Pagi ini Gwen mematut dirinya di depan cermin sambil tersenyum. Dia memakai outfit kasual, celana jeans dipadu blouse berwarna biru garis garis. Gwen menemukan sepatu kets di dalam box, dengan label harga masih terpasang, mungkin Laura belum pernah memakainya.
Gwen mencium aroma kopi dari dapur. Lisa duduk di kursi sambil mengunyah roti.
"Tumben sudah bangun? Bisa tidurkah semalam?" Gwen mencicipi kopi yang menggodanya.
"Sangat nyenyak. Nanti tolong antar gue ke suatu tempat!"
"Ke mana?"
"Sudahlah, nanti searah kok. Gue nebeng ya!"
Gwen menganguk, Lisa mendekati Gwen lalu mencium pipinya sampai basah, membuat Gwen harus berteriak sambil mengelap pipinya.
"Jorok tau..!!" Gwen berteriak kesal, Lisa hanya tertawa terbahak-bahak.
Gwen berangkat ke kantor bersama Lisa, yang katanya hendak ke sebuah toko di dekat sana.
"Di depan itu ya Gwen!" Tunjuk Lisa.
"Hah....!!" Gwen mengerem mendadak tepat di depan sebuah dealer motor.
"Gwen...!!" Lisa berteriak terkejut.
"Ngapain ke sini?" Gwen melotot.
"Gue mau beli motor, Gwen..!" Lisa menjawil dagu Gwen.
Lisa keluar dari mobil diikuti Gwen. Mereka disambut Mbak sales yang berjaga di depan dealer.
"Selamat pagi, bisa saya bantu. Mau cari motor yang mana?" Sapanya ramah.
"Saya mau lihat lihat dulu ya mbak." Lisa tersenyum ramah. Gwen melayangkan pandangan ke deretan motor yang ada di dealer itu.
Gwen pernah mengendarai motor saat syuting sinetron 'Ojek Cantik Kesayangan Tuan Muda', saat itu Gwen mengendarai sebuah motor matic yang lucu. Gwen berkeliling mengingat jenis motor yang pernah dia coba. Dia berhenti di deretan Scoopy. Lisa juga berdiri di samping Gwen, mereka saling berpandangan dan tersenyum.
"Selera kita sama!" Ucap mereka berbarengan.
"Coba Lo pilihan buat gue warna yang cocok!" Pinta Lisa.
Gwen memandangi deretan motor itu. Mbak sales mendekati sambil sambil membawa brosur.
"Cari yang matic ya, ini favorit cewe mbak. Kalo best sellernya Vario. Kalo mau yang standar pakai Beat." Mbak sales menunjukkan motor motor untuk alternatif.
"Ini brosur dan pilihan warnanya." Dia memberikan brosur aneka motor matic, Lisa menerimanya, lalu menunjukkan pada Gwen. Mereka membaca brosur, lalu melihat ke motor yang berjejer.
"Kalo yang ini ada warna apa saja?" Gwen menunjuk motor Scoopy.
"Ini ada warna hitam, pink,merah, putih, biru, cokelat. Ini warna warna yang barunya." Tunjuk mbak sales.
"Yang biru sepertinya oke." Bisik Gwen pada Lisa.
"Kalo yang biru seperti gambar ini ada stoknya?" Tanya Lisa.
"Oh, ada. Varian terbaru ada di gudang bagian belakang. Mari saya tunjukkan!" Ajak mbak sales, diikuti Gwen dan Lisa.
Saat menuju gudang beberapa karyawan dealer bisik bisik.
Gwen sempat dengar mereka mengenali Lisa.
Terlihat seorang Bapak mendekati mereka, sepertinya itu adalah atasan si mbak sales.
"Cari motor apa Mbak?" Tanyanya ramah.
"Scoopy yang model baru ini." Tunjuk Lisa pada brosur yang dia bawa.
"Oh, yang ini ya."
Gwen dan Lisa mengamati motor yang mereka pilih.
"Gimana menurut Lo?" Tanya Lisa.
"Bagus, gue sih ok."
"Ini harganya sesuai di brosur? Ada cashback nya?" Tanya Lisa.
"Iya ada cashback jika pembelian cash."
"Berapa?" Tanya Gwen.
"Cashback 1 juta Mbak." Jawab Bapak itu ramah.
"Loh, di sini 1,5 juta loh Pak?" Tawar Gwen.
"Ini promo bulan kemarin."
"Di sini ga ada tulisan bulannya loh Pak. Masa ga dikasih 1,5 juta. Kita belinya cash."
"Tapi saya boleh foto sama Mbak Lisa?" Bisik Bapak tadi.
"Nah... Dikasih ga ini cashback nya?" Gwen menegaskan.
"Iya, dapat 1,5 juta Mbak."
Gwen tersenyum. Lisa gak menyangka Gwen akan sengotot itu meminta diskon.
"Istri saya penggemar Mbak Lisa." Ucap Bapak tadi sambil memegang ponselnya.
"Saya fotokan!" Gwen mengambil ponsel si Bapak dan memfoto mereka.
Terlihat beberapa karyawan mendekat ingin meminta foto, dan mereka akhirnya berfoto bersama.
Selesai sesi foto-foto, mereka mengurus surat surat pembelian.
"Pak, nanti tolong diantar sore selepas jam pulang kantor ya." Pinta Lisa.
"Baik Mbak. Ini alamatnya?"
"Iya. Tapi, minta tolong jangan disebarkan alamat ini, karena ini bukan rumah saya, ini punya saudara saya ini." Sambil menunjuk Gwen.
Gwen hanya tersenyum menanggapi.
"Baik Mbak, siap. Aman semuanya."
"Ini Mbak, sudah selesai semua, tolong tanda tangan di sini!" Si Mbak sales tadi menyodorkan beberapa lembar kertas bukti pembayaran.
Selesai semua urusan beli motor, Lisa dan Gwen keluar dari dealer.
Sebelum mereka meninggalkan dealer, semua karyawan menyalami dan berfoto bersama Lisa.
"Makasih Gwen, sudah nemenin."
"Sama sama. Sudah gue anter aja ke lokasi syuting, sejalan juga sama kantor."
"Gak ngerepotin?"
"Gak lah, ayo!" Lisa dan Gwen masuk ke mobil, Gwen melajukan mobil ke tempat syuting Lisa di sebuah rumah besar di pusat kota Jakarta.
"Gini ya rasanya jadi artis." gumam Lisa.
"Sudah jadi orang terkenal sekarang. Harus jaga image Lo!"
"Gue ga kebayang dulu Lo gimana."
"Gue nikmati saja, dijalani. Banyak hal hal yang menguntungkan saat Lo jadi orang terkenal." Terang Gwen.
"Dulu gue selalu sembunyi di balik bayang bayang Lo. Kadang ada rasa iri sama Lo?"
"Masa?"
"Iya, hidup Lo, kayak beruntung banget, punya orang tua, meski tidak bersama lagi, tapi masih sangat memperhatikan Lo, punya karir yang cemerlang, dan punya pacar yang setia, ganteng lagi."
"Sekarang semua cuma kenangan Lis, secara teknis Gwen sudah mati. Gue bukan orang terkenal itu lagi, gue orang biasa."
"Tau ga, meski pun Lo ga balik ke tubuh Gwen, tapi Lo inget, tubuh Lo sekarang punya otak cemerlang, dan pinter masak. Punya karir yang ok juga. Kalo soal tubuh, Lo bisa permak, diet kek, atau gym, olah raga. Gwen, Lo tuh sudah ninggal masih saja beruntung!" Lisa tersenyum menatap Gwen.
Gwen terdiam sejenak, merenungi ucapan Lisa. Dalam hati ia membenarkan ucapan sahabatnya itu.
Tak lama mereka sampai ke lokasi syuting Lisa.
"Terima kasih Gwen, hati hati di jalan ya." Lisa melambaikan tangan pada Gwen.
Gwen melanjutkan perjalanan menuju ke tempat kerja Laura.
Lisa berjalan menuju lokasi syuting. Di sana sudah ada Anita dan Mas Andre.
"Tadi sapa siapa Lo?" Anita penasaran.
"Sodaranya gue." Jawab Lisa santai.
"Lo balik ke rumah bokap?"
"Gak lah!"
"Itu, katanya tadi sama sodara Lo?"
"Sodaranya sepupu gue. Sementara gue nginep di tempatnya. Ogah gue balik ke rumah bokap." Lisa bergidik.
"Cowo cewe sodara Lo?"
"Kenapa?"
"Ya, tanya aja?"
"Cewe lah..kalo cowok minta kenalin ya!"
Anita terkekeh sambil mengangguk.
Selain Gwen, Anita merupakan teman dekat Lisa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments