Married With Big Bos : Episode 4

"Apa aku setua itu?" tanya Anthoni kesal.

"Sepertinya...." jawab Aura dengan polosnya.

Aura hanya menyengir menampakan giginya seperti kuda. Aura segera pergi meninggalkan Anthoni begitu saja tanpa menghiraukan laki-laki itu sedikit pun. Laki-laki itu hanya memandangi punggung gadis itu berlalu begitu saja.

Aura pergi berjalan mendekati Lina yang masih sibuk berdebat dengan Felix.

"Linaa!" teriak Aura.

"Kau tidak boleh kurang ajar sama pelanggan, nanti kalau Boss tahu kita akan dipecat."

"Baiklah. Maafkan aku."

"Lain kali Anda juga harus sopan, Tuan."

"Baiklah. Aku minta maaf." Felix tersenyum getir.

Setelah mengucapkan kata maaf laki-laki itu segera keluar dari rumah makan itu. Anthoni yang kini tengah melihat begitu banyak perubahan yang telah terjadi dengan Felix pun segera membayar makanan yang ia pesan. Lalu keluar dari rumah makan dengan cepat untuk mengejar laki-laki itu.

Felix masuk kedalam mobil lalu menyenderkan punggungnya. Ada perasaan sedih, kecewa, marah. Semua perasaan bercampur menjadi satu di dalam hati Felix. Entah mengapa dadanya begitu sesak saat gadis itu mengatakan bahwa gadis itu tidak mengenalinya. Ya, Felix tidak akan membuat gadis itu mengingatnya dahulu. Biarlah wanita itu sendiri yang mengingat siapa dirinya.

Anthoni segera masuk kedalam mobil. Ia melihat bahwa Felix seperti sedang tidak baik-baik saja.

"Apa benar gadis itu, Lina, Felix?" Anthoni membuka suaranya.

"Ya. Gadis itu Lina."

"Mengapa Lina tidak mengingat dirimu?"

"Aku tidak tahu itu, Anthoni." Felix menjawab.

"Aku akan menyerahkan suatu tugas padamu. Cari tahu mengapa Lina tidak mengingat sedikitpun siapa aku,"

"Baiklah. Aku akan melaksanakannya, Felix."

Anthoni menghidupkan mesin mobil lalu mereka kembali ke mansion pribadi Felix.

Hanya ada keheningan diantara Felix dan Anthoni. Ya, laki-laki itu memang sangat sulit untuk mengeluarkan suara emasnya.

Setelah melalui perjalanan yang relatif panjang akhirnya mobil yang dikendarai Anthoni telah berada di mansion pribadi Felix. Anthoni dan Lei memang tinggal di sana bersama Felix.

Felix dengan cepat keluar dari mobil langsung bergegas menuju kamarnya. Anthoni hanya melihat punggung laki-laki itu sampai menghilang. Ada perasaan sedih dan juga kasihan terhadap Felix. Ya, mau bagaimana lagi Anthoni tidak tahu harus bagaimana caranya agar mengembalikan senyuman lama Felix.

Felix tiba di kamarnya langsung mengunci dengan rapat pintu kamar. Laki-laki itu mendekati sebuah bingkai foto yang terpajang di sebuah dinding kamar.

"Aku merindukanmu. Sangat merindukanmu." kata-kata yang keluar dari bibir Felix.

"Kumohon. Kembalilah padaku."

Kenapa semua pergi dariku? Apakah aku tidak pantas untuk merasakan bahagia sedikitpun? Mengapa? Mengapa semua terjadi padaku? Apakah pantas seorang anak yang berusia dua belas tahun menyaksikan kematian orangtuanya yang begitu sadis di hadapannya sendiri? Apakah pantas? Hukuman apa yang sedang diberikan kepadaku. Batin Felix.

Tidak terasa Felix menitikan air matanya. Mungkinkah ia tidak dapat lagi untuk menahan semua luka yang ada di dalam dirinya itu. Banyak sebagian orang menganggap hanya laki-laki lemah yang menangis. Itu salah, karena sebagian beban akan terasa ringan jika telah diluapkan.

Felix menangis dalam diam. Mau semua orang mengatakan bahwa ia adalah laki-laki pengecut atau pun lemah ia sama sekali tidak peduli. Karena bagi dirinya terlalu banyak beban yang harus ia alami.

Setelah merasa sedikit baikkan Felix berdiri lalu tersenyum kearah foto gadis tersebut.

"Aku menyanyangimu, sampai kapanpun itu, Lina."

Felix menghapus air matanya lalu berjalan ke kamar mandi hendak membasuh wajahnya. Setelah selesai Felix turun kelantai bawah menuju ruangan khusus untuk latihan. Felix selalu meluapkan emosinya melalui latihan menembak. Karena hanya dengan itu yang membuat laki-laki itu merasa baikkan.

