Lisa berdiri di depan sebuah etalase produk kecantikan di sebuah mall.
"Silahkan Kak..! Lipstiknya, silahkan dicoba!" Lisa memanggil orang-orang yang lewat seraya berteriak untuk mencoba dan membeli produk yang dijualnya, Lisa bekerja sebagai SPG.
Seorang ibu mendekatinya, "Silahkan Kak, boleh dicoba dulu." Lisa menyapa ramah ibu itu.
Ibu tadi tersenyum, mencoba beberapa warna lipstik di punggung tangannya.
"Suka yang matte atau glossy?"
"Saya mencari yang cocok buat dipakai remaja mbak, buat anak saya." Ucap Ibu tadi.
Lisa menunjukkan brand lain, tapi masih satu label.
"Ini cocok untuk remaja Kak, ada beberapa pilihan warna." Lisa menunjukkan berapa pilihan warna yang tersedia untuk dicoba.
"Harganya mahal tidak ya Mbak?" tanya Ibu tadi sambil berbisik.
Lisa tersenyum " Harga ya tidak mahal kak, standar. Namun, berkualitas."
"Ya pilih warna ini. Ada bedaknya juga tidak ya?"
"Ada. Ini pilihan warnanya. Satu brand dengan lipstiknya.Tapi ada paket hemat juga untuk remaja." Lisa menunjukkan paket produk remaja yang promo.
Ibu itu memilih produk yang sekiranya cocok untuk anaknya, sambil membeli satu produk lipstik nude matte. Lisa membuat nota untuk dibayar ibu tadi ke kasir terdekat.
Ibu tadi kembali ke stand Lisa sambil menyerahkan bukti pembayaran. Lisa mengecek sebentar, mengambil bukti pembayaran, dan menyerahkan produk yang dibeli ibu tadi. Sebelum diserahkan, Lisa memperlihatkan produk yang dipilih, Ibu tadi mengucapkan terima kasih pada Lisa. Lisa tersenyum sambil mengucapkan terima kasih.
"Lis, istirahat dulu saja, sudah jam makan siang ini." ajak teman Lisa.
"Kakak duluan saja, nanti gantian saja."
Teman Lisa pergi meninggalkan Lisa yang menjaga stand.
Di kejauhan sepasang mata menatap Lisa, lalu menghampirinya.
"Lisa.."
Lisa menoleh ke suara yang memanggil namanya.
"Mas Wisnu...?"
"Kebetulan aku habis makan siang. Kamu kerja di sini?" Wisnu bertanya sambil menunjuk stand kosmetik di belakang Lisa.
"Hanya part time saja Mas. Aku ga punya kerjaan tetap." Lisa menunduk.
"Lis, pulang ke rumah sebentar bisa? Papa sedang sakit. Kemarin aku mencari ke apartemen, kamu tidak ada."
"Kapan Mas?"
"Sekarang! Mana bosmu, aku minta ijin untuk membawamu."
"Tidak usah Mas, biar aku yang minta ijin."
Lisa menelpon seseorang, berbicara sebentar di ponselnya, setelah selesai ia mendekati Wisnu.
"Tunggu sebentar ya Mas, temanku sedang istirahat tadi."
Wisnu mengangguk.
Wisnu adalah kakak tiri Lisa. Mamanya Lisa, Wulan adalah istri kedua Prima, Papanya Lisa. Wisnu punya adik Niken dan Prisa. Wisnu dan Niken usianya hanya terpaut tiga tahun.
Dulu, Prima sempat terkena stroke, dan Mita, Mama Wisnu dan Niken meninggalkan mereka, saat itu usia Wisnu sekitar 8 tahun.
Wulan adalah sekretaris Prima, yang membantu mengurus Prima dan anak anaknya saat itu. Ia merawat Prima hingga sembuh sekitar hampir dua tahun. Akhirnya Prima jatuh hati padanya lalu menikah dengan sekretaris nya itu. Wisnu dan Niken juga dekat dengannya, entah selama itu mamanya tak ada kabar sama sekali, menjenguk mereka pun tidak.
Ketika Lisa berusia empat bulan, Mita tiba-tiba datang ke rumah, menangis bersