Ijin Pindah Rumah

Leon melakukan tugasnya di kantor namun pikirannya tidak fokus pada pekerjaan yang ada. Ia terus memikirkan isterinya yang pergi sejak pagi padahal ia satu kelas dengan adiknya Tri.

"Rupanya kamu mau main-main denganku, akan ku bongkar semua kebusukanmu dibelakang ku kepada papa supaya aku bisa secepatnya menceraikanmu" gumam Leon yang geram karena gadis yang sudah sah menjadi isterinya itu.

Tring tring tring

"Halo tuan muda ada yang bisa saya bantu?" tanya si penerima telepon setelah tersambung dengan Leon.

"Pak, tolong Carikan satu kontrakan untukku, cukup yang sederhana saja. Aku minta secepatnya karena akan dihuni besok" ucap Leon kepada salah atau karyawan yang ia hubungi itu.

"Baik tuan muda" jawab pria itu.

Sambungan telepon berakhir hingga beberapa saat kemudia, Leon mendapat sebuah pesan masuk bahwa kontrakan sudah ditemukan.

"Hmmm drama akan dimulai dari sekarang. Aku akan menunjukkan cara menjadi suami yang baik untuk mu gadis matre" gumam Leon tersenyum puas.

Tepat jam tiga sore Leon sudah meninggalkan kantor karena sore ini ia akan datang ke apartemen sahabatnya.

****

Dea dan Tri baru pulang sore karena kuliah yang padat hari ini. Sesampainya di mansion masing-masing masuk ke kamar untuk bertukar pakaian, Dea kembali turun setelah menyelesaikan ritualnya di kamar untukbanti para asisten rumah tangga sedangkan Tri seperti biasa akan mengurung diri dan akan keluar saat jam makan malam atau makan siang.

"Sayang, kenapa tidak istirahat dulu, kan baru pulang dari kampus" ucap mamaertua yang baru bergabung juga di dapur.

"Tidak ko ma, Dea sudah terbiasa membantu bunda di dapur jadi rasanya kurang jika berdiam diri di kamar." jawab Dea sambil jari-jari cantiknya terus menyuci sayuran yang ada.

"Oke baiklah, tapi lain kali kalau kecapaian istirahat saja dulu, takutnya suami kamu malah marah-marah karena isteri cantiknya disuruh kerja" ucap sang mama sambil ikut melakukan pekerjaan yang lain.

Mana ada dia peduli sama aku, justru ia senang jika aku bekerja dan tidak duduk manis di rumah ini. Seandainya mama tahu kalau aku diperlakukan tidak selayaknya seorang isteri. Batin Dea menjerit.

"Kenapa melamun sayang? suami kamu belum pulang ya?" ucap mamaenggoda karenaelihat gadis itu tiba-tiba diam setelah disinggung soal suaminya itu.

"A ah tidak ma, aku tidak apa ko?" ucapnya gugup karena ketahuan melamun.

Mereka terus bergotong royong di dapur hingga malam menjelang dan sampai menghidangkan di meja makan.

Leon baru pulang saat sudah mulai malam, tanpa menegur ia langsung naik ke kamarnya.

"Sepertinya suami kamu kelelahan bekerja di kantor sampai pulang saja tidak menegur kita" ucap mama yang sebenarnya merasa ada yang tidak beres karena tidak seperti biasanya puteranya pulang tanpa menyapa orang rumah entah itu ART sekalipun.

Saat semua pekerjaan telah beres, sang mertua memberi perintah kepada menantunya untuk kembali ke kamar.

"Sayang, kamu bersihkan dulu tubuhmu terus ajak suamimu untuk makan malam" perintah mama kepada sang menantu.

"Iya ma" jawab Dea melemah.

Gadis itu kembali naik ke kamar yang ia nginap selama berstatus sebagai isteri dari Leon.

Setibanya di kamar itu, Leon tengah bersantai di atas ranjang setelah membersihkan dirinya. Dea bingung mau menegur atau tidak karena pria yang berstatus sebagai suaminya itu bahkan tidak peduli padanya.

Dea mengambil baju dalam kopernya dan masuk ke dalam kamar mandi, setelah beberapa menit ia keluar dengan sudah mengenakan pakaian santai yang lain.

"Mas, makan malamnya sudah siap" ucap Dea hati-hati, namun pria itu malah menatapnya dengan tajam membuatnya menundukkan kepalanya.

"Aku tidak butuh perhatian omong kosongmu itu" ucap Leon dengan nada membentak dan pergi meninggalkan gadis itu begitu saja.

Dea menarik nafas dalam-dalam untuk menetralkan emosinya agar tidak boleh meneteskan air matanya. Sejak kecil, gadis itu tidak pernah dibentak oleh kedua orangtuanya. Hal itu membuat dia tumbuh menjadi gadis yang tomboy tapi air mata murah.

Dea ikut melangkah keluar dari kamar dan turun ke lantai dasar, tempat mereka makan malam bersama.

Dengan telaten mama melayani sang suami dan Puteri bungsunya demikian juga Dea yang juga melayani sang suami.

Keduanya benar-benar berakting senatural mungkin agar tidak diketahui oleh orang tua mereka.

Keluarga itu makan dalam diam hingga ritual makan malam mereka selesai.

"Ma, pa, kami minta ijin untuk pindah dan tinggal sendiri" ucap Leon kepada kedua orang tuanya.

"Kenapa harus pindah boy, rumah ini bahkan bisa tampung sepuluh keluarga sekaligus" ucap papa Rudy yang kaget saat anaknya meinta ijin untuk keluar dari rumah tersebut.

"Mama kan mau merasakan punya menantu yang bisa diajak ikut kumpulan ibu-ibu kenapa kamuembawa menantu mama pergi lagi?" ucap mama merajuk.

"Pa, ma,Leon ingin merasakan hidup mandiri tanpa campur tangan orang tua, bagaimana Leon bisa dewasa dan mandiri mengurus keluarga sendiri jika kalian tidak mengijinkan" ucap Leon meyakinkan.

"Bagaimana denganmu sayang?" tanya mama pada sang menantu.

"Aku nurut aja ma, gimana baiknya menurut mas Leon" ucap Dea apa adanya.

"Baiklah papa ijinkan kalian keluar dari rumah ini, tapi papa tidak dengar jika kamu macam-macam terhadap menantuku." ucap papa tegas.

"Iya pah" jawabnya singkat.

Malam ini berlalu begitu dengan masing-masing menikmati malam mereka. Seperti biasa, Dea orang yang paling menyedihkan karena tidur di tempat yang tidak layak.

Pagi-pagi sekali Dea kembali melakukan hal yang sama. Dea pergi ke kampus masih sangat pagi karena ini baru hari kedua baginya untuk wajib lapor. Dan seperti biasa Tri yang menyetel alarm sesuai jam kuliahnya

Dea pergi sendiri dengan ojek online yang dipesannya dan seperti biasa juga gadis itu pergi tanpa sarapan walaupun sudah dipaksa oleh sang mertua.

Di mansion

Leon baru bangun dan melihat tempat isterinya yang sudah rapi dan kosong membuatnya kembali berpikir yang aneh-aneh.

Siapa lagi target pria kaya yang dia dekati hingga selalu pergi pagi-pagi sekali. Aku harus membawanya keluar dari mansion ini agar bisa mengajarkannya tentang tingkah isteri yang baik. Batin Leon geram.

Pria itu memilih bersiap untuk pergi ke kantor tanpa mencari isterinya karena ia tahu gadis itu pasti sudah pergi.

Leon tidak habis pikir dengan tingkah laku isterinya yang selalu pergi tanpa pamit. Seolah ia ingin menguji kesabaran suaminya walaupun dalam hal ini Leon pun tidak pernah bertegur sapa dengan isterinya di dalam kamar.

Setelah ia bersiap dan berjalan ke arah meja rias, ia menemukan sepucuk surat yang mungkin itu adalah tulis tangan isterinya.

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

leahlaurance

leahlaurance

huf...bilang istri tidak diangap ko kepo,gila punya laki.

2024-10-12

0

G** Bp

G** Bp

kebanyakan curiga kamu sama istrimu...

2024-08-01

0

Kar Genjreng

Kar Genjreng

lama bener up nya nih hemmm ayo up lah thor.. lebih juga gpp deh 👍👍👍🤭🤭🤭

2022-09-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!