🌻H 4 P P Y R 3 4 D I N G🌻
•
•
🌹✨💞✨🌹
Setelah dari kamar tamu tadi, bara dan anisa sudah kembali ke kamar mereka.
"Sudah barang nya lepaskan di situ saja besok baru di atur sekarang kita istirahat," ajak Bara menarik lembut tangan anisa membawa ke tempat tidur.
"Tapi Mas, besok saya masih ada kelas dan saya mau minta ijin lagi apa boleh besok ikut les tambahan desain untuk satu minggu ini?" ucap Anisa menatap bara dan pria itu menatap balik nya.
"Boleh, asal pulang saya yang jemput jika tidak mau tidak usah ikut les tambahan," tegas Bara.
"Baik Mas saya mau," setuju Anisa cepat.
"Istri sholehah."
Cup.
Bara mendaratkan satu kecupan di kening anisa.
"Sekarang kita istirahat besok saya akan membantu membereskan barang mu," ucap Bara.
Sedang kan Anisa masih diam merasa aneh dengan perubahan bara yang mencium kening nya.
Tapi karena malas berpikir, wanita itu menuruti dan tidur di samping bara.
Kedua tidur saling berhadapan, bara menatap lekat wajah anisa.
"Kenapa Mas?" tanya Anisa.
Sejak berbaring pria itu terus menatap nya, hal tersebut sebenarnya tidak menjadi masalah untuk nya, hanya saja aneh karena anisa tidak pernah melihat tatapan bara yang begitu hangat.
"Kamu cantik," ucap Bara tersenyum.
"Iya, sekarang kita tidur saja," kata Anisa tidak menganggap serius perkataan bara.
Melihat respon anisa biasa membuat bara bertekad akan mengembalikan perasaan cinta anisa untuk nya lagi.
"Baiklah, tapi apa saya boleh memeluk mu?" tanya Bara.
"Boleh."
Mendapat persetujuan dari anisa, tangan bara memeluk erat tubuh istri nya. Bahkan harum rambut anisa dapat di cium.
Anisa yang di peluk erat bara seperti itu merasa nyaman, dalam hitungan beberapa menit wanita itu sudah tertidur pulas di dalam pelukan bara.
Bara menyadari hembusan nafas berima dari sang istri yang sudah tertidur melonggarkan pelukan nya dan menatap wajah cantik anisa.
"Maaf aku telat menyadari perasaan ku ini, yang di kata Mama benar hanya pria bodoh yang tidak bisa jatuh cinta sama kamu, aku akan memperjuangkan mu, aku mencintai mu Anisa, entah kapan dan bagaimana cinta ini hadir aku tidak tau, yang ku ketahui aku mencintai mu," ucap Bara lalu mencium lama kening anisa.
Lalu ciuman nya berpindah ke bibir anisa sekilas. Dan kembali memeluk anisa membawa ke dalam.
Pria itu merasa nyaman meski ini pertama kali yang di lakukan, dan perasaan nya tak bisa di bohongi lagi memeluk anisa benar-benar nyaman.
Sama hal dengan anisa, bara pun tak lama tertidur menyusul anisa.
Kedua tertidur saling berpelukan.
...****************...
Pagi hari, bara terbangun lebih dulu dan anisa masih tidur.
Setelah sholat subuh, pria itu duduk di samping ranjang memandang wajah anisa.
Anisa tak bisa sholat karena kedatangan tamu bulanan, dan wanita itu sudah mengatakan pada bara tidak bisa sholat berjamaah dengan nya.
Bara mengikis anak rambut anisa yang menghalangi menatap lebih jelas kecantikan sang istri yang sedang tidur cantik luar biasa.
"Entah kenapa aku tak pernah bosan memandang mu, kamu seperti magnet menarik ku untuk terus melihat mu tanpa kenal lelah, tapi selalu ingin dan ingin," ucap Bara tersenyum menatap bibir anisa begitu manis.
Tangan bara mengelus bibir tipis anisa."Bibir ini selalu berkata lembut dan manis seperti rasa manis yang ku rasakan," ucap Bara lalu kembali mencium bibir anisa.
Ciuman Bara sedikit lama, bibir nya belum di lepaskan di bibir anisa, hingga wanita itu tersadar dan betapa terkejut.
Mata kedua saling pandang, tatapan kedua seolah berbicara, anisa binggung harus bersikap bagaimana apa dia harus menolak, tapi itu tidak sopan, mengingat pesan ayah membuat anisa diam membiarkan.
