Married With Big Bos : Episode 20

Seperti hari-hari biasanya Felix kecil memutuskan untuk pergi dari rumah yang berisi kehangatan keluarga tersebut. Sudah 1 bulan lamanya ia tinggal bersama keluarga kecil itu. Hari ini pria kecil itu sudah memutuskan untuk pergi dan mencari hidup yang baru untuk masa depannya.

Anak perempuan yang umurnya sekitaran 5 tahun itu menangis tidak ingin Felix kecil pergi dari rumahnya. Anak gadis itu begitu menyayangi Felix bagaikan kakak kandungnya sendiri sama seperti dia menyayangi Sean.

“Kakak Felix mau pergi kemana, Ayah?”

“Lina sayang... Jangan menangis lagi yah, kakak Felix mau pergi untuk memulai hidupnya yang baru.”

“Jangan biarkan kakak Felix pergi, Ayah... hikss...hikss.”

“Berhenti dong menangisnya, kasihan kakak Felix nantinya sayang, biarkan kakak Felix memulai hidupnya yang baru.”

“Lina cukup! Jangan menangis lagi, di sini masih ada kakak yang akan menemanimu, kau bisa bermain bersama kak Sean.”

“Kak Sean tidak seasik kak Felix!”

“Felix... Jika kau ingin memulai hidupmu yang baru dan ketika kelak kau sukses jangan sungkan-sungkan untuk kerumah Ibu, Nak.”

“Itu pasti, Ibu. Aku akan selalu merindukan kalian!”

“Dek, kakak pergi dulu yah, suatu hari nanti kakak akan kembali menemuimu dan mengajakmu untuk menikah.”

Pria kecil itu mendekati Lina yang sedari menangis tahu kalau kakak angkatnya akan pergi untuk memulai kehidupan yang baru, tentunya Felix sendiri yang memutuskan untuk pergi dari rumah itu. Jika ia selalu berada di sana kapan lagi dirinya akan belajar memulai kehidupan yang baru bukan?

Pria itu pergi membawa koper kecilnya yang berisi beberapa baju dan makanan yang dimasakan oleh Icaa. Tentu Icaa dan Fahri telah menganggap Felix sebagai anaknya sendiri meski bukan anak kandung mereka, Felix tetap mendapatkan kasih sayang dari Fahri dan Icaa meski pria kecil itu bukan anak kandungnya.

🍁 Flashbackk Off 🍁

Lei menatap Lina dengan dalam. “Tentu kau mengenal Icaa sebagai Ibumu bukan?”

Lina kembali menatap Lei dengan tidak percaya. “Iya, tentu yang kau ceritakan adalah keluargaku.”

“Sean kakakmu bukan?”

“Tentu Sean adalah kakak kandungku,”

“Apakah kau mengingat Felix yang menjadi kakak angkatmu pada waktu itu?”

“Aku sama sekali tidak mengingat itu semua.”

“Cara apa lagi yang harus aku perbuat untuk kau mengingat itu semua?!”

Lina terdiam tatapannya kosong seketika. Ia mencoba mengingat kejadian yang pernah terjadi pada dirinya pada waktu usianya 5 tahun. Ada kejadian apa pada waktu itu? Mengapa ia tidak bisa mengingat apapun.

Dokter Agra keluar dari ruang operasi mencari keberadaan Lei dan Anthoni. Lei yang melihat dokter Agra telah keluar dari ruang operasi pun segera menghampiri Agra.

“Bagaimana kondisinya, Agra?”

“Di sini kau ternyata, aku mencarimu.”

“Katakan apa yang aku tanyakan padamu!”

Agra menghirup nafasnya dengan dalam lalu membuangnya perlahan untuk menetralkan tubuhnya yang sedari dari tadi bergetar hebat untuk mengatakan hal yang sebenarnya yang telah terjadi dengan Felix.

“Maafkan aku, Lei ....”

“Apa yang kau katakan, Agra?!”

“Maafkan aku tidak bisa berbuat lebih untuk menyelamatkan Felix.”

Brugh!

Seketika Lei menjadi sangat emosi atas perkataan yang baru saja keluar dari mulut Agra. Dokter pribadi keluarga Chandra yang khusus untuk bekerja dengan Felix.

“Apa yang kau lakukan Lei?!”

Anthoni berteriak dari kejauhan melihat Lei yang tengah ingin menghajar Agra habis-habisan. Anthoni segera berlari mendekati Lei agar tidak ada perkelahian untuk sekarang, sebab nyawa Felix adalah hal yang paling beharga untuk sekarang dan selamanya bagi Lei dan Anthoni.

