🌻H 4 P P Y R 3 4 D I N G🌻
•
•
🌹✨💞✨🌹
Waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore, tapi hingga sekarang bara belum juga pulang.
Di kamar anisa sudah seperti orang gila mondar-mandir menunggu kedatangan suami nya.
Anisa hafal jam berapa bara pulang setiap hari minggu, tapi hari ini begitu telat dari biasa nya.
Dring....
Ponsel anisa berdering.
Anisa meraih ponsel nya dan melihat notifikasi dari siapa kah itu.
Dan betapa kaget anisa melihat notifikasi yang masuk itu.
"Ternyata kamu sedang senang-senang Mas, aku nya saja terlalu khawatir berlebihan," ucap Anisa tersenyum paksa sambil menatap photo di layar ponsel.
Photo tersebut di dapatkan dari Rini, perempuan itu sengaja mengirimkan foto kebersamaan mereka yang penuh tawa dan tentu mesra.
Tidak ingin berlarut dalam kesedihan, anisa mematikan ponsel dan kembali meletakkan di atas meja.
Wanita itu memilih mencari kesibukan lain, agar tidak memikirkan perasaan nya entah kapan bisa mematikan perasaan yang telah tumbuh ini.
Anisa memilih meningkatkan kemampuan nya dalam mendesain, selama tiga bulan belakangan ini kemampuan sedikit lumayan, bahkan sudah ada beberapa busana syariah yang di desain dan hasil nya begitu cantik.
Entah kenapa anisa berharap bisa memakai busana yang di desain couple bersama mas bara.
Tapi rasa nya harapan nya itu hanya akan menjadi mimpi yang sampai kapan tidak bisa menjadi nyata.
"Aku tak pernah menyalakan takdir ku, karena aku tau semua ini adalah yang terbaik, tapi bisa kah aku meminta perasaan yang tumbuh ini mati? aku tidak ingin perasaan ku mempersulit mas bara," ucap Anisa sedih, air mata nya mengalir membasahi kertas desain yang di ukir.
Di sisi lain bara yang baru tiba di rumah langsung di tarik mama nya masuk ke dalam kamar nya.
"Ma ada apa? kenapa buru-buru seperti ini?" tanya Bara binggung dengan tingkah aneh Mama nya.
"Duduk lah, ada hal yang ingin Mama bicara kan serius," perintah Mama Tari dengan wajah serius.
"Iya," sahut Bara lalu beranjak menuju sofa dan duduk.
Melihat putra nya telah duduk, mama tari pun juga ikut duduk di samping bara.
"Kamu pasti binggung kan kenapa tiba-tiba mama menarik dan ingin bicara serius padamu?" tanya Mama Tari buka suara sambil menatap bara.
"Iya, sebenarnya ada hal penting apa yang ingin Mama bicara kan? kenapa tidak di luar, apa ini sangat penting hingga tidak boleh ada yang mendengar?"
"Penting, malah sangat penting dari kerjaan mu," jawab Mama Tari.
"Bara, kamu sudah dewasa umur kamu bukan lagi belasan atau dua puluh tahunan, umur kamu hampir masuk kepala tiga, kamu tau itu kan?" tegas Mama Tari mengingat usia bara, yang mana perkataan Mama nya itu membuat bara binggung mengerut kening.
"Maksud Mama apa? bara benar-benar tidak paham, hal penting apa yang Mama maksud? kenapa membawa usia bara?"
"Oke, akan Mama jelas kan semua biar kamu paham, dengar ini baik-baik pasang kedua telinga mu agar penjelasan Mama tidak ada yang terlewatkan," kata Mama serius menatap bara yang juga balas menatap karena rasa penasaran yang di katakan Mama nya.
"Lupakan Rina, dan kurangin kesibukan mu di kantor, ingat sekarang kamu sudah menikah ada istri yang harus kamu beri perhatian bukan kerjaan, pemakaman dan vila kenangan kalian yang selalu kamu beri perhatian. Move on bara, rina sudah tidak ada, rina sudah tenang di alam sana jangan seperti ini terus, hidup tidak berjalan mundur kebelakang tapi ke depan, lihat anisa dia wanita baik sholehah kurang apa hingga tidak bisa membuat kamu jatuh cinta dengan nya?"