Felix meraih senjata keluaran terbaru yang ia luncurkan. Accuracy international AS50.

AS50 adalah salah satu senapan jarak jauh paling berbahaya karena mampu mengenai sasaran berjarak 1.500 meter.

Senjata terbaru yang memiliki kemampuan yang sangat luar biasa. Felix memasang kaca mata hitamnya lalu memulai menembak sebuah papan yang berbentuk manusia di dalam ruangan itu.

Dorr-dorr!

Felix memulai latihan menembak menggunakan senjata terbarunya. Sedangkan di sisi lain Lei dan Anthoni yang sedang di dalam ruang penyelidik pun merasa heran. Siapa yang sedang latihan? Karena begitu penasaran akhrinya mereka berdua memutuskan untuk mencari tahu sendiri.

Terlihatlah sosok laki-laki yang sedang berlatih menembak dengan sangat gigih. Seakan laki-laki itu ingin menembak seseorang.

"Kerja bagus, Bro." Anthoni memberi tepuk tangan.

Felix merasa ada seseorang masuk kedalam ruangan itu segera menghentikan aksinya.

"Ada apa, Anthoni?" Felix melontarkan sebuah pertanyaan.

"Tidak ada, Felix."

"Bagaimana dengan tugas kalian yang aku berikan?"

"Aku baru saja selesai mengakuisisi perusahaan Bram, Boss."

"Kerja bagus! Bagaimana denganmu, Anthoni?"

Apa sebaiknya aku mengatakan kebenaran yang terjadi pada Lina? Batin Anthoni bingung.

"Apakah kau begitu mengenali, Lina, Felix?"

"Tentu saja aku mengenali wanita itu, Anthoni."

Anthoni menghembuskan nafasnya dengan perlahan lalu ia mencoba membuka suaranya untuk mengatakan kebenaran yang sesungguhnya.

"Lina mengalami sebuah kecelakaan pada lima tahun lalu. Kecelakaan itu merenggut nyawa Ibunya," Anthoni menarik nafasnya dengan dalam lalau menghembuskannya kembali perhalan. " Gadis itu mengalami amnesia ringan. Dia hanya sedikit mengingat orang-orang dimasa lalunya."

"Jadi, apakah Lina tidak bisa mengenaliku lagi, Anthoni?" Felix bertanya dengan senyuman getir.

"Kemungkinan untuk dia mengingatmu itu sangatlah kecil. Tetapi jika Lina terus berada di sampingmu kemungkinan untuk dia mengingat dirimu lebih besar."

"Baiklah. Segera siapkan helikopter pribadi milikku sekarang kita akan meninggalkan Turki lalu kembali ke Indonesia."

"Kenapa kita kembali ke Indonesia, Boss?" Lei akhirnya mengeluarkan suaranya.

"Kita akan membawa Lina menetap di sana."

"Siapkan helikopter pribadiku sekarang juga!" Felix menekankan perintah.

Lei segera pergi meninggalkan ruangan latihan itu menuju halaman belakang mansion sebab ia ingin menyiapkan helikopter pribadi milik Felix Chandra. Lei begitu mengenal Felix. Laki-laki itu sangat tidak ingin mengecewakan Felix. Ia telah bersumpah dan berjanji akan setia sampai akhir hayatnya bersama Felix dan juga Anthoni.

Sedangkan Felix segera meninggalkan ruangan itu lalu ia pergi ke dapur hendak mengisi perutnya yang telah kosong.

Felix mengambil sebuah roti lalu mengolesi sebuah selai coklat kacang keroti tersebut.

***

Malam Harinya...

Malam ini adalah malam di mana Felix ingin menculik Lina untuk kembali ke Indonesia. Felix ingin membuat Lina secepatnya ingat siapa dirinya. Anthoni dan Lei telah siap untuk menjalankan misi mereka menculik seorang wanita. Sedangkan Felix ia hanya menunggu di dalam helikopter.

"Are you ready?" tanya Felix pada Anthoni dan Lei.

"Ready, go." jawab Lei dan Anthoni serempak.

"Let's go!"

\=\=\=> Bersambung....

Jangan lupa like, komen dan vote yang banyak yah.

Big love, from me.🐾

Terpopuler

Comments

Gambreng

Gambreng

biasanya mafia dunia itu menggunakan zet pribadi bukan hely

2022-03-10

0

Fatimah Judanti

Fatimah Judanti

helikopter turki - indonesia yang jauhnya lebih dari 9ribu km ???

2021-11-17

0

dheselsa

dheselsa

makin seru kak

2020-08-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!