Gadis Di Lampu Merah

"Tadi kakak bilang kami salah alamat, apanya yang salah? Memang kami mau ke sini survei lingkungan belajar karena sebentar lagi kami juga akan jadi bagian dari kampus ini, alias warga kampus ini" ucap Dea dengan tangannya seperti lagi kampanye.

Semua orang yang di sana kembali terbahak- bahak.

"Oh jadi kamu calon maha siswa baru di kampus ini? Baguslah, aku tunggu saat mainnya" ucap Randy tersenyum licik.

"Kak, aku ke sini itu bukan mau bermain tapi mau kuliah, kalau mau main itu di taman kanak- kanak" Ucap Dea pura- pura polos. Rupanya kekocakan Dea kumat lagi saat ia belum resmi jadi maha siswa baru.

"Akhhh malas ah bicara sama kakak, mendingan kami cari fakultas yang kami tuju, daa kakak!" Ucap Dea seolah malas bicara dengan seniornya ini. Dia kembali melangkah pergi mencari ruangan yang tadi sempat tertunda untuk mereka cari gara- gara senior itu.

"Ha ha ha ha ha bro, kamu bisa dibuat mati kutu sama gadis ini,, tapi dilihat- lihat gadis itu menarik juga, penampilannya aja yang sederhana. Tinggal dipoles sudah jadi berlian" kata Alfin yang memang dari tadi sudah tertarik pada gadis itu.

Kedua gadis itu terus berputar sampai menemukan ruangan yang nereka cari. Karena sudah lelah mereka duduk sejenak di depan kelas itu tanpa peduli tatapan aneh dari para senior.

 

"Mer, saatnya survei kantin kampus" ucapnya sok.

"Bilang saja kamu mau makan, jangan sok- sokan mau survei" jawab Merlin Memutar bola matanya malas.

Kedua gadis itu kembali melangkah menuju kantin, dan di sana juga sudah ada Randy dan teman- temanya. Dea dan Merlin yang dasarnya punya percaya diri tinggi itu masuk dan langsung memesan makanan kesukaan mereka, bakso.

Randy dan teman -temannya terus menatap ke arah Dea dan Merlin tanpa berniat mengganggu kedua gadis itu karena yang pastinya mereka yang akan dipermalukan di sana.

Begitu pesanan mereka datang, Dea dan Merlin langsung menyantapnya dengan lahap. Merlin masih kelihatan anggunnya saat makan tapi tidak dengan Dea, ia berprinsip suka -suka guelah.

Aksi makan Dea yang seperti orang kesurupan itu mengundang banyak perhatian namun ia tidak peduli.

Setelah makan, mereka kembali keluar dan berniat untuk pulang,, mereka terpaksa harus berpisah di lampu merah yang tak jauh dari kampus.

Ketika mereka sedang berdiri di lampu merah saat itu juga ayah Ferdy dan majikannya berhenti di saat lampu merah. Ayah Ferdy tidak melihat putrinya karena fokus melihat ke depan. Sementara tuan Rudy yang melihat Dea, jantungnya langsung berdegup kencang.

Lampu kembali hijau dan pak Ferdy melajukan kembali mobilnya. Sepanjang perjalanan tuan Rudy lebih banyak diam tidak seperti biasanya. Pak Ferdy sendiri sampai bingung, ada apa dengan majikannya.

Setiba di rumah, tuan Rudy langsung turun.

"Pak Ferdy kamu bisa pulang sekarang, hari ini aku agak kelelahan jadi setelah makan siang aku akan beristirahat dan tidak kembali kekantor" ucap tuan Rudy.

"Baik Tuan" jawab pak Ferdy dan langsung pulang dengan motor buntutnya.

Tuan Rudy menuju kamar lalu membersihkan tubuhnya dan langsung beristirahat. Isterinya belum pulang dari perkumpulan arisan jadi tuan Rudy memilih bersantai di dalam kamar.

(Siapa gadis di lampu merah tadi? Kenapa wajahnya sangat mirip dengannya? Apa itu putrinya, tapi tidak mungkin gadis tadi terlihat sangat sederhana, tidak mungkin putri seorang tuan Matheo bisa berpenampilan seperti itu) batin tuan Rudi berperang dengan kenyataan yang dia lihat di lampumerah tadi.

*****

"Ayah sudah pulang?" tanya bunda heran karena hari ini ayah pulang masih siang.

