🌻H 4 P P Y R 3 4 D I N G🌻
•
•
🌹✨💞✨🌹
Anisa berjalan dan duduk di samping bara sesuai tepukan sofa yang di tepuk pria tersebut.
Wajah bara begitu serius hingga anisa yang melihat itu terus bertanya-tanya dalam hati ada hal apa yang ingin di bicarakan bara.
Tidak seperti biasa ekspresi yang bara tunjukkan ini.
"Apa kamu mencintai saya?" tanya Bara menatap lekat anisa.
Deg!
Deg!
Deg!
Jantung anisa seketika berdetak kencang, entah kenapa pertanyaan bara yang to the poin membuat nya kaget.
Dan juga bagaimana bara mengetahui perasaan nya, padahal selama ini dia sudah menyembunyikan dengan rapat.
Diam nya anisa saat ini membuat bara yakin jika anisa benar mencintai nya.
"Apa yang membuat kamu mencintai saya? bukan nya sudah saya katakan untuk tidak menaruh hati pada saya? kamu tau saya tidak akan bisa membalas perasaan kamu sampai kapan pun itu, cinta saya hanya untuk rina, dan selama nya seperti itu tidak akan pernah berubah," terang Bara jelas.
Hati anisa begitu sakit mendengar pengakuan suami nya begitu jelas mengatakan cinta nya untuk rina.
Anisa mencoba tenang dan kuat dalam menghadapi keadaan seperti sekarang ini.
Mungkin sekarang sudah waktu nya untuk bara tau.
"Iya yang Mas katakan benar saya mencintai Mas, jika di tanya kapan dan bagaimana bisa? apa yang harus saya jawab jika perasaan ini tumbuh dengan sendiri tanpa saya minta. Tapi Mas jangan khawatir saya sadar posisi apa yang saya tepati sekarang, saya janji akan mematikan perasaan yang tumbuh ini, Mas tidak perlu mencemaskan lagi," jawab Anisa sambil tersenyum tulus.
Hati nya begitu rapuh saat ini, tapi apa daya nya sekarang harus berpura-pura baik, untuk menyakinkan bara jika semua akan kembali seperti apa yang di ingin kan tidak ada cinta di antara kedua.
Anisa tidak menyalahkan bara atas perasaan cinta nya ini, dia pun tak menyalahkan takdir sang kuasa, dan tak menyalahkan diri sendiri.
Anisa sadar semua ini sudah jalan takdir yang harus di lalui.
"Kenapa dengan ku? kenapa mendengar perkataan nya perasaan ku menjadi aneh seperti ini? sebenarnya aku harus lega karena dia ingin mematikan perasaan nya," batin Bara binggung dan juga sedih.
"Jika tidak ada hal lain yang ingin Mas katakan lagi saya permisi dulu ingin ke dapur memanaskan makanan untuk Mas," pamit Anisa beranjak pergi.
Setelah kepergian anisa, bara masih terdiam memandang pintu kamar di mana anisa melewati nya tadi.
"Maaf saya tidak bermaksud menyakiti perasaan mu, tapi saya tidak ingin kamu semakin sakit jika masih menaruh hati pada saya," ucap Bara pelan sedih.
Di dapur anisa memanaskan makanan, sambil menunggu, anisa menyemangati diri sendiri bisa melewati semua ini.
Dia yakin bisa mematikan perasaan cinta nya, sekarang hanya butuh sedikit usaha.
"Aku pasti bisa, asal punya tekad, dan usaha karena aku punya Allah bersama ku," batin Anisa yakin tersenyum menyemangati diri sendiri.
Setelah selesai memanaskan makanan, anisa kembali ke kamar memanggil mas bara untuk makan.
"Mas, makan sudah siap, sebaik nya Mas makan dulu nanti sakit," ucap Anisa.
"Terbuat dari apa hati wanita ini padahal aku barusan mengatakan hal yang membuat perasaan nya sakit, tapi dia masih bisa bersikap baik seolah tidak terjadi apapun, Mama benar kamu memang wanita baik tidak seharusnya aku mempermainkan mu seperti ini," monolog Bara merasa bersalah.
"Iya, tapi sebelum itu saya ingin mengatakan sesuatu dan saya rasa keputusan ini baik untuk kita berdua, saya tidak ingin membuat mu semakin terluka dengan perasaan cinta mu itu. Saya dapat merasa apa yang kamu rasakan sekarang, mengucapkan mematikan perasaan tidak semudah seperti apa yang di katakan. Seperti saya sudah 2 tahun lebih tidak juga bisa melupakan rina, karena apa? karena rina cinta pertama saya, perusahaan yang saya pegang sekarang adalah bukti perjalanan kisah cinta kami."
"Kamu tidak perlu mengurusi keperluan saya lagi, biarkan semua saya yang kerjakan sendiri, saya tidak ingin perasaan kamu semakin besar pada saya, karena itu akan membuat saya merasa bersalah," tambah Bara tidak ingin membuat wanita sebaik Anisa semakin sakit hati karena cinta yang tak akan bisa dia balas.
"Tidak, saya tidak bisa melakukan itu, saya adalah istri tugas saya melayani suami, jangan karena perasaan cinta saya membebani Mas. Mulai hari ini saya Anisa Nirjasam Maryam berjanji akan mematikan perasaan ini dan tidak akan membiarkan hidup lagi, Mas bisa pegang omongan saya ini," ucap Anisa menyakinkan bara.
"Tapi a-"
"Mas, saya tau mematikan perasaan tidak semudah mulut berkata, tapi percaya lah saya bisa melakukan itu, lagian saya tidak pernah meminta Mas membalas perasaan saya, jadi Mas tidak perlu memikirkan itu, biarkan perasaan saya menjadi urusan saya," ucap Anisa cepat memotong perkataan bara.
"Baiklah jika itu mau kamu," kata Bara.
"Ya sudah sekarang kita ke bawah, saya akan menyiapkan Mas makan."
Kedua pun meninggalkan kamar menuju meja makan, bara masih saja tidak bisa tenang pikiran nya masih memikirkan perasaan anisa.
Namun berbeda dengan anisa sudah tak memikirkan itu, dia sudah menyakinkan diri nya, mengucapkan janji di depan bara tadi adalah suatu yang tidak mungkin dia ingkar.
Anisa berpegang teguh dengan janji yang di katakan, jika sudah berjanji anisa akan menepati itu meski diri nya harus terluka itu lah prinsip hidup nya.
Bara melihat wajah anisa begitu santai, menjadi binggung bagaimana harus bersikap meski perempuan itu sudah terlihat santai tetap saja bara tidak bisa tenang.
"Mas mau lauk apa?" tanya Anisa menatap suami nya yang seperti binggung dengan pertanyaan nya.
"Mas," Panggil Anisa ulang karena pria yang di panggil itu tak menjawab.
"Ah, kenapa?" tanya Bara menaikkan alis.
Sejak tadi pria itu terus memikirkan perasaan anisa, hingga dia tak mendengar apa yang di katakan anisa.
"Mas mau lauk apa?" ucap Anisa ulang.
"Oh, seperti biasa saja," jawab Bara.
Anisa mengambil lauk seperti yang di katakan Bara.
Kedua nya pun menikmati makan dengan nikmat, tak ada percakapan antara kedua masing-masing lahap dengan santapan makanan di piring.
Hingga selesei makan pun tak ada pembicaraan, bara binggung harus berbicara apa, semua seketika canggung dengan tumbuh nya perasaan cinta anisa pada nya.
Hal ini yang tak pernah di ingin kan bara.
"Nisa, saya ke kamar dulu," pamit Bara langsung beranjak pergi meninggalkan anisa.
Anisa melihat kepergian bara, mendadak sedih.
"Maaf karena perasaan cinta saya ini, kamu jadi merasa bersalah. Saya janji akan membuang jauh perasaan cinta saya," ucap Anisa sedih, air mata nya keluar tanpa permisi.
Tanpa anisa dan bara sadari sejak tadi mama tari dan papa abraham melihat semua itu.
Air mata mama tari pun ikut mengalir.
"Pa kenapa semua seperti ini?"
...Bᴇʀsᴀᴍʙᴜɴɢ......
...✨____________ 🌼🌼_______________✨...
Hiks😭😭😭😭, author tulis ikut mewek saking menghayati,😭.
Dada author benar-benar terasa sesak, padahal hanya nulis, tapi jangan salah kisah cinta anisa ini sudah pernah author alami sendiri.
Jujur nya ini pengalaman author dari dulu hingga sekarang mudah luluh dan baperan kalau ada cowok kasih perhatian dikit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Ma Em
Bara pasti kamu akan menyesali keputusanmu yg tdk ingin Anisa mencintai kamu karena telah menyia nyiakan cinta tulus Anisa dan setelah kamu tau kebenarannya bahwa yg meracuni Rina adalah adiknya si Rini semoga Bara tdk terlambat untuk mencintai Anisa
2025-02-08
0
Sugiarti Ugi
Bara sombonggg
2023-08-10
0
Irma Wangsa
aaaaaa.... sedihhh nya 😭😭😭
2022-11-08
1