Leon baru lanjut ke kampus saat selesai makan siang. Walaupun suasana hatinya kurang konek dengan keadaan hari ini tapi ia terpaksa harus bersemangat menyelesaikan tugas kantor yang sudah dimandatkan oleh sang papa.
Hari mulai senja, Leon keluar dari ruangannya dan diikuti oleh Joshua sang asisten.
"Langsung pulang atau masih kemana dulu tuan muda?" tanya Joshua kepada Leon.
"Langsung pulang saja" jawabnya yang sudah duduk santai di atas mobil yang dikemudikan oleh Joshua.
Kedua orang itu akhirnya bergegas pulang ke rumah. Sepanjang perjalanan Leon masih terganggu dengan Dea yang sudah dua hari ini pergi begitu pagi, ia bahkan belum mendapat laporan dari Alfin hingga sekarang.
Alfa tiba di mansion dan masuk ke dalam kamar, ia tidak menemukan siapa-siapa, itu artinya Dea belum pulang.
Pria itu langsung membersihkan diri dan dan mengambil beberapa lembar pakaian yang bisa dia bawa ke kontrakan nanti.
Leon meminta Joshua untuk membawakan koper yang berisi pakaiannya dan juga meminta seorang asisten rumah tangga untuk memasukan beberapa pakaian Dea yang ada di gantungan ke dalam koper gadis itu yang masih berisi seluruh pakaiannya, karena sejak ayahnyaebawa pakaiannya datang beberapa hari kemarin tidak dia keluarkan untuk di simpan di lemari pakaian yang tersedia.
Semuanya telah disiapkan hanya menunggu Dea pulang dan mereka akan langsung pergi.
Dea dan Tri baru saja tiba di mansion tepat pukul lima sore.
"Selamat sore ma, pa" ucap Dea dan Tri bersamaan saat berpapasan dengan kedua orang tua yang baru masuk dari pintu belakang. Rupanya kedua orang tua itu tengah menghabiskan waktu di taman kecil yang ada di belakang mansion yang terdapat kolam ikan di sana.
"Selamat sore nak, sudah pulang?" tanya sang mama kepada keduanya.
"Iya ma" lagi-lagi keduanya menjawab secara serentak.
Sesuai dengan perintah sang mertua, Dea dan Tri akhirnya masuk ke dalam kamar masing-masing untuk bertukar pakaian.
Dea yang baru masuk ke kamar dan hendak mencari kopernya langsung di cegat oleh sang suami dengan nada dinginnya.
"Sekarang juga kita harus pindah ke kontrakan" ucapnya tegas.
"Iya baiklah" jawab Dea mengalah walaupun ia sangat capek seharian kuliah dan belum sempat istirahat. Bahkan tas selempang yang masih dijinjinnya saja belum di simpan.
Leon melangkah keluar lebih dahulu, namun sebelum keluar dari pintu itu iapun berkata tanpa melihat ke arah gadis itu.
"Kopermu sudah ada di mobil jadi tidak perlu berlama-lama ada di dalam kamarku" ucapnya sinis.
Dea akhirnya mengekori sang suami dan kembali keluar dari kamar tersebut.
Sang mertua merasa heran karena anak dan menantunya beringan turun kembali dari kamar mereka apalagi Dea yang masih lengkap dengan pakaian yang dia pakai ke kampus tadi bahkan tasnya yang masih melekat di pundaknya.
"Mau ke mana sayang?" tanya sang mertua langsung kepada menantunya.
"Ma, kami pamit ya? sesuai pembicaraan semalam hari ini kami pindah" jelas Dea selembut mungkin.
"Boy, kenapa cepat sekali? memangnya kamu sudah dapat rumahnya? dan apakah layak untuk ditinggali?" tanya sang papa yang awalnya hanya diam.
"Sudah pa, aku sudah mendapatkannya dan sudah dibersihkan oleh beberapa orang yang aku bayar" jelas Leon.
"Padahal mama masih pengen dekat sama menantu mama" ucap sang mama merajuk.
"Pasti Dea akan selalu berkunjung ma, jika tidak ada kesibukan" ucap Dea memberi pengertian kepada sang mertua.
"Mama harap kalian tidak menunda untuk punya anak ya?" ucap mama membuat wajah Dea langsung memerah.
