Married With Big Bos : Episode 2

Setelah mengobati lukanya. Felix menuruni anak tangga untuk menuju dapur hendak makan malam. Sesampainya di meja makan Felix hanya melihat Anthoni terduduk menung menatap makanannya.

"Apa kau bosan makan, Anthoni?" suara Felix yang seperti sebuah ancaman bagi Anthoni.

"Tidak. Aku hanya memikirkan siapa orang itu." jawab Anthoni tersenyum getir.

Felix hanya tersenyum tipis lalu menarik kursi di sebelah Anthoni. Felix segera mengambil makanannya. Sedangkan Lei baru saja tiba di dapur segera menarik kursi dan duduk di sebelah Felix.

"Makanlah. Besok kalian akan bekerja dengan extra untuk menemukan wanitaku!" perintah Felix dengan penekanan.

"Ba..baiklah." jawab Lei sedikit gugup.

Setelah mendengar ucapan Felix hanya ada bunyi sendok dan piring yang saling beradu. Tidak ada lagi percakapan antara Felix, Anthoni dan juga Lei. Anthoni dan Lei tahu betul bagaimana sikap Felix, karena mereka telah tumbuh bersama-sama selama bertahun-tahun.

Sesudah menghabiskan makanannya. Felix kembali kekamarnya tanpa mengeluarkan sepatah dua patah kalimat dari bibirnya. Ya, Anthoni maklumi karena memang begitu sikap Felix sehari-hari. Sesampainya di kamarnya seperti biasanya Felix selalu menatap foto wanita cantik itu yang terpajang di dinding kamarnya.

Besok aku akan mencarimu. Kau harus menjadi wanitaku satu untuk selamanya. Dan tidak ada duanya di hatiku. Batin Felix.

***

Keesokan Harinya...

Jam menunjukan pukul 08.00 Instanbul, Turki.

Felix terbangun dari tidurnya menatap sekelilingnya bahwa hari sudah pagi. Felix tersenyum ketika matanya jatuh pada sebuah foto wanita cantik yang selalu ia lihat ketika hendak tidur dan bangun tidur.

Sabarlah sayang. Aku pasti menemukanmu. Batin Felix tersenyum manis.

Felix segera beranjak dari tempat tidurnya lalu berjalan menuju kamar mandi hendak membersihkan dirinya terlebih dahulu.

***

Lei dan Anthoni tidak tidur semalaman karena mereka menyelesaikan tugas mereka mencari tahu siapa dalang dibalik penyerangan tiba-tiba yang dilakukan orang-orang yang tidak dikenal.

Oh, shit!

Lei mengumpat kesal karena ia sudah tahu siapa orang dibalik semua ini.

"Mati kau!" pekik Lei kesal sambil memukul meja kerja di sebuah ruangan di mansion itu.

"Ada apa, Lei?" tanya Anthoni heran.

"Aku tahu siapa dalang dibalik semua ini!" ucap Lei emosi.

"Katakan siapa?" tanya Felix tiba-tiba.

"Laki-laki itu Bram!" jelas Lei dengan kesal.

"Bram?" tanya Felix mengernyitkan dahinya.

Siapa laki-laki itu? Batin Felix heran.

"Kau tidak ingat, Felix?" tanya Anthoni.

"Tunggu." jawab Felix.

Felix mengingat-ngingat siapakah Bram? Felix berusaha keras mengingat siapakah sebenarnya Bram? ada urusan apa dirinya dan Bram.

Setelah beberapa saat hening akhirnya Felix mengingat siapa Bram. Ya, Bram adalah musuh yang pernah ditembak oleh Felix saat melakukan transaksi senjata ilegal. Saat itu Bram membocorkan transaksi itu kepolisi. Tetapi Bram gagal membuat Felix masuk kedalam jeruji besi dan hasilnya Bram tertembak oleh Felix saat Bram ingin menahannya sampai polisi itu datang.

"Aku ingat. Baiklah cukup kalian buat Bram mendekam didalam penjara selama-lamanya. Akuisisi semua perusahaannya dan hancurkan semua bisnisnya!" pinta Felix pada Lei.

"Yah, aku tahu walaupun kau tidak ingin mengotori tanganmu untuk menghabisi laki-laki seperti Bram. Tetapi caramu cukup bagus, Felix." ucap Anthoni bangga.

"Tuntaskan pagi ini juga. Setelah itu cari wanitaku!" pinta Felix pada Lei.

"Baiklah, Boss." jawab Lei semangat.

Felix segera meninggalkan ruang penyelidik itu. Lalu ia berjalan menuju dapur untuk mengisi perutnya.

