"Ayo berangkat, Anthoni." ucap Felix datar.
Anthoni segera masuk kedalam mobil lalu menghidupkannya. Dengan sigap Anthoni menginjak pedal gas dengan cepat keluar dari mansion menembus jalan hutan yang sepi menuju jalan raya perkotaan.
Mansion Felix yang berada jauh dari daerah perkotaan selalu diawasi dengan cctv di area manapun. Sehingga kalau ada penyusup yang ingin masuk kedaerah mansion maka otomatis ruang penyelidik itu berbunyi tanda peringatan. Bukan orang sembarangan yang bisa lolos jika mereka ingin menyusup dimansion Felix. Mansion yang selalu diawasi dengan ketat. Felix bukan orang bodoh yang meninggalkan mansion itu tanpa keamanan yang ketat.
"Kemana kita mencari wanita itu, Felix?" tanya Anthoni tiba-tiba.
"Kemanapun." jawab Felix datar.
"Aku tidak tahu arah mana yang akan aku arahkan mobil ini, Felix!" ketus Anthoni sedikit kesal.
"Kemanapun kau inginkan maka labuhi lah perjalanan itu, Anthoni." jawab Felix singkat.
Anthoni tidak ingin berdebat dengan Felix lagi. Walaupun sebenarnya Anthoni sangat merindukan Felix yang mudah tersenyum seperti dulu. Kini semuanya sudah sirna tidak ada lagi senyuman dari Felix.
***
Di sebuah Restorant.
Kimberly Lina. Nama wanita yang teramat dicintai oleh Felix. Wanita itu berasal dari keluarga yang sederhana. Namun, banyak kehagatan di dalam keluarga kecil itu.
Lina adalah seorang pekerja di rumah makan sederhana. Ya, Lina terpaksa kuliah sambil bekerja untuk membiayai uang kuliahnya. Karena ia tahu jika hanya mengandalkan uang dari Ayahnya itu tidak akan cukup untuk membiayai uang kuliah.
Lina adalah gadis yang berparas cantik yang memiliki bola mata hitam kecoklataan serta dilengkapi dengan hidung yang mancung. Wanita cantik yang memiliki blesteran Inggris dan Turki.
Saat ini Lina sedang sibuk menghantarkan makanan kemeja pelanggan.
"Lina...." panggil Aura. Aura adalah sahabat dekatnnya Lina.
"Ada apa, Ra?" tanya Lina yang masih sibuk dengan pekerjaannya.
"Tidak ada. Aku hanya rindu padamu." jawab Aura dengan senyuman ala kudanya.
Lina hanya membalas dengan senyuman yang hangat kepada Aura. Dia sangat sibuk hari ini yang membuatnya hampir ingin berhenti bekerja. Tapi ia tahu jika ia berhenti bagaimana dengan uang kuliahnya?
***
Felix dan Anthoni mengelilingi Kota Instanbul selama dua jam lebih. Namun, tidak juga mendapatkan sedikit jejak dimana wanita itu berada. Hati kecil Felix sedih karena ia belum bisa menemukan sang pujaan hatinya.
Dimanapun kau berada aku mohon. Tampakan wajahmu sebentar saja kehadapanku. Aku sangat rindu padamu, Lina. Batin Felix berharap.
"Apa sebaiknya kita mengisi perut dulu, Felix?" tanya Anthoni.
"Terserah kau saja, Anthoni." jawab Felix malas.
"Baiklah, kita akan mengisi perut terlebih dahulu." ucap Anthoni tersenyum tipis.
Anthoni sangat merasa lapar dan lelah karena mengemudikan mobil selama berjam-jam berkeliling di Kota Instanbul, Turki.
Anthoni segera melanjukan mobilnya untuk sampai kerestorant terdekat.
Setelah beberapa saat akhirnya Anthoni menemukan rumah makan yang sederhana. Anthoni dan Felix bukan orang yang suka menghamburkan uang sia-sia. Mereka lebih suka memakan makanan di rumah makan yang sederhana dari pada harus kerestorant mahal. Bukan karena mereka irit dengan uang tetapi mereka juga membantu kalangan bawah dengan sebisanya.
Anthoni segera memarkirkan mobilnya keparkiran yang tersedia. Tidak ada parkiran VIP. Semuanya sama di sini. Felix segera turun lalu diikuti oleh Anthoni dibelakangnya.
"Pesankan aku seafood dan jus mangga." ucap Felix pelan lalu ia segera mencari tempat duduk.
Felix mendudukkan dirinya tepat di sudut paling akhir tempat yang hampir dekat dengan keberadaan Lina.
