🌻H 4 P P Y R 3 4 D I N G🌻
•
•
🌹✨💞✨🌹
Semua sudah berkumpul di meja makan. Bara duduk di sebelah Anisa, Rini melihat pemandangan itu menjadi kesal dan marah.
Namun dia tak membiarkan semua begitu saja, melirik bangku kosong di sebelah bara.
"Kak, apa aku boleh duduk di samping kak Bara?" pinta Rini dengan wajah sok cute.
"Boleh, kemari lah," Bara menepuk kursi di samping nya yang memang kosong tak di tempati.
"Nisa, ayo ambil kan makan untuk suami mu," perintah Mama Tari lembut, dia juga melakukan hal yang sama seperti yang di perintah kan pada menantu nya itu.
"Iya Ma."
Anisa beranjak bangun dari duduk nya, dan saat ingin menyendok makan, langkah nya terhenti.
"Kak biar aku saja, sudah lama aku tak melakukan ini, kakak ipar tak keberatan aku yang melakukan? aku rindu melayani kakak ku," ucap Rini cepat menghalangi anisa.
Anisa terdiam, lalu melirik Mama Tari, wanita paruh bayah itu hanya menaikan bahu mengisyaratkan terserah padamu.
Lalu dia menoleh pada Bara suami nya, dan pria itu mengangguk untuk di biarkan rini yang melakukan.
"Silakan, saya tidak keberatan," Anisa mempersilakan rini melakukan yang di inginkan dan dia kembali duduk.
Rini tersenyum penuh kemenangan, dia merasa tidak sulit menyingkirkan wanita kampung ini.
"Cih, tentu kau tidak keberatan karena kak bara tidak mencintai mu, dan kau hanya mimpi buruk bagi nya, lihat saja sebentar lagi aku akan menyingkir mu seperti kakak ku. Yang pantas mendampingi kak bara hanya lah aku bukan kau atau pun orang lain," batin Rini penuh tekad dan benci yang besar menatap Anisa.
"Hari ini kakak harus makan banyak, kakak tidak boleh menolak. Jangan membuat kak Rina marah dan kecewa padaku karena tak bisa melakukan amanah nya menjaga dan mengurus kakak dengan baik," ujar Rini sambil menyendok lauk pauk ke piring Bara.
Semua perhatian kecil rini terus di lihat Anisa, entah kenapa dia merasa aneh dengan tatapan rini kepada suami nya seperti Ada cinta.
"Apa aku saja yang salah, tidak bisa membedakan tatapan cinta dan sayang pada seseorang yang sudah di anggap kakak? sudah lah tidak baik berpikir yang aneh-aneh bukan aku sudah berjanji pada mas bara untuk tidak mencampuri urusan nya, tugas ku hanya melayani dan patuh pada nya tidak lebih dari itu," monolog Anisa menyadarkan diri.
"Iya kakak makan yang makan banyak kamu juga makan yang banyak jangan hanya kakak," balas Bara.
"Jangan khawatir aku akan makan banyak."
Selama obrolan rini dan suami nya, Anisa mencoba mengumpulkan keberanian diri melepaskan cadar, bagaimana juga sekarang keluarga suami nya adalah keluarga nya yang berhak melihat wajah nya.
Makan tetap menggunakan cadar memang sedikit sulit, tapi itu bukan suatu masalah atau kendala bagi anisa, wanita itu tetap menggenakan.
Anisa makan dan cadar nya di lepaskan, karena di sini tak ada pria lain selain suami dan Papa mertua nya.
Mama Tari sedikit tabjuk ini kali pertama melihat wajah cantik anisa yang selalu tersembunyi di balik cadar.
Sama hal dengan Rini dia begitu kaget ternyata wanita yang di kata kampungan adalah wanita cantik yang menyembunyikan kecantikan nya itu di balik cadar.
Rini semakin takut dan cemas jika bara akan jatuh hati pada anisa, bagaimana tidak, dia yang sesama wanita dengan anisa mengakui dan menganggumi, bagaimana dengan pendapat pria lain.
"Sial, wanita kampung ini ternyata cantik juga, tidak, tidak, aku tidak biarkan ini terjadi," batin Rini.
"Nisa kamu sangat cantik Nak, Mama benar-benar kagum melihat nya, bukan begitu Pa menantu kita cantik kan?" Mama Tari menoleh sang suami minta pendapat.