“Cepat katakan dengan jelas apa yang ingin kau katakan tadi ha!”

“Baiklah, lepaskan cengkraman tanganmu dari bajuku dahulu, Lei.”

Lei melepaskan cengkraman tangannya dari kera baju Agra. Ia begitu terselimuti oleh emosi jika Felix tidak berhasil diselamatkan oleh Agra. Tidak ada yang jauh lebih beharga di dunia ini selain nyawa Felix, bagi Lei dan Anthoni. Felix adalah dunia mereka, melihat Felix bahagia tentu Lei ikut bahagia.

“Dengan berat hati aku mengatakan jika Felix sedang berada dimasa yang sangat kritis. Jika dia berhasil melewati masa kritisnya akan sangat mempengaruhi perkembangan jantung, ketika dia tidak selamat maka sampai di sinilah hembusan nafas terakhirnya. Timah panas itu tepat sasaran di bagian dekat dengan jantung, Felix bisa saja mengalami kebocoran jantung yang disebabkan peluru yang bersarang di dadanya.”

Plakk!

Anthoni melayangkan tangannya kewajah Agra dengan keras sehingga membuat pria itu hanya meringis menahan pedih di wajahnya. Yang diakibatkan tamparan keras yang diterimanya.

‘Kalau seperti ini terus, aku berniat untuk pergi berlibur saja, agar terhindari dari 2 pria pshycopat ini.’ Batin Agra menggerutu.

“Apakah kau tahu bahwa Felix sangat beharga bagiku, Agra? Mengapa kau tidak becus sekali saat menangani orang yang paling berpengaruh di dalam hidupku, Agra?!”

“Maafkan aku, Anthoni. Aku sudah melakukan yang terbaik untuk Felix, tentu Felix juga berpengaruh bagiku.”

“Ya, sudah kita hanya bisa berdo'a untuk keselamatan Felix saja, Anthoni.”

“Iya, Lei. Kita tidak bisa berbuat apa-apa jika memang takdir memutuskan untuk kepergian Felix.”

Anthoni memukul dinding ruang operasi itu dengan sangat keras sehingga membuat tangan pria itu mengeluarkan banyak darah segar. Pria itu menangis untuk yang kedua kalinya ia menangisi keadaan Felix. Begitu sakit mengetahui keadaan Felix, jika seandainya bisa bertukar posisi lebih baik Anthoni saja yang berada di posisi Felix untuk sekarang.

Tentu Anthoni sudah menganggap Lei dan Felix adalah adiknya, tanpa mereka, hidup Anthoni tidak memiliki arti apa-apa. Ya, bisa dikatakan jika mereka bertiga saling melengkapi satu sama lain.

“Berdo'a untuk keselamatan Felix, aku ingin pergi masuk kedalam untuk memastikan keadaan Felix,”

“Baiklah, lakukan yang terbaik untuk Felix, aku mohon padamu!”

“Aku selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik untuk Felix, Anthoni.”

Agra meninggalkan kedua pria itu lalu ia berjalan masuk kedalam ruang operasi untuk memastikan keadaan Felix masih baik-baik saja.

‘Aku percaya pada-Mu, tolong selamatkan sahabat yang sudah seperti adikku sendiri, aku mohon selamatkan dia. Jika memang takdir garis tangannya telah tergaris dia harus pergi, aku mohon beri dia kebahagiaan yang belum pernah dia dapatkan.’ Batin Anthoni berdo'a.

‘Kali ini aku percaya Pada-Mu, selamatkanlah Felix, tentu Felix adalah orang yang sangat kuat untuk luka kecil semacam itu, aku mohon berilah dia keselamatan dan kebahagiaan yang menyertai kehidupannya, sudah cukup dia menderita karena pembunuhan yang terjadi pada kedua orangtuanya.’ Batin Lei berdo'a.

Agra melihat detak jantung pria itu semakin melemah pun semakin cemas. Bagaimana jika pria itu tidak selamat? Tidak, tentu Felix adalah orang yang kuat untuk menghadapi masalah kecil seperti ini. Agra segera memasangkan semua alat yang akan membantu pria itu melewati masa kritisnya.

🍁🍁🍁

like n komen, dan beri dukungan pada karya ini menggunakan poin/koin kalian yah, Terimakasih...👏🏼

Terpopuler

Comments

Rohayah Misah

Rohayah Misah

lina..bantu felik

2020-07-27

3

Kenzi Kenzi

Kenzi Kenzi

lina,....mngkin bisa bantu pulihkan kesadaran felix......

2020-07-26

1

u͎y͎e͎e͎

u͎y͎e͎e͎

like dari sini

2020-07-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!