Leon tidak habis pikir dengan tingkah laku isterinya yang selalu pergi tanpa pamit. Seolah ia ingin menguji kesabaran suaminya walaupun dalam hal ini Leon pun tidak pernah bertegur sapa dengan isterinya di dalam kamar.
Setelah ia bersiap dan berjalan ke arah meja rias, ia menemukan sepucuk surat yang mungkin itu adalah tulis tangan isterinya.
*****
Maaf mas, aku lebih dahulu berangkat ke kampus. Dan sepertinya aku akan selalu berangkat lebih pagi mulai hari ini karena ada urusan.
By Dea
"Hmmm atas dasar apa kamu selalu berangkat lebih pagi dari Tri, bukannya kamu satu kelas ya? menarik. Aku harus mencari tahu agar secepatnya aku menendang keluar dia dari keluargaku." gumam Leon dengan senyuman sinisnya.
Pria itu menuruni anak tangga dan ternyata Tri juga baru keluar dari kamarnya.
Mereka berpapasan dan sama-sama turun ke lantai dasar untuk sarapan.
"Jam berapa kamu kuliah de?" tanya Leon basa basi.
"Jam delapan bang" jawab gadis itu santai.
"Oh" Leon hanya beroh ria menanggapi pertanyaan sang adik.
Mereka tiba di ruang makan dan sarapan bersama-sama.
"Dimana isteri kamu boy" tanya papa Rudy kepada puteranya.
"Sudah ke kampus" jawabnya singkat.
Mereka kembali makan dengan diam hingga selesai. Leon mengantar sang adik ke kampus sebelum pergi ke kantor. Dan karena hari ini tidak begitu banyak kerjaan di kantor, Leon memilih mendatangi sahabatnya Jovan. Setelah memakan waktu setengah jam, tibalah Leon di salah satu apartemen mewah yang sudah pasti ditempati oleh kaum elit.
Pria itu masuk dalam lift yang akan menghantarkanya ke tempat di mana sang sahabat tempati.
Selama di dalam lift Leon kembali merasa ada yang aneh dengan gadis yang telah sah menjadi isterinya, hingga pintu lift terbuka.
Bunyi bel apartemen terdengar oleh sahabatnya Jovan yang sedang serius melakukan kesibukannya.
Beberapa saat kemudian seorang pria bertubuh atletis datang danbuka pintu apartemen untuk sang sahabat.
"Hei bro sejak kapan kamu pulang ke Indo?" tanya Jovan karena setahunya, Leon berada di luar negeri untuk kuliah sekaligus memegang perusahaan orang tuanya yang ada di sana.
"Aku bahkan sudah berbulan-bulan ada di Indonesia" ucapnya malas sambil beriringan masuk ke dalam apartemen.
"Tumben datangnya lama." ucap Jovan dengan nada mencibir.
"Tunggu, tunggu aku sepertinya bisa membaca sesuatu yang aneh dari tingkahmu bro" ucap Jovan sambil menatap penuh selidik kepada sahabatnya yang duduk dengan posisi setengah berbaring di sofa yang ada di ruang itu.
"Aku sudah menikah" ucapnya dengan mata tertutup.
"Hah? menikah? jangan ngaur kamu kalau bicara" ucap Jovan tak terima.
"Aku serius bro, itulah kenapa aku tidak balik ke LN" jawabnya dengan posisi tetap seperti semula.
"Siapa gadis yang berhasil menaklukkan seorang pria dingin sepertmu?" tanya Jovan serius.
"Dia adalah gadis pilihan kedua orang tuaku" ucap Leon lagi.
"Mungkin dia gadis yang baik sehingga kedua orangtuamu sampai tertarik padanya." ucap Jovan menganalisa.
"Tertarik apanya? ayahnya sopir pribadi papa dan itu pasti atas rencana papanya biar bisa menguasai harta keluargaku" ucap Leon serius sambil menegakkan tubuhnya.
"Jangan menilai seperti itu bro, lagian kamu memang harus menikah karena perjodohan. Mana ada seoran Leon Patty pernah mendekati seorang gadis. Kamu itu bersyukur karena sudah dimudahkan oleh kedua orang tuamu untuk menikahkan mu" jelas Jovan kepada sahabatnya itu.
"Akh curhat sama kamu sama aja." gerutu Leon kembali pada posisi semula.
"Kalian sudah menikah berapa lama?" tanya Jovan.
"Baru tiga hari" ucap Leon.
