Episode 8 Karma Jeffran

Lewat jam makan siang, Jeffran sedang berada di salah satu restaurant mewah untuk menghadiri pertemuan dengan partner bisnisnya yang bernama Bradley Harrison dari BR Group Company. Kali ini Jeffran ditemani oleh Liam, begitupun dengan Bradley yang ditemani asistennya.

Sambil menunggu pesanan mereka datang, Jeffran dan Bradley terlihat serius membahas proyek kerjasama diantara mereka. Usia mereka tidaklah berbeda jauh, sehingga meskipun mereka adalah rekan bisnis, tapi mereka terbilang akrab dalam berinteraksi.

Dua pelayan wanita tampak menghampiri meja mereka untuk mengantarkan hidangan yang mereka pesan. Alangkah terkejutnya Jeffran, begitupun dengan Liam, karena salah satu dari pelayan yang mengantarkan pesanan makanan itu adalah Jillian.

"Apa yang dilakukan perempuan ini disini? Kenapa dia menjadi pelayan restaurant?" tanya Jeffran dalam hati.

Jillian pun sebenarnya cukup terkejut saat melihat Jeffran dan Liam begitu sampai di meja itu. Tapi Jillian tetap harus bersikap profesional menghidangkan pesanan mereka dengan baik. Tentunya Jillian harus berpura-pura tidak mengenal mereka. Karena Jillian pun tahu, kalau Jeffran pasti malu mengakui Jillian sebagai istrinya.

"Silahkan dinikmati ...!" Jillian dan seorang temannya bergegas meninggalkan meja Jeffran, begitu tugas mereka selesai.

"Maaf Mr. Bradley, saya ke toilet sebentar ya. Silahkan menikmati makanannya lebih dulu," ucap Jeffran sopan namun tegas.

"Oh silahkan Mr. Jeffran," balas Bradley.

Jeffran bukannya pergi ke toilet, namun dia bergegas menyusul Jillian yang hendak masuk kembali ke pantry restaurant untuk melanjutkan tugasnya yang lain.

"Jillian!" Jillian pun membalik tubuhnya menghadap Jeffran.

"Iya," jawab Jillian singkat.

"Apa yang kamu lakukan disini? Aku kan sudah bilang, jangan pernah melakukan apapun yang bisa mempermalukanku. Jika ada yang tahu kalau istri seorang Jeffran bekerja sebagai pelayan restaurant, aku bisa malu." Jeffran berkata sepelan mungkin, namun dengan penuh penekanan dan raut penuh emosi.

Jillian mengulas senyum sinisnya seraya melipat kedua tangan di depan dada. Terlihat tidak takut sama sekali pada suaminya yang masih menatap nyalang ke arahnya.

"Aku dan bayi dalam kandunganku butuh makan. Aku juga perlu uang untuk membayar biaya kuliahku. Tentunya aku harus bekerja untuk memenuhi semua kebutuhanku itu. Kamu tidak berhak melarangku untuk bekerja. Kamu tenang saja, tidak akan ada yang tahu kalau aku adalah istri seorang Jeffran Nicholas Smith CEO perusahaan besar." Jeffran merasa tertampar mendengar perkataan Jillian.

Apa yang dilakukan Jillian adalah karena kesalahannya. Selama ini dirinya sama sekali tidak memberikan nafkah lahir apalagi batin untuk Jillian. Tentu Jillian tidak mungkin meminta uang kepada orangtuanya, disaat dia sudah mempunyai suami yang seharusnya bertanggung jawab atas dirinya dan anak dalam kandungannya.

"Aku akan memenuhi semua kebutuhanmu, kamu tidak perlu bekerja lagi disini. Aku mau kamu mengundurkan diri saat ini juga," tegas Jeffran tanpa mau mengakui kesalahannya terlebih dahulu.

"Tapi ...." Belum selesai kalimat Jillian, Jeffran sudah memotongnya seolah tidak ingin dibantah.

"Ini perintah! Atau aku yang akan berbicara pada Manager restaurant disini!" ancam Jeffran.

