Bab 11: Apa ini saat nya?

🌻H 4 P P Y R 3 4 D I N G🌻

🌹✨💞✨🌹

"Pa, kenapa semua seperti ini? kenapa anak kita bara tidak bisa melihat kebaikan anisa, apa Mama salah didik?" tanya Mama Tari menyalahkan diri.

"Tidak Ma, ini bukan salah Mama, tapi salah bara yang tidak bisa melupakan masa lalu, dia terlalu menoleh ke belakang hingga tidak sadar di depan nya ada yang lebih bagus, kita tidak bisa menyalahkan bara sepenuh nya karena kita tau bagaimana besar cinta nya bara pada rina dulu," jawab Papa Abraham seraya memeluk sang istri memberi kekuatan.

"Mama tau itu, tapi mau sampai kapan bara akan seperti ini? sudah 2 tahun lebih rina pergi, seharusnya bara bangkit, hidup nya masih panjang. Mama akan bicara ini pada bara jika dia masih belum bisa melupakan rina tinggalkan anisa, perempuan baik seperti anisa pantas bahagia, Mama tidak ingin egois meski bara anak kandung mama, keadilan harus di tegak kan," putus Mama Tari tekad.

"Ayo Pa, kita temui bara, kita harus selesei kan ini," ajak Mama Tari.

Dan kedua orang tersebut pun keluar dari persembunyian mereka dan beranjak pergi menuju kamar bara.

Mama Tari seorang perempuan dia dapat merasa kan perasaan anisa, meski wanita itu tak pernah cerita perasaan yang di rasakan.

Cekrek....

Mama Tari dan Papa Abraham masuk tanpa mengetuk pintu, dan betapa kaget mereka melihat bara tidur di sofa.

"Papa, Mama," kaget Bara dengan kedatangan kedua orang tua nya.

Pria itu langsung beranjak bangun.

"Sedang apa kamu Bara? kenapa tidak tidur di kasur? apa sejak nikah kalian tidur terpisah seperti ini?" tanya Papa Abraham begitu kaget.

Dia tak menyangka seperti ini anak nya tidak menerima anisa menjadi istri nya.

Bara tertunduk diam, dan diam nya itu sudah menjawab.

"Baiklah karena kamu tidak menjawab, diam kamu Papa anggap benar. Sekarang Papa tidak akan banyak berbicara, Papa dan Mama kesini hanya ingin mengatakan sesuatu padamu, jika kamu belum bisa menerima anisa seutuhnya menjadi istri, lepaskan dia biarkan dia mencari kebahagian nya, jangan mengurung nya dengan pernikahan yang akan terus membuat nya tersakiti."

"Papa akan kasih kamu waktu 3 bulan jika masih sama, Papa sendiri yang akan mengantar pulang anisa pada keluarga nya," lanjut Papa Abraham tekad dengan keputusan nya.

"Tidak Pa, Bara tidak bisa," ucap Bara menolak.

"Maksud kamu tidak apa?"

"Kenapa tidak Papa Antar sekarang ke keluarga nya kenapa harus tunggu 3 bulan dulu? ada tidak nya waktu 3 bulan itu tidak akan mengubah apapun karena bara akan selalu mencintai rina," jawab Bara jelas.

Deg!

Deg!

Tanpa mereka sadari Anisa mendengar semua itu, setelah dari dapur mencuci piring makan nya dengan mas bara, dia segera naik ke atas untuk istirahat, tapi langkah nya terhenti mendengar suara Papa mertua yang sedang bicara serius dengan bara suami nya.

Lagi dan lagi hati nya merasa sakit, dia tidak menyangka mas bara akan tega berbicara itu padanya.

"Apa sekarang sudah saat nya untuk aku mundur? mas bara sudah berkata seperti itu berarti dia tak menginginkan ku di sini," monolog Anisa bertanya-tanya.

"Tidak perlu repot saya akan pulang sendiri. Maaf nisa gak bermaksud menguping, tadi saat ingin masuk nisa mendengar suara Papa, nisa pikir ada sesuatu yang penting yang ingin Papa bicara pada nisa dan mas bara," jelas Anisa jujur.

Bara kaget ternyata perkataan nya di dengar anisa, bahkan perempuan itu tidak menunjukkan wajah sedih atau kecewa dengan apa yang di kata.

Sekali lagi bara binggung dengan kepribadian anisa yang arang di lihat dari banyak perempuan di luar sana.

"Nak, bukan maksud Papa seperti itu."

"Nisa paham Pa, Papa dan Mama jangan khawatir Nisa akan pulang sendiri tidak perlu di antar, tapi biarkan Nisa tetap di sini satu bulan lagi, Nisa pinjam kamar tamu nya apa boleh?" tanya Anisa serius.

