"Ayo Dea silahkan naik ke atas panggung" Dea yang dasarnya agak tomboy, melangkah ke atas panggung dengan penuh percaya diri dengan iringan tepukan tangan dan siulan yang belum berhenti.
"Oke semuanya boleh tenang sebentar agar kita bisa mendengar pesan dan kesan dari salah satu di antara mereka, Dea kamu bisa mewakili kedua temanmu" ucap pembawa acara.
Dea melangkah maju untuk mendekat kearah microfon dan mulai berbicara.
"Selamat siang semuanya, pertama-tama saya mau mengatakan terima kasih kepada Tuhan Sang pemberi hidup.
Yang kedua; terima kasih untuk bapak kepala sekolah SMA Negeri 1 PGRI kab. XX, bersama semua guru dan para pegawai yang sudah menerima kami untuk menuntut ilmu di tempat ini. Terima kasih juga sudah dengan sabar mendidik kami, mengajar kami untuk kelak menjadi orang yang berguna walau kami banyak mengecewakan kalian dengan kenakalan dan ketidak mampuannya kami.
Dan yang ketiga; terima kasih buat semua orang tua yang hadir saat ini, kebaikan kalian dan jasa kalian yang selama ini kalian berikan bagi kami anak-anak kalian, maaf jika hanya sejauh ini yang kami beri.
Dan terkusus bagi kedua orang tua saya, ayah, bunda, terima kasih yang tak terhingga karena sudah mau menjadi pelengkap hidup Dea. Keberhasilan ini Dea persembahkan buat Tuhan dan juga ayah bunda. Terima kasih God Bless" ucap Dea mengakiri sambutan dengan mata yang sudah berkaca-kaca lalu menundukkan kepalanya sedikit sebagai tanda hormat kepada semua hadirin.
Tepukan tangan kembali riuh di tempat itu.
Bunda Mima jangan di tanya lagi, beliau sudah menangis tersedu-sedu dan kelihatannya sedang ditenangkan oleh sang suaminya.
(Tuan, jika kamu tahu bahwa putri kecil yang kamu anggap sebagai pembawa sial yang dengan teganya kamu buang adalah sebuah permata yang tersembunyi kilauannya. Aku yakin dia akan menjadi gadis yang tangguh dan luar biasa nantinya). batin bu Mima yang masih terisak.
Pembawa acara kembali bersuara;
"Tolong diperhatikan para hadirin yang terhormat; ada satu informasi lagi yang menarik bagi ketiga anak kita yang meraih juara tahun ini. Setelah ini mereka akan dikirim ke salah satu universitas terbaik di kota J untuk melanjutkan kuliah sebagai mahasiswa berprestasi, dan semua biaya akan ditanggung oleh pemerintah, kesimpulannya mereka mendapatkan beasiswa prestasi." ucap pembawa acara membuat suasana kembali riuh.
Hari ini keluarga pak Ferdi lalui dengan air mata bahagia dan sukacita. Mengingat sebentar lagi putri mereka akan pergi ke kota, membuat kedua orang tua ini menjadi sibuk karena mereka tidak akan membiarkan putri mereka sendiri ke sana tapi mereka sekeluarga akan ikut pindah ke kota J.
Dea bagaikan berlian dalam keluarga yang dijaga dengan sangat baik, walaupun dengan cara yang sangat sederhana. Jadi kemanapun Dea pergi pasti selalu ada kedua orang tuanya.
****
Hari ini Pak Ferdi bersama keluarganya kembali ke kota J setelah 17 tahun mereka tinggalkan karena di sana putri mereka akan melanjutkan kuliahnya. Sebelumnya pak Ferdi juga sudah di terima untuk menjadi sopir disalah satu keluarga terkaya di kota itu.
Ya pak Ferdi sempat melihat di situs keluarga Patty yang sementara mencari sopir pengganti karena sopir yang lamanya telah risign, jadi ia mencoba dan akhirnya diterima.
Dua hari sebelum mereka pindah, pak Ferdi lebih dahulu datang ke kota itu mencari kontrakan untuk mereka tempati dan puji Tuhan kontrakan yang ia dapat tidak terlalu jauh dari kampus tempat Dea kuliah dan tempat pak Ferdi bekerja.