"Kamu belum mengenalnya dengan baik, cobalah buka hati untuknya dan pelajari dulu sifatnya" nasehat Jovan lagi.
"Aku akan mencari cara untuk menceraikannya dan menendang dia keluar dari keluargaku" ucap Leon serius.
"Jangan sampai kamu menyesali semuanya dikemudian hari. Walaupun aku belum mengenali gadis itu tapi aku yakin dia gadis baik-baik" ucap Jovan ikut serius.
"Sebaiknya kamu cari tahu dulu latar belakangnya bersama keluarganya biar kamu bisa mengambil keputusan" saran Jovan kepada sahabatnya.
"Aku sudah meminta Alfin untuk memantaunya" ucap Leon.
"Hah? kenapa harus Alfin dan apa hubungannya?" tanya Jovan kaget karena adikny ikut ambil bagian dalam hubungan sahabatnya dan isterinya.
"Sudah dua hari dia berangkat ke kampus sangat pagi padahal dia satu kelas dengan adikku dan itu artinya mereka kuliah diwaktu yang sama tapi kenapa dia selalu pergi lebih dahulu" jelas Leon.
"Lihat, baru dua hari kamu tahu sesuatu yang kurang beres dengannya saja kamu sudah ingin cari tahu, itu artinya kamu ada rasa peduli yang mungkin sudah mulai tumbuh benih-benih cinta" ucap Jovan membuat sahabatnya itu melototkan matanya.
Mereka kembali terdiam dengan masing-masing pikiran entahlah apa yang dipikirkan oleh kedua orang itu.
****
"Dea Ekasari, usia 18 tahun, Puteri tunggal dari sopir pribadi tuan Rudy Frits Patty. Hmm menarik, sepertinya bang Leon suka sama Puteri dari sopir papanya itu" gumam Alfin
Alfin kembali memeriksa data-data mengenai gadis itu dan ia menemukan alasan kenapa Dea selalu datang kampus lebih awal.
"Wajib lapor selama satu Minggu, apa-apaan dosen baru itu?" ucap Alfin dengan nada menggerutu karena dosen baru itu membuat aturan sendiri. Dosen yang banyak dipuja oleh para mahasiswi itu benar-benar keterlaluan.
Setelah mendapatkan informasi sesuai yang dibutuhkan sahabat kakanya, Alfin keluar untuk mencari makan siang karena sejak tadi ia sibuk sampai lupa makan.
Di tempat lain sisi kampus itu, ketiga orang gadis tengah menikmati makanan mereka di kantin.
"Dea, kenapa kamu tidak pernah menungguku jika datang ke kampus? aku kan sudah bilang kemarin." tanya Tri sewot.
"Aku buru-buru beb, takutnya terlambat lagi dan hukumannya ditambah lagi" ucap Dea.
"Iya juga sih" jawab Tri mengalah.
"Kenapa kamu diam saja?" tanya Tri saat melihat sahabatnya yang satu lagi hanya diam saja.
"Siapa?" tanya Merlin santai.
"Ya kamulah siapa lagi yang diam sejak tadi kalau bukan kamu" gerutu Tri.
"Emang kamu masih nyadar punya teman ya?"Ucap Merlin balik menggerutu kedua sahabatnya.
"Maksudnya?" tanya Dea heran dengan perubahan sikap sahabatnya itu.
"Kamu kenal aku sejak kapan sih? bahkan kamu menikahpun kamu melupakan aku" ucap Merlin mengomel membuat Dea berkaca-kaca.
Gadis itu tidak berpikir sampai ke sana karena pernikahannya yang penuh sandiwara itu.
"Aku minta maaf" lirih Dea membuat Merlin bisa menangkap sesuatu yang ganjal dari tingkah sahabatnya.
"Udalah, udah lewat juga yang penting jangan lagi kamu melupakan aku jika ada sesuatu" ucap Merlin yang hanya dijawab dengan anggukan.
Ketiganya kembali menikmati makanan yang masih ada di depan mereka. Untungnya mereka duduk di tempat yang paling pojok sehingga pembicaraan mereka tidak di dengar oleh yang lain.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Dtlatte
knp lama x up min
gak tau apa setiap jam aku cek novel and nunggu ini
2022-09-13
0
Kar Genjreng
leon mengapa kamu jahat sama Dea.... jangan sampai nyesel di kemudian hari.. 😌😌😌😌😌😌😌
2022-09-13
1
Anonymous
sabar dea..
2022-09-13
0