Beberapa bulan sejak Lisa pindah di tempat Gwen, kehidupannya lebih baik, karena Gwen selalu mengurus, tak jarang menasehati Lisa menanggapi berita berita atau gosip yang beredar tentang dirinya.
Gwen telah menyelesaikan beberapa film layar lebarnya. Tawaran sinetron telah dia tolak, tak jarang ditawarkan pada Lisa.
Gwen ingin fokus mengurus rencana pernikahannya dengan Ben.
Gwen telah merencanakan liburan ke Bali bersama keluarga Ben dan Mamanya. Ben pun, telah mengajukan cuti untuk liburan keluarganya.
Gwen juga mengajak Lisa dan Anita.
Tiba di hari keberangkatan liburan keluarga mereka. Semua anggota keluarga telah bersiap siap menunggu pesawat yang akan membawa mereka terbang ke Bali, kecuali Mamanya Gwen, yang ada pekerjaan mendadak di Semarang. Mama berjanji akan menyusul ke Bali, setelah selesai urusan bisnisnya.
***
Raut wajah bahagia terpancar pada keluarga Ben. Ibu dan Ayahnya tersenyum sepanjang perjalanan. Agnes tak ketinggalan memasukkan perjalanannyan ke story instagramnya.
Anita dan Lisa juga sama. Gwen, Lisa, Anita, dan Agnes selalu mengabadikan momen bersama.
Gwen tampak bahagia ketika berdua bersama Ben.
Saat menginjakkan kaki di Bali, Agnes langsung meminta untuk berfoto di tulisan Bali di Bandara.
Sesampainya di hotel mereka disambut dengan sangat ramah oleh petugas. Sambil menikmati welcome drink, mereka menunggu buggy car yang akan mengantarkan mereka ke villa.
Sesampainya di villa, petugas membuka pintu mempersilahkan mereka untuk masuk.
"Yey... kolam renang..!!!" Agnes, Lisa, dan Anita berteriak bersama dengan girang.
Gwen menggandeng ibu Ben dengan mesra, menunjukkan kamar untuk ditempati bersama ayah selama di villa. Ia mengajak Ibu berkeliling villa, sedangkan ayah mengikuti dari belakang dengan tatapan kagum.
"Nanti kalo mau pesan makanan, bisa lewat sini." Gwen menunjukkan sebuah pesawat telepon dan buku berisi daftar menu.
Ibu hanya manggut-manggut saja, belum pernah dia mendapat liburan seperti ini. Gwen membantu mengambil gambar ibu, tak segan-segan membantu, tidak berlagak seperti layaknya artis lain menurut pandangan ibu.
Ibu dan Ayah Ben beristirahat di kamarnya.
Ben mendekati Gwen, merangkul pinggang gadis cantik itu, dan mencium pipinya. "Terima kasih!" ucapnya, dibalas senyuman manis dari Gwen.
Malam itu mereka makan malam di villa, Gwen telah memesan makanan lengkap untuk mereka semua.
"Gwen, maaf, Mama sepertinya tidak bisa menyusul ke Bali. Mama harus ke Prancis setelah dari Semarang." ucap Mama di telepon.
"Baiklah Ma. Pokoknya Mama harus jaga kesehatan ya, jangan terlalu capek. Gwen gak mau Mama ambruk lagi kayak kemaren."
"Baiklah anak cantik. Nikmati liburan kalian ya, salam buat Ibu dan Ayah Ben ya! Bye.."
"Bye Mama.." Gwen menutup teleponnya, menghela napas panjang sejenak. Dia sudah terbiasa saat Mamanya membatalkan janji untuk urusan pekerjaan. Sejak Papa dan Mama berpisah, Gwen lebih sering sendiri melakukan banyak hal. Jika ada yang dia belum mengerti tentang urusan pekerjaan, biasanya ia menghubungi Mama untuk minta bantuan, lalu Mama akan segera mengirim seseorang untuk datang membantu. Itulah Mas Andre direkrut Mama untuk menjadi manager Gwen, dan saat ini ditambah Lisa.
Mas Andre akhirnya menyusul Gwen ke Bali, Mama yang menyuruhnya, untuk membantu Gwen ketika di Bali.
Sepanjang hari dihabiskan untuk berjalan jalan, melihat tari Kecak, mereka juga berwisata ke kebun binatang.
Saat di rumah mereka habiskan waktu untuk berenang, terutama Agnes, Lisa, dan Anita, ditambah Mas Andre juga. Bapak dan Ibu hanya duduk di teras villa sambil beristirahat karena kelelahan.
Ben meminta ijin pada Mas Andre akan mengajak Gwen jalan jalan berdua saja sore itu.
