Drama Keluarga

Suara mobil terdengar masuk ke garasi. Mita, Mama Wisnu pulang dari belanja bersama teman teman sosialitanya. Tangannya menenteng brand LV dan Gucci, ia melihat mobil Wisnu terparkir. Lalu masuk ke rumah melihat ke kamarnya.

Betapa terkejutnya ketika melihat Lisa sedang menyuapi Prima di atas tempat tidur.

"Oh, rupanya ada anak kesayangan datang ya! Kamu yang ajak dia ke mari, Wisnu?" hardik Mita, sambil menatap Lisa dengan sinis, dan mengarahkan jari telunjuknya ke Wisnu.

"A-aku yang menyuruhnya mengajak Lisa kemari." Ucap Prima dengan susah payah karena kondisi tubuhnya yang masih lemah.

"Mama, Papa sedang sakit. Biarlah Papa sehat dulu. Mama juga darimana? Bukannya merawat Papa, malah pergi keluyuran gak jelas sambil ngabisin uang!" ucap Wisnu keras membalas tatapan mamanya.

"Heh..Kamu sudah berani melawan Mama ya!" Mita berkacak pinggang pada Wisnu.

Wisnu hanya menghela nafas panjang menghadapi Mamanya. Dia tak ingin memperkeruh suasana karena kondisi Papa.

Itulah alasan ia keluar dari rumah. Sejak Niken menikah, dan ikut suaminya ke Surabaya, Wisnu seakan kehilangan saudara yang sefrekuensi dengannya. Papanya sudah sibuk dengan urusan pekerjaan di kantor. Mamanya yang jarang ada di rumah, apalagi Prisa, Wisnu hanya bertemu Prisa hari Sabtu atau Minggu saja, saat ia libur dan menghabiskan waktu di rumah.

Mita berbalik, lalu meninggalkan Wisnu, Lisa, dan Papanya. Lisa melanjutkan menyuapi papanya dengan sabar. Wisnu terdiam menatap Lisa yang sedang menyuapi Papa.

"Pa, kenapa Papa tidak pernah menegur mama?"

"Mas, sudahlah, biarkan Papa makan dulu, istirahat, supaya cepat sembuh." ucap Lisa menenangkan Wisnu.

Lisa membantu Papa memegang gelas untuk minum, lalu meletakkan di meja kecil di sampingnya.

Lisa membereskan makan siang Papa, dan membawanya ke dapur.

"Sudah Non, biar Mbok saja yang nyuci. Taruh situ saja!" ucap Mbok Mien.

"Iya Mbok." Lisa mengambil gelas untuk meminta minum.

"Terima kasih sudah menjaga Bapak, Mbok." ucap Lisa.

"Sama sama Non. Mbok juga terima kasih sudah diterima di keluarga ini. Apalah Mbok ini, jika tidak ada Pak Prima dan Bu Wulan." ucap Mbok Mien lirih, sambil mencuci piring kotor di wastafel.

***

Mbok Mien dulunya adalah seorang mantan napi yang telah bebas. Karena embel embel mantan napi, dia kesulitan mendapat pekerjaan.

Malam itu Wulan, sepulang dari kantor, tempat usaha konveksi Prima, ia mempir ke swalayan untuk membeli bahan makanan untuk Prima, Wisnu, dan Niken.

Saat itu hujan deras, Mbok Mien telah lelah mencari pekerjaan ke sana sini, akhirnya berteduh di bawah pohon di depan rumah Prima.

Wulan yang melihat Mbok Mien saat hendak menutup pagar. Ia menghampiri Mbok Mien yang nyaris pingsan karena kelaparan.

Wulan menyuruhnya masuk, meminjamkan pakaian untuk dipakai Mbok Mien. Wulan membuatkan teh manis hangat dan membuatkan mie rebus dengan toping telor. Kebetulan saat itu Wisnu dan Niken juga meminta dibuatkan mie rebus untuk makan malam.

Mbok Mien makan dengan lahap, lalu berulang kali mengucapkan terima kasih pada Wulan.

Ia membereskan pering piring kotor dan membersihkan rumah selesai makan.

Setelah keluar dari ruangan kamar Prima, ia terkejut rumah terlihat lebih rapi. Ketika masuk ke dapur, ia melihat Mobil Mien sedang membersihkan dapur.

Mbok Mien menceritakan tentang dirinya dan masa lalunya dengan jujur, ia datang ke Jakarta seorang diri, karena di kampung keluarganya tidak menerimanya. Seorang bekas napi, yang membunuh suaminya!