"Kenapa tidak, kamu boleh pakai kapan saja kamu suka," jawab Mama Tari cepat.

"Terima kasih Ma, Nisa akan tidur di kamar."

"Mas Bara bisa gunakan kamar Mas kembali, Nisa tidak akan menganggu Mas, maaf jika kehadiran Nisa membuat Mas tidak nyaman," tambah Anisa sambil tersenyum.

Entah perasaan apa yang di rasakan bara saat ini, hati nya benar-benar terasa sakit mendengar perkataan Anisa.

Mata bara berkaca-kaca, perkataan anisa begitu kuat melekat di hati nya. Entah itu perasaan bersalah atau apa dia sendiri tak tau.

Satu hal yang di ketahui sekarang, sakit dan sesak.

"Pa, Ma, Nisa permisi mau beres-beres barang dulu," ucap Anisa.

"Iya Nak silakan," kata Mama Tari mempersilakan.

Anisa berlalu meninggalkan mereka, satu persatu barang yang di letak rapi di kamar mas bara di pindah kan dan di masuk kan ke dalam koper.

Hati anisa saat ini benar-benar sakit, rasanya tak mampu berpura-pura kuat seperti ini, dia ingin sekali menangis meluapkan semua perasaan yang di rasakan,

Tapi apa daya nya jika sekarang tidak lah tepat untuk nya menangis.

Keadaan memaksa nya untuk berpura-pura tegar.

"Bismillah ini yang terbaik," batin Anisa.

Setelah semua barang telah beres di masuk kan ke dalam koper. Anisa berjalan mendekati mereka.

"Apa sudah selesai Nak?" tanya Mama Tari menatap Anisa.

"Sudah Ma," balas Anisa sambil mengangguk.

"Ya sudah, sekarang ayo kita ke bawah Mama dan Papa akan mengantar," kata Mama Tari.

"Sabar Ma," tahan Anisa.

"Ada apa Nak?" tanya Mama Tari binggung.

"Nisa ingin mengatakan sesuatu sama Mas Bara," jawab Anisa.

"Apa Mama dan Papa harus pergi meninggalkan kalian berdua?"

"Tidak perlu Ma, tetap lah di sini apa yang ingin Nisa katakan bukan masalah serius."

"Oke."

Anisa menatap Bara sambil tersenyum tanpa ingin berjalan mendekati pria tersebut.

"Mas, hari ini saya meninggalkan kamar sekarang dan selama nya, tapi selagi kita belum resmi bercerai saya akan mengurus keperluan Mas seperti biasa, tapi tidak menginjakkan kaki di kamar ini, saya akan mengurus semua dari luar. Saya mengatakan ini bukan karena ingin menjadi istri durhaka, tapi perkataan Mas tadi sudah begitu jelas tidak membutuh kan saya, dengan kata memulangkan sekarang, seperti nya yang Mas kata kan tadi benar tidak perlu ada komunikasi lagi, biar semua kembali seperti semula, saya akan lakukan itu," ucap Anisa panjang lebar.

Setiap kata yang di ucapkan anisa, mata bara tak henti menatap wajah anisa.

"Sudah Ma, Pa," kata Anisa sudah selesai dengan perkataan nya.

"Ayo," ajak Mama Tari mengandeng tangan anisa dan Papa Abraham menarik koper mantu nya.

Bara memandang kepergian mereka meninggalkan kamar, hati nya merasa aneh.

"Kenapa aku merasa sakit mendengar perkataan anisa tadi? padahal aku tak mencintai nya, cinta ku hanya untuk rina, apa karena aku merasa bersalah jadi merasakan perasaan aneh ini?" monolog Bara bertanya-tanya.

...Bᴇʀsᴀᴍʙᴜɴɢ......

...✨____________ 🌼🌼_______________✨...

Dada author terasa di tembak pistol, sakit nya begitu dalam hingga sulit bernafas, 😭😭

Terpopuler

Comments

Ma Em

Ma Em

Bara kamu pasti akan menyesal setelah Anisa pergi tdk kembali lagi itulah dgn teguh pendirian Anisa semoga Anisa bisa menemukan kebahagiaannya kembali dgn mendapatkan suami yg sayang dan cinta pada Anisa

2025-02-08

0

kabeta.baca

kabeta.baca

Bara kelamaan nengok ke belakang. lehernya keseleo itu, jd susah liat ke depan. panggil tukang pijet, Nis...

2023-02-12

1

Tati Suwarsih Prabowi

Tati Suwarsih Prabowi

nyesek thor...biarkan bara menyesal!