Sesampainya di dapur Felix hanya mengambil sebuah roti dengan selai coklat kacang kesukaannya dari kecil. Mungkin wanita itu sangat hafal bahwa dirinya suka selai coklat kacang. Felix tersenyum ketika mengingat betapa asiknya gadis itu ketika menyuapinya dengan sebuah roti yang diolesi selai coklat kacang.

"Aku jadi rindu padamu, Lina." ucap Felix tersenyum getir.

Felix segera melahap sampai habis rotinya lalu menuangkan sebuah susu kemasan kedalam gelasnya lalu ia menghabiskan susu itu. Ketika selesai mengisi perutnya yang sudah kosong dengan sebuah roti. Felix kembali menuju ruang penyelidik untuk menemui Lei dan juga Anthoni.

"Anthoni...." panggil Felix.

"Ikut aku. Kita pergi sekarang!" ajak Felix.

Anthoni sebenarnya enggan untuk ikut Felix mencari wanitanya. Karena setiap hari selalu mencari keberadaan wanita itu. Namun, hasilnya nothing. Walaupun Anthoni tahu Felix orangnya pantang nyerah sekalipun dia harus mengorbankan nyawanya ia siap. Itulah Felix Chandra, pantang mundur sebelum benar-benar telah tiada.

Tidak ada kata menyerah didalam kamus Felix Chandra.

"Bersiaplah, Anthoni. Aku menunggumu di depan." ucap Felix. Lalu ia segera meninggalkan Anthoni yang belum sempat mengatakan dirinya ikut atau tidak.

"Lei, jika kau menemukan titik terang keberadaan Lina. Cepat kabari aku!" pinta Anthoni sambil menepuk-nepuk bahu Lei.

"Baiklah, Anthoni. Itu pasti." jawab Lei.

Anthoni segera meninggalkan Lei sendirian di dalam ruangan penyelidik. Anthoni segera menyusul Felix yang telah berada didalam mobil sport kedua miliknya yang berparas hitam elegan yang memiliki ukiran permata berlian berlambangkan naga hitam didepan mobilnya.

Felix menyukai warna hitam karena bagi dirinya hidup dia tidak lagi bearti dan bewarna semenjak semuanya menghilang. Tidak banyak orang yang tahu beban apa yang selama ini ia sembunyikan. Hanya Anthoni dan Lei yang tahu berapa besarnya luka yang tertanam di dalam diri Felix.

Felix menutupi semua kesedihan dan penderitaan yang dia rasakan. Felix selalu menyembunyikan rasa sakit dan luka itu dengan senyuman yang selalu dibuat oleh Lei. Lei sering kali membuatnya terhibur meski ia tak sering menampakan senyuman itu secara langsung. Biarlah semua orang menganggapnya sebagai es balok ia sama sekali tidak peduli dengan komentar orang lain. Begitu banyak beban yang ia derita sejak kecil sampai dengan sekarang.

Begitu besar perjuangan Felix untuk bangkit dari luka batin yang ia terima. Jika tidak ada wanita itu entah bagaimana kehidupannya sekarang.

Felix mengubah semua identitasnya menjadi Felix Chandra. Sesungguhnya nama asli felix bukan lah Chandra melainkan Felix Arta Dinata. Ia mengubah identitasnya hanya untuk lari dari kenyataan yang begitu pahit yang harus ia terima.

Apakah pantas seorang anak laki-laki yang berusia dua belas tahun harus menanggung beban hidup sendirian? menyaksikan kematian sang Ayah dihadapanya begitu saja? lalu diiringi kematian sang Bunda yang secara tragis? apakah pantas seorang anak usia dua belas tahun menyaksikan itu semua?

Tidak ada kata yang bisa digambarkan untuk hati kecil Felix saat melihat kematian Ayah dan Bunda di hadapanya dengan cara yang tidak layak. Semenjak kejadian itu Felix banyak belajar bahwa dunia ini sungguh tidak adil. Semenjak kejadian itu Felix banyak belajar bahwa ia harus menjadi orang yang kaya dan hebat agar nasibnya tidak sama seperti kedua orangtuanya.

Tidak banyak orang yang tahu bahwa sosok Felix Chandra memiliki hati yang lemah lembut. Mereka selalu menganggap bahwa Felix Chandra adalah orang yang paling sadis dan tidak layak untuk hidup.

\=\=\=> Bersambung.....

Jangan lupa klik favorite dan vote yang banyak yah😊🙏🏻

Terpopuler

Comments

Sept September

Sept September

jempol

2020-09-03

6

Rohayah Misah

Rohayah Misah

biar didunia gelap tapi masih punya hati nurani

2020-07-27

7

CR⃟7Naikenz *🎯Hs

CR⃟7Naikenz *🎯Hs

enggk sabar pengen tahu siapa wanita itu

2020-07-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!