"Coba kau bangunkan dia, Lei!" perintah Anthoni.
"Baiklah, aku akan mencoba membangunkannya, Anthoni." jawab Lei.
Lei mendekati laki-laki yang tengah tertidur itu dengan sangat hati-hati.
"Boss ...." panggil Lei mencoba membangunkan lelaki yang tertidur itu.
Felix merasa ada seseorang yang memanggilnya. Ia mengerjapkan matanya melihat bahwa Lei dan Anthoni berada di hadapannya. Karena merasa kantuk yang sangat hebat akhirnya Felix memilih untuk menahan rasa kantuk itu terlebih dahulu.
"Apakah sudah selesai, Anthoni?" Felix bertanya kepada Anthoni.
"Nanti aku akan berbicara kepada Clarissa masalah itu, Felix," jawab Anthoni. "Hari sudah mulai pagi. Ayo kita kembali, Felix."
Tanpa aba-aba Felix beranjak dari kursinya lalu berjalan menaiki anak tangga untuk menembus pintu yang terhubung dengan lantai atas rumah utama.
Sedangkan Anthoni menggendong tubuh gadis itu masuk kedalam kamarnya untuk ia obati. Karena terlihat banyak bekas goresan di kaki dan tangan wanita itu. Ya, mungkin karena rantai besi tersebut.
"Obati wanita itu, Anthoni!" perintah Felix. "Aku akan kembali menemui Lina. Dan kau Lei, urus wanita yang tadi."
"Baiklah, Boss." jawab Lei. "Aku akan mengurus wanita itu."
Felix segera meninggalkan kedua laki-laki tersebut tanpa mengeluarkan suaranya lagi. Ia kembali ke kamar utama untuk menemui pujaan hatinya. Felix membuka pintu kamar itu dengan sangat hati-hati ia tidak ingin membangunkan wanita yang tengah tertidur pulas di atas ranjang itu.
Felix duduk di tepi ranjang sambil menatapi wajah cantik gadis yang telah memikat hatinya selama lima belas tahun.
Aku berjanji pada diriku sendiri akan menjagamu sebisaku sampai akhir hayatku, Lina. Batin Felix.
Felix merebahkan dirinya di samping Lina. Ia berniat akan tidur di samping wanita itu, dirinya berharap bisa memeluk gadis itu saat tidur untuk melepaskan kerinduan yang teramat mendalam kepada Lina.
Felix mendekatkan dirinya dengan Lina. Agar ia bisa menciumi wangi badan wanita itu, Felix memeluk gadisnya lalu memulai untuk memejamkan mata. Tidak lama kemudian laki-laki itu telah masuk kedalam alam mimpi.
***
Di sisi lain.
Lei berdiri sejak tadi di depan pintu kamar tamu yang di dalamnya terdapat Aura. Antara ingin masuk ataukah tidak. Lei takut jika gadis yang berada di dalam kamar itu akan ketakutan.
Apa aku masuk saja? Hmm bagaimana jika dia ketakutan lagi? Batin Lei bingung.
"Yah, sebaiknya aku masuk saja." ucap Lei pelan.
Laki-laki itu masuk kedalam kamar tamu yang di dalamnya terdapat seorang wanita cantik.
Ceklek...
Pintu terbuka Lei mencari keberadaan wanita itu. Matanya terbelalak saat menangkap sosok gadis cantik yang tergeletak di atas lantai dengan keadaan yang tidak disangka. Gadis itu berlumuran darah.
Lei dengan cepat mendekati gadis yang berlumuran darah tersebut. Laki-laki itu segera memeriksa apakah gadis itu masih bernyawa ataukah tidak. Gadis itu masih bernafas meski keadaannya sangat lemah yang diakibatkan banyaknya darah yang keluar dari luka sayatan dibagian tangannya.
💐Flashback on!💐
Setelah memastikan semua laki-laki itu keluar. Aura menutup pintu kamar itu, ia mencari apapun yang bisa digunakan untuk bunuh diri. Karena ia sangat takut sehingga dirinya tidak bisa mencerna apa yang sebenarnya terjadi.
Aura menemukan sebuah gunting lalu ia menggoreskan gunting itu kebagian tangan. Ia memulai melukai dirinya sendiri sampai berdarah. Saat sudah begitu merasakan pedih di tangannya ia mencoba tidak melukai lagi. Karena begitu terasa pedih akhirnya gadis itu tidak sadarkan diri.
