Berkunjung ke Kampus

Pak Ferdi mulai dengan tugasnya sebagai sopir pribadi tuan besar Rudy Frits Patty. Pengusaha emas dan batu bara terbesar dan merupakan orang terkaya nomor 1 di Asia.

"Selamat pagi tuan, apakah mau berangkat sekarang?" tanya pak Ferdi pada majikannya.

"Iya pak Ferdi, kita berangkat sekarang" jawabnya dan langsung membuka pintu dan masuk lalu duduk. Tuan Patty memang  tidak suka berlebihan harus dilayani membuka pintu mobil dan lain sebagainya. Dia adalah orang yang pekerja keras jadi hanya sekedar membuka pintu mobil ia sendiri akan melakukannya.

"Pak Ferdi, selama ini kamu bekerja di mana?"tanya tuan Patty saat mobil sudah mulai melaju di jalan tol.

"Saya bekerja di daerah XX, saya dan keluarga baru saja pindah ke kota ini kemarin" jawab pak Ferdi apa adanya.

"Hah? Pindah? Jadi selama ini kamu di daerah xx?" tanya tuan Patty yang kurang yakin.

"Iya tuan, kami pindah ke sini juga karena putri kami mendapat beasiswa untuk kuliah di kampus terbaik di kota ini" ucap pak Ferdi lagi.

"Wah, putrimu sangat hebat, pasti dia sangat istimewa sehingga kamu tidak melepaskannya sendiri ke kota" ucap tuan Patty yang salut dengan orang tua seperti pak Ferdi.

"Betul tuan, dia sangat istimewa, bahkan aku sama sekali tidak pernah membiarkannya pergi sendirian, dia memang kuat untuk ukuran seorang gadis tapi itu tidak menjamin rasa khawatir aku dan isteriku" jawab pak Ferdi panjang lebar.

"Aku jadi penasaran ingin bertemu dengan putrimu" ucapnya sambil terkekeh, dan dibalas senyuman kaku oleh pak Ferdi.

Keduanya tiba di gedung yang menjulang tinggi, itu adalah kantor milik tuan Patty. Setelah tuan besarnya turun dan melangkah menuju kedalam gedung itu, pak Ferdi memilih menunggu di luar sambil menikmati hiruk pikuk kota itu, ia memilih duduk di bangku taman yang ada di samping kantor tersebut.

(Dulu aku bekerja pada tuan Jonathan, dia adalah orang yang arogan, keras dan tidak punya hati bahkan untuk putri kandungnya sendiri. Saat ini aku bekerja untuk tuan Patty, baru hari pertama bekerja aku sudah bisa menilai kalau dia orangnya baik sehingga mau berkomunikasi dan mendengar ceritaku yang hanya seorang sopir) gumam pak Ferdi membandingkan sifat majikannya yang lama dan yang sekarang.

 

*****

Di kontrakan, seorang gadis  bermata sipit dan berambut panjang itu baru bangun saat hampir jam makan siang.

"Nak,,, sikat giginya dulu baru makan" teriak bunda saat melihat putrinya bangun dan langsung makan padahal masih ada ilernya yang melekat di sudut bibirnya.

"Nanggung bunda, lapar nih" balasnya dengan mulut yang penuh makanan.

Melihat bunda yang sundah ancang-ancang mengangkat entong nasi untuk melemparnya, Dea buru- buru masuk ke kamar mandi dengan terus mengunyah sisa makanan yang ada dalam mulutnya hingga benar- benar masuk ke dalam kamar mandi.

"Anak satu ini, sudah mau jadi mahasiswa tapi kelakuannya tidak pernah berubah, susah ya kalau selalu dimanjakan ayahnya" gerutu bunda karena kelakuan putrinya itu.

Beberapa saat kemudian Dea keluar dari kamar mandi dengan baju santainya, siapa lagi kalau bukan bunda yang selalu menyiapkan pakaian dan handuknya selalu, karena kebiasaan putrinya ini akan heboh saat masuk kamar mandi. Dia akan berteriak minta ini dan itu membuat bundanya pusing. Kadang bunda tidak habis fikir, baru punya satu saja sudah begini apa jadinya jika sampai dua atau tiga.

"Bunda, esok Dea mau lihat kampusnya dulu" ucap Dea yang sudah kembali duduk melanjutkan makannya tadi.

"Sama siapa nak, kamu kan belum punya teman" jawab bunda khawatir.

"Tenang saja bunda, Dea sudah janjian sama Merlina" ucap Dea santai.

