Gwen di rumah Ben

Gwen tertidur di ayunan dengan nyenyak, terdengar dengkuran halus. Agnes tidak tega untuk menggangu tidur kekasih kakaknya itu.

"Loh, mana Gwen?" tanya Ibu.

"Dia masih tidur Bu." jawab Agnes sambil menuang kopi dari botol Starbucks pemberian dari Gwen.

"Capek ya jadi artis.. Kamu itu loh Ben, kok bisa bisanya ketemu dan pacaran sama artis seperti Gwen?" ujar Ibu sambil menunjuk Ben.

Ben tertawa mendengar pertanyaan Ibu.

"Aku bertemu Gwen karena membantu Mamanya urusan jual beli apartemen. Mamanya teman Pak Bimo, atasanku. Selain bisnis restoran dan salon, Mama Gwen juga punya beberapa properti, yang disewakan."

"Lalu Gwen juga ikut punya bisnis properti juga kah?" celetuk Agnes.

"Tidak. Gwen lebih menyukai dunia hiburan. Gwen sudah main film sejak SD, sampai sekarang." Jawab Ben sambil memakan bakwan jagung buatan ibu.

"Iya, Ibu saja sampai mewek kalo nonton filmnya. Apalagi nonton sinetronnya, Ibu harus siapkan tissue. Aktingnya itu loh, bisa banget jadi orang yang tersakiti, tanpa perlawanan."

"Jadi itu alasan Ibu menguasai televisi tiap malam, nonton sinetron." Ayah berkata sambil geleng-geleng kepala.

"Loh, Ibu itu menonton filmnya calon mantu loh Yah." Ibu memberi alasan pada Ayah.

"Kak Ben pacaran sama Gwen bener bener cintailah? Atau cuma ingin popularitas?" Agnes menyelidiki.

"Cinta dong... Awalnya kupikir dia sama seperti artis atau selebriti pada umumnya, tapi Gwen punya inner beauty yang membuat aku jatuh cinta padanya."

"Apa itu kak?" Agnes bertanya sambil menyangga dagunya dengan satu tangan memperhatikan Ben.

"Gwen itu tulus melakukan apapun. Aku pernah ngajak dia makan nasi goreng gerobakan di depan komplek rumah, dia gak masalah. Mau menyapa tetangga yang lewat. Dia bisa menempatkan dirinya."

"Dia lebih dewasa daripada usianya ya."

Ben menganguk membenarkan pernyataan Agnes.

"Terus Gwen itu kekurangan apa sih? Seperti nya Ibu kok belum nemu jeleknya dia."

"Ibu kebanyakan nonton gosip atau ngrumpi di wa grup arisan itu!" celetuk Agnes.

Gwen yang terbangun mendengarkan keluarga Ben membicarakan tentang dirinya. Gwen tersenyum geli sendiri mendengar perkataan dan pertanyaan Ibu.

"Suara saya jelek loh Bu.." Gwen menjawab sambil berjalan masuk ke ruang makan bergabung bersama keluarga Ben.

"Saya juga tidak bisa masak." lanjut Gwen.

Ibu terkejut melihat Gwen yang tiba tiba masuk.

"Loh, sudah bangun kamu Nak."

"Iya Bu."

"Ayo sini kita makan sama sama!" ajak Ibu sambil mengambilkan piring dan sendok untuk Gwen.

Gwen menerima piring dan sendok dari Ibu lalu duduk di samping Agnes.

Gwen mencomot bakwan jagung yang sedari tadi menggodanya.

"Hmmm.... enak sekali !" Gwen tersenyum sambil mengacungkan jempolnya.

"Ini sayur asemnya!" Ibu mendekatkan panci yang berisi sayur asam ke Gwen.

Gwen mengambil nasi putih tanpa di suruh lagi, lalu mengambil sayur asam, lalu ia mengambil sambal, tak lupa ikan asin dan tahu ditambahkan di piring. Gwen menyantap makanan di piringnya dengan lahap.

Agnes tak menyia-nyiakan kesempatan itu, dia merekam aksi makan Gwen yang apa adanya itu dan langsung ia post pada story instagramnya.

"Ini siapa yang memasaknya?" tanya Gwen.

"Ibu yang memasak, gimana?"

"Tak ada komplain. Enak... Apakah aku boleh tambah lagi?"

"Ambillah Nak!" sahut Ibu Ben , yang syok melihat Gwen saat makan, seperti orang yang belum makan tiga hari.

Gwen mengambil nasi dengan centong, lalu sayur asamnya, tak lupa ikan asinnya.