"Tidak ... tidak. Aku akan mengatakannya sendiri." Jillian bisa bekerja di restaurant itu atas rekomendasi salah satu teman kuliahnya. Jillian tidak mau jika Jeffran yang berbicara pada manager restaurant yang merupakan paman dari teman kuliahnya itu. Jillian takut Jeffran akan bersikap arogan pada orang yang sudah begitu baik padanya.

"Baiklah. Sampaikan pengunduran dirimu saat ini juga. Kamu harus ikut pulang bersamaku. Tidak ada bantahan." Jeffran segera pergi tanpa menunggu jawaban Jillian. Meninggalkan sang istri yang menghela nafas panjang disertai wajah muram.

"Dia memang selalu bersikap seenaknya," keluh Jillian dalam hati.

*************************

Setelah pertemuan dengan partner bisnisnya selesai, Jeffran segera menuju area parkir untuk menunggu Jillian disana. Niatnya untuk kembali ke perusahaan urung, karena dia ingin memastikan kalau Jillian pulang ke apartemen mereka. Hanya Liam yang kembali ke perusahaan, setelah mendapat mandat dari Jeffran untuk menghandle beberapa kegiatannya yang tidak bisa di re-schedule.

Senyum tipis Jeffran terbit, saat dilihatnya Jillian berjalan menuju mobil sport biru metalicnya. Jeffran memang memutuskan untuk tidak memakai mobil sport hitamnya lagi, karena menganggap Jillian tidak menyukainya.

Jillian langsung membuka pintu mobil Jeffran dan duduk tanpa memandang Jeffran yang duduk dibelakang kemudi seraya menatapnya.

"Apa kamu sudah mengundurkan diri?" tanya Jeffran langsung pada pokoknya.

"Sudah." Jawaban singkat Jillian rupanya memancing senyuman dan nafas lega seorang Jeffran.

"Bagus. Sekarang kita berbelanja." Jillian memandang penuh tanya ke arah Jeffran yang mulai melajukan mobilnya ke luar dari area parkir restaurant.

"Berbelanja? Apa maksudmu?" Jeffran tersenyum tipis menanggapi pertanyaan Jillian.

"Berbelanja bulanan. Kita membeli bahan makanan, keperluan rumah dan apapun yang kamu butuhkan." Netra indah Jillian membola saat mendengar perkataan Jeffran.

Jeffran sebenarnya cukup merasa bersalah karena sudah sengaja melalaikan kewajibannya sebagai seorang suami. Hingga Jillian memutuskan untuk bekerja demi memenuhi kebutuhannya. Tapi Jeffran tetaplah seorang pria yang arogan, dia bahkan tidak mau meminta maaf atas kesalahannya itu. Dia berpikir dengan memenuhi kebutuhan Jillian saat ini, cukup untuk memperbaiki kesalahan sebelumnya.

Sebenarnya ada alasan khusus kenapa Jeffran mengajak Jillian untuk berbelanja, terutama membeli bahan makanan. Karena sebenarnya Jeffran selalu merasa tergoda setiap kali Jillian memasak. Semua makanan yang dibuat Jillian selalu berhasil menggoda indera penglihatan dan penciuman pria itu. Tapi tentu rasa gengsinya selalu menahan dirinya untuk meminta semua makanan itu. Jeffran berharap, jika dirinya membelikan semua bahan makanan yang akan dimasak Jillian, maka Jillian akan membagi masakannya secara sukarela pada Jeffran.

Mobil sport Jeffran tiba di area parkir mall. Jeffran dan Jillian bergegas turun menuju supermarket yang menyediakan berbagai kebutuhan rumah tangga dan berbagai bahan makanan terlebih dahulu.

"Kamu mau memasak apa?" Jeffran bertanya saat Jillian terlihat memilih beberapa jenis sayuran yang ada dihadapannya.

"Hmm, entahlah. Ada beberapa jenis masakan yang bisa aku masak dengan beberapa sayuran ini. Lihat nanti saja," jawab Jillian dengan ekspresi acuh tak acuh.

"Oh begitu." Jeffran mengulurkan tangan untuk mengambil alih sayuran di tangan Jillian dan memasukannya ke dalam troli dihadapannya. Lalu mulai mendorong kembali mengikuti Jillian yang beralih memilih beberapa jenis buah.