Ya itulah masa lalu Mbok Mien, karena membela diri dari kekejaman suaminya, akhirnya dia membunuh suaminya sendiri, dan harus merelakan bayi dalam kandungannya meninggal. Suaminya seorang pemabuk dan pemakai narkoba, saat keinginannya tidak terpenuhi maka ia tak segan-segan memukuli istrinya, meskipun tengah hamil besar.

Wulan akhirnya menerima Mbok Mien untuk tinggal dan bekerja di rumah itu. Membantu mengurus rumah dan anak anak Prima.

Mbok Mien saksi kebaikan Wulan dalam mengurus Prima saat sakit hingga masa pemulihan dari stroke. Dia menyaksikan sendiri betapa sabarnya mengurus Wisnu dan Niken saat itu, mengantar jemput sekolah, membantu belajar anak anak. Kasih sayang ibu terpancar dari dalam dirinya.

Saat Prima mulai pulih, ia mulai tertarik dengan Wulan. Benih benih cinta tumbuh di hatinya. Namun Wulan hanya gadis kampung lugu yang baik. Ia sama sekali belum pernah pacaran.

Mbok Mien yang membantu Prima mendekati Wulan. Dia meyakinkan Wulan untuk menerima Prima jadi suaminya, toh istrinya telah meninggalkan dia dan tidak kembali lagi.

Karena itulah Wulan menerima Prima untuk menjadi suaminya. Lalu Mita datang setelah mendengar kabar usaha suaminya tambah maju, suaminya telah sembuh dan telah menikah lagi.

Mita tak terima mendengar itu, apalagi saat itu telah mengandung anak dari Roy, kekasihnya.

Mita telah kehabisan uang karena Roy hanyalah seorang seniman yang penghasilannya tidak pasti.

Ketika mendengar kabar tentang suami dan asisten suaminya dia langsung menuju rumahnya untuk merebut kembali semuanya.

Mbok Mien sangat merasa bersalah saat Wulan memutuskan untuk pindah rumah bersama Lisa, supaya tidak ribut terus.

Mbok Mien sebenarnya ingin ikut Wulan, namun Wulan mengatakan bahwa keluarga ini lebih membutuhkan Mbok Mien. Wulan juga akan sering datang, atau Mbok Mien bisa datang berkunjung ke rumah mereka saat senggang.

****

Prisa melanggang masuk ke dapur membuka kulkas, ia mengambil sebotol sprite dari kulkas, membukanya, dan langsung meneguk.

Betapa terkejutnya ternyata di dapur ada Lisa sedang duduk di kursi makan sambil menatapnya.

"Hei, anak kesayangan, ingat rumah juga akhirnya!" sindir Prisa sinis sambil membalas tatapan Lisa.

"Non, jika mau makan silahkan, Mbok nanti siapkan." Mbok Mien mengalihkan pembicaraan supaya Prisa tidak menyerang Lisa.

"Oh, gue ingat sekarang! Lo lagi viral gara gara ngusir cowok Lo yang selingkuh ya. Pantes makin tenar saja. Artis Setingan...!" Prisa sengaja menekan kata Setingan pada nada bicaranya.

Wisnu segera ke dapur ketika mendengar suara ribut-ribut.

"Eh, Mas Wisnu, selamat ya atas hubungannya dengan Miranda." Prisa menyapa Wisnu. Wisnu hanya terdiam.

"Oh, benarkah itu Wisnu? Kamu dengan Miranda?" Mita yang mendengar dari ruang tengah lalu menuju dapur ikut nimbrung.

Wisnu hanya mengangguk. "Kami masih tahap pengenalan Ma."

"Mama senang kamu berhubungan sama artis yang berkelas seperti Miranda!" Ucap Mita sambil melirik ke Lisa.

"Artis yang berkelas bagaimana maksudnya Ma?" tanya Wisnu heran.

"Ya itu, yang elegan gayanya, berkelas gitu. Baru baru ini dia terpilih jadi bintang iklan brand kosmetik remaja yang terkenal. Mama kenal istri pemiliknya, teman arisan Mama." terang Mita.

Lisa terdiam, dia teringat kejadian seminggu yang lalu, saat dia tiba tiba dibatalkan secara sepihak oleh pihak brand kosmetik remaja untuk jadi bintang iklannya, lalu Miranda menjadi penggantinya.