Ibu Ben memfoto Gwen saat makan, lalu mengambil foto selfie mereka berdua.

Ibu Ben memposting fotonya bersama Gwen di facebook, dan diberi caption Sehari bersama calon mantu

Gwen menepuk perutnya tanda kenyang.

***

Lisa mengikuti Wisnu berjalan keluar mall. Wisnu masuk ke KFC di dekat pintu utama mall, memesan beberapa menu. Setelah membayar dan menunggu pesanannya. Selama menunggu Wisnu, Lisa duduk dengan sabar.

Wisnu bergegas menghampiri Lisa sambil membawa kantong makanan berlogo Pak Tua berjenggot itu.

"Makanlah! Kamu pasti belum makan sianh" Wisnu menyerahkan kantong makanan tersebut ke Lisa.

Lisa mengambil nasi dan ayam goreng crispy.

"Kita makan di mobil saja ya."

Lisa mengangguk sambil memakan nasi dan ayamnya.

"Sejak kapan Papa sakit Mas?" tanya nya sambil mengunyah nasi dan ayam.

"Sudah dua hari ini. Papa memintaku mencari kamu. Kangen katanya. Kamu tidak pernah ke rumah lagi, sejak Mama Wulan meninggal."

Lisa hanya diam mendengarkan Wisnu.

Lisa segera menghabiskan makanannya, lalu memakan kentang goreng.

"Niken pulang ke rumah?"

"Gak, kini Niken tinggal di Surabaya ikut suaminya."

Sebenarnya Niken hanya malas mendengar ocehan mamanya tentang Lisa dan Mamanya.

Wisnu juga jarang pulang, sejak membeli rumah peninggalan Mamanya Lisa.

Wisnu sengaja merahasiakan identitasnya saat membeli supaya Lisa tidak menolak. Wisnu membeli tanpa menawar.

Saat itu Lisa menjual rumah peninggalan Mamanya dengan bantuan Gwen dan Ben. Uang hasil penjualan sengaja disimpan oleh Lisa, sebagian didepositokan, dan dibelikan aset dan disimpan di bank untuk keperluan yang mendesak sesuai saran Gwen. Wisnu meminta Gwen dan Ben merahasiakan semuanya.

Wisnu memarkir mobil di garasi, ada beberapa mobil yang terparkir di sana.

Hmmm... Di rumah ini setiap orang saja punya satu mobil, sedangkan aku dan mama, harus berjuang untuk bertahan hidup. Mimpi naik mobil setiap hari itu cuma angan angan saja...

Lisa turun dari mobil melihat sekeliling rumah.

"Sepi di rumah.." ucapnya.

"Ya begitulah setiap harinya. Mamaku hampir setiap hari sibuk dengan urusan arisan ini dan itu. Prisa ke kampus. Papa di rumah dengan Mbok Mien. Sejak Mama Wulan pergi dari rumah ini beginilah kehidupan kami, untunglah Mbok Mien masih mau tinggal membantu kami mengurus rumah.

Wisnu masuk ke rumah diikuti Lisa. Mereka masuk ke kamar utama, tempat Papa sedang beristirahat.

Prima yang sedang tertidur terbangun mendengar pintu kamarnya dibuka. Ia tersenyum melihat Lisa datang.

Lisa menghampiri Papanya. "Bagaimana keadaan Papa hari ini?"

"Seperti yang kamu lihat. Papa hanya bisa terbaring di tempat tidur saja." Prima berusaha menegakkan tubuhnya untuk duduk, Lisa membantu Papanya, memegang lengannya dan menata bantal untuk menahan punggungnya.

"Papa senang kamu datang. Maaf seribu hari Mamamu kemarin tidak bisa hadir karena ada pekerjaan di Surabaya."

Lisa mengerutkan keningnya, karena dia telah mengundang Papanya seminggu sebelum acara. Biasanya Papa selalu hadir pada peringatan Mamanya, namun kemarin tidak. Lisa merasa ada yang tidak beres, tapi ya sudahlah. Dia telah melupakannya.

"Tidak apa apa Pa, Gwen dan Mas Wisnu yang membantu."

"Iya, tapi Niken saja sampai tahu, kok Papa tidak diberitahu?"

Lisa dan Wisnu terkejut mendengar ucapan Papanya.

"Lisa mengundang kita semua Pa, seminggu sebelum acara." ucap Wisnu pelan sambil mendekati Papanya.

Prima terdiam, sejenak dia mengingat beberapa kejadian saat itu.

