"Kenapa kau tersenyum seperti telah mendapatkan sesuatu, Lei?" tanya Felix penasaran.
"Ya, aku telah memenangkan sesuatu yang sangat besar dihidupku, Boss." jawab Lei santai.
"Bisakah kau mengatakannya dengan jelas, Lei? Apa yang kau dapatkan?!" tanya Felix mulai sedikit kesal.
"Aku mengirimkan wanita itu sebagai hadiah permainan untuk Ziro Group." jawab Lei dengan polosnya.
Seketika saat itu perubahan di wajah Felix terlihat sangat jelas di mata Lei. Seketika hawa ruangan itu menjadi suasana yang mencekam bagi Lei.
"Apakah dirimu sebodoh itu, Lei?!"
"Apa yang anda maksud, Boss?"
"Aku menyuruhmu untuk membuang dan jangan tinggalkan satu jejak sedikit pun itu. Lantas mengapa dirimu malah mengirimnya sebagai hadiah untuk Ziro?!"
Lei terdiam membisu. Ya, bisa dikatakan jika Lei salah menjalankan misi kali ini. Ia tahu bahwa jika salah jalan maka akan banyak kesalahpahaman. Laki-laki itu hanya menatapi Bossnya yang seperti sedang ingin memakan musuhnya.
"Aku minta maaf, Boss."
"Tentu kau tahu bukan jika kau salah maka bagaimana dampak selanjutnya? Kenapa kau bisa seceroboh itu, Lei?!"
"Tentu aku tahu Boss. Aku akan menerima apapun hukuman untukku."
"Apakah kau serius dengan ucapanmu itu, Lei?"
"Aku sangat serius. Jika aku salah, aku akan siap menerima apapun hukuman yang kau berikan padaku, Boss."
Felix sangat marah kepada Lei. Bagaimana bisa laki-laki itu tidak berfikir panjang jika melakukan hal itu. Tentu Felix tahu akan ada bendera perang yang telah berkibar dari Ziro Group.
Laki-laki itu memang kesal kepada tangan kanannya. Namun, saat ini orang kepercayaannya melakukan tindakan bodoh yang bisa melukai siapapun suatu saat nanti.
Felix menghirup nafasnya dengan dalam lalu mencoba untuk meredakan emosi yang terdapat di dalam diri laki-laki itu. Namun, tiba-tiba sebuah ide gila masuk kedalam otak Felix untuk memberikan hukuman kepada Lei.
"Lei...."
"Ya, Boss? Katakan ada apa?"
"Kau serius mau menerima apapun hukumanmu?"
"Tentu, Boss!"
"Baiklah, aku akan memberikanmu sebuah hukuman yang sangat ringan untuk kau terima."
"Apa itu, Boss?"
"Selama ini kau menutup dirimu dari wanita manapun bukan? Aku memberikanmu waktu dua bulan untuk memastikan gadis yang kita bawa saat penculikan Lina jatuh cinta padamu dalam waktu dua bulan," ucap Felix santai. Lalu ia menarik nafasnya dengan dalam. " Jika dalam waktu dua bulan wanita itu tidak jatuh hati padamu, maka kau akan aku kirimkan kembali ke Turki."
Hukuman macam apa ini? Laki-laki sepertiku akan membuat seorang jatuh cinta padaku selama dua bulan? Cih, ini bukan hukuman tetapi lebih tepatnya sebuah taruhan. Batin Lei menggerutu.
Felix menatapi wajah Lei yang mulai bingung. Laki-laki itu menatapi Lei dengan senang. Karena ia bisa membuat Lei kembali terbuka dengan seorang wanita semenjak kejadian malam itu Lei tidak membuka hatinya untuk siapapun.
"Apakah kau keberatan untuk menerima hukuman dariku, Lei?"
"Ah, aku sama sekali tidak keberatan, Boss."
"Jika kau keberatan, kita bisa mencari jalan lainnya. Aku akan memberikanmu waktu satu bulan saja untuk membuat gadis itu jatuh hati padamu, jika waktu satu bulan tidak ada pengakuan cinta dari gadis itu maka kau sendiri akan aku pulangkan ke Turki."
Baiklah, aku akan mencoba membuat wanita itu jatuh hati padaku, Boss, Percayalah itu. Kau tentu tahu bahwa aku adalah tipe laki-laki seperti apa bukan? Batin Lei.