Lisa menyadari sesuatu pasti ada campur tangan dari ibu tirinya itu, namun dia belum bisa membuktikannya.

Lisa akhirnya berdiri, berlalu mengambil tasnya di kamar Prima, berpamitan pada Papanya.

Rasanya ia ingin segera keluar dari rumah itu, rasanya sangat tidak nyaman bagi dirinya.

Episodes
1 Prolog
2 Gwen dan Ben
3 Lisa
4 Perjalanan Ke Bogor
5 Berkunjung Ke Orang Tua Ben
6 Lisa dan keluarganya
7 Gwen di rumah Ben
8 Drama Keluarga
9 Kabar Baik
10 Aku akan menjagamu
11 Kejadian Naas
12 Meninggalkan Dunia
13 Keajaiban
14 Mengaku pada Lisa
15 Pesan Laura
16 Ke tempat kerja
17 Pemakaman
18 Bekerja di Kantor
19 Penghormatan untuk Kematian dan kelahiran kembali
20 Membeli Motor
21 Mengisi waktu Liburan
22 Kehidupan Laura
23 Cerita di pagi hari
24 Makan siang bersama Ben
25 Kejadian di Club' Malam
26 Cerita Alan, Gwen cemas
27 Persiapan Pulang
28 Kenangan akan Gwen
29 Rahasia Miranda
30 Pulang
31 Yogya dimalam hari
32 Kegagalan Laura
33 Acara Pernikahan Sepupu Laura
34 Pesta Pernikahan
35 Kisah Cinta Laura
36 Kembali ke Jakarta
37 Ben mengunjungi Laura
38 Bertemu Ibu Ben
39 Di perusahaan Wisnu
40 Pertemuan Lisa dan Dirga
41 Kejadian Buruk Menimpa Prisa
42 Pengenalan cabang baru
43 kejadian saat pembukaan toserba
44 Kejadian tak terduga
45 Curahan hati Prisa
46 Bersama Ben
47 Rahasia Gwen
48 Rencana Berbuat Baik
49 Kisah cinta Laura dan Lisa
50 Lelang
51 Bestie
52 Curhatan Dirga
53 Kejadian di tempat parkir
54 kisah cinta Prisa
55 Jujur Pada Wisnu
56 Double Date
57 Hmmmm
58 Bingung
59 Ternyata berteman
60 Drama di pagi hari
61 Makan Malam Bersama Keluarga Dirga
62 Benang Kusut mulai terurai
63 Wisnu dan Katrin
64 Pertemuan dengan Pras
65 Acara mengenang Gwen
66 Reuni
67 Radit
68 Sehari Bersama Radit
69 setelah kembali
70 Jane
71 Pertemuan dengan Radit Lagi
72 Ben dan Jane
73 Cerita
74 Ben Telah Berubah
75 Dewa ke Jakarta
76 Kecelakaan
77 Mengantar Dewa
78 Pengakuan Dina
79 Jawaban Laura
80 Lisa patah hati
81 Dewa akan pulang
82 Saling Mencintai
83 Cerita Pagi Hari
84 Di rumah Radit
85 Bersama Keluarga Radit
86 Rahasia Ben
87 Laura menghilang
88 Pertemuan dengan Nora
89 Laura Pulang
90 Cerita Radit
91 Pertemuan dengan Ben kembali
92 Papa Mama kembali bersama
93 Ben Mampir
94 Cemburu
95 kemampuan tersembunyi Laura
96 Ingin Tau Masa Lalu Laura
97 Mencari Tau Masa Lalu
98 Teka Teki
99 Berkabar dengan Dewa
100 Mengunjungi Nora
101 Malam Bersama Ben
102 Bertemu dengan Dina
103 Dirga Berubah
104 Pergi ke Puncak
105 Kisah mengejutkan Laura
106 Pengakuan Dirga
107 Kembali seperti biasa
108 Cerita pada Lisa
109 Rencana Penyelidikan
110 Bertemu Dokter Kandungan
111 Kejadian Di teras rumah
112 Break
113 Jalan ke Mall
114 Pergi ke Yogyakarta
115 Menikmati Malam di Yogyakarta
116 Pantai
117 Persiapan Pesta
118 Pesta Ulang Tahun Alina
119 Frea
120 Nova
121 Sampai Yogya kembali
122 Kepastian
123 Putus
124 Berkunjung ke rumah Laura
125 Lampu Hijau
126 Pulang ke Jakarta
127 Batas antara Napsu dan Cinta
128 Kecewa
129 Kegiatan Sosial
130 Cerita Ben
131 Kecelakaan
132 Akhir
Episodes