Sebenarnya pasongan yang waktu itu diberikan oleh keluarga Matheo masih ada dalam simpanan, dan sudah dialihkan atas nama Dea Ekasari. Pak Ferdi dan isterinya tidak mau hidup boros mengingat putri mereka akan membutuhkan biaya yang lebih besar jika ia beranjak dewasa nanti. Jadi selagi masih kuat, pak Ferdi akan terus bekerja untuk memenuhi kebutuhan mereka setiap hari dan uang jajan putrinya.
Keluarga bahagia itupun meninggalkan daerah tempat mereka membesarkan putri kesayangan mereka. Dea sangat bahagia memiliki orang tua yang begitu sayang kepadanya, dalam hatinya ia memohon agar Tuhan memperpanjangkan usia kedua orang tuanya karena sampai hari ini ia tidak mengenal seorang keluargapun baik dari ayahnya maupun bundanya, jadi dalam hati ia berfikir jika suatu saat nanti kedua orang tuanya dipanggil Tuhan maka ia akan benar-benar hidup sebatang kara.
Sampailah mereka di kontrakan yang sederhana namun cukup bagi keluarga ini tempati karena kelihatan sangat nyaman. Kontrakan itu hanya memiliki 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang makan, kamar mandi umum dan dapur seperti waktu mereka di rumah yang ada di daerah xx.
Ketiga orang penghuni rumah baru itu mulai sibuk merapikan semua barang-barang yang mereka bawa hingga tanpa sadar waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam.
"Bunda, biarkan dulu yang lain esok saja lanjutnya, kasihan putri kita sudah kelelahan" ucap ayah.
"Baik ayah, ayo nak bersihkan dulu tubuhmu supaya lebih segar, setelah itu kita makan bersama, biar bunda yang menyiapkan makan malamnya" kata bunda yang langsung berjalan menuju ke dapur untuk mulai menyiapkan makan malam mereka.
Ayah dan anak itu sudah lebih dahulu membersihkan tubuh mereka dan menunggu giliran bunda yang sedang membersihkan tubuhnya dan setelah itu mereka mulai makan malam tepat jam 9 malam. Setelah makan malam,masing-masing menuju ke kamar untuk beristirahat karena mereka memang sudah sangat lelah hari ini.
Pagipun kembali datang menyapa kota itu. Ayah sudah bersiap untuk mulai masuk kerja hari ini, sementara bunda yang sudah biasa dengan aktivitas paginya di dapur untuk menyiapkan sarapan buat dua orang tercintanya.
"Ayah, sarapan dulu" ucap bunda.
"Iya bunda, anak gadis itu masih tidur ya?" tanyaAyah.
"Biarkan saja ayah, pasti dia kelelahan seharian tidak beristirahat." Jelas bunda.
"Iya tapi bangunkan dia sarapan dulu baru lanjut tidurnya, tidur juga butuh tenaga bunda," iseng pak Ferdy.
"Iya nanti aku bangunkan" sambung bunda sambil menaruh nasi dan lauk di piring suaminya.
Setelah kepergian pak Ferdi, bunda melangkah menuju kamar putrinya yang tidak tertutup sehingga memudahkanya untuk langsung masuk. Bunda terkekeh melihat anak gadisnya yang tidur dengan gaya yang tidak ada sopan-sopannya sedikit.
"Nak, bangun sayang sudah siang" ucap bunda sambil mengusap kepala putrinya.
"Lima menit lagi bunda, masih mengantuk," balas Dea yang tidak membuka matanya sama sekali
Melihat itu, bunda merasa kasihan pada putrinya.
"Bagun sarapan dulu sayang, nanti dilajutkan lagi"bujuk bunda.
"Nanti saja bunda" ucap Dea lagi dan sepertinya tidak ada tanda-tanda untuk bangun.
Bunda memilih membetulkan selimutnya lalu keluar dan menutup pintu kamar itu dan kembali melanjutkan pekerjaan beres-beres yang tersisa semalam.
*****
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Nurmiati Nurmi
terimakasih bunda
bunda sabar banget
2024-09-20
0
Narni Caem
👍👍👍❤️
2023-09-15
0
Rita Natalia
kamar mandi saja kali thor nyebutnya, sbb normal kok di sini kl kamar mandi dalam 1 rumah itu hanya satu
2022-10-17
0