Matahari berada tepat di atas kepala. Namun terik sinarnya terhalang rimbunnya pepohonan besar yang mengitari sebuah Jungle Resort dimana Jillian berada. Dirinya tidaklah sendirian, didepannya duduk Ethan yang sudah beberapa minggu ini meminta untuk bertemu dengannya.
Sebelumnya Jillian selalu menolak, karena keberadaan para pengawal yang ditugaskan Jeffran selalu membuatnya tidak nyaman. Jillian juga takut jika para pengawal itu dan juga Jeffran, akan menyakiti Ethan. Karena Ethan tidak mengindahkan ancaman Jeffran untuk menjauhi Jillian.
Namun kali ini, Jillian berhasil kabur dari pengawasan para pengawal, setelah berpura-pura ke toilet kampus begitu selesai mengikuti kuliah. Padahal dirinya menyelinap melalui jalan belakang dan segera masuk ke dalam mobil berwarna maroon yang terparkir diluar gerbang. Dimana Ethan sudah menunggu di belakang kemudinya. Dan tanpa membuang waktu, Ethan bergegas melajukan mobilnya menuju Jungle Resort yang memerlukan waktu tempuh 1 jam dari kampus mereka.
"Jillian ... aku senang, akhirnya kita bisa bicara dengan leluasa. Begitu banyak yang ingin aku tanyakan. Tapi para pengawal Kak Jeff selalu melarangku mendekatimu. Untunglah kamu mengajakku bertemu, dan kamu bisa kabur dari pengawasan para pengawal itu." Ethan terdengar sangat antusias, sementara Jillian menanggapinya dengan senyum tipis.
"Sekarang ceritakan padaku, bagaimana pernikahanmu dengan Kak Jeff? Apa kamu bahagia Jill?" Ethan memandang ke dalam netra Jillian yang terlihat sendu.
"Apa menurutmu aku akan bahagia menikah dengan laki-laki yang tidak aku cintai? Aku bahkan tidak menyukai sikapnya yang arogan." Jawaban serta raut malas Jillian justru menarik lengkungan di kedua sudut bibir Ethan. Dirinya bahkan terlihat jauh lebih bersemangat dibanding sebelumnya. Seolah harapan yang sempat pupus saat mendengar pernikahan Jillian dan Jeffran, mendadak kembali muncul.
"Kalau kamu tidak bahagia, kenapa kamu tidak bercerai saja dengan Kak Jeff?" tanya Ethan.
"Kalau bisa, aku pasti sudah bercerai dengannya. Tapi Jeffran tidak akan menceraikanku sampai anakku lahir, dan berhasil mengambil hak asuh anakku." Nada bicara Jillian terdengar biasa, tapi Ethan menangkap jelas kekhawatiran di wajah Jillian.
"Aku sudah menduga, kalau alasan utama pernikahanmu dengan Kak Jeff adalah karena status anak Jordan yang ada dalam kandunganmu. Tapi aku tidak menyangka kalau Kak Jeff berniat mengambil hak asuh anakmu setelah bercerai nanti." Ethan terlihat sangat prihatin dengan keadaan Jillian. Namun dirinya pun masih bingung, bagaimana caranya agar bisa membantu Jillian.
"Kamu memang ibu kandung dari anakmu, dan secara hukum adalah orang yang paling berhak mendapat hak asuh dari anak kandungmu sendiri. Tapi Kak Jeff adalah seorang CEO perusahaan besar, tentu dia bisa melakukan cara apapun untuk bisa mengambil anakmu Jill." Jillian mengangguk mengiyakan perkataan Ethan.
"Hal itulah yang selalu aku takutkan Kak, aku tidak mau menyerahkan anakku. Aku ingin pergi jauh Kak, agar Jeffran tidak bisa mengambil anakku. Bisakah Kakak membantuku? Aku sungguh tidak tahu harus meminta bantuan pada siapa," mohon Jillian.
"Tapi bantuan apa Jill?"
"Bisakah Kakak membantuku, agar aku bisa pergi ke luar negeri? Aku tidak bisa mengurus beberapa hal sendirian, karena pasti para pengawal itu akan melaporkan semua kegiatanku pada Jeffran. Aku mungkin bisa mengurus beberapa hal yang tidak dapat diwakilkan, seperti pengurusan Visa. Tapi tentunya dengan mencari kesempatan saat mereka lengah."
