🌻H 4 P P Y R 3 4 D I N G🌻
•
•
🌹✨💞✨🌹
Anisa membantu mama mertua nya masak, meski memilih banyak pembantu, mama mertua nya tetap ingin masak dan memberi yang terbaik untuk keluarga nya.
"Mama senang sekarang punya teman masak, kemarin-kemarin Mama hanya di temani bibi, rasa nya aneh ada yang kurang tapi sekarang tidak lagi, karena mendadak rasa aneh itu sudah lenyap dengan kehadiran Nisa di sini," ujar Mama Tari bahagia.
"Nisa juga senang bisa temani Mama di sini, mohon bimbingan nya agar Nisa tidak mengecewakan Mama dan Papa," balas Anisa pun senang tersenyum di balik cadar.
"Kenapa bicara seperti itu sayang, Mama percaya Nisa tidak akan mengecewakan Mama dan Papa," yakin Mama Tari.
"Jangan terlalu percaya sama Nisa Ma, Nisa hanya manusia biasa yang bisa melakukan kesalahan kapan saja entah itu sengaja atau tidak, karena manusia tempat melakukan kesalahan, tidak ada satu manusia yang tak pernah melakukan kesalahan sekali pun itu ustaz," tutur Anisa bijak.
"Subhanallah, Mama salut sama kamu sayang, tidak salah Mama memilih kamu menjadi menantu Mama, kamu memang pantas mendampingi Bara anak tampan Mama yang sama punya hati baik nya seperti kamu, kalian dua memang di ciptakan untuk bersama."
"Mama bisa saja."
"Bisa dong nama nya juga Mama," ucap Mama Tari lalu tertawa dengan ucapan nya sendiri.
Entah kenapa dia begitu senang hari ini, mungkin karena sekarang sudah memiliki menantu kali pikir nya.
Mama Tari tidak memiliki anak perempuan karena dia hanya memiliki satu anak dan itu anak laki-laki yaitu Bara yang kini telah menjadi suami nya Anisa.
Dulu Mama Tari ingin sekali memiliki anak perempuan, tapi karena ada masalah di rahim membuat nya tak bisa mengandung lagi dan harus menerima takdir.
Tapi sekarang Allah telah memberi nya anak perempuan meski bukan anak kandung, melainkan menantu, Mama Tari tak masalah karena dia sudah menganggap anisa adalah anak nya sendiri.
Anisa wanita muslimah yang baik tak butuh waktu lama untuk Mama Tari menyayangi Anisa, karena siapa pun yang mengenal anisa pasti akan langsung menyukai dari sikap, tindakan, dan tutur kata yang lembut dan sopan itu.
Mereka pun kembali melanjutkan masak, karena waktu hampir menunjukkan makan malam.
Keluarga Abraham begitu tertib, karena sikap Papa Abraham yang keras tapi penyayang dan baik.
"Ma, apa ini tidak terlalu banyak?" Tanya Anisa melihat masakan Mama Tari begitu banyak.
"Sekali-kali gapapa dong sayang, ini hari bahagia kita," jawab Mama Tari yang begitu semangat karena memasak adalah hobi nya.
"Ya sudah Nisa gak bisa bilang apa lagi kalau Mama sudah berkata seperti itu."
"Tepat sekali, Nisa cukup lihat Mama masak."
"Oiya Nisa tau masak apa saja? siapa tau kita bisa sharing-sharing," lanjut Mama Tari menoleh melihat menantu nya yang menutup diri dengan pakaian syariah dan cadar, hanya terlihat kedua mata yang sipit seperti orang china.
"Gak terlalu banyak sih Ma, Nisa hanya tau sedikit-sedikit seperti yang Mama masak tidak lebih," jawab Anisa.
"Nisa serius? berarti Nisa bisa buat kue?" Tanya Mama Tari yang sangat antusias tidak menyangka menantu nya ini ternyata pandai memasak seperti nya.
Kali ini kebahagian nya berlipat-lipat karena memiliki menantu yang punya hobi sama dengan nya adalah suatu kebahagian tersendiri untuk nya.
"Alhamdulilah, bisa sedikit Ma, tapi masih belajar dari bunda kemarin."
"Tidak apa-apa sayang, Mama juga sekarang lagi belajar, bagaimana kalau Mama ajak Nisa ikut Mama kita kursus masak, kemarin Mama ada daftar tapi belum sempat kesana karena gak punya teman," ajak Mama Tari.
"Boleh Ma, Nisa juga ingin belajar."
