Married With Big Bos : Episode 14

"Sejak bertahun-tahun lamanya. Aku menunggu kehadiranmu kembali kesisiku." jawab Felix tersenyum tipis.

Lina tertegun dengan kalimat yang baru saja terlontar dari bibir laki-laki itu. Ternyata laki-laki yang ada di sampingnya itu telah lama mengenal dirinya? Tetapi mengapa ia tidak dapat mengingat siapa pria itu?

Setelah beberapa saat hening akhirnya Anthoni, dan Lei bersama Clarissa turun ke meja makan tanpa adanya Aura. Lina menatap lekat siapa wanita yang turun bersama dua laki-laki itu? Apakah wanita itu ada hubungan khusus dengan pria yang berada di sampingnya?

Siapa wanita cantik itu? Apakah dia kekasih dari pria yang ada di sampingku ini? Batin Lian bertanya-tanya.

Felix yang melihat tatapan Lina melihat kearah Clarissa pun mengerti bahwa apa yang tengah dipikirkan oleh wanitanya.

"Dia bukan kekasihku, dia masa lalu Anthoni." ucap Felix tersenyum kearah Lina.

Lina tersadar dari pikirkannya yang terus bertanya-tanya siapa wanita itu?

Kenapa pria ini bisa tahu saja apa yang aku pikirkan, apakah dia seorang peramal? Batin Lina kesal.

"Makanlah, Sayang." ucap Felix lembut.

"Ah, iya, aku sangat lapar!" jawab Lina tersenyum canggung.

"Mengapa gadis itu tidak turun, Lei?" Felix kembali membuka suaranya. "Apakah kau tahu bahwa wanita itu tidak makan dari kemarin malam?!"

"Gadis itu masih tertidur, Boss." pria itu membuka suaranya.

Felix hanya memasang wajah datarnya "Bawakan makanan dan beri dia makan sekarang juga, Lei! Aku tidak ingin satu pun orang di rumah ini kelaparan!"

"Baiklah, aku tahu itu, Boss." jawab Lei singkat.

Laki-laki itu mengambilkan makanan untuk di bawanya ke lantai atas di kamar tamu. Sesudah mengambilkan makanan Lei segera pamit ingin kembali ke kamar tamu.

Sedangkan Felix dan yang lain mereka makan-makanan yang telah dihidangkan oleh Anthoni. Ya, anggap saja Anthoni adalah cheff serta sahabat dekat Felix selama ini. Mereka bertiga tumbuh secara bersamaan serta membagi suka dan duka bersama.

Hanya ada keheningan di meja makan. Hanya terdengar suara sendok dan piring yang saling beradu. Begitu juga Anthoni dan Clarissa tidak ada sepatah ataupun dua patah yang terucap dari bibir mereka masing-masing.

Setelah beberapa saat mereka telah selesai makan. Lina membantu Clarissa membersihkan sisa makanan di meja makan. Banyak hal yang ingin ia tanyakan kepada wanita itu? Berapa lama wanita itu berada di dalam rumah ini? Itulah yang ingin ia tanyakan. Tetapi Lina tidak mempunyai nyali yang begitu kuat untuk menanyakan hal yang seperti itu.

Clarissa pun berpikir bahwa gadis yang membantunya itu adalah calon Nyonya Muda Chandra pastinya. Karena segi penampilan saja sudah bisa dipastikan bahwa perempuan itu bukanlah orang sembarangan.

Begitu banyak hal yang dipikirkan oleh Lina sehingga dirinya tidak bisa fokus dengan apa yang sedang dikerjakannya.

Brakk!

Saat Lina sedang mencuci piring tiba-tiba piring itu terjatuh dari genggaman tangannya menghentam ke kakinya sehingga membuat luka sayatan yang begitu banyak mengeluarkan darah segar.

Felix yang mendengar suara itu bergegas menuju dapur untuk memastikan bahwa gadisnya tidak kenapa-kenapa.

Mata pria itu terbelalak saat mendapati bercak darah segar yang banyak di atas lantai.

"Linaa!"

Felix mendekati Lina yang sedang berdiri di tempat cucian piring itu. Ia mencoba untuk membereskan pecahan kaca yang jatuh ke lantai.

"Jangan dibereskan. Ayo ikut aku!"

Felix menggendong tubuh Lina menuju kamar utama untuk mengobati luka yang ada di kaki gadis itu.

"Kenapa kau begitu ceroboh! Apa yang kau pikirkan sehingga kau tidak fokus dengan apa yang kau lalukan!" Felix menggerutu sepanjang jalan menuju kamar.

"Maafkan aku. Aku tidak sengaja menjatuhkannya."

Setelah sampai di kamar, Felix meletakkan Lina di atas sofa lalu ia mencari kotak obat P3K untuk mengobati luka itu. Felix dengan cepat mengobati luka itu dengan mengolesi betadine dan salep ke kaki Lina.

"Jangan membebani pikiranmu untuk memikirkan apa yang seharusnya tidak kau pikirkan!"

"Hmm, maafkan aku."

Tok-tok!

Tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu kamar utama. Felix membuka pintu kamarnya lalu tampaklah seorang pria tampan yang berada di depan ambang pintu.

"Ada apa, Lei?!"

"Kita ada undangan acara reuni di Harvard, Amerika serikat, Bos."

"Reuni? Reuni apa, Lei?!"

"Izinkan saya masuk terlebih dahulu, Boss. Baru saya akan menjelaskan semuanya!"

Laki-laki itu pun mempersilahkan Lei untuk masuk kedalam kamarnya. Lei memilih untuk duduk di sofa yang sedikit jauh dari Lina.

"Anda mendapatkan undangan untuk acara reuni di Harvard, Amerika. Acara itu dihadiri oleh Mr. Alex dan Mr. Aryan."

Drttt-drtt!

Tiba-tiba ponsel Felix bergetar. Ia meraih ponselnya yang berada di dalam saku jasnya.

Tampaklah sebuah panggilan Vidio call dari Alex dan juga Aryan. Felix menekan tombol hijau di layar ponselnya mereka bertiga melangsungkan panggilan vidio.

"Hei, Bro! Apa kabar kalian? Lama kita tidak saling jumpa!" seru Felix bahagia.

"Aku tentu baik-baik saja, kawan. Apakah kabarmu baik juga?" tanya Aryan kali ini.

"Tentu aku baik-baik saja, Aryan." jawab Felix tersenyum miring.

"Dan kau Alex? Apakah kau baik-baik saja?" tanya Felix.

"Aku tentu baik-baik saja, Felix! Apakah kau mengira aku sudah tiada?!" ketus Alex kesal.

"No, aku tidak berbicara seperti itu, Kawan!" ucap Felix tertawa.

"Jadi, apakah kalian akan menghadiri acara reuni di Harvard itu*?" *kali ini Aryan bertanya dengan serius.

"Jika aku bisa-bisa aja untuk hadir di sana. Tetapi aku baru saja tiba di Indonesia kemarin subuh." jawab Felix tersenyum getir.

"Aku harap kalian semua akan datang diacara reuni itu. Kita akan membuat satu taruhan untuk Aku, Felix dan kau Alex!" ucap Aryan serius.

"Taruhan apa lagi, Aryan?" tanya Felix penasaran.

"Taruhan seperti beberapa tahun lalu, khususnya untuk Alex." jawab Aryan.

"Aku menyesal tidak menghabisi dirimu pada waktu itu, Aryan!" ketus Alex kesal.

"Kau bisa memintaku untuk membunuhnya, Alex. Aku bisa membunuh tanpa meninggalkan jejak sedikitpun kalau kau mau. Dan kau juga bisa menghubungi Yuta untuk itu." jawab Felix tersenyum tipis.

"Apakah kalian bangga dengan kemampuan kalian masing-masing sekarang?!" kini Aryan mulai kesal. "Lihatlah aku! Aku bisa mencintai tanpa memiliki! Aku bisa menyanyangi tanpa di balas sedikitpun perasaanku!"

"Kau cukup hebat tentang itu, Aryan. Sayangnya aku tidak seperti dirimu." ledek Alex tertawa puas.

"Ya. Kau tentu cukup hebat jika menunggu seseorang yang sama sekali tidak mencintaimu, Aryan. Sebaiknya dirimu berhenti mengejar yang tidak pasti, kau tentu tahu jika wanita di luar sana masih banyak yang ingin bersama denganmu." ucap Felix memberi saran.

"Jangan curhat sekarang! Aku tidak punya banyak waktu!" ketus Alex langsung mematikan vidio callnya.

\=\=\=> Bersambung....

Jangan lupa like n komen. Dan apaila perlu dukung karya ini dengan memberi poin/koin kalian yah... Terimakasih...

Babang Alex tampan ada di karya : Nikah Kontrak, Penulisnya --> Tya Gunawan.

Babang Aryan ganteng ada di karya : Tentang Hati, Penulisnya --> Aldekha depe.

Terimakasih... Big love, From me, All 🎀

Terpopuler

Comments

Dini Anissa Mardiani

Dini Anissa Mardiani

cerita Alex,yuta udah di baca...yg cerita Aryan blm di baca.. 😁

2020-11-22

0

Rohayah Misah

Rohayah Misah

lanjut

2020-07-27

0

Kenzi Kenzi

Kenzi Kenzi

lingkaran sahabat baru lagi....

2020-07-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!