"Iya tuan besar kurang enak badan jadi cuma kerja setengah hari saja" ucap ayah sambil duduk di samping bunda.

Beberapa saat kemudian datanglah anak gadis mereka.

"Siang ayah, bunda" Dea memberi salam sambil mencium punggung tangan kedua orang tuanya

"Bagaimana keadaan kampusnya nak" tanya ayah,

"Baik ayah" jawabnya apa adanya.

Ketiga penghuni rumah itu akhirnya bergegas menuju meja makan karena sudah disiapkan oleh bunda.

Seperti biasa bunda selalu melayani sepasang ayah dan anak ini jika sudah berada di meja makan.

"Makasih bunda" ucap keduanya kepada bunda.

 

*****

 

Di mansion utama Matheo

Keadaan nyonya Rumah terganggu sejak 17 tahun yang lalu, dan itu membuat tuan Jonathan semakin mengutuk putri bungsunya yang entah di mana sekarang dia berada.

"Mom, sudah 17 tahun. Dia udah bahagia di sana mommy, tolong jangan menyiksa diri mama sendiri" ucap tuan Matheo berusaha sabar menghadapi isterinya

"Dad, kenapa bukan aku yang mati, kenapa harus putriku" ucap isterinya yang sudah terisak.

"Mommy, kamu harus ingat… kita masih punya Rafi dan Mila, mereka juga butuh kasih sayang kita mom" tuan Matheo berusaha menjelaskan hal itu pada isterinya kalau masih dua orang anak mereka yang butuh diperhatikan.

(Aku juga tidak tahu apakah anak itu masih hidup atau sudah mati, pak Ferdi dan isterinya bahkan menghilang bagai di telan bumi, apa yang harus aku lakukan biar isteriku kembali pulih. Aku bahkan sudah membayar Psikiater handal namun semuanya tidak berarti apa- apa) batin tuan Matheo.

 

****

 

.

 

.

 

"Selamat pagi tuan, Nyonya" ucap pak Ferdi saat tiba di mansion utama keluarga Patty.

"Selamat pagi pak Ferdi, mari sarapan dulu" ucap nyonya Mahelin sopan.

"Tidak nyonya, saya sudah sarapan tadi dengan isteri dan anak saya" tolaknya sopan.

"Ma, buatkan pak Ferdi kopi aja" ucap tuan Patty.

"Tidak usah tuan" tolak pak Ferdi lagi namun tuan besar tetap memaksa dan mau tidak mau dia menikmati kopi hitam sambil menunggu tuan besarnya sarapan.

"Ade, ini hari pertama Ordik kan?" tanya nyonya.

"Iya mah" jawab putrinya singkat.

 

"Pa, sekalian antar ade ke kampus ya?" pinta nyonya pada suaminya.

 

"Iya ma, ade cepat makannya biar tidak terlambat" ucap tuan Patty.

 

Setelah sarapan dan menghabiskan kopi hitam, pak Ferdi dan majikan serta putrinya pergi meninggalkan mansion itu. Mereka harus terlebih dahulu mengantarkan anak majikannya dulu, baru menuju ke  kantor.

Setibanya di gerbang sekolah, pak Ferdi bergegas turun untuk membuka pintu kepada anak majikannya, sementara tuan Patty kembali fokus pada gadis yang ia lihat di lampu merah beberapa hari yang lalu.

Gadis itu ternyata maha siswa baru di kampus itu juga, karena dilihat dari pakaiannya. Ya semua maha siswa baru wajib berpakaian hitam putih.

Pak Ferdy yang baru menyelesaikan tugasnya hendak kembali masuk ke mobil tapi urungkan saat ada suara yang memanggilnya.

"Ayah" ucap gadis berambut panjang itu.

"Dea, sayang kamu baru datang?" tanya ayahnya.

"Iya ayah, ayah sendiri buat apa di sini?" tanya balik Dea.

"Oh, ayah mengantar anak majikan ayah, dia juga maha siswa baru seperti kamu" jelas ayah.

 

*****

 

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

Nurmiati Nurmi

Nurmiati Nurmi

Dea ada yang penasaran tuh

2024-09-20

0

Kar Genjreng

Kar Genjreng

Ah Dea ketemu majikan Ayah.. kebetulan Bos Ayah melihatmu di lampu merah🔴🔴🍎🍎

2022-09-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!