"Kamu menyukai buah apa?" Jeffran kembali bertanya pada Jillian. Namun perempuan itu terlihat enggan untuk menjawab. Dirinya memilih memasukkan beberapa jenis buah yang diinginkannya ke dalam troli yang didorong Jeffran.

"Wah buah kesukaan kita ternyata sama, berbagai jenis berry." Jillian mendelik malas mendengar perkataan Jeffran saat melihat buah blueberry, raspberry dan strawberry yang dimasukan Jillian ke dalam troli. Beberapa saat kemudian, Jillian memasukkan buah apel, pear, semangka, melon, mangga dan banyak jenis buah lainnya.

"Aku menyukai hampir semua jenis buah," ujar Jillian dengan ekspresi kesal. Lalu meninggalkan Jeffran menuju area dimana berbagai jenis daging berada.

Kali ini pun Jillian memasukkan banyak jenis daging sapi, seafood dan ayam. Selain untuk memberi pelajaran pada Jeffran agar mengeluarkan uang banyak, Jillian juga memang merasa ingin memakan semua makanan-makanan itu. Entah karena bawaan bayi atau karena memang dia yang menginginkannya.

Tapi hal itu tidak masalah bagi Jeffran, baginya semua belanjaan Jillian tidaklah seberapa. Apalagi Jeffran pun merasakan hal yang sama seperti Jillian. Bahan makanan yang dimasukkan Jillian semuanya menggoda iman Jeffran. Dirinya sudah sangat tidak sabar untuk menikmati semua makanan buatan Jillian.

Selesai berbelanja bahan makanan, mereka beralih membeli berbagai alat rumah tangga dan juga pakaian untuk Jillian. Jillian menolak saat diajak masuk ke butik pakaian, tas dan sepatu branded. Jillian memilih untuk membeli beberapa pakaian santai di outlet yang menurutnya tidak terlalu mahal.

Jeffran sebenarnya sedikit memaksa agar Jillian mau memilih barang-barang branded yang berada di butik yang ditunjukannya. Tapi Jillian tetap bersikeras menolak. Sehingga akhirnya Jeffran memilih mengalah pada istrinya yang keras kepala itu.

"Padahal aku ingin membelikannya barang-barang branded, agar dia tidak berpikiran kalau aku ini orang yang pelit. Tapi ya sudahlah." rutuk Jeffran dalam hati.

Sesungguhnya Jillian merasa sangat canggung berbelanja bersama Jeffran. Mungkin bagi yang melihat, mereka tampak seperti pasangan suami istri pada umumnya. Tapi tidak bagi Jillian, dia merasa sangat tidak nyaman, bahkan  risih berbelanja dengan pria yang dibencinya itu.

Sesampainya di apartemen, Jillian dan Jeffran langsung membersihkan diri di kamar mereka masing-masing. Setelah selesai, Jillian memilih mengatur dan membereskan barang-barang belanjaannya, sebelum akhirnya mempersiapkan bahan makanan untuk makan malam.

Jeffran yang baru keluar dari kamarnya, terlihat bersemangat melihat Jillian yang hendak memasak. Dia langsung ikut bergabung di pantry bersama Jillian.

"Apa yang akan kamu masak?" Jeffran memandangi Jillian yang terlihat mahir memotong-motong seafood dan sayuran dihadapannya.

"Heuh, kenapa makhluk ini mendadak cerewet sekali ya hari ini? Aku benar-benar risih." keluh Jillian dalam hati.

"Tidak usah banyak bertanya, tunggu saja di ruang TV. Akan aku beritahu jika makanannya sudah siap." Meskipun Jillian sebenarnya enggan membuat makanan untuk Jeffran, tapi setidaknya Jillian harus mau berbagi dengan orang yang membayar semua belanjaannya. Persis seperti tujuan Jeffran yang sebenarnya.

Akhirnya Jeffran memilih asyik dengan gadgetnya, sembari menunggu Jillian menyelesaikan kegiatan memasaknya. Meskipun dirinya tidak bisa fokus, karena wangi masakan Jillian benar-benar mengusik indera penciumannya.

"Ah wanginya enak sekali. Rasanya sudah tidak sabar untuk menikmati semua masakannya itu," ucap Jeffran dalam hatinya.