Bara suami nya, pria itu berhak atas tubuh nya, karena itu adalah hak nya, meski tidak ada cinta di antara kedua, tapi nama nya kewajiban harus di lakukan apa pun alasan itu.
Bara tersenyum karena anisa tak menolak malah membiarkan nya melakukan itu.
Pria itu mel**mat bibir anisa hingga wanita itu membuka mulut dan bara lebih leluasa masuk ke dalam dengan liar.
Dan anisa baru pertama kali merasakan hal ini meremas kuat seprei, dia tak memiliki pengalaman seperti bara yang terlihat seperti ahli dalam ciuman.
Bara begitu liar, entah kenapa ciuman nya belum juga ingin di akhiri, dia masih ingin menikmati.
Berbeda dengan anisa, wanita itu sudah kehabisan nafas, bara tak memberi jeda untuk mengumpulkan pasokan oksigen.
Anisa menarik ulur ujung baju bara.
Menyadari itu, pria itu menyudahi ciuman nya dan bertanya.
"Kenapa?" tanya Bara.
"Mas, saya hampir kehabisan nafas," jujur Anisa.
Bara mendengar kejujuran sang istri menjadi gemas langsung menghadiahkan ciuman bertubi-tubi di wajah anisa. Dan wanita itu kegelian dengan apa yang di lakukan bara.
"Mas geli," ucap Anisa tak kuat.
"Iya, aku berhenti," ucap Bara.
Menyadari suami nya mengubah kata aku yang biasa di gunakan dengan kata saya, lagi dan lagi membuat anisa bertanya-tanya sebenarnya apa yang terjadi dengan bara.
"Kenapa? apa kamu kaget dengan kata aku?" tanya Bara seolah tau apa yang membuat anisa terdiam.
Anisa hanya mengangguk mengiyakan perkataan suami nya itu.
"Mulai hari ini hanya akan ada kata aku dan kamu tidak ada lagi kata saya kamu, itu juga berlaku pada mu," terang Bara.
"Iya Mas," ucap Anisa.
"Aku tidak membenci mu rini, tapi jika mas bara sudah menyentuh ku seperti ini, maaf aku harus melawan pelakor. Aku tidak akan membiarkan pelakor menang seperti di dunia novel," batin Anisa.
Perubahan bara yang terang-terangan menyentuh nya masih menjadi pertanyaan di benak anisa.
Wanita itu tidak berani bertanya pada bara, karena takut akan membuat situasi menjadi canggung jika jawaban berbeda seperti yang lalu.
Bara menatap anisa yang tak pernah bertanya dan selalu mengangguk setuju sebenarnya sedih. Anisa istri yang sholehah hingga tidak pernah menolak ajakan suami, bahkan meski sudah di sakiti masih saja bisa minta maaf.
"Nisa, apa kamu tidak ingin bertanya sesuatu dengan semua yang terjadi hari ini?" tanya Bara mencoba duluan mungkin dengan seperti ini anisa akan bertanya.
"Tidak."
"Ini sudah jam berapa Mas?" lanjut Anisa.
"Jam 05:25 pagi," jawab Bara.
"Mas sudah sholat?"
"Sudah."
"Alhamdulilah, ya sudah kalau gitu saya mau beres-beres barang dulu," ucap Anisa saat ingin beranjak dari kasur, tangan nya di tahan.
"Ada apa Mas?" Anisa menoleh sambil bertanya.
"Aku, bukan saya," tekan Bara mengingat istri nya jika yang di katakan itu salah.
"Iya aku," ucap Anisa sambil tersenyum manis.
"Boleh tangan ku di lepaskan? aku harus beres-beres sekarang," sambung anisa menggunakan kata aku, hal tersebut membuat bara tersenyum senang.
"Tentu," balas Bara.
"Kamu mau apa Mas?" tanya Anisa melihat sang suami ikut bangun dari tempat tidur.
"Aku ingin membantu istri ku, kenapa apa itu tidak boleh?" tanya balik Bara.
"Tidak seperti itu Mas, tapi aku rasa gak perlu aku bisa melakukan semua sendiri," kata Anisa.
...Bᴇʀsᴀᴍʙᴜɴɢ......
...✨____________ 🌼🌼_______________✨...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Ica Susanti
knp Nisa ga pergi dulu ya biar bara sadar
2023-01-24
0
Daffa.Nakhlah Rafie
menjilat air ludah sendiri km.bara
2022-10-21
0
Nurseha Mahmud
aku dan kamu❤❤❤❤
2022-10-15
0