Di siang hari yang panas, otak dan hati Jillian dibuat mendidih. Karena para pengawal pribadi yang ditugaskan Jeffran untuk mengikuti Jillian selama beberapa hari ini, benar-benar membatasi ruang gerak Jillian. Meskipun mereka berjaga dari kejauhan.
Niat Jillian untuk menerima ajakan makan siang dari Ethan di foodcourt kampus, terpaksa dia batalkan lewat pesan singkat. Karena tidak ingin Ethan terkena masalah gara-gara dirinya. Jillian memilih pergi ke toko buku di sebuah mall, karena sudah tidak ada jadwal kuliah yang harus dia ikuti.
Sebenarnya tujuan Jeffran menugaskan beberapa pengawal pribadi tersebut, bukan hanya untuk menjaga keselamatan Jillian, tapi juga untuk mengawasi gerak-gerik Jillian dimanapun Jillian berada.
Tanpa sepengetahuan Jillian, para pengawal pribadi Jillian sudah diberikan pesan khusus agar langsung melapor padanya apabila keadaan darurat terjadi. Keadaan darurat yang dimaksud Jeffran, bukan hanya jika sesuatu hal yang buruk menimpa Jillian. Melainkan juga, jika ada laki-laki yang terlihat akrab dengan Jillian, maka mereka wajib melapor pada Jeffran.
"Aku bukan cemburu melihat Jillian bersama laki-laki lain, aku hanya takut Jillian berbuat macam-macam di luar sana. Hingga bisa merusak nama baikku dan juga keluargaku." Dalih Jeffran atas sikapnya yang mulai posesif terhadap Jillian.
Jeffran pun sebenarnya merasa sikapnya sedikit berlebihan dengan menempatkan beberapa pengawal pribadi di sekitar Jillian. Dirinya saja yang merupakan CEO perusahaan besar dan memiliki banyak musuh di dunia bisnis, memilih tidak memiliki pengawal pribadi satu pun. Karena tidak ingin privacy-nya terganggu. Jeffran memilih membekali dirinya dengan kemampuan beladiri dan senjata api, dibanding mempekerjakan pengawal pribadi untuk menjaga dirinya.
Buku-buku seputar kehamilan menjadi sasaran baca Jillian. Sebagai perempuan yang awam dengan berbagai proses dalam kehamilan, dirinya merasa perlu mencari informasi sebanyak-banyaknya, agar bisa menjalani kehamilannya dengan baik.
"Jill ...." Jillian refleks menoleh ke arah sumber suara.
"Kak Ethan ...!" Ekpresi terkejut terlihat jelas di wajah Jillian. Berbeda dengan Ethan yang terlihat semakin tampan dengan senyuman menghiasi wajahnya.
Sesaat kemudian, Jillian terlihat mengedarkan pandangannya ke segala arah. Dan dirinya langsung merasa was-was mendapati tatapan tajam dari para pengawal pribadi yang berjaga dari jarak kurang lebih 15 meter.
Jillian memilih berjalan keluar dari toko buku, diikuti Ethan yang sama sekali tidak mengetahui ada beberapa pasang mata yang sedang mengawasinya saat ini. Jillian duduk di sebuah bangku taman yang terletak di luar toko buku, Ethan pun kemudian duduk disebelahnya.
"Jill, aku merasa selama beberapa hari ini, kamu terus menghindariku. Apa aku melakukan kesalahan yang membuatmu tersinggung atau tidak suka? Maaf jika aku tanpa sengaja melakukannya." Jillian menolehkan wajahnya ke arah Ethan. Dirinya merasa bersalah melihat Ethan yang malah meminta maaf padanya. Padahal dirinyalah yang selalu menolak ajakan bertemu dari Ethan, karena tidak ingin Ethan terkena masalah.
"Maaf Kak Ethan, aku tidak bermaksud seperti itu. Kakak tidak melakukan kesalahan apapun padaku." Jawaban Jillian masih belum memuaskan rasa penasaran Ethan.
"Jill, bisakah kita bicara sambil makan siang? Aku benar-benar ingin mendengar jawabanmu mengenai lamaranku tempo hari. Aku sudah memberimu waktu beberapa hari untuk berpikir, sepertinya sudah waktunya kamu memberi keputusan. Aku benar-benar serius dengan niatku itu."
"Jillian sudah memiliki suami, dia tidak mungkin menerima lamaranmu." Kemunculan dan perkataan Jeffran yang tiba-tiba, benar-benar mengejutkan Ethan. Begitupun Jillian yang langsung membulatkan matanya.