"Makanannya sudah siap." Jeffran tersenyum sumringah mendengar teriakan Jillian dari arah meja makan. Tanpa membuang waktu, Jeffran bergegas mendekat ke meja makan. Matanya langsung berbinar menatap deretan hidangan yang dibuat Jillian malam ini. Ada capcay seafood, udang bumbu saus padang, tahu goreng crispy dan juice blueberry. Cukup sederhana sebenarnya, tapi semua makanan itu benar-benar menggoda dan hampir membuat air liur Jeffran menetes.

Jeffran langsung duduk berhadapan dengan Jillian, dan tanpa malu langsung memindahkan beberapa jenis makanan ke dalam piring dihadapannya. Jillian tidak berkomentar, dia hanya memakan makanannya dan memandangi kelakuan Jeffran dengan tatapan datar.

Makanan yang dibuat Jillian sudah masuk ke dalam mulut Jeffran sesuap demi sesuap. Lahapnya Jeffran tentu membuat Jillian paham kalau semua masakannya sangat sesuai dengan selera Jeffran. Meskipun tidak ada satu patah kata pujian pun yang keluar dari mulut pria bergengsi tinggi itu. Hingga akhirnya semua makanan itu tandas dalam waktu yang lumayan singkat.

"Ah kenyaaaaang ...." Jeffran menyandarkan punggungnya di kursi makan dengan tangan memegangi perutnya yang penuh. Entah kenapa sejak berbelanja tadi, Jillian merasa sikap Jeffran sangatlah berbeda. Bahkan Jeffran tanpa ragu menunjukkan sisi kekanak-kanakannya di depan Jillian. Tapi Jillian tidak mau ambil pusing, dirinya memilih membereskan meja makan dibanding memikirkan perubahan sikap laki-laki itu.

Keesokan harinya, Jeffran yang sudah siap berangkat ke perusahaan terlihat uring-uringan, karena Jillian belum juga keluar dari kamarnya. Jeffran sengaja tidak membuat sarapan apapun, karena berharap Jillian akan membuatkan mereka sarapan yang lezat. Namun ternyata kenyataan tidak sesuai harapannya.

"Kenapa Jillian belum keluar juga dari kamarnya? Apa dia masih tidur? Apa sebaiknya aku bangunkan saja dia? Aku benar-benar ingin sarapan makanan buatannya. Hmm, tapi akan sangat memalukan, kalau aku terang-terangan memintanya membuatkan sarapan untukku. Ah bagaimana ini?" Jeffran berjalan mondar-mandir di depan kamar Jillian selama hampir 10 menit. Hingga akhirnya dia menyerah, dan memilih berjalan menuju pantry untuk membuat secangkir black tea dan roti panggang berisi selai kacang.

Baru saja Jeffran meletakkan menu sarapannya di meja makan dan hendak memasukan sesuap roti panggang ke dalam mulutnya, tiba-tiba perutnya terasa bergejolak seolah ada yang mendesak naik.

Gegas Jeffran menuju wastafel untuk memuntahkan isi perutnya yang mendesak keluar.

"Uweeekk ... uweeeekk ...."

Muntahnya Jeffran, bersamaan dengan keluarnya Jillian dari dalam kamarnya. Pemandangan itu jelas menarik perhatian Jillian sekaligus mengukir senyum jahil di wajah cantiknya.

"Sepertinya anakmu pun ingin kamu merasakan apa yang aku rasakan."

*************************

Terpopuler

Comments

Ai Rosita 😊🌿

Ai Rosita 😊🌿

wkwkkwkw rasain lo jeffran kena karma sendiri kan jadi ngerasain gimana mual muntah org hamil

2024-08-15

2

Ucy (ig. ucynovel)