Dia tersentak saat itu dia tak sengaja melihat Mita menaruh ponselnya tergesa-gesa saat ia keluar dari kamar mandi. Prima memejamkan matanya sejenak untuk menenangkan hatinya. Lisa mengetahui Papanya merasakan ada hal yang tidak beres. Ia menggenggam tangan papanya, meskipun Papanya jarang di dekatnya, namun ia sangat menyayanginya. Ingatan masa kecil yang indah saat liburan bersama Papa, Mamanya, Mas Wisnu, dan Mbak Niken. Kenangan indah itu yang selalu ada di kepala Lisa tentang keluarganya.

Episodes
1 Prolog
2 Gwen dan Ben
3 Lisa
4 Perjalanan Ke Bogor
5 Berkunjung Ke Orang Tua Ben
6 Lisa dan keluarganya
7 Gwen di rumah Ben
8 Drama Keluarga
9 Kabar Baik
10 Aku akan menjagamu
11 Kejadian Naas
12 Meninggalkan Dunia
13 Keajaiban
14 Mengaku pada Lisa
15 Pesan Laura
16 Ke tempat kerja
17 Pemakaman
18 Bekerja di Kantor
19 Penghormatan untuk Kematian dan kelahiran kembali
20 Membeli Motor
21 Mengisi waktu Liburan
22 Kehidupan Laura
23 Cerita di pagi hari
24 Makan siang bersama Ben
25 Kejadian di Club' Malam
26 Cerita Alan, Gwen cemas
27 Persiapan Pulang
28 Kenangan akan Gwen
29 Rahasia Miranda
30 Pulang
31 Yogya dimalam hari
32 Kegagalan Laura
33 Acara Pernikahan Sepupu Laura
34 Pesta Pernikahan
35 Kisah Cinta Laura
36 Kembali ke Jakarta
37 Ben mengunjungi Laura
38 Bertemu Ibu Ben
39 Di perusahaan Wisnu
40 Pertemuan Lisa dan Dirga
41 Kejadian Buruk Menimpa Prisa
42 Pengenalan cabang baru
43 kejadian saat pembukaan toserba
44 Kejadian tak terduga
45 Curahan hati Prisa
46 Bersama Ben
47 Rahasia Gwen
48 Rencana Berbuat Baik
49 Kisah cinta Laura dan Lisa
50 Lelang
51 Bestie
52 Curhatan Dirga
53 Kejadian di tempat parkir
54 kisah cinta Prisa
55 Jujur Pada Wisnu
56 Double Date
57 Hmmmm
58 Bingung
59 Ternyata berteman
60 Drama di pagi hari
61 Makan Malam Bersama Keluarga Dirga
62 Benang Kusut mulai terurai
63 Wisnu dan Katrin
64 Pertemuan dengan Pras
65 Acara mengenang Gwen
66 Reuni
67 Radit
68 Sehari Bersama Radit
69 setelah kembali
70 Jane
71 Pertemuan dengan Radit Lagi
72 Ben dan Jane
73 Cerita
74 Ben Telah Berubah
75 Dewa ke Jakarta
76 Kecelakaan
77 Mengantar Dewa
78 Pengakuan Dina
79 Jawaban Laura
80 Lisa patah hati
81 Dewa akan pulang
82 Saling Mencintai
83 Cerita Pagi Hari
84 Di rumah Radit
85 Bersama Keluarga Radit
86 Rahasia Ben
87 Laura menghilang
88 Pertemuan dengan Nora
89 Laura Pulang
90 Cerita Radit
91 Pertemuan dengan Ben kembali
92 Papa Mama kembali bersama
93 Ben Mampir
94 Cemburu
95 kemampuan tersembunyi Laura
96 Ingin Tau Masa Lalu Laura
97 Mencari Tau Masa Lalu
98 Teka Teki
99 Berkabar dengan Dewa
100 Mengunjungi Nora
101 Malam Bersama Ben
102 Bertemu dengan Dina
103 Dirga Berubah
104 Pergi ke Puncak
105 Kisah mengejutkan Laura
106 Pengakuan Dirga
107 Kembali seperti biasa
108 Cerita pada Lisa
109 Rencana Penyelidikan
110 Bertemu Dokter Kandungan
111 Kejadian Di teras rumah
112 Break
113 Jalan ke Mall
114 Pergi ke Yogyakarta
115 Menikmati Malam di Yogyakarta
116 Pantai
117 Persiapan Pesta
118 Pesta Ulang Tahun Alina
119 Frea
120 Nova
121 Sampai Yogya kembali
122 Kepastian
123 Putus
124 Berkunjung ke rumah Laura
125 Lampu Hijau
126 Pulang ke Jakarta
127 Batas antara Napsu dan Cinta
128 Kecewa
129 Kegiatan Sosial
130 Cerita Ben
131 Kecelakaan
132 Akhir
Episodes

Updated 132 Episodes

1
Prolog
2
Gwen dan Ben
3
Lisa
4
Perjalanan Ke Bogor
5
Berkunjung Ke Orang Tua Ben
6
Lisa dan keluarganya
7
Gwen di rumah Ben
8
Drama Keluarga
9
Kabar Baik
10
Aku akan menjagamu
11
Kejadian Naas
12
Meninggalkan Dunia
13
Keajaiban
14
Mengaku pada Lisa
15
Pesan Laura
16
Ke tempat kerja
17
Pemakaman
18
Bekerja di Kantor
19
Penghormatan untuk Kematian dan kelahiran kembali
20
Membeli Motor
21
Mengisi waktu Liburan
22
Kehidupan Laura
23
Cerita di pagi hari
24
Makan siang bersama Ben
25
Kejadian di Club' Malam
26
Cerita Alan, Gwen cemas
27
Persiapan Pulang
28
Kenangan akan Gwen
29
Rahasia Miranda
30
Pulang
31
Yogya dimalam hari
32
Kegagalan Laura
33
Acara Pernikahan Sepupu Laura
34
Pesta Pernikahan
35
Kisah Cinta Laura
36
Kembali ke Jakarta
37
Ben mengunjungi Laura
38
Bertemu Ibu Ben
39
Di perusahaan Wisnu
40
Pertemuan Lisa dan Dirga
41
Kejadian Buruk Menimpa Prisa
42
Pengenalan cabang baru
43
kejadian saat pembukaan toserba
44
Kejadian tak terduga
45
Curahan hati Prisa
46
Bersama Ben
47
Rahasia Gwen
48
Rencana Berbuat Baik
49
Kisah cinta Laura dan Lisa
50
Lelang
51
Bestie
52
Curhatan Dirga
53
Kejadian di tempat parkir
54
kisah cinta Prisa
55
Jujur Pada Wisnu
56
Double Date
57
Hmmmm
58
Bingung
59
Ternyata berteman
60
Drama di pagi hari
61
Makan Malam Bersama Keluarga Dirga
62
Benang Kusut mulai terurai
63
Wisnu dan Katrin
64
Pertemuan dengan Pras
65
Acara mengenang Gwen
66
Reuni
67
Radit
68
Sehari Bersama Radit
69
setelah kembali
70
Jane
71
Pertemuan dengan Radit Lagi
72
Ben dan Jane
73
Cerita
74
Ben Telah Berubah
75
Dewa ke Jakarta
76
Kecelakaan
77
Mengantar Dewa
78
Pengakuan Dina
79
Jawaban Laura
80
Lisa patah hati
81
Dewa akan pulang
82
Saling Mencintai
83
Cerita Pagi Hari
84
Di rumah Radit
85
Bersama Keluarga Radit
86
Rahasia Ben
87
Laura menghilang
88
Pertemuan dengan Nora
89
Laura Pulang
90
Cerita Radit
91
Pertemuan dengan Ben kembali
92
Papa Mama kembali bersama
93
Ben Mampir
94
Cemburu
95
kemampuan tersembunyi Laura
96
Ingin Tau Masa Lalu Laura
97
Mencari Tau Masa Lalu
98
Teka Teki
99
Berkabar dengan Dewa
100
Mengunjungi Nora
101
Malam Bersama Ben
102
Bertemu dengan Dina
103
Dirga Berubah
104
Pergi ke Puncak
105
Kisah mengejutkan Laura
106
Pengakuan Dirga
107
Kembali seperti biasa
108
Cerita pada Lisa
109
Rencana Penyelidikan
110
Bertemu Dokter Kandungan
111
Kejadian Di teras rumah
112
Break
113
Jalan ke Mall
114
Pergi ke Yogyakarta
115
Menikmati Malam di Yogyakarta
116
Pantai
117
Persiapan Pesta
118
Pesta Ulang Tahun Alina
119
Frea
120
Nova
121
Sampai Yogya kembali
122
Kepastian
123
Putus
124
Berkunjung ke rumah Laura
125
Lampu Hijau
126
Pulang ke Jakarta
127
Batas antara Napsu dan Cinta
128
Kecewa
129
Kegiatan Sosial
130
Cerita Ben
131
Kecelakaan
132
Akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!