💐Flasback Off!💐
"Gadis bodoh. Kenapa kau melukai dirimu sendiri? Apakah kau begitu takut?" dengus Lei kesal.
Lei menggendong tubuh Aura naik keatas ranjang lalu membaringkan gadis itu dengan sangat hati-hati. Lei bergegas pergi dari kamar tamu menuju kamar Anthoni.
Tok-tok-tok!
Lei mengetuk pintu itu berulang kali. Ia sangat takut jika terjadi apa-apa dengan gadis itu. Anthoni yang mendengar pintu kamarnya diketuk pun segera membukanya.
"Katakan ada apa, Lei?" tanya Anthoni.
"Ga...gadis itu mencoba untuk membunuh diri!" ucap Lei terbata-bata.
"A...apa?" tanya Anthoni terbata-bata.
Anthoni segera pergi melihat apakah benar gadis itu mencoba bunuh diri. Anthoni meninggalkan Lei yang masih berada di depan pintu kamarnya.
Mata Anthoni terbelalak saat mendapati banyak darah segar di atas lantai. Ya, benar gadis itu memang mencoba untuk membunuh diri.
Anthoni meraih ponselnya yang ada di dalam saku celananya. Ia mencoba untuk menghubungi dokter pribadi Felix. Tidak lama kemudian panggilan terhubung.
Panggilan terhubung.
"Halo, Tuan. Ada yang bisa saya bantu?" tanya salah seorang laki-laki dari arah sebrang sana.
"Bisakah kau kemari? Sekarang juga!"
"Baiklah, saya akan tiba di sana sepuluh menit lagi, Tuan."
Tut...
Panggilan terputus.
"Berikan wanita itu pertolongan pertama, Lei!" ucap Anthoni sedikit cemas. "Jika ada apa-apa dengan wanita ini, maka kita lah korban kemarahan Felix."
Dengan sigap Lei pergi keruangan pengobatan untuk mengambil kotak P3K. Tidak butuh waktu lama untuk Lei kembali kedalam kamar tamu. Lei memulai mengobati goresan itu dengan betadine lalu ia memulai memasangi perban di tangan gadis itu.
"Gadis yang bodoh. Bisa-bisanya dia ingin membunuh diri!" maki Anthoni kesal.
"Jika tidak karena Lina aku tidak akan sudi membawanya ke Indonesia. Jika hanya untuk membuat susah orang saja." Anthoni mendengus kesal. "Semua wanita itu hanya tahu membuat laki-laki kesal saja. Cih, menyebalkan!"
"Tidak bisakah dirimu berhenti mengomel, Anthoni?" tanya Lei geram melihat Anthoni yang sibuk memaki kebodohan gadis itu.
"Terserah kau saja!" ucap Anthoni kesal. "Urus saja wanita itu. Aku akan kembali kedalam kamarku."
Anthoni meninggalkan Lei di kamar tamu. Ia kesal terhadap wanita bodoh itu mencoba untuk membunuh diri. Sedangkan Lei dia hanya menatap punggung sahabatnya itu sampai menghilang.
Sepuluh menit kemudian...
Dokter Agra telah berada di kediaman keluarga Chandra. Ia adalah dokter pribadi Felix. Dokter Agra segera masuk kedalam rumah utama itu. Ia bergegas menuju lantai dua untuk memeriksa siapa yang sakit.
Sesampainya di lantai dua dokter Agra sedikit bingung. Ia akan masuk kedalam ruangan yang mana, Lei yang melihat dari dalam kamar bahwa dokter Agra telah sampai pun ia memanggil dokter itu.
"Dokter Agra!" panggil Lei.
Agra yang merasa dirinya dipanggil pun menatap sekeliling dan mencari asal sumber suara itu. Akhirnya dia menemukan asal sumber suara itu.
"Siapa yang sakit, Lei?" tanya Agra.
"Wanita ini mencoba untuk membunuh diri," jawab Lei. "Aku menemukannya saat ia sudah tidak sadarkan diri."
"Baiklah, biarkan aku memeriksanya terlebih dahulu." ucap Agra.
Agra memeriksa keadaan wanita itu dengan sangat hati-hati karena ia tahu jika dirinya salah melakukan tugas hal apa yang akan dia terima.
\=\=\=> Bersambung....
Jangan lupa like, komen, dan vote yang banyak yah...👣
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Mey
seru, aq suka alur cerita nya... semangat kak
2021-04-11
0
Rohayah Misah
lanjut
2020-07-27
0
Rohayah Misah
lanjut
2020-07-27
0