Felix melihat jam kecil yang melingkar di tangannya dan hari sudah menunjukan pukul 15.00 Wib, Jakarta, Indonesia. Felix melihat laptopnya lagi untuk memastikan bahwa gadisnya baik-baik saja.
Setelah memastikan bahwa wanita itu baik-baik saja mulai ada perasaan yang aneh. Mengapa sampai sekarang Lina tidak sadarkan diri? Itu lah yang menjadi pertanyaan di dalam diri Felix.
"Lei, kita pulang sekarang!"
"Baiklah, Boss, Ayo."
Felix menutup laptopnya lalu ia dan Lei bergegas keluar dari kantor itu menuju parkiran. Mereka segera masuk kedalam mobil untuk pulang kerumah utama. Lei melajukan mobil itu dengan sangat cepat agar tiba di rumah utama dengan cepat.
Karena melanjukan mobil itu dengan kecepatan tinggi tidak butuh waktu yang lama untuk kedua laki-laki itu tiba di rumah utama Felix Chandra. Laki-laki itu segera melangkahkan kakinya untuk menuju kedalam kamar utama. Namun, sebelum sampai di dalam kamar langkanya terhenti saat Anthoni memanggil namanya.
"Felix...."
"Katakan ada apa?!"
"Kau tentu tahu jika Ziro bukanlah musuh yang mudah untuk kau kalahkan?"
"Aku tentu tahu. Tetapi aku tidak bersalah atas ini, dia mengirimkan satu wanita untukku? Apa yang sedang laki-laki itu pikirkan bahwa aku akan menerima wanita itu? Sungguh menjijikkan!"
"Aku akan menemui Lina. Tolong siapkan makanan yang bisa dimakan, aku akan turun ke meja makan nanti."
"Baiklah, aku akan membuatkannya untukmu, Felix."
Setelah mendengar ucapan Anthoni. Laki-laki itu segera melangkahkan kakinya masuk kedalam kamar utama yang terdapat sang pujaan hati yang tertidur sangat nyenyak.
Felix duduk di tepi ranjang lalu ia menempelkan telapak tangannya kedahi Lina untuk memastikan bahwa wanita itu baik-baik saja.
Suhu tubuhnya sangat normal, tapi kenapa dia juga belum sadar? Bagaimana jika sesuatu terjadi pada Lina? Batin Felix terus bertanya-tanya.
Tidak lama batin Felix bertanya akhirnya wanita itu membuka matanya perlahan. Ia mendapati seorang laki-laki yang tengah duduk di tepi ranjang sambil menatapi dirinya dengan tatapan yang tidak dapat diartikan.
"Aku di mana?" tanya Lina pelan.
"Kita berada di Indonesia untuk sekarang, Lina."
"Kenapa aku bisa berada di sini? Apakah aku telah bermimpi?"
"Tidak. Kau sama sekali tidak bermimpi akan hal itu, Lina."
"Maksudmu?"
"Cobalah mengingat siapa diriku. Jangan menyiksaku dengan cara ini, aku sungguh mencintaimu dan menyayangimu, Lina!"
Felix mendekatkan dirinya kearah Lina. Lalu ia merangkul wanita itu masuk kedalam pelukannya. Felix tidak bisa menahan kerinduan selama lima belas tahun lamanya, ia melampiaskan kerinduan itu hanya dengan memeluk gadis tersebut.
"Aku merindukanmu, sangat merindukanmu." bisik Felix di telinga Lina.
Lina tentu mendengar kalimat yang baru saja terdengar di telinganya. Lina bisa menghirup wanginya badan pria yang memeluknya, Lina memang tidak bisa mengingat siapa pria itu. Namun, anehnya kenapa dirinya bisa merasakan kenyamanan saat pria itu memeluknya?
Setelah beberapa saat melampiaskan kerinduan itu. Felix melepaskan pelukkannya ia ingin mengajak Lina untuk makan terlebih dahulu. Karena Felix tahu bahwa wanita itu belum mengisi perutnya dengan makanan sedikitpun.
"Bersihkan dirimu, setelah itu kita akan turun kebawah untuk makan sore bersama."
Setelah mengucapkan kata-kata itu Felix keluar dari kamar utama dengan perasaan yang tak karuan. Begitu banyak kerinduan yang ingin dia sampaikan kepada Lina.
\=\=\=> Bersambung....
Jangan lupa klik Favorite dan Vote yah....
Big love, from me ^•^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Rohayah Misah
brsabarlah
2020-07-27
0
Mechan
sabar ya lei
2020-06-12
0
Roffiey Zain
dididiid
2020-05-25
0