiasa jika sering
35 Bab 35: Sekarang dan malam nanti
36 Bab 36 Bersiap
37 Bab 37: Pria itu Felix
38 Bab 38: Felix Guardian Ariansyah
39 Bab 39: Sebuah pesan
40 Bab 40: Aku kotor
41 Bab 41 Hadapi bersama tanpa meninggalkan
42 Bab 42: Yang sebenarnya
43 Bab 43 Setia mendampingi
44 Bab 44 Pasti Bisa
45 Bab 45: Obrolan serius
46 Bab 46: Yang sebenarnya terjadi
47 Bab 47: Pertemuan di taman
48 Bab 48: Surprise
49 Pengumuman pemenang giveaway.
50 pengumuman
51 Novel baru: Terjebak Cinta Tuan Mafia
52 Novel Guardian Knight
53 pengumuman
54 Novel baru: Wanita Kesayangan CEO Dingin
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Bab 1: Pernikahan
2
Bab 2: positif thinking
3
Bab 3: Tidak ada cinta
4
Bab 4: Pagi yang cerah
5
Bab 5: Keberanian di balik cadar
6
Bab 6: Hati yang tulus
7
Bab 7: Menjalani Dengan Bismillah
8
Bab 8: Kehadiran yang tak di anggap
9
Bab 9: Ungkapan isi hati anisa
10
Bab 10: Luka tak berdarah
11
Bab 11: Apa ini saat nya?
12
Bab 12: Perasaan aneh
13
Bab 13: Maaf
14
Bab 14: Tamparan
15
Bab 15: Khawatir
16
Bab 16: Menuruti untuk membuktikan
17
Bab 17: Siap melawan
18
Bab 18: Kesempatan kedua
19
Bab 19: Ke kantor
20
Bab 20: Informasi
21
Bab 21: Ya atau tidak?
22
Bab 22: Walaikumsalam
23
Bab 23: Penulis hebat
24
Bab 24: Aku atau Rini?
25
Bab 25: Bermain-main
26
Bab 26: Terbuka
27
Bab 27: Hadiah
28
Bab 28: Bahagia
29
Bab 29: Sebuah pesan
30
Bab 30: Kata Sandi
31
Bab 31: Berwajah Dua
32
Bab 32: Seperti lomba debat
33
Bab 33: Sosok misterius
34
Bab 34: Lama-lama terbiasa jika sering
35
Bab 35: Sekarang dan malam nanti
36
Bab 36 Bersiap
37
Bab 37: Pria itu Felix
38
Bab 38: Felix Guardian Ariansyah
39
Bab 39: Sebuah pesan
40
Bab 40: Aku kotor
41
Bab 41 Hadapi bersama tanpa meninggalkan
42
Bab 42: Yang sebenarnya
43
Bab 43 Setia mendampingi
44
Bab 44 Pasti Bisa
45
Bab 45: Obrolan serius
46
Bab 46: Yang sebenarnya terjadi
47
Bab 47: Pertemuan di taman
48
Bab 48: Surprise
49
Pengumuman pemenang giveaway.
50
pengumuman
51
Novel baru: Terjebak Cinta Tuan Mafia
52
Novel Guardian Knight
53
pengumuman
54
Novel baru: Wanita Kesayangan CEO Dingin

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!