"Iya yang di bilang Mama benar, kamu cantik, keputusan berhijrah menutup diri seperti ini adalah solusi terbaik Nak, karena laki-laki di luar sana melihat yang bening sedikit langsung lupa diri," ujar Papa memberi pendapat menyetujui perkataan istri nya.
"Benar yang di kata Om dan Tante, kakak ipar sangat cantik, bahkan aku sebagai perempuan mengakui dan terpesona, bagaimana dengan kak bara pasti langsung jatuh cinta pandang pertama kan?" timpal Rini yang penasaran apa pendapat bara mengenai anisa.
"Iya yang kamu bilang benar dek, Papa dan Mama pun benar, anisa cantik bahkan bukan cantik di wajah tapi juga cantik di hati," seru Bara sependapat dengan mereka.
"Nah benar kan yang di kata Mama, Bara saja mengakui, memang kalian sudah di takdir kan bersama."
Anisa diam, pujian dari kedua mertua nya membuat nya malu, berbeda dengan rini yang muak telinga nya begitu panas mendengar pujian untuk anisa, meski anisa benar cantik.
Makan malam telah selesei dan semua kembali ke kamar masing-masing.
Anisa yang baru keluar dari kamar mandi membersihkan diri berjalan mendekati ranjang.
"Mas belum tidur?" tanya Anisa basa-basi.
"Belum, masih ada beberapa kerjaan yang harus di selesei kan hari ini, kamu tidur saja tidak perlu menunggu saya," jawab Bara.
"Ya sudah saya pamit tidur duluan," balas Anisa.
Sebelum tidur, anisa melepaskan jilbab dan meletakkan di samping kasur.
Dengan bismilah dan doa tidur yang dibaca dalam hati, anisa segera tidur.
Tengah malam anisa terbangun, mengambil minum di meja samping, saat ingin kembali tidur pandangan nya tertuju ke samping pada sosok pria yang tidur tanpa di selimuti.
Anisa bangkit, menatap lekat suami nya, satu kata yang keluar dari mulut nya.
Tampan.
"Kamu begitu tampan Mas, wanita yang mendapatkan cinta mu pasti sangat bahagia, kamu bukan hanya tampan tapi juga baik. Aku berdoa yang terbaik untuk mu, aku ikhlas kapan pun kamu minta pisah, aku tau perceraian sangat di benci Allah, tapi aku tidak boleh egois mempertahankan seseorang yang tidak mencintai ku," gumam Anisa lalu menyelimuti bara dengan selimut.
Anisa kembali ke kasur dan kembali tidur.
Sedangkan di tempat lain, rini sudah seperti orang yang kebakaran jenggot, dia begitu khawatir jika bara tergoda dengan anisa.
Rini tidak rela perjuangan nya selama ini terbuang begitu saja.
"Semua ini karena daddy, jika saja daddy mengatakan, bara tidak akan menikah dengan wanita itu. Aku benar-benar tidak terima semua ini, kau telah berada di tempat yang salah, posisi mu itu sebenarnya adalah posisi ku, tapi kau datang dan merampas semua dengan muda tanpa bekerja keras seperti ku. Dan itu harus ada hukuman untuk seorang penggoda seperti mu agar kampok mengambil yang bukan milik," ucap Rini dengan beribu rencana yang sudah di siapkan.
"Bara hanya milik ku seorang, jika kakak ku saja tidak ku biarkan memiliki Bara, lalu apa jadi nya kau yang tak memiliki hubungan darah dengan ku. Kematian mu adalah jalan terbaik, bersiap lah menyusul kakak ku. Jangan khawatir kan bara, dia aman bersama ku, aku akan menjaga nya dengan baik," lanjut Rini dengan senyum penuh arti siapa yang melihat itu akan mengira rini adalah wanita gila.
...Bᴇʀsᴀᴍʙᴜɴɢ......
...✨____________ 🌼🌼_______________✨...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Ma Em
Rini sdh terobsesi dgn Bara hingga tdk memikirkan lagi benar apa salah tindakannya seorang adik tega membunuh kakaknya sendiri demi untuk tercapai tujuannya semoga terbongkar semua kejahatan Rini yg tlh membunuh kakaknya
2025-02-08
0
Uthie
Emang sakit jiwa itu 😡
2023-07-23
0
Tati Suwarsih Prabowi
sadissd
2023-01-31
0