Ucy (ig. ucynovel)

kejam lo jeffran

2023-03-01

1

pensi

pensi

ikutan mual juga dia, wkwk

2023-02-21

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Kenyataan yang Menyakitkan
2 Episode 2 Cinta Tulus
3 Episode 3 Permintaan Jordan
4 Episode 4 Pernikahan Tidak Diharapkan
5 Episode 5 Dimana gadis itu?
6 Episode 6 Perasaan Aneh
7 Episode 7 Masa Lalu Jeffran
8 Episode 8 Karma Jeffran
9 Episode 9 Couvade Syndrome
10 Episode 10 Aku Suamimu
11 Episode 11 Aku Tidak akan Menyerahkan Anakku
12 Episode 12 Tidak Bisa Jauh dari Kamu
13 Episode 13 Maafkan Aku
14 Episode 14 Kembalinya Masa Lalu
15 Episode 15 Enyahlah
16 Episode 16 Deja vu
17 Episode 17 Mencari Tahu
18 Episode 18 Aku Bukan Gadis Itu
19 Episode 19 Andai Gadis itu Kamu
20 Episode 20 Aku Tidak Suka
21 Episode 21 Meskipun Tanpa Cinta
22 Episode 22 Permohonan Maaf
23 Episode 23 Tidak Ada Lain Kali
24 Episode 24 Menyadari Perasaan
25 Episode 25 Tidak Bisa Melepasnya
26 Episode 26 Menebus Kesalahan Seumur Hidup
27 Episode 27 Kamu Dimana?
28 Episode 28 Trauma
29 Episode 29 Mencari Jillian
30 Episode 30 Jangan Pergi Lagi
31 Episode 31 Demi Kesembuhanmu
32 Episode 32 Jillian Hilang
33 Episode 33 Tolong Lepaskan Aku
34 Episode 34 Bawa Aku Pulang
35 Episode 35 Buktikan!
36 Episode 36 Berhenti Menyalahkan Diri
37 Episode 37 Aku Mencintaimu dan Anak Kita
38 Episode 38 Anakku
39 Episode 39 Dipaksa Berpisah
40 Episode 40 Kelahiran Buah Hati
41 Episode 41 Musuh Bebuyutan
42 Episode 42 Lembaran Baru
43 Episode 43 Siasat Andrea
44 Episode 44 Pengkhianatan?
45 Episode 45 The War Begins
46 Episode 46 Kisah Jarvis
47 Episode 47 Fakta Terkuak
48 Episode 48 Love Each Other
49 Episode 49 Tahun Baru di Bali
50 Episode 50 Tahun Baru Penuh Cinta - Ending
51 Episode 51 (Kisah Romantis di Bali)
52 Episode 52 (Kisah Bradley & Andrea)
53 Baca Juga Yuk..
54 PROMO NOVEL KE-6 TRUST ISSUE GADIS BROKEN HOME
55 Tanda Terima Kasih
56 Episode 53 (S2) Kehilangan Jati Diri
57 Episode 54 (S2) Perempuan Menarik
58 Episode 55 (S2) Istri yang Dirindukan
59 Episode 56 (S2) Siapa Dia?
60 Episode 57 (S2) Cemburu
61 Episode 58 (S2) Mantan Kekasih?
62 Episode 59 (S2) Kecurigaan Jillian
63 Episode 60 (S2) Aku Membencimu
64 Episode 61 (S2) Tawaran Menggiurkan
65 Episode 62 (S2) Pergi
66 Episode 63 (S2) Menyesali Kebodohan
67 Episode 64 (S2) Aku Bangga Padamu
68 Episode 65 (S2) Kamu Belum Mengenalku
69 Episode 66 (S2) Kemarahan Jeffran
70 Episode 67 (S2) Saling Memaafkan
71 Episode 68 (S2) Anugerah Tidak Terduga
72 Episode 69 (S2) Saudara Kembar
73 Episode 70 (S2) Sisi Lain Jeffran
74 Episode 71 (S2) Azalea Sesungguhnya
75 Episode 72 (S2) Kabar Bahagia
76 Episode 73 (S2) Mendadak Mafia
77 Episode 74 (S2) Ketua Mafia?
78 Episode 75 (S2) Melewati Masa Kritis
79 Episode 76 (S2) Keputusan Berbahaya
80 Episode 77 (S2) Lembaran Baru yang Bahagia
81 Episode 78 (S2) Pesan Terakhir
82 Episode 79 (S2) Perasaan Javier
83 Episode 80 (S2) Nasehat Liam
84 Episode 81 (S2) Me-Ratu-kan Istri
85 Episode 82 (S2) Ketua Klan Toddestern
86 Episode 83 (S2) Peran Jeffran
87 Episode 84 (S2) Dokter Nevan
88 Episode 85 (S2) Tugas Penting
89 Episode 86 (S2) Hilang
90 Episode 87 (S2) Kejutan Gagal
91 Episode 88 (S2) Rasa Bersalah
92 Episode 89 (S2) Penyesalan
93 Episode 90 (S2) Serangan Tidak Terduga
94 Episode 91 (S2) Siapa dia?
95 Episode 92 (S2) Ternyata Dia
96 Episode 93 (S2) Dia Bahagia Bersamaku
97 Episode 94 (S2) Ethan Menyerah
98 Episode 95 (S2) Si Kembar Cantik
99 Episode 96 (S2) Welcome to the world
100 Episode 97 (S2) Putra-putri Jillian dan Jeffran
101 Episode 98 (S2) Undangan Pertemuan Klan Mafia
102 Episode 99 (S2) Melindungimu
103 Episode 100 (S2) Pertemuan Antar Klan
104 Episode 101 (S2) Rasa Penasaran
105 Episode 102 (S2) Kejutan Special
106 Episode 103 (S2) Kehilangan Kewarasan
107 Episode 104 (S2) Membohongi Perasaan
108 Episode 105 (S2) Bertemu
109 Episode 106 (S2) Pahlawan
110 Episode 107 (S2) Tidak Layak
111 Episode 108 (S2) Dilamar?
112 Episode 109 (S2) Pre-wedding
113 Episode 110 (S2) Kejutan Makan Malam
114 Episode 111 (S2) Jangan Bohongi Perasaanmu
115 Episode 112 (S2) Cepat sembuh ya
116 Episode 113 (S2) Restu Terpenting
117 Episode 114 (S2) Kabar Buruk
118 Episode 115 (S2) Kehilangan lagi
119 Episode 116 (S2) Pernikahan Nevan dan Nesya
120 Episode 117 (S2) Aku Mencintai Kakakmu (Tamat)
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Episode 1 Kenyataan yang Menyakitkan
2
Episode 2 Cinta Tulus
3
Episode 3 Permintaan Jordan
4
Episode 4 Pernikahan Tidak Diharapkan
5
Episode 5 Dimana gadis itu?
6
Episode 6 Perasaan Aneh
7
Episode 7 Masa Lalu Jeffran
8
Episode 8 Karma Jeffran
9
Episode 9 Couvade Syndrome
10
Episode 10 Aku Suamimu
11
Episode 11 Aku Tidak akan Menyerahkan Anakku
12
Episode 12 Tidak Bisa Jauh dari Kamu
13
Episode 13 Maafkan Aku
14
Episode 14 Kembalinya Masa Lalu
15
Episode 15 Enyahlah
16
Episode 16 Deja vu
17
Episode 17 Mencari Tahu
18
Episode 18 Aku Bukan Gadis Itu
19
Episode 19 Andai Gadis itu Kamu
20
Episode 20 Aku Tidak Suka
21
Episode 21 Meskipun Tanpa Cinta
22
Episode 22 Permohonan Maaf
23
Episode 23 Tidak Ada Lain Kali
24
Episode 24 Menyadari Perasaan
25
Episode 25 Tidak Bisa Melepasnya
26
Episode 26 Menebus Kesalahan Seumur Hidup
27
Episode 27 Kamu Dimana?
28
Episode 28 Trauma
29
Episode 29 Mencari Jillian
30
Episode 30 Jangan Pergi Lagi
31
Episode 31 Demi Kesembuhanmu
32
Episode 32 Jillian Hilang
33
Episode 33 Tolong Lepaskan Aku
34
Episode 34 Bawa Aku Pulang
35
Episode 35 Buktikan!
36
Episode 36 Berhenti Menyalahkan Diri
37
Episode 37 Aku Mencintaimu dan Anak Kita
38
Episode 38 Anakku
39
Episode 39 Dipaksa Berpisah
40
Episode 40 Kelahiran Buah Hati
41
Episode 41 Musuh Bebuyutan
42
Episode 42 Lembaran Baru
43
Episode 43 Siasat Andrea
