Married With Big Bos : Episode 7

"Aku tidak tahu harus berbuat apa, Felix," jawab Anthoni. Lalu ia menarik nafasnya dengan dalam mencoba berbicara senetral mungkin. "Jika pada saat itu dia tidak ada niat untuk mencelakakanmu, aku pasti melepaskannya, Felix."

"Itu murni bukan kesalahan dirinya saja, Anthoni," Felix menjawab. "Kau tentu tahu jika Jhon termasuk dalam sandiwara pada malam itu."

"Entahlah, Felix," jawab Anthoni bingung. "Aku sendiri tidak tahu dengan perasaanku."

"Lepaskan jika memang kau tidak menginginkan dirinya lagi, Anthoni," Felix memberi saran. "Tidak ada salahnya jika kau mencoba berdamai dengan masa lalu itu."

"Aku tidak tahu harus berbuat apa, Felix," jawab Anthoni. "Disatu sisi aku masih menyayanginya. Di sisi lain aku belum bisa memaafkan dirinya."

"Mencobalah untuk memaafkan dia. Sandiwara malam itu murni bukan kesalahan dirinya." Felix mencoba menyatakan kebenaran yang ada. "Kau tentu tahu bukan? Jika Jhon akan melakukan apapun demi tujuannya?"

"Ya. Aku tentu tahu, Felix." jawab Anthoni.

"Temuilah wanita itu, Anthoni!" perintah Felix. "Jangan mengadili dirinya sendiri, Anthoni,"

"Baiklah. Aku akan menemuinya nanti, Felix."

Felix kembali mendudukkan dirinya di sebuah kursi yang berukiran naga hitam berwarna hitam elegan yang menawan. Bagaimanapun juga gadis yang menjadi tahanan selama tiga tahun lalu harus mendapatkan keadilan dari Anthoni.

Bukankah jika mengadili seseorang yang tidak salah itu sebuah ketidakadilan? Bagaimanapun juga wanita itu harus mendapatkan keadilan dari laki-laki yang bersikap kejam seperti Anthoni.

Felix selama tiga tahun lalu tidak ikut mencampuri urusan Anthoni. Sebab laki-laki kejam seperti Anthoni meminta untuk tidak ikut campur dalam urusan dirinya dan gadis itu.

"Pergilah, Anthoni!" Felix kembali membuka suaranya dan berbicara senetral mungkin. "Aku percaya padamu bahwa kau adalah laki-laki yang beribawa bukan? Apakah pantas seorang gadis mendapatkan hukuman jika gadis itu tidak bersalah, Anthoni."

Apa yang harus aku lakukan padamu. Aku sangat mencintaimu. Coba saja jika malam itu kau tidak ikut bersama Jhon pasti kau tidak akan aku hukum seperti ini. Batin Anthoni.

"Pergilah, Anthoni!" perintah Felix dengan tekanan. "Temani Anthoni pergi keruangan tahanan bawah tanah, Lei."

"Baiklah, Boss."

Anthoni menarik nafasnya dengan dalam lalu ia menghembuskan nafasnya dengan pelan untuk menetralkan sesak di dadanya.

"Aku pergi sebentar saja, Felix." jawab Anthoni.

Anthoni segera berjalan menuju ruang tahanan yang berada dibawah tanah itu. Sedangkan Felix ia terduduk manis sambil memandangi punggung laki-laki itu sampai menghilang. Karena rasa kantuk yang sangat berat akhirnya Felix memilih untuk memejamkan matanya sebentar sambil menunggu Anthoni dan Lei kembali.

Sedangkan Anthoni sepanjang perjalanan menuju ruang tahanan begitu tampak gelisah. Pertemuan kembali setelah kejadian itu. Ia mengurung wanita yang tidak terbukti bersalah selama tiga tahun lamanya.

Perasaan bersalah, marah, kecewa terhadap wanita itu ada di dalam hati Anthoni. Entah mengapa gadis yang dicintainya begitu bodoh dalam mengambil tindakan pada malam itu.

Setelah beberapa saat akhirnya Anthoni dan Lei telah berada di dalam ruang tahanan yang di sana terdapat Jhon dan juga Clarissa.

Anthoni mencoba menetralkan detak jantungnya agar tidak gugup saat berhadapaan dengan Clarissa nantinya.

"Clarissa...." panggil Anthoni lembut.

Wanita itu sedang meringkuk di dalam sel. Yang kaki tangan terikat oleh rantai. Wanita itu menaikan wajahnya untuk melihat siapa yang datang. Tetapi gadis itu bisa mengenali siapa yang datang. Karena selama ini ia hanya diberi makan dan minum oleh pelayan saja. Tiga tahun menjadi tahanan tidak pernah sekali pun Anthoni melihatnya semenjak tragedi malam itu.

Clarissa membulatkan matanya dengan sempurna. Ia terkejut ada apa laki-laki itu menemuinya subuh hari begini. Biasanya laki-laki itu tidak pernah ingin melihat dirinya lagi.

"Anthoni...." ucap Clarissa lembut.

"Apa kabarmu?" tanya Anthoni lembut.

"Penjaga. Lepaskan wanita ini!" perintah Anthoni pada pengawal yang menjaga Clarissa.

Pengawal pribadi yang diutus oleh Anthoni hanya untuk menjaga Clarissa membuka pintu sel itu lalu melepaskan rantai besi yang terikat dikaki dan tangan gadis itu.

Setelah rantai itu terlepas dari kaki dan tangan Clarissa. Anthoni mengajak gadis itu untuk berbicara berdua saja. Sedangkan Lei disuruh Anthoni untuk menunggu di dalam ruang tahanan itu saja.

Anthoni dan Clarissa pergi menuju keluar dari ruang tahanan. Anthoni tiba-tiba menghentikan langkahnya tepat di depan lorong.

"Clarissa...." panggil Anthoni lembut.

"A..ada apa?" tanya Clarissa terbata-bata.

"Apa kau bisa memaafkan aku?"

"Maaf? Maaf untuk apa, Anthoni?"

"Maafkan aku tidak mempercayaimu, Clarissa."

"Kau tidak bersalah. Hanya saja aku yang bersalah pada malam itu."

"Maukah dirimu memaafkan aku, Clarissa?"

"Kau jahat kepadaku, Anthoni!"

Clarissa mendekati laki-laki yang berada di hadapannya. Ia memukuli dada laki-laki itu. Ia sangat kesal terhadap Anthoni. Tapi Clarissa sendiri tidak bisa membenci laki-laki tersebut.

"Kau jahat kepadaku, Anthoni. Kau menjaraiku selama tiga tahun dengan kaki tangan terikat oleh rantai besi. Tanpa kau melihatku selama tiga tahun itu. Semenjak kejadian pada malam itu kau tidak ada niat untuk melihatku kedalam ruang tahanan ini, Anthoni. Kau tidak pernah memberiku kesempatan untuk membicarakan kebenaran yang ada, Anthoni." Clarissa mengeluarkan semua beban yang ingin ia sampaikan kepada Anthoni.

Clarissa masih memukuli dada bidang laki-laki itu. Ia sangat kecewa dengan Anthoni. Di penjarakan seakan-akan dialah yang paling bersalah atas kejadian malam itu.

Anthoni tidak membalas apa yang dilakukan Clarissa pada dirinya. Karena memang dirinya bersalah mengapa tidak memberikan kesempatan pada wanita itu.

Karena merasa sangat lelah Clarissa menjauhkan dirinya lalu ia terduduk lemas di sudut lorong itu. Wanita itu menangis sejadi-jadinya. Anthoni mendekati gadis itu lalu merangkulnya masuk kedalam pelukan. Entah apa yang dirasakan oleh kedua insan yang saling mencintai itu.

Anthoni mengelus lembut kepala Clarissa. Karena begitu sangat nyaman dipeluk oleh Anthoni. Gadis itu tertidur dalam pelukan Anthoni.

Anthoni tersenyum lalu menghapus bekas linangan air mata di pelupuk mata gadis tersebut. Anthoni pun segera menggendong tubuh Clarissa lalu membawanya kedalam ruang tahanan untuk memanggil Lei.

Lei dan Anthoni pun kembali menemui Felix. Namun, Anthoni membawa gadis itu keluar dari ruang tahanan untuk menebus semua kesalahannya pada wanita itu.

Lei dan Anthoni melihat bahwa laki-laki itu tertidur dengan sangat nyenyak di atas kursi yang berukiran naga hitan tersebut. Antara ingin membangunkan laki-laki itu apa tidak. Sepertinya laki-laki itu sangat kelelahan sampai-sampai ia tertidur di sana.

"Apakah kita akan membangunkan dia, Lei?" tanya Anthoni.

"Aku tidak tahu, Anthoni." jawab Lei.

"Jika kita membangunkannya. Apakah dia akan merasa terganggu?" tanya Anthoni bingung.

"Aku harap dirinya tidak akan terganggu." jawab Lei.

\=\=\=> Bersambung.....

Jangan lupa like dan klik favorite yah...

Komen jika kalian ingin memberi saran kepada Author 👣

Terpopuler

Comments

Rohayah Misah

Rohayah Misah

ko sy inda faham jalan ceritanya

2020-07-27

0

Kenzi Kenzi

Kenzi Kenzi

benarkah clarissa tdk bersalah,jgn sampe slah lagi.antoni

2020-07-26

1

Bing Sauce🎫🧧🧧🧧

Bing Sauce🎫🧧🧧🧧

oh my God

2020-07-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!