Bekerja di Kantor

Gwen menuju halaman belakang gedung kantor. Segala kesedihan ia tumpahkan, ia menangis sejadinya di sana. Hingga seorang menepuk pundaknya. Gwen menoleh melihat siapa yang menepuk pundaknya.

"Kau...?" Gwen sangat terkejut karena yang menepuk pundaknya adalah malaikat itu.

"Mengapa Kau di sini? Kau ingin menghiburku?" ucap Gwen sinis.

"Sepertinya Kau tak perlu dihibur. Mengapa sedih sekali. Itu hanya seonggok daging, semua orang akan mengalaminya. Nyatanya kamu masih di sini, masih bisa melakukan banyak hal." ucapnya dengan tenang.

"Kamu memang tidak berperasaan! Bagaimana dengan Ben dan Mamaku?" tanya Gwen dengan ketus.

"Mereka hanya bersedih sebentar, lihat saja mereka akan menjalani hidup dengan biasa lagi, dengan atau tanpamu."

Gwen menunduk merenungkan ucapan Malaikat itu.

"Aku..." Sosok Malaikat itu telah menghilang, Gwen menghela napasnya lalu masuk kembali ke ruangannya.

"Dari mana saja kamu La?" tanya Winda.

"Aku tiba tiba teringat mobilku, aku mencarinya." Itu jawaban yang ada di pikiran Gwen.

" Sudah ketemu?" Gwen menggeleng. Winda tersenyum, lalu memencet nomor ruangan sopir.

"Halo, Pak Ipul, kemarin mobil Laura di parkir di mana?" tanya Laura melalui sambungan langsung kantornya.

"Oh, Bu Laura sudah masuk ya?" tanya suara di seberang.

"Iya, dia bingung cari mobilnya ini!"

"Saya parkir di dekat pintu keluar kok, seperti biasanya parkir."

"Oke Pak, terima kasih."

"Sama sama Bu."

Winda meletakan gagang telepon, dan tersenyum pada Gwen, "Masalah selesai!"

"Terima kasih Winda!" Ucap Gwen dengan tulus.

"Tumben Lo pake outer itu? Gue pikir sudah terkubur di dalam lemari." ucap Winda sambil menunjuk outer batik yang dikenakan Gwen.

"Ya, ini memang sudah terkubur di dalam sekali. Gue pingin ganti penampilan saja." Jawab Gwen sambil tertawa kecil.

"Makasih sudah dipakai, gue senang akhirnya Lo sedikit bisa menghargai diri Lo sendiri."

"Maksudnya?" Gwen heran.

"Lo terlalu keras bekerja, harusnya Lo yang pantas jadi Manajer, tapi Lo kalah sama orang yang menjilat dan berpenampilan menarik, tapi otaknya kosong. Gue ga rela."

Gwen semakin tidak mengerti maksud Winda.

"Win, maaf, gue bukannya sengaja atau berlagak nego, tapi sejak kejadian kemarin ada beberapa hal yang ga bisa gue inget. Bisa bantu tolong jelaskan ucapannya barusan." Gwen berkata sambil menatap Winda dengan penuh harap.

"Katrin jadi manager keuangan sementara, padahal Lo tau, dia itu sales, bukan akunting atau finance. Baca laporan keuangan saja ga ngerti, kok mau jadi manager!" cerocos Winda.

"Manager keuangan sebelumnya?"

"Pak Bayu? Dia mutasi ke Medan, dan gosipnya, Katrin itu rekomendasi Pak Bayu. Yang lebih penting lagi dari desas desus yang ada, Pak Bayu pernah tidur dengan Katrin." Winda sedikit berbisik saat mengucapkan kata yang terakhir.

"Oya?" Gwen terkejut.

"Bukan cuma sekali, tapi sering. Ada OB yang pernah mergokin mereka kuda kudaan di ruangan Pak Bayu, selepas jam kantor." Winda memelankan suaranya. Gwen melotot sambil menutup mulutnya dengan tangan.

"Pak Bayu sudah menikah?" tanya Gwen dengan polos.

Winda menganguk cepat, "Dan bukan cuma dengan Pak Bayu, dia pernah juga sama Pak Broto manager pamasaran, bosnya. Alan pernah melihat mereka pangku pangkuan di ruangan Pak Broto. Gak mungkin kan cuma flitring, pasti ujung-ujungnya main kuda kudaan juga." Gwen semakin terkejut mendengarnya.

"Seru seru...!" Gwen tersenyum lepas, tak percaya kisah kisah yang biasa dia baca untuk skrip ftv, atau sinetron, ternyata ada juga di kenyataan.