Gwen mengenakan dress santai bermotif bunga vintage, dia mengenakan syal brand ternama. Gwen membentuk menjadi outer syalnya, menutup leher dan dadanya supaya tidak dingin, dipadukan sepatu kets putih, rambut dibiarkan tergerai. Gaya kasual, tapi terlihat sangat cantik, dengan make up sederhana, hanya lipstik nude dan bedak saja di wajahnya.
Ibu menatap Gwen terpesona, hanya berdandan sesederhana itu, ternyata cantik sekali.
"Ben, jaga Gwen ya!" pesan Ibu sebelum mereka pergi. Ben menganguk tersenyum pada Ibunya.
Mereka hanya berjalan jalan di pantai Kuta. Ben mengajak ke sebuah tempat, Gwen terkejut, ada sebuah meja dengan lilin di atasnya.
"Apa itu Ben?" tanya Gwen tak percaya.
"Terima kasih atas liburan untuk keluargaku, ya semuanya. Kamu memberikan mereka semua kegembiraan. Kini aku akan memberikan hanya untuk kita berdua." Ben menggenggam jemari Gwen, lalu membimbing duduk di kursi. Gwen masih tak percaya. Dia merasa bahagian malam itu.
Mereka menikmati makan malam romantis hanya berdua. Ben memberikan sebuah kalung untuk Gwen dengan liontin lingkaran berbentuk cincin bertuliskan Ben Love Gwen. Ben membantu memasangkan kalung di leher Gwen. Gwen berbalik menatap Ben, lalu mencium bibir kekasihnya itu.
Setelah makan malam Ben mengajak ke sebuah villa kecil masih satu kawasan dengan tempat mereka makan malam.
Ben membuka pintu kamar, mempersilahkan Gwen masuk. Villa tidak besar, seperti kamar hotel biasa, namun letaknya di tepi pantai.
Gwen melangkah masuk, duduk di tempat tidur sambil tersenyum.
"Ini benar-benar tidak kuduga Ben. Aku tidak pernah bermimpi kamu melakukan hal manis seperti ini."
Ben duduk di samping Gwen. Mencium punggung tangan Gwen sambil menatap gadis itu.
"Aku berjanji akan selalu menjagamu, setia selamanya, apapun yang terjadi." Ben berlutut di depan Gwen.
"Ben.."
"Aku mencintaimu Gwen, sejak pertama bertemu hingga selamanya."
"Sudahlah Ben. Berdirilah! Aku pun mencintaimu."
Gwen memeluk Ben.
Mereka merebah diri di atas tempat tidur.
"Aku ingin mengumpulkan uang sebanyak banyaknya karena saat aku punya anak nanti aku benar-benar ingin fokus mengurus keluargaku. Makanya saat ini aku ambil semua job sebelum kita menikah." Gwen menoleh ke arah Ben, yang sedari tadi memperhatikan.
"Jadi kamu akan pensiun setelah menikah?" tanya Ben.
"Tidak pensiun, hanya membatasi dan lebih pilih pilih pekerjaan. Aku ingin membangun bisnis sendiri." tatapan Gwen ke atas langit langit kamar.
"Aku tidak menyangka, kamu sudah berpikir seperti itu."
"Ben, sebelum aku apa ada orang lain di hatimu?" Gwen menatap Ben.
Ben terdiam..
"Mengapa bertanya seperti itu?"
"Entahlah, kita jarang membicarakan masa lalu kita, atau berbicara yang sedekat ini." Gwen menatap Ben, menunggu Ben menceritakan masa lalunya.
"Dulu aku punya kekasih, pas SMA, lalu kami putus saat kuliah. Lalu aku meneruskan S2 ke Inggris, terus bekerja, terus ketemu kamu, jatuh cinta, tapi ditolak, terus berjuang, terus diterima. Hingga saat ini."
"Gombal ah kamu..." Gwen memukul manja Ben, Ben mendekap gadis itu.
Ben mencium rambut Gwen, lalu pipinya, Gwen berusaha menghindar, Gwen memukul Ben dengan bantal. Ben mengejar Gwen, merangkul perut Gwen dan membaliknya.
Jantung Gwen berdetak dua kali lebih cepat saat Ben menatapnya. Ben memang sering melakukan hal romantis, tapi kali ini berbeda. Gwen menyukai perlakuan Ben padanya.
Gwen mengalungkan kedua tangan ke leher Ben. Ben mendorong dengan lembut ke atas tempat tidur. Mencumbu dengan lembut Gwen. Malam itu Gwen menyerahkan kesucian yang selama ini ia jaga untuk kelak suaminya.
Gwen merasa siap melakukan hal tersebut bersama Ben.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments