Keadaan Setelah Menikah

Malam ini Leon tidak mengijinkan Dea tidur di ranjang maupun di Sofa dengan alasan jijik terhadap gadis itu.

Dea akhirnya mengambil kasur lantai yang ada di sudut kamar itu entah sengaja atau tidak, benda itu disiapkan di dalam kamar.

Dea yang yidak punya baju gantipun akhirnya tidur dengan baju pengantinnya malam ini, tubuhnya terasa gerah dan tidak nyaman tapi ia berusaha menahannya hingga pagi menjelang.

.

.

Pagi-pagi Leon sudah pergi sedangkan Dea masih menikmati mimpi indahnya, ya gadis itu baru menemukan posisi tidur yang nyaman hampir subuh ini.

Dea baru bangun saat hampir jam delapan pagi, itupun karena ada ketukan pintu dari luar.

"Halo, halo nona muda" panggil seorang art yang mengantarkan koper berisi pakaian Dea yang di bawa oleh sang ayah pagi tadi.

Dea bangun mendapati dirinya masih lengkap dengan baju pengantin dan ia tidak ingin ada yang tahu soal itu. Dengan cepat gadis itu merapikan kasur lantai dan menyimpan di tempat semula lalu naik ke atas ranjang dan menutup seluruh tubuhnya kecualu kepalanya sehingga ia bisa bernafas.

"Non, ini pakaian di bawa sama pak Ferdy" ucap art itu sekali lagi.

"Masuk saja bi, aku kecapaian" ucap Dea asal, tanpa dia sadar sang art sudah berpikir yang aneh-aneh.

Bibi sang art itu membuka pintu dan masuk, setelah itu menyimpan koper tersebut dan kembali keluar dengan senyum-senyam sendiri.

"Hihihi sebentar lagi keluarga Wijaya akan berisik dengan suara bayi." gumam wanita paruh baya itu sambil pergi dari kamar itu.

Setelah kepergian bibi, sang Asisten Rumah tangga keluarga Wijaya dari kamar pengantin baru itu, Dea langsung memilah pakaiannya dalam koper dan masuk ke dalam kamar mandi.

Gadis itu melakukan ritual mandinya karena ia sudah terlambat ke kampus. Tri sama sekali tidak mengajak sahabatnya yang sudah berganti status sebagai kakak iparnya itu, karena tahu bahwa pengantin baru itu masih menikmati masa berdua mereka. 

Setelah bersiap, Dea menuliskan beberapa kalimat ke dalam sepucuk surat lalu menyimpannya di atas nakas. gadis itu berlari menuruni tangga rumah itu dengan tergesa-gesa.

 

"Kamu kenapa nak?" tanya mama

"Ma, Tri sudah berangkat kampus ya?" tanya Dea sambil mencium punggung tangan mama mertuanya itu.

"Sudah, memangnya kamu mau kemana nak?" tanya mama lagi.

"Ke kampus ma." jawabnya

"Kamu itu masih pengantin baru jadi sebaiknya nikmati dulu masa liburnya" ucap mama.

"Akhhh aku tidak mau terlambat materinya ma, lagian kak Leon juga lagi ke kantor" ucapnya santai agar tidak ada kecurigaan dari sang mama mertuanya.

"Kalau begitu sarapan dulu sayang." ajak mama ingin membawa menantunya ke meja makan tapi di tolak Dea yang sudah terlambat.

"Nanti saat di kampus saja ma" putusnya sambil mencium punggung tangan mertuanya dan melangkah keluar.

Dea berlari keluar dan pergi begitu saja dari rumah besar itu, ia memesan ojek online untuk membawanya ke kampus agar lebih cepat tiba.

Beberapa saat kemudian, tibalah Rani di kampus. Gadis itu langsung mengambil uang untuk ongkosnya dan pergi.

"Neng... kembaliannya" teriak tukang ojek sambil mengangkat tangannya yang memegang uang kembalian.

"Ambil aja bang" balasnya dengan teriak sambil berlari jauh menuju halaman sekolah.

Setibanya di depan kelas, dosen sudah ada di sana.

Tok tok tok

"Jam berapa sekarang?" tanya seorang dosen pria yang masih bujang dan yang menjadi idola para mahasiswi di kampus.

"Sembilan pak," ucapnya dengan santai.

"Kamu tahu pelajaran ini mulai jam berapa?" ucap dosen itu dengan wajahnya yang terlihat seram.

