Bab 14: Tamparan

🌻H 4 P P Y R 3 4 D I N G🌻

🌹✨💞✨🌹

Ungkapan Anisa membuat bara terdiam, pria itu menatap wanita yang melangkah mundur dari nya.

"Maaf Mas, saya harus keluar sekarang semua keperluan Mas sudah saya siapkan, hanya tinggal dokumen seperti nya ketinggalan Mas bisa menghubungi rini untuk memastikan itu," ujar Anisa lalu beranjak pergi.

Bara terdiam memandang kepergian anisa dari kamar, entah kenapa ungkapan wanita itu membuat nya kesal tidak suka.

Lamunan nya tersadarkan karena dering telpon dari seseorang.

📞:"Assalamualaikum, ada apa Rini?" salam Bara.

📞:"Walaikumsalam, kak Bara di mana? jam berapa ke kantor? dokumen kakak ketinggalan di ruangan, tidak mungkin bukan pergi bertemu klien tanpa dokumen kerja sama?" balas Rini dan langsung cerocos.

📞:"Jadi dokumen nya benar ketinggalan di kantor?"

📞:"Iya benar. Apa aku saja yang antar ke sana biar kakak gak perlu bolak-balik lagi?" tawar Rini di sebrang sana penuh harap di iyakan.

📞:"Apa gak merepotkan kamu?"

📞:"Tidak sama sekali kak, ya sudah kalau gitu aku langsung ke sana ya kak, bye, bye," putus Rini langsung mematikan panggilan telpon sepihak.

Bara menggeleng kepala, lalu meletakkan kembali ponsel di meja dan meraih pakaian.

Sedang kan di sisi lain Anisa yang baru masuk ke kamar nya mencoba menenangkan diri.

Pertama kali dalam hidup nya berdekatan seperti tadi di tatap pria. Jantung nya sejak tadi terus berdetak kencang.

"Jantung ku berdetak dua kali lebih cepat dari biasa. Ini tidak bisa di biarkan aku harus bisa menguasai diri agar hal seperti ini tidak terulang lagi," ucap Anisa.

"Lebih baik sekarang aku siap-siap."

42 menit kemudian, anisa sudah tampil rapi, sebelum nya sudah rapi hanya saja sekarang harus lebih berbeda karena dia akan pergi.

Dan di luar penampilan nya harus bersih dan rapi.

Di ruang tamu sudah ada rini, anisa melihat kedatangan wanita berkedok pelakor itu menyapa sopan.

"Assalamualaikum, kamu cari Mas Bara?" salam Anisa lalu bertanya.

"Kenapa? emang nya gak boleh? lagian kak bara tidak mencintai mu," ucap Rini menatap sinis anisa.

"Kata siapa tidak boleh, kamu adik kesayangan mas bara jadi kapan pun ingin bertemu bebas tidak akan ada yang bisa melarang," Anisa menekan satu kata adik agar wanita itu tau posisi apa dia di hati bara.

"Ya kau benar adik kesayangan, yang sebentar lagi akan menjadi istri kesayangan," ucap Rini dengan sombong.

"Sebentar, bukan sekarang kan? jadi masih ada kemungkinan itu tidak akan pernah terjadi," balas Anisa dengan santai.

"Kata siapa tidak akan pernah terjadi? jangan menganggap remeh saya, karena semua hal yang saya ingin kan akan selalu saya dapat kan, meski itu harus melenyapkan nyawa orang saya tidak peduli," tegas Rini.

"Oh seperti itu, apa kematian kakak mu juga ada kaitan dengan perkataan mu barusan?"

Deg!

Rini terdiam, menatap tak percaya bagaimana perempuan di depan nya bisa berbicara seperti itu.

"Jangan di anggap serius perkataan saya hanya becanda tidak ada adik yang tega melakukan itu hanya karena pria," tambah Anisa.

"Sial nih orang seperti nya sedang mempermainkan ku, aku sudah khawatir setengah mati ternyata hanya candaan tapi bagus lah kalau dia tidak curiga," monolog Rini.

Dan saat rini akan membalas anisa, ekor mata nya menangkap kedatangan bara yang mendekat.

"Sekarang giliran ku, kita lihat apakah wajah itu akan tetap tenang atau sebalik nya," batin Rini tersenyum licik.

Anisa melihat senyuman aneh rini hanya menggeleng kepala.

"Kakak ipar kenapa kamu tega berkata seperti itu? sebenarnya apa salah ku padamu hingga kakak ipar tega menuduh ku membunuh kakak ku sendiri? aku sangat menyayangi kakak ku tidak mungkin aku tega melakukan hal keji itu? jika kakak ipar tidak suka kedekatan ku dengan kak bara katakan, aku akan pergi jauh dari sisi kak bara, tapi satu hal yang perlu kakak ipar tau aku dekat sama kak bara semua itu bukan keinginan ku tapi kak rina wanita yang sangat kak bara cintai, sebelum meninggal kak rina berpesan agar aku selalu menemani kak bara apapun keadaan nya," ucap Rini dengan isakan tangis palsu.

Anisa melihat rini menangis dan berbicara ngelantur menjadi binggung.

"Rini a-"

"Apa-apaan ini!" teriak Bara marah memotong perkataan anisa sambil berjalan mendekati mereka.

"Kak Bara, kakak ipar menuduh ku membunuh kak rina, apa aku begitu kejam hingga di tuduh seperti itu?" aduh Rini sambil menangis palsu.

"Nisa apa kamu sudah gila! bagaimana bisa berpikir hal itu? rina adalah kakak nya tidak mungkin rini membunuh nya. Apa kamu kesal kedekatan saya dengan rini, hah?" bentak Bara, wajah nya sudah memerah sangat marah.

Anisa kaget mendengar bentakan bara, selama menikah dia tak pernah mendengar bentakan bara, tapi kali ini dia menyaksikan dan merasakan bentakan suami nya sendiri yang lebih percaya rini ke banding dia.

Anisa tak keberatan jika bara lebih percaya rini, karena wanita itu sudah di kenal lama oleh bara, bukan seperti dia yang baru beberapa bulan mengenal.

Tapi hal yang membuat hati anisa sakit, bara membentak nya tanpa bertanya apa sebenarnya yang terjadi bukan langsung menghakimi seolah dia benar bersalah.

Dada anisa terlalu sesak hingga berkata membela diri tidak bisa di lakukan.

"Asal kamu tau, saya tidak pernah mencintai mu sekecil apapun itu, kamu di sini hanya saya anggap asisten pribadi untuk mengurus semua keperluan saya tidak lebih. Rini jauh lebih baik dari kamu. Saran Saya ganti penampilan mu jangan seperti ini karena orang yang penampilan seperti ini tak memiliki prasangka buruk dan kotor seperti kamu," tambah Bara menatap marah dan kecewa yang amat besar pada anisa.

Plak....

Anisa melayangkan satu tamparan telak di pipi kanan bara.

"Jangan sekali Mas samakan attitude dengan cara pakaian yang saya kenakan, karena itu adalah dua hal yang berbeda, saya tidak akan tinggal diam. Mas boleh mencaci, menghina dan memukul, saya tidak masalah. Asal Mas tau cara berpakaian seseorang tidak ada kaitan nya dengan sikap orang itu. Berpakaian tertutup tidak menjamin orang itu akan memiliki attitude yang baik, itu memang benar, lalu bagaimana dengan orang yang berpakaian terbuka? apa kah dia akan lebih baik?" tanya Anisa yang sangat kecewa dengan bara.

Pria yang di pikir begitu baik ternyata tak sebaik itu, perkataan nya benar-benar kasar dan tajam setajam silet.

"Mas tidak perlu mengingat kan saya atas besar nya cinta mas itu, karena cinta saya kepada Mas mulai hari ini, detik ini, sudah tidak ada, semua sudah mati. Terima kasih sudah membuat saya sadar. Dan maaf untuk tamparan tadi, assalamualaikum," pamit Anisa lalu mencium punggung tangan suami nya dan pergi meninggalkan mereka dengan sesak mendalam di hati.

...Bᴇʀsᴀᴍʙᴜɴɢ......

...✨____________ 🌼🌼_______________✨...

Terpopuler

Comments

Yus Warkop

Yus Warkop

aneh dama si bara benar" dungu

2024-01-05

0

Cinta Suci

Cinta Suci

nikahin aja rini nya beres kan

2023-02-15

1

Sulfia Nuriawati

Sulfia Nuriawati

knp g d nikahin aja kuburnya rina sm rini biar tenang😡😡😡

2022-12-29

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Pernikahan
2 Bab 2: positif thinking
3 Bab 3: Tidak ada cinta
4 Bab 4: Pagi yang cerah
5 Bab 5: Keberanian di balik cadar
6 Bab 6: Hati yang tulus
7 Bab 7: Menjalani Dengan Bismillah
8 Bab 8: Kehadiran yang tak di anggap
9 Bab 9: Ungkapan isi hati anisa
10 Bab 10: Luka tak berdarah
11 Bab 11: Apa ini saat nya?
12 Bab 12: Perasaan aneh
13 Bab 13: Maaf
14 Bab 14: Tamparan
15 Bab 15: Khawatir
16 Bab 16: Menuruti untuk membuktikan
17 Bab 17: Siap melawan
18 Bab 18: Kesempatan kedua
19 Bab 19: Ke kantor
20 Bab 20: Informasi
21 Bab 21: Ya atau tidak?
22 Bab 22: Walaikumsalam
23 Bab 23: Penulis hebat
24 Bab 24: Aku atau Rini?
25 Bab 25: Bermain-main
26 Bab 26: Terbuka
27 Bab 27: Hadiah
28 Bab 28: Bahagia
29 Bab 29: Sebuah pesan
30 Bab 30: Kata Sandi
31 Bab 31: Berwajah Dua
32 Bab 32: Seperti lomba debat
33 Bab 33: Sosok misterius
34 Bab 34: Lama-lama terbiasa jika sering
35 Bab 35: Sekarang dan malam nanti
36 Bab 36 Bersiap
37 Bab 37: Pria itu Felix
38 Bab 38: Felix Guardian Ariansyah
39 Bab 39: Sebuah pesan
40 Bab 40: Aku kotor
41 Bab 41 Hadapi bersama tanpa meninggalkan
42 Bab 42: Yang sebenarnya
43 Bab 43 Setia mendampingi
44 Bab 44 Pasti Bisa
45 Bab 45: Obrolan serius
46 Bab 46: Yang sebenarnya terjadi
47 Bab 47: Pertemuan di taman
48 Bab 48: Surprise
49 Pengumuman pemenang giveaway.
50 pengumuman
51 Novel baru: Terjebak Cinta Tuan Mafia
52 Novel Guardian Knight
53 pengumuman
54 Novel baru: Wanita Kesayangan CEO Dingin
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Bab 1: Pernikahan
2
Bab 2: positif thinking
3
Bab 3: Tidak ada cinta
4
Bab 4: Pagi yang cerah
5
Bab 5: Keberanian di balik cadar
6
Bab 6: Hati yang tulus
7
Bab 7: Menjalani Dengan Bismillah
8
Bab 8: Kehadiran yang tak di anggap
9
Bab 9: Ungkapan isi hati anisa
10
Bab 10: Luka tak berdarah
11
Bab 11: Apa ini saat nya?
12
Bab 12: Perasaan aneh
13
Bab 13: Maaf
14
Bab 14: Tamparan
15
Bab 15: Khawatir
16
Bab 16: Menuruti untuk membuktikan
17
Bab 17: Siap melawan
18
Bab 18: Kesempatan kedua
19
Bab 19: Ke kantor
20
Bab 20: Informasi
21
Bab 21: Ya atau tidak?
22
Bab 22: Walaikumsalam
23
Bab 23: Penulis hebat
24
Bab 24: Aku atau Rini?
25
Bab 25: Bermain-main
26
Bab 26: Terbuka
27
Bab 27: Hadiah
28
Bab 28: Bahagia
29
Bab 29: Sebuah pesan
30
Bab 30: Kata Sandi
31
Bab 31: Berwajah Dua
32
Bab 32: Seperti lomba debat
33
Bab 33: Sosok misterius
34
Bab 34: Lama-lama terbiasa jika sering
35
Bab 35: Sekarang dan malam nanti
36
Bab 36 Bersiap
37
Bab 37: Pria itu Felix
38
Bab 38: Felix Guardian Ariansyah
39
Bab 39: Sebuah pesan
40
Bab 40: Aku kotor
41
Bab 41 Hadapi bersama tanpa meninggalkan
42
Bab 42: Yang sebenarnya
43
Bab 43 Setia mendampingi
44
Bab 44 Pasti Bisa
45
Bab 45: Obrolan serius
46
Bab 46: Yang sebenarnya terjadi
47
Bab 47: Pertemuan di taman
48
Bab 48: Surprise
49
Pengumuman pemenang giveaway.
50
pengumuman
51
Novel baru: Terjebak Cinta Tuan Mafia
52
Novel Guardian Knight
53
pengumuman
54
Novel baru: Wanita Kesayangan CEO Dingin

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!