"Seru gimana? Dasar ya Lo. Btw, biasanya Lo menangapi gosip selalu dengan tampang kalem, ini malah bilang seru. Apa efek tembakan itu membuat otak Lo agak geser?"

Gwen tertawa mendengar analisis Winda tentang dirinya.

Mereka lalu melanjutkan pekerjaan.

Menjelang jam pulang, Gwen telah menyelesaikan beberapa pekerjaan, dia berseluncur membaca berita yang sedang tranding.

Berita kematian dan pemakaman Gwen yang ada hampir di seluruh media online.

Gwen melihat foto Ben yang mengenakan kacamata hitam saat pemakaman. Ingin rasanya Gwen menghubungi lelaki itu, dan mengatakan " Gue masih hidup, Ben!"

Tapi, itu tidak mungkin.

Gwen membaca catatan Laura, mengambil surat rumah di kantor Ben.

Gwen berencana ke sana ingin menemui Ben.

Episodes
1 Prolog
2 Gwen dan Ben
3 Lisa
4 Perjalanan Ke Bogor
5 Berkunjung Ke Orang Tua Ben
6 Lisa dan keluarganya
7 Gwen di rumah Ben
8 Drama Keluarga
9 Kabar Baik
10 Aku akan menjagamu
11 Kejadian Naas
12 Meninggalkan Dunia
13 Keajaiban
14 Mengaku pada Lisa
15 Pesan Laura
16 Ke tempat kerja
17 Pemakaman
18 Bekerja di Kantor
19 Penghormatan untuk Kematian dan kelahiran kembali
20 Membeli Motor
21 Mengisi waktu Liburan
22 Kehidupan Laura
23 Cerita di pagi hari
24 Makan siang bersama Ben
25 Kejadian di Club' Malam
26 Cerita Alan, Gwen cemas
27 Persiapan Pulang
28 Kenangan akan Gwen
29 Rahasia Miranda
30 Pulang
31 Yogya dimalam hari
32 Kegagalan Laura
33 Acara Pernikahan Sepupu Laura
34 Pesta Pernikahan
35 Kisah Cinta Laura
36 Kembali ke Jakarta
37 Ben mengunjungi Laura
38 Bertemu Ibu Ben
39 Di perusahaan Wisnu
40 Pertemuan Lisa dan Dirga
41 Kejadian Buruk Menimpa Prisa
42 Pengenalan cabang baru
43 kejadian saat pembukaan toserba
44 Kejadian tak terduga
45 Curahan hati Prisa
46 Bersama Ben
47 Rahasia Gwen
48 Rencana Berbuat Baik
49 Kisah cinta Laura dan Lisa
50 Lelang
51 Bestie
52 Curhatan Dirga
53 Kejadian di tempat parkir
54 kisah cinta Prisa
55 Jujur Pada Wisnu
56 Double Date
57 Hmmmm
58 Bingung
59 Ternyata berteman
60 Drama di pagi hari
61 Makan Malam Bersama Keluarga Dirga
62 Benang Kusut mulai terurai
63 Wisnu dan Katrin
64 Pertemuan dengan Pras
65 Acara mengenang Gwen
66 Reuni
67 Radit
68 Sehari Bersama Radit
69 setelah kembali
70 Jane
71 Pertemuan dengan Radit Lagi
72 Ben dan Jane
73 Cerita
74 Ben Telah Berubah
75 Dewa ke Jakarta
76 Kecelakaan
77 Mengantar Dewa
78 Pengakuan Dina
79 Jawaban Laura
80 Lisa patah hati
81 Dewa akan pulang
82 Saling Mencintai
83 Cerita Pagi Hari
84 Di rumah Radit
85 Bersama Keluarga Radit
86 Rahasia Ben
87 Laura menghilang
88 Pertemuan dengan Nora
89 Laura Pulang
90 Cerita Radit
91 Pertemuan dengan Ben kembali
92 Papa Mama kembali bersama
93 Ben Mampir
94 Cemburu
95 kemampuan tersembunyi Laura
96 Ingin Tau Masa Lalu Laura
97 Mencari Tau Masa Lalu
98 Teka Teki
99 Berkabar dengan Dewa
100 Mengunjungi Nora
101 Malam Bersama Ben
102 Bertemu dengan Dina
103 Dirga Berubah
104 Pergi ke Puncak
105 Kisah mengejutkan Laura
106 Pengakuan Dirga
107 Kembali seperti biasa
108 Cerita pada Lisa
109 Rencana Penyelidikan
110 Bertemu Dokter Kandungan
111 Kejadian Di teras rumah
112 Break
113 Jalan ke Mall
114 Pergi ke Yogyakarta
115 Menikmati Malam di Yogyakarta
116 Pantai
117 Persiapan Pesta
118 Pesta Ulang Tahun Alina
119 Frea
120 Nova
121 Sampai Yogya kembali
122 Kepastian
123 Putus
124 Berkunjung ke rumah Laura
125 Lampu Hijau
126 Pulang ke Jakarta
127 Batas antara Napsu dan Cinta
128 Kecewa
129 Kegiatan Sosial
130 Cerita Ben
131 Kecelakaan
132 Akhir
Episodes