44
Episode 44 Pengkhianatan?
45
Episode 45 The War Begins
46
Episode 46 Kisah Jarvis
47
Episode 47 Fakta Terkuak
48
Episode 48 Love Each Other
49
Episode 49 Tahun Baru di Bali
50
Episode 50 Tahun Baru Penuh Cinta - Ending
51
Episode 51 (Kisah Romantis di Bali)
52
Episode 52 (Kisah Bradley & Andrea)
53
Baca Juga Yuk..
54
PROMO NOVEL KE-6 TRUST ISSUE GADIS BROKEN HOME
55
Tanda Terima Kasih
56
Episode 53 (S2) Kehilangan Jati Diri
57
Episode 54 (S2) Perempuan Menarik
58
Episode 55 (S2) Istri yang Dirindukan
59
Episode 56 (S2) Siapa Dia?
60
Episode 57 (S2) Cemburu
61
Episode 58 (S2) Mantan Kekasih?
62
Episode 59 (S2) Kecurigaan Jillian
63
Episode 60 (S2) Aku Membencimu
64
Episode 61 (S2) Tawaran Menggiurkan
65
Episode 62 (S2) Pergi
66
Episode 63 (S2) Menyesali Kebodohan
67
Episode 64 (S2) Aku Bangga Padamu
68
Episode 65 (S2) Kamu Belum Mengenalku
69
Episode 66 (S2) Kemarahan Jeffran
70
Episode 67 (S2) Saling Memaafkan
71
Episode 68 (S2) Anugerah Tidak Terduga
72
Episode 69 (S2) Saudara Kembar
73
Episode 70 (S2) Sisi Lain Jeffran
74
Episode 71 (S2) Azalea Sesungguhnya
75
Episode 72 (S2) Kabar Bahagia
76
Episode 73 (S2) Mendadak Mafia
77
Episode 74 (S2) Ketua Mafia?
78
Episode 75 (S2) Melewati Masa Kritis
79
Episode 76 (S2) Keputusan Berbahaya
80
Episode 77 (S2) Lembaran Baru yang Bahagia
81
Episode 78 (S2) Pesan Terakhir
82
Episode 79 (S2) Perasaan Javier
83
Episode 80 (S2) Nasehat Liam
84
Episode 81 (S2) Me-Ratu-kan Istri
85
Episode 82 (S2) Ketua Klan Toddestern
86
Episode 83 (S2) Peran Jeffran
87
Episode 84 (S2) Dokter Nevan
88
Episode 85 (S2) Tugas Penting
89
Episode 86 (S2) Hilang
90
Episode 87 (S2) Kejutan Gagal
91
Episode 88 (S2) Rasa Bersalah
92
Episode 89 (S2) Penyesalan
93
Episode 90 (S2) Serangan Tidak Terduga
94
Episode 91 (S2) Siapa dia?
95
Episode 92 (S2) Ternyata Dia
96
Episode 93 (S2) Dia Bahagia Bersamaku
97
Episode 94 (S2) Ethan Menyerah
98
Episode 95 (S2) Si Kembar Cantik
99
Episode 96 (S2) Welcome to the world
100
Episode 97 (S2) Putra-putri Jillian dan Jeffran
101
Episode 98 (S2) Undangan Pertemuan Klan Mafia
102
Episode 99 (S2) Melindungimu
103
Episode 100 (S2) Pertemuan Antar Klan
104
Episode 101 (S2) Rasa Penasaran
105
Episode 102 (S2) Kejutan Special
106
Episode 103 (S2) Kehilangan Kewarasan
107
Episode 104 (S2) Membohongi Perasaan
108
Episode 105 (S2) Bertemu
109
Episode 106 (S2) Pahlawan
110
Episode 107 (S2) Tidak Layak
111
Episode 108 (S2) Dilamar?
112
Episode 109 (S2) Pre-wedding
113
Episode 110 (S2) Kejutan Makan Malam
114
Episode 111 (S2) Jangan Bohongi Perasaanmu
115
Episode 112 (S2) Cepat sembuh ya
116
Episode 113 (S2) Restu Terpenting
117
Episode 114 (S2) Kabar Buruk
118
Episode 115 (S2) Kehilangan lagi
119
Episode 116 (S2) Pernikahan Nevan dan Nesya
120
Episode 117 (S2) Aku Mencintai Kakakmu (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!