2023-02-01

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Pernikahan
2 Bab 2: positif thinking
3 Bab 3: Tidak ada cinta
4 Bab 4: Pagi yang cerah
5 Bab 5: Keberanian di balik cadar
6 Bab 6: Hati yang tulus
7 Bab 7: Menjalani Dengan Bismillah
8 Bab 8: Kehadiran yang tak di anggap
9 Bab 9: Ungkapan isi hati anisa
10 Bab 10: Luka tak berdarah
11 Bab 11: Apa ini saat nya?
12 Bab 12: Perasaan aneh
13 Bab 13: Maaf
14 Bab 14: Tamparan
15 Bab 15: Khawatir
16 Bab 16: Menuruti untuk membuktikan
17 Bab 17: Siap melawan
18 Bab 18: Kesempatan kedua
19 Bab 19: Ke kantor
20 Bab 20: Informasi
21 Bab 21: Ya atau tidak?
22 Bab 22: Walaikumsalam
23 Bab 23: Penulis hebat
24 Bab 24: Aku atau Rini?
25 Bab 25: Bermain-main
26 Bab 26: Terbuka
27 Bab 27: Hadiah
28 Bab 28: Bahagia
29 Bab 29: Sebuah pesan
30 Bab 30: Kata Sandi
31 Bab 31: Berwajah Dua
32 Bab 32: Seperti lomba debat
33 Bab 33: Sosok misterius
34 Bab 34: Lama-lama terbiasa jika sering
35 Bab 35: Sekarang dan malam nanti
36 Bab 36 Bersiap
37 Bab 37: Pria itu Felix
38 Bab 38: Felix Guardian Ariansyah
39 Bab 39: Sebuah pesan
40 Bab 40: Aku kotor
41 Bab 41 Hadapi bersama tanpa meninggalkan
42 Bab 42: Yang sebenarnya
43 Bab 43 Setia mendampingi
44 Bab 44 Pasti Bisa
45 Bab 45: Obrolan serius
46 Bab 46: Yang sebenarnya terjadi
47 Bab 47: Pertemuan di taman
48 Bab 48: Surprise
49 Pengumuman pemenang giveaway.
50 pengumuman
51 Novel baru: Terjebak Cinta Tuan Mafia
52 Novel Guardian Knight
53 pengumuman
54 Novel baru: Wanita Kesayangan CEO Dingin
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Bab 1: Pernikahan
2
Bab 2: positif thinking
3
Bab 3: Tidak ada cinta
4
Bab 4: Pagi yang cerah
5
Bab 5: Keberanian di balik cadar
6
Bab 6: Hati yang tulus
7
Bab 7: Menjalani Dengan Bismillah
8
Bab 8: Kehadiran yang tak di anggap
9
Bab 9: Ungkapan isi hati anisa
10
Bab 10: Luka tak berdarah
11
Bab 11: Apa ini saat nya?
12
Bab 12: Perasaan aneh
13
Bab 13: Maaf
14
Bab 14: Tamparan
15
Bab 15: Khawatir
16
Bab 16: Menuruti untuk membuktikan
17
Bab 17: Siap melawan
18
Bab 18: Kesempatan kedua
19
Bab 19: Ke kantor
20
Bab 20: Informasi
21
Bab 21: Ya atau tidak?
22
Bab 22: Walaikumsalam
23
Bab 23: Penulis hebat
24
Bab 24: Aku atau Rini?
25
Bab 25: Bermain-main
26
Bab 26: Terbuka
27
Bab 27: Hadiah
28
Bab 28: Bahagia
29
Bab 29: Sebuah pesan
30
Bab 30: Kata Sandi
31
Bab 31: Berwajah Dua
32
Bab 32: Seperti lomba debat
33
Bab 33: Sosok misterius
34
Bab 34: Lama-lama terbiasa jika sering
35
Bab 35: Sekarang dan malam nanti
36
Bab 36 Bersiap
37
Bab 37: Pria itu Felix
38
Bab 38: Felix Guardian Ariansyah
39
Bab 39: Sebuah pesan
40
Bab 40: Aku kotor
41
Bab 41 Hadapi bersama tanpa meninggalkan
42
Bab 42: Yang sebenarnya
43
Bab 43 Setia mendampingi
44
Bab 44 Pasti Bisa
45
Bab 45: Obrolan serius
46
Bab 46: Yang sebenarnya terjadi
47
Bab 47: Pertemuan di taman
48
Bab 48: Surprise
49
Pengumuman pemenang giveaway.
50
pengumuman
51
Novel baru: Terjebak Cinta Tuan Mafia
52
Novel Guardian Knight
53
pengumuman
54
Novel baru: Wanita Kesayangan CEO Dingin

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!