Updated 132 Episodes

1
Prolog
2
Gwen dan Ben
3
Lisa
4
Perjalanan Ke Bogor
5
Berkunjung Ke Orang Tua Ben
6
Lisa dan keluarganya
7
Gwen di rumah Ben
8
Drama Keluarga
9
Kabar Baik
10
Aku akan menjagamu
11
Kejadian Naas
12
Meninggalkan Dunia
13
Keajaiban
14
Mengaku pada Lisa
15
Pesan Laura
16
Ke tempat kerja
17
Pemakaman
18
Bekerja di Kantor
19
Penghormatan untuk Kematian dan kelahiran kembali
20
Membeli Motor
21
Mengisi waktu Liburan
22
Kehidupan Laura
23
Cerita di pagi hari
24
Makan siang bersama Ben
25
Kejadian di Club' Malam
26
Cerita Alan, Gwen cemas
27
Persiapan Pulang
28
Kenangan akan Gwen
29
Rahasia Miranda
30
Pulang
31
Yogya dimalam hari
32
Kegagalan Laura
33
Acara Pernikahan Sepupu Laura
34
Pesta Pernikahan
35
Kisah Cinta Laura
36
Kembali ke Jakarta
37
Ben mengunjungi Laura
38
Bertemu Ibu Ben
39
Di perusahaan Wisnu
40
Pertemuan Lisa dan Dirga
41
Kejadian Buruk Menimpa Prisa
42
Pengenalan cabang baru
43
kejadian saat pembukaan toserba
44
Kejadian tak terduga
45
Curahan hati Prisa
46
Bersama Ben
47
Rahasia Gwen
48
Rencana Berbuat Baik
49
Kisah cinta Laura dan Lisa
50
Lelang
51
Bestie
52
Curhatan Dirga
53
Kejadian di tempat parkir
54
kisah cinta Prisa
55
Jujur Pada Wisnu
56
Double Date
57
Hmmmm
58
Bingung
59
Ternyata berteman
60
Drama di pagi hari
61
Makan Malam Bersama Keluarga Dirga
62
Benang Kusut mulai terurai
63
Wisnu dan Katrin
64
Pertemuan dengan Pras
65
Acara mengenang Gwen
66
Reuni
67
Radit
68
Sehari Bersama Radit
69
setelah kembali
70
Jane
71
Pertemuan dengan Radit Lagi
72
Ben dan Jane
73
Cerita
74
Ben Telah Berubah
75
Dewa ke Jakarta
76
Kecelakaan
77
Mengantar Dewa
78
Pengakuan Dina
79
Jawaban Laura
80
Lisa patah hati
81
Dewa akan pulang
82
Saling Mencintai
83
Cerita Pagi Hari
84
Di rumah Radit
85
Bersama Keluarga Radit
86
Rahasia Ben
87
Laura menghilang
88
Pertemuan dengan Nora
89
Laura Pulang
90
Cerita Radit
91
Pertemuan dengan Ben kembali
92
Papa Mama kembali bersama
93
Ben Mampir
94
Cemburu
95
kemampuan tersembunyi Laura
96
Ingin Tau Masa Lalu Laura
97
Mencari Tau Masa Lalu
98
Teka Teki
99
Berkabar dengan Dewa
100
Mengunjungi Nora
101
Malam Bersama Ben
102
Bertemu dengan Dina
103
Dirga Berubah
104
Pergi ke Puncak
105
Kisah mengejutkan Laura
106
Pengakuan Dirga
107
Kembali seperti biasa
108
Cerita pada Lisa
109
Rencana Penyelidikan
110
Bertemu Dokter Kandungan
111
Kejadian Di teras rumah
112
Break
113
Jalan ke Mall
114
Pergi ke Yogyakarta
115
Menikmati Malam di Yogyakarta
116
Pantai
117
Persiapan Pesta
118
Pesta Ulang Tahun Alina
119
Frea
120
Nova
121
Sampai Yogya kembali
122
Kepastian
123
Putus
124
Berkunjung ke rumah Laura
125
Lampu Hijau
126
Pulang ke Jakarta
127
Batas antara Napsu dan Cinta
128
Kecewa
129
Kegiatan Sosial
130
Cerita Ben
131
Kecelakaan
132
Akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!