"Kak Jeffran? Maksudnya Jillian sudah menikah? Dengan siapa Kak? Kenapa aku tidak tahu?" Rentetan pertanyaan keluar dari mulut Ethan.
"Akulah suaminya. Jadi mulai sekarang, jangan dekati istriku lagi. Dia selamanya tidak akan pernah menerima lamaranmu." Ethan terlihat cukup shock dengan jawaban Jeffran. Sungguh tidak disangkanya sama sekali, kalau kakak dari Jordan-lah yang akhirnya menikahi Jillian.
Ada rasa perih di hati Ethan, mendengar kenyataan pahit dari mulut Jeffran. Karena dirinya terlanjur jatuh cinta pada Jillian, yang selalu diceritakan oleh Jordan. Ya, rasa cinta Ethan sudah tumbuh sejak lama, bahkan sejak Jordan masih ada. Tapi tidak ada niatan sama sekali bagi Ethan, untuk merebut Jillian dari tangan sahabat baiknya. Dirinya justru selalu mendukung dan mendoakan Jordan, agar selalu bahagia bersama Jillian.
Tapi kini ada rasa tidak rela, mengetahui kalau seseorang yang dia cintai sudah resmi menjadi milik orang lain. Meskipun Ethan sangat yakin, kalau Jillian dan Jeffran menikah tanpa cinta.
Tanpa banyak bicara, Jeffran langsung menarik tangan Jillian agar ikut bersamanya. Meninggalkan Ethan yang masih larut dalam rasa kecewanya. Laki-laki itu hanya bisa menatap punggung Jillian yang semakin menjauh dari pandangannya.
"Apa aku harus berjuang untuk merebut Jillian dari Kak Jeffran? Aku yakin tidak ada cinta diantara mereka. Aku akan menanyakan hal ini pada Jillian. Jika benar Jillian tidak mencintai Kak Jeffran, maka aku akan merebutnya dari Kak Jeffran," ucap Ethan dalam hati.
*************************
Sesampainya di apartemen, Jillian yang merasa sangat kesal dengan sikap Jeffran yang semaunya, memilih berjalan menuju kamarnya. Namun suara tegas dan cekalan tangan Jeffran menghentikan langkahnya. Sehingga dengan terpaksa, Jillian mengikuti titah Jeffran untuk berbicara dengannya di ruang TV.
"Apa yang mau kamu bicarakan?" tanya Jillian tanpa basa-basi.
"Jangan pernah dekat dengan laki-laki manapun, selama kamu masih terikat pernikahan denganku." Jeffran berkata tegas, dengan raut wajah serius disertai sorot mata tajam penuh ancaman.
"Baiklah. Lalu kapan kita akan bercerai?" Jillian menjawab dengan nada santai, membuat Jeffran kesal.
"Kenapa? Apa kamu sudah tidak sabar untuk bercerai denganku, agar kamu bisa menjalin hubungan dengan Ethan?"
Jillian menanggapi tuduhan Jeffran dengan senyum sinisnya, bahkan Jillian sengaja menantang Jeffran dengan mata menghunus tajam.
"Tidak usah memutarbalikan fakta. Kamu sendiri yang sudah tidak sabar untuk segera bercerai dan terbebas dari tanggung jawabmu. Tapi ingat, selamanya aku tidak akan pernah menyerahkan anakku padamu." Jillian berdiri dan berbalik hendak menuju kamarnya. Namun perkataan Jeffran lagi-lagi mengurungkan niatnya.
"Tanggung jawab? Sebenarnya aku tidak punya tanggung jawab apapun padamu dan anak dalam kandunganmu. Jika bukan karena orangtuaku juga Jordan, aku tidak akan mau menikahimu dan memberikan namaku untuk anak dalam kandunganmu." Giliran Jeffran yang mengulas senyum sinisnya, memancing emosi Jillian yang memang sudah hampir sampai ubun-ubun.
"Aku pegang kata-katamu. Jangan pernah berubah pikiran, apapun yang terjadi. Karena aku benar-benar tidak akan menyerahkan anakku padamu," ujar Jillian, lalu berjalan dengan langkah lebar menuju kamarnya.
*************************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
pensi
jadi makin ketat si Jeff, tapi emang bikin risih kalo pake bodyguard segala. yang penting amaan
2023-02-26
1
meE😊😊
hati2 jef ucapan mu itu akn mnjdi boomerang buat mu sndri
2023-01-08
1
Nindira
Jeffran kamu bakal nyesel udah ngomong kaya gitu ke Jilian kalau kamu tahu fakta yang sebenarnya
2022-10-31
1