Anthoni segera memesankan makanan untuk dirinya dan Felix. Anthoni memilih menu yang sama seperti Felix. Anthoni pun segera berjalan menyusul di mana Felix berada.
Sedangkan Aura pun di suruh menghantar pesanan kemeja 706 tepatnya meja yang Felix dan Anthoni berada. Aura segera menghantarkan jus mangga milik pelanggan.
"Ini minumannya, Tuan." ucap Aura sopan.
Setelah menghantarkan minuman itu Aura lupa bahwa seafoodnya ketinggalan. Aura segera menemui Lina.
"Lina...!" pekik Aura dengan cemas.
"Ada apa?" tanya Lina heran.
"Seafoodnya."
"Cepat kau antarkan seafood ini kemeja nomor 706. Jika tidak kita bisa dipecat oleh Boss!" pinta Aura pada Lina.
Lina mengembuskan nafasnya dengan kasar lalu segera menghantarkan seafood itu kemeja nomor 706. Sesampainya Lina di sana ia segera meletakan dua mangkok seafood itu kearah Felix dan Anthoni dengan wajah yang menduduk kebawah.
Saat Lina menaikan wajahnya. Felix tersedak melihat bahwa wanita yang ia cari sekarang tepat dihadapannya.
Uhuk-uhuk!
Felix tersentak kaget melihat wanita itu bekerja di rumah makan ini.
Felix segera bangkit dari duduknya segera memeluk Lina dengan sangat erat. Lina kaget bahwa dirinya dipeluk oleh laki-laki yang tidak dikenalinya. Lina melepaskan pelukannya dari Felix. Ia tidak ingin dianggap wanita murahan yang mau saja dipeluk oleh laki-laki yang tidak ia kenali.
"Maaf, anda siapa?" tanya Lina menatap tajam kearah Felix.
Felix terdiam membisu tidak menjawab pertanyaan dari Lina. Apakah mungkin Lina sudah melupakan laki-laki yang tengah berada dihadapannya sekarang?
"Apa kau melupakanku?" tanya Felix tersenyum terpaksa.
"Aku tidak mengenalmu. Lain kali anda harus sopan dengan pelayan di sini. Jangan seenaknya memeluk orang yang tidak anda kenali, Tuan." jawab Lina dengan beraninya.
"Lina...." panggil Felix lembut.
Dia tahu namaku? siapa dia? aku saja tidak mengenalnya. Kenapa dia bisa tahu namaku? atau jangan-jangan dia penggemar tersembunyiku? aku tidak mengingatnya, lagian dia siapa? batin Lina bertanya-tanya.
"Kau tahu namaku?" tanya Lina menatap tajam kearah Felix seakan ingin menerkam mangsanya.
"Aku tahu namamu. Karena hanya namamu yang terukir dihatiku, Lina." jawab Felix dengan lembut.
Cih, dia sangat pintar ngegombal. Apa aku mengenal laki-laki ini? ah, seperti nya tidak. Mungkin dia hanya penggemarku saja ya ha-ha. Batin Lina kebingungan.
"Apa aku mengenalmu?" pertanyaan Lina yang membuat hati kecil Felix kecewa.
Apakah kau sungguh melupakanku, Lina? mengapa bisa kau melupakan aku? batin Felix bertanya.
"Only you, only one and last, Lina." ucap Felix dengan senyuman yang mengembang disudut bibirnya.
Apa-apaan ini. Apa yang dia maksud? aku tidak mengerti, aku rasa laki-laki ini habis putus dari wanitanya sampai dia mengigau bahwa aku wanitanya, cih menjijikan sekali. Batin Lina.
Anthoni sangat yakin bahwa wanita yang tengah berada dihadapan Felix itu adalah Kimberly Lina. Wanita yang selalu didambakan oleh Felix. Anthoni hanya tersenyum miring lalu ia segera pergi mencari keberadaan wanita yang pertama kali menghantarkan minuman itu.
Setelah mencari-cari keberadaan wanita itu akhirnya Anthoni menemukannya.
"Permisi, bolehkan aku bertanya padamu?" tanya Anthoni basa-basi.
"Siapa? a..aku?" tanya Aura menunjuk dirinya sendiri.
"Kalau bukan kamu terus siapa lagi?" ketus Anthoni mulai kesal.
"Ah, maafkan aku, paman." jawab Aura dengan senyuman ala kudanya.
\=\=\=> Bersambung....
Jangan lupa like dan Vote yah...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Ankaka
mantap
2021-09-08
0
PeQueena
pucukk dicinta ulampun tiba.. Kimberly 😊
2021-05-21
0
dheselsa
Lina its me 🤭
2020-08-26
0