"Hmm, apa kamu yakin dengan keputusanmu Jill? Lalu kemana kamu akan pergi?" Ethan kembali bertanya untuk memastikan.
"Aku yakin Kak. Aku akan pergi ke Paris dan tinggal bersama dengan keluarga Tante-ku. Tolong bantu aku Kak Ethan."
"Baiklah, jika memang disana ada keluarga yang bisa kamu tuju, aku akan membantumu." Jawaban Ethan seketika membuat hati Jillian lega. Senyuman indah bahkan sudah menggantikan ekspresi khawatir Jillian yang terpampang sejak tadi.
"Aku akan membantumu Jill, aku tidak ingin kamu sedih dan menderita. Apapun akan aku lakukan untuk membantumu dan juga membahagiakanmu," ucap Ethan dalam hati.
*************************
Hari sudah menjelang petang, saat Jillian tiba di apartemen. Dengan langkah ringan, Jillian melewati ruang santai menuju kamarnya. Namun sebuah suara menghentikan langkahnya seketika.
"Jillian, dari mana saja kamu?" Jillian memandang ke sumber suara, dimana Jeffran terlihat duduk dengan mata menghunus tajam seraya melipat kedua tangan di dadanya.
"Hmm, aku hanya mencari udara segar." Jillian terlihat sedikit takut. Dirinya tidak menyangka kalau Jeffran yang biasanya pulang malam, ternyata sudah berada di apartemen.
"Kenapa kamu kabur dari pengawasan para pengawal?" Jeffran berdiri menghampiri Jillian yang refleks memundurkan dirinya beberapa langkah. Hal itu memancing kerutan di kening Jeffran.
"Aku bosan diawasi terus Jeff. Tidak bisakah kamu membiarkanku tanpa pengawasan? Kamu tahu pasti kalau aku tidak mungkin berbuat macam-macam," pinta Jillian dengan raut memelas. Perlahan Jeffran semakin mengikis jarak, dan dengan tiba-tiba melingkarkan kedua tangannya di pinggang Jillian. Jillian berusaha melepas pelukan Jeffran, tapi Jeffran justru semakin mengeratkan pelukannya.
"Tapi kamu seringkali melakukan banyak hal tanpa izinku. Aku tidak suka." Jeffran mendekatkan wajahnya ke wajah Jillian, namun Jillian mengalihkan pandangannya. Berusaha menghindari tatapan Jeffran yang terasa sangat mengintimidasi.
"Apa kamu pergi dengan Ethan?" Pertanyaan Jeffran kembali mengalihkan Jillian pada wajah dingin Jeffran.
"Kamu punya banyak pengawal untuk melaporkan apapun yang aku lakukan. Tentu kamu tahu, aku pergi kemana dan dengan siapa." Jillian tidak ingin mengambil resiko dengan berkata bohong, dirinya lebih memilih memberikan jawaban yang menggantung. Balik mencari tahu sejauh mana Jeffran mengetahui apa yang dilakukannya hari ini.
"Aku memang tidak tahu kamu pergi kemana, tapi aku tahu kamu pergi dengan siapa," ucap Jeffran dengan wajah hanya berjarak beberapa centimeter saja dari wajah Jillian.
"Aku sudah bilang kan Jill, kalau aku tidak suka kamu dekat dengan Ethan. Tapi kamu malah sengaja pergi dengannya. Aku tidak suka Jill. Aku benar-benar tidak menyukainya." Selepas mengatakan kekesalannya, tiba-tiba Jeffran mendaratkan bibirnya di bibir ranum Jillian. Tentu saja hal ini memancing kemarahan Jillian.
Plak ...
Sebuah tamparan refleks didaratkan Jillian di pipi kiri Jeffran. Diikuti dorongan kasar di tubuh Jeffran, mencoba melepas dekapan Jeffran yang sangat posesif. Namun pelukan Jeffran justru semakin menguat, bekas tamparan Jillian pun seolah tidak berarti apa-apa baginya. Meskipun pipi Jeffran terlihat memerah dan meninggalkan rasa panas dan perih.
"Ingat, kamu istriku, Jill. Aku sungguh tidak suka jika milikku diganggu."
*************************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
pensi
mulai kelihatan sukanya
2023-03-08
1
pensi
sebagai orang penengah dan menjadi pemberi solusi, pasti mengalami hal serupa.
2023-03-08
1
Amelia Syharlla
kok selalu pergi si Thor
2023-02-12
1