"Mama juga tau selama tiga bulan pernikahan kalian, hingga saat ini tidak ada malam pengantin antara kalian, jangan pikir Mama bodoh tidak mengetahui semua ini. Anisa terlalu baik menutup aib mu tidak pernah dia katakan apapun tentang mu, setiap Mama bertanya istri mu itu selalu diam tidak membuka sepatah kata pun, kamu tau kenapa? karena anisa mencintai mu bara."
Deg!
Deg!
Perkataan Mama tari berhasil membuat bara terdiam tertunduk, tidak pernah terlintas di benak nya semua akan seperti ini.
Bahkan sudah setiap hari, bara selalu memperingati anisa jangan pernah menaruh hati padanya, karena sampai kapan pun dia tidak akan bisa membalas, karena cinta nya sudah di bawa mati dengan pergi nya rina.
Tapi sekarang apa? dia mendengar ungkapan langsung dari mama nya jika wanita yang berstatus istri nya itu mencintai nya.
"Kenapa diam? kamu kaget? merasa bersalah? atau apa? pesan Mama hanya satu berjalan lah ke depan jangan kebelakang atau kamu akan menyesal, setelah di depan telah pergi dan tidak bisa kamu gapai, karena penyesalan selalu datang di akhir bukan di awal, awal adalah permulaan. Semoga kamu paham maksud Mama ini, semua yang Mama katakan ini karena Mama sayang sama kamu, bukan karena ada maksud lain, Mama tidak ingin kamu kehilangan wanita sebaik anisa," ujar Mama Tari panjang lebar.
"Kembali lah, istri mu pasti sangat khawatir di kamar, hari ini kamu pulang lebih lama dari minggu-minggu lalu."
"Iya Ma, hari ini Bara ke pantai bersama rini," kata Bara.
"Mama binggung sama kamu bara kenapa selalu mementingkan rini seperti itu, semoga ini hanya perasaan mama saja yang salah karena melihat kedekatan kalian yang tidak wajar ini," batin Mama Tari.
"Kembali lah, temui istri mu," ucap Mama Tari.
"Iya Ma, Bara pamit dulu."
Keluar nya dari kamar mama, bara masih tidak habis pikir bagaimana anisa bisa jatuh cinta pada nya.
Kepala nya benar-benar sakit memikirkan perkataan mama tadi, rasa nya ingin meledak mengetahui kebenaran yang tak pernah di bayangkan akan serumit ini.
Setiba di depan pintu kamar, pria itu langsung membuka pintu.
Cekrek....
Di dalam dia tidak melihat keberadaan anisa, berjalan mendekati kasur dia melihat tumpukan kertas, dan bara mengambil itu melihat satu persatu gambar tersebut.
Mata nya tertuju pada sepasang desain pakaian perempuan dan laki-laki begitu cantik.
Bara tidak menyangka kalau anisa akan pandai mendesain secantik itu.
Cekrek....
Anisa terkejut saat keluar melihat sosok pria yang membelakangi nya sedang memengang gambar desain nya.
"Ini gambar kamu?" tanya Bara lalu berbalik menunjukkan gambar yang di pegang itu.
Mendengar suara air dari dalam kamar mandi, bara sudah dapat menebak jika anisa di dalam, dan beberapa menit menunggu sambil melihat-lihat gambar desain anisa keluar.
"Mas kamu sudah pulang?"
"Iya, kalau belum tidak mungkin saya berada di sini kan?
"Iya Mas."
"Apa ini gambar kamu?" tanya Bara lagi karena anisa belum menjawab pertanyaan nya.
"Iya itu gambar saya."
...Bᴇʀsᴀᴍʙᴜɴɢ......
...✨____________ 🌼🌼_______________✨...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Yus Warkop
bara laki"bodoh ,gak bisa ngebedain mana perempuan tulus mana perempuan licik
2024-01-04
0
Shautul Islah
jangan jatuh cinta anisa, tinggalin aja si bara, suruh sama rini aja. gedek saya lama2 sama bara
2022-11-24
1
manda_
bara bikin kesel sama rini udah kayak sama istrinya badahal kl bara tau agama kan gak boleh tuh
2022-10-04
0