Updated 132 Episodes

1
Prolog
2
Gwen dan Ben
3
Lisa
4
Perjalanan Ke Bogor
5
Berkunjung Ke Orang Tua Ben
6
Lisa dan keluarganya
7
Gwen di rumah Ben
8
Drama Keluarga
9
Kabar Baik
10
Aku akan menjagamu
11
Kejadian Naas
12
Meninggalkan Dunia
13
Keajaiban
14
Mengaku pada Lisa
15
Pesan Laura
16
Ke tempat kerja
17
Pemakaman
18
Bekerja di Kantor
19
Penghormatan untuk Kematian dan kelahiran kembali
20
Membeli Motor
21
Mengisi waktu Liburan
22
Kehidupan Laura
23
Cerita di pagi hari
24
Makan siang bersama Ben
25
Kejadian di Club' Malam
26
Cerita Alan, Gwen cemas
27
Persiapan Pulang
28
Kenangan akan Gwen
29
Rahasia Miranda
30
Pulang
31
Yogya dimalam hari
32
Kegagalan Laura
33
Acara Pernikahan Sepupu Laura
34
Pesta Pernikahan
35
Kisah Cinta Laura
36
Kembali ke Jakarta
37
Ben mengunjungi Laura
38
Bertemu Ibu Ben
39
Di perusahaan Wisnu
40
Pertemuan Lisa dan Dirga
41
Kejadian Buruk Menimpa Prisa
42
Pengenalan cabang baru
43
kejadian saat pembukaan toserba
44
Kejadian tak terduga
45
Curahan hati Prisa
46
Bersama Ben
47
Rahasia Gwen
48
Rencana Berbuat Baik
49
Kisah cinta Laura dan Lisa
50
Lelang
51
Bestie
52
Curhatan Dirga
53
Kejadian di tempat parkir
54
kisah cinta Prisa
55
Jujur Pada Wisnu
56
Double Date
57
Hmmmm
58
Bingung
59
Ternyata berteman
60
Drama di pagi hari
61
Makan Malam Bersama Keluarga Dirga
62
Benang Kusut mulai terurai
63
Wisnu dan Katrin
64
Pertemuan dengan Pras
65
Acara mengenang Gwen
66
Reuni
67
Radit
68
Sehari Bersama Radit
69
setelah kembali
70
Jane
71
Pertemuan dengan Radit Lagi
72
Ben dan Jane
73
Cerita
74
Ben Telah Berubah
75
Dewa ke Jakarta
76
Kecelakaan
77
Mengantar Dewa
78
Pengakuan Dina
79
Jawaban Laura
80
Lisa patah hati
81
Dewa akan pulang
82
Saling Mencintai
83
Cerita Pagi Hari
84
Di rumah Radit
85
Bersama Keluarga Radit
86
Rahasia Ben
87
Laura menghilang
88
Pertemuan dengan Nora
89
Laura Pulang
90
Cerita Radit
91
Pertemuan dengan Ben kembali
92
Papa Mama kembali bersama
93
Ben Mampir
94
Cemburu
95
kemampuan tersembunyi Laura
96
Ingin Tau Masa Lalu Laura
97
Mencari Tau Masa Lalu
98
Teka Teki
99
Berkabar dengan Dewa
100
Mengunjungi Nora
101
Malam Bersama Ben
102
Bertemu dengan Dina
103
Dirga Berubah
104
Pergi ke Puncak
105
Kisah mengejutkan Laura
106
Pengakuan Dirga
107
Kembali seperti biasa
108
Cerita pada Lisa
109
Rencana Penyelidikan
110
Bertemu Dokter Kandungan
111
Kejadian Di teras rumah
112
Break
113
Jalan ke Mall
114
Pergi ke Yogyakarta
115
Menikmati Malam di Yogyakarta
116
Pantai
117
Persiapan Pesta
118
Pesta Ulang Tahun Alina
119
Frea
120
Nova
121
Sampai Yogya kembali
122
Kepastian
123
Putus
124
Berkunjung ke rumah Laura
125
Lampu Hijau
126
Pulang ke Jakarta
127
Batas antara Napsu dan Cinta
128
Kecewa
129
Kegiatan Sosial
130
Cerita Ben
131
Kecelakaan
132
Akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!