"Jam delapan pak, tapi hari ini baru pertama kali aku terlambat masa tidak ada dispensasinya" ucapnya membuat dosen itu semakin emosi.

"Apa kamu bilang. Kamu boleh macam-macam sama dosen lain dan terlambat seenaknya saja tapi dengan ku tidak ada kata tidak" ucap dosen muda itu dengan suara tinggi.

"Bapa bicara soal waktu tapi sejak tadi bapa marah-marah saja sudah memakan banyak waktu loh." ucap Dea.

"Masuk" ucapnya sinis.

Dengan senyum penuh kemenangan, gadis itu melangkah masuk ke dalam kelas dan dosen itu kembali melanjutkan penjelasan  materinya.

"De, kamu ko datang kampus?" bisik Merlin.

"Ya iyalah" jawab Dea santai.

Pelajaran terus berlanjut hingga jam pelajaran pertama selesai.

"Ikut ke ruanganku" ucap sang dosen tegas kepada Dea.

"Baik pak" jawan Dea juga sambil berdiri dari kursinya dan dengan patuh mengikuti sang dosen tampan itu.

"De, kami tunggi di kantin ya?" ucap Tri.

"Oke." jawabnya sambil mengangkat tangannya dan membentuk jarinya seperti huruf O.

"Masuk," ucap dosen tersebut saat mereka tiba di depan ruangnya serta membuka pintu.

"Baik pak" ucap Dea sambil melangkah masuk ke ruangan tersebut.

"Duduk" perintahnya lagi dengan tegas, membuat gadis itu akhirnya duduk di sofa yang ada dalam ruangan itu.

"Apa kamu tahu kenapa aku memanggilmu?" ucap sang dosen.

"Tahu pak. Aku terlambat" ucapnya tenang.

"Bagus jika kamu tahu apa kesalahanmu. Apa yang membuatmu terlambat?" tanyanya dengan raut wajah yang sulit diartikan.

Gadis itu terdiam. Ia tidak mungkin menjelaskan yang sebenarnya.

"Kenapa tidak menjawab?" geram pria itu karena merasa tidak dihargai.

"Maaf pak aku terlambat karena bangun telat" jawab gadis itu bohong.

"Aku tidak melihatmu terlambat lagi. Mulai hari ini sampai satu minggu ke depan, kau harus melapor diri setiap tiba di kampus dan sebelum jam masuk kelas." ucap Dosen itu.

"Keluar" ucapnya lagi.

"Permisi pak" ucap Dea sambil berdiri dan melangkah keluar. Gadis itu pergi dengan hati yang bergejolak, sejak dari kecil iya tidak pernah dibentak dan hal itu wajar. Walaupun dia seorang yang keras kepala dan kuat.

Dea tidak menyusul kedua temannya, ia malah kembali ke kelas dan duduk sambil memainkan ponselnya.

Gadis yang baru menyandang status sebagai isteri itu duduk dan melamun sambil menatap ponselnya.

Semuanya berubah dan tidak sesuai dengan harapanku. Menikah diusia muda, bahkan menikah dengan pria yang tidak mencintaiku dan sebaliknya. Dea jaga hatimu agar kamu tidak jatuh hati kepadanya hingga saat kamu berpisah nanti. Batin Dea.

Flash back

"Tanda tangan ini" ucap Leon

"Apa ini?" tanya Dea.

"Surat perjanjian" ucap Leon lagi.

"Perjanjian? perjanjian apa maksudnya?" tanya Dea yang belum mengerti.

"Kita hanya menikah hingga kamu lulus kuliah dan setelah itu kita cerai. Berarti hanya dua tahunan saja" ucap Leon.

Deg

"Ba baiklah, dan aku hanya punya satu permintaan. Tidak ada kontak fisik dalam pernikahan itu" ucap Dea dengan menahan sesak di dadanya.

Maksud hati ingin membahagiakan kedua orang tuanya, namun ternyata dalam waktu dekat ia akan mengecewakan mereka.

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

Crystal

Crystal

Alahh paling Leon tuh yg nanti membatalkan perjanjiannya sendiri. 😄

2022-11-07

1

Kar Genjreng

Kar Genjreng

nah pegang janji leon ya Dea... semoga pas waktunya tiba tidak mengulur waktu lagi... buatlah leon menyesal.. ya😄😄👍👍.. Author sehat sehat ya.

2022-09-05

2

Yulianti

Yulianti

dea kamu harus kuat untuk menghadapi orng seperti si leon 💪

2022-08-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!