Pembicaraan Mama Tari dan Anisa langsung terhenti karena kedatangan seorang gadis.
"Assalamualaikum, Tante," salam gadis tersenyum lembut.
"Walaikumsalam," jawab Mama Tari dan Anisa berbarengan.
"Eh, Rini kamu di sini?" tanya Mama Tari kaget melihat keberadaan rini yang sudah di anggap anak sendiri.
"Iya, Tan. Mommy dan daddy keluarga negeri dan aku di tinggal sendiri, apa boleh aku tinggal di sini untuk beberapa hari sampai mommy dan daddy balik?"
"Tentu boleh dong, kenapa tidak, rumah ini selalu terbuka untuk rini kapan saja mau datang," ujar Mama Tari tak keberatan malah senang.
"Terima kasih Tan, aku sayang tante, oiya ini siapa Tan?" tanya Rini yang beralih menatap wanita yang serba tertutup dan hanya memperlihatkan kedua mata nya.
"Astaga tante hampir lupa. Rini kenalkan ini Anisa istri Bara," Mama Tari memperkenalkan rini pada Anisa.
"Apa!" pekik Rini kaget, lalu menatap wanita tersebut dari bawah hingga atas.
"Bagaimana bisa Tan? kenapa aku gak tau masalah ini? kapan mereka menikah? perasaan minggu lalu aku ke sini tante gak bicara masalah pernikahan kak bara?" lanjut Rini yang masih tidak percaya.
"Oh itu maaf tante benar-benar lupa sehingga tidak mengabari kamu."
"Lalu kapan mereka menikah? kenapa aku tidak di undang?"
"Tante undang, tapi saat itu daddy kamu mengatakan tidak bisa datang karena sedang berada di luar kota," terang Mama Tari mengingat saat menghubungi orang tua rini.
"Apa-apaan ini, kenapa daddy tidak mengatakan apapun mengenai ini padaku? apa daddy sengaja melakukan ini?" monolog Rini bertanya-tanya penuh kekesalan di hati nya.
Bagaimana Rini tidak kesal, dia sudah menyukai bara sejak lama, dan sekarang malah ada perempuan lain yang masuk di kehidupan bara pria pujaan nya.
"Ini tidak bisa ku biarkan, jika kakak ku saja bisa aku singkirkan kenapa tidak dengan nya, jangan harap kau bisa mengambil apa yang ku sukai, siapa pun itu yang berani menghalangi ku mendapatkan apa yang ku inginkan bersiaplah bertemu ajal," batin Rini penuh kebencian dan tekad.
"Rini kamu kenapa Nak? benar kan saat itu kalian sedang berada di luar kota?" Tanya Mama Tari menyadarkan adik dari mantan kekasih anak nya Bara.
"Iya Tan, aku lupa jika daddy sudah mengatakan itu, ku kira yang daddy katakan adalah prank, ternyata benar," bohong Rini mengarang cerita, sebenarnya bukan itu karena daddy nya tak mengatakan apapun kepada nya.
"Aku akan bertanya ini pada daddy jika pulang nanti, sekarang aku harus memikirkan cara menyingkir wanita ini, aku tidak rela siapa pun memiliki Bara, Bara hanya milik ku seorang bukan milik yang lain," batin Rini.
Anisa sejak tadi diam, dia menyadari tatapan tidak suka wanita bernama rini pada nya, tapi semua pikiran buruk segera di singkirkan karena dia tak ingin berburuk sangka mungkin saja itu perasaan nya.
"Ya sudah sekarang Rini duduk kita makan bersama, tante panggil kan Om dulu, Nisa panggilkan suami mu di kamar," perintah Mama Tari.
"Tidak perlu, Kak Nisa duduk saja biar aku yang memanggil kak Bara, lagian aku ingin mengucap selamat pada kak bara," cegah Rini cepat dengan kebohongan yang di buat.
"Tante terserah sama Nisa saja, bagaimana?" tanya Mama Tari tidak keberatan siapa pun yang memanggil Bara.
"Iya, Ma tidak apa-apa biar Rini saja," jawab Anisa.
...Bᴇʀsᴀᴍʙᴜɴɢ......
...✨____________ 🌼🌼_______________✨...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Yus Warkop
oh iya, aku ingat sekarang ,aku pernah baca kubaca ulsng ah biar jelas
2024-01-04
0
Uthie
langsung Seru aja 👍🤗
2023-07-23
0
Cinta Suci
nisa yg sabar ya
2023-02-15
0