"Ya sudah kami pergi ya?" ucap Leon langsung beranjak pergi sementara Dea masih mencium punggung tangan kedua mertianya apalagi mama yang langsung mendekap sang menantu dengan penuh kehangatan.
Sandiwara apa lagi yang mau kamu tunjukkan kepada kedua orang tuaku supaya mereka bisa percaya kepada kebusukanmu? batin Leon sambil menggerutu.
Pria itu sudah lebih dahulu ada di dalam mobil sambil menatap pemandangan yang menurutnya menjijikan.
Dea akhirnya menyusul masuk ke dalam mobil setelah sang mertua melepaskan pelukannya.
Dea duduk dengan tenang dan pandangannya lurus ke depan. Ia menyadari bahwa pria itu sangat membencinya sehingga sebisa mungkin ia tidak mau berurusan dengan pria yang sudah sah menjadi suaminya itu.
Perjalanan mereka hanya Leon dan Joshua yang terus mengobrol seputar pekerjaan dan segala sesuatu yang mereka temui sepanjang perjalanan yang mereka tempuh.
Leon sesekali melirik ke samping untukelihat gerak gerik gadis itu namun yang di pandang malah menatap keluar untuk menikmati pemandangan sepanjang perjalanan.
Setelah menempuh perjalanan selama hampir satu setengah jam akhirnya tibalah mereka di salah satu rumah yang sangat sederhana dan ternyata itulah tempat yang akan menjadi hunian mereka.
Letaknya yang agak di pedalamanembuat Dea sempat berpikir bagamana jika nanti ia pergi ke kampus nanti tapi sebisa mungkin ia berusaha tenang.
Leon turun lebih dahulu diikuti oleh Joshua yang membuka bagian belakang dan mengbil dua koper milik Leon dan Dea.
"Biarkan dia sendiri membawa kopernya toh bukan dia yang menggaji kamu" ucap Leon membuat Joshu sedikit terkejut.
Sepertinya ini alasan tuan muda membawa isterinya pindah. Pasti hubungan mereka tidak seperti yang mereka tunjukkan di depan tuan dan nyonya besar. Batin Joshua yang ubah dengan Dea yang sedang berusaha mengangkat kopernya melewati tangga yang ada di depan rumah.
"Kamu boleh pulang untuk beristirahat dan ingat, esok jemput aku seperti biasa" ucap Leon kepada Joshua dan hanya dijawab dengan anggukan oleh pria itu. Setelah kepergian Joshua, Leon mulai membuat aturan dalam rumah itu, serta larangan yang harus ditaati oleh Dea.
"Ini kamarku dan jangan pernah kamu melewati batas pintu ini apalagi sampai masuk ke dalamnya" ucap Leon tegas sambil menunjukkan batas-batas yang tidak boleh dilewati oleh Dea.
Gadis itu hanya diam sambil mendengar dengan saksama agar ia tidak salah atau melanggar apa yang sudah dikatakan oleh pria itu.
Leon masuk ke dalam kamarnya yang terlihat rapih dan bersih karena sudah renovasi ulang. Dea yang masih berdiri di sana akhirnya tersadar dari lamunannya. Ia melihat ada satu kamar lagi dan ia memilih masuk ke sana karena ia yakin itu adalah kamar untuknya.
Kamar itu terlihat rapih namun tidak begitu bagus seperti yang ditempati oleh Leon.
"Tak apalah, ini sudah lebih dari cukup." ucap Dea menahan sesak di dadanya saat melihat hanya sebuah spon yang disandarkan di kamar itu, walaupun spon itu baru dan masih dalam bukusannya.
Sejak kecil Dea tidak pernah tidur dilantai tapi semenjak dia menikah, lantailah menjadi tempat ia tidur setiap malam, baik di mansion maupun di kontrakan.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
G** Bp
tega se x kamu Leon 😭😭😭
2024-08-01
0
Kar Genjreng
ah leon jangan terlalu kejam bisa bucin lo...dan saat tiba waktunya kamu akan menyesali tapi sudah terlambat cam itu Leon...
2022-10-03
0
Doli Sinaga
hati2 Leon penyesalan slalu datang terlambat , paham kan , jangan lama2 up nya thorrrr....
2022-09-15
0