"Iya kalau begitu bunda bisa tenang" jawab bunda legah.

Dea menghabiskan makanannya dan membantu bundanya untuk menyiapkan lagi makan siang mereka.

Hari ini  keduanya kembali menghabiskan waktu sendiri di rumah tanpa ayah. Biasanya juga bunda sendiri jika Dea juga ke sekolah.

 

****

 

Sesuai ucapan Dea kemarin bahwa hari ini dia dan temannya Merlina janjian untuk datang ke kampus yang akan mereka masuk nanti.

Pagi-pagi sekali tanpa di kasih bangun Dea sudah lebih dahulu bangun dengan semangatnya. Selesai bersiap ia langsung menuju meja makan yang di sana sudah ditunggu oleh kedua orang tuanya.

"Pagi ayah, bunda…" sapa Dea yang langsung duduk di salah satu kursi.

"Pagi sayang" jawab bunda

"Pagi nak, apa tidurmu nyenyak?" tanya ayah.

"Nyenyak sekali ayah" jawabnya bangga.

"Kata bunda hari ini kamu mau ke kampus ya?" tanya ayah lagi.

"Iya ayah tapi aku perginya sama teman sekolah dulu Merlina, kita sudah janjian ketemu di sana nantinya" ucap Dea menjelaskan karena dia tahu ayahnya akan khawatir apalagi ini di kota besar dan putrinya belum memiliki teman.

"Baiklah, hati-hati ya… kalau urusannya sudah selesai langsung pulang ya? Jangan lupa hubungi ayah kalau ada apa-apa" nasehat ayah.

"Siap my Hero" ucap Dea sambil mengangkat tangannya ke atas kepala seperti menghormati bendera.

"Ya sudah, ayah pamit duluan ya" ucap ayah sambil memberi kecupan di kening dua wanita beda usia itu,

"Ayah juga hati-hati" ucap mereka,

*****

Merlin tiba lebih dahulu di gerbang kampus, ia berdiri sambil menunggu sahabatnya yang belum sampai sambil melihat para mahaiswa/i yang berlalu lalang di sana. Beberapa saat kemudia ada suara dari arah samping yang memanggilnya

"Merlin!!!" teriak gadis itu, siapa lagi kalau bukan si cempreng Dea.

"Hei De’ kamu lama sekali, aku sampai lumutan di sini menunggu kamu" ucap Merlin ngambek.

"Demi sahabat coi, kita sesama orang kampung jadi santai saja deh" ucap Dea tanpa beban sampai mendapat tabokan dari Merlin.

"Kamu itu kalau bicara di filter dulu kenapa sih? Walaupun kita orang kampung tapi jangang jujur- jujur amat, kamu mau dibully sama orang sekampus" gemas Merlin.

"Oh iya lupa, kebiasaan suka jujur jadinya begini ni" ucapnya cengengesan.

"Sudah, masuk saja bicara sama kamu tidak ada benarnya juga" ucap Merlin yang langsung menarik tangan Dea masuk ke area kampus itu.

Kedua gadis ini terus melangkah dengan percaya diri tanpa mempedulikan para senior yang ada di sana. Maklumlah keduanya memang sudah kocak sejak dahulu masih di bangku SMA, jadi jika ke duanya lagi bersama maka dunia milik mereka berdua.

Randy dan teman- temannya yang lagi duduk di depan kelas, mengalihkan pandangan mereka saat melihat dua gadis yang asing ini masuk ke kampus, keduanya yang asyik dengan canda tawa mereka sama sekali tidak peduli pada pandangan orang- orang.

"Hei gadis kecil, apa kamu tidak salah alamat ya?"ucap Randy dengan tegas.

"Ehh kakak, memang ini bukan kampus ya? Kita kan memang mau datang ke kampus ini" ucap Dea dengan gayanya yang kelihatan salah tingkah padahal tidak.

Semua teman Randy tertawa terbahak- bahak karena baru kali ini ada gadis yang bisa menjawabnya seperti sebuah lelucon.

"Apa kamu bilang?" tanya Randi dengan penuh penekanan  sambil melangkah mendekati Dea.

 

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

Nurmiati Nurmi

Nurmiati Nurmi

wah babang Rendi

2024-09-20

0

G** Bp

G** Bp

ga usah kejam² seniornya ntar jadi pada ngejar junior

2024-08-01

0

zian al abasy

zian al abasy

crtnya ringan sprti crta kseharian sdrhna tp bgus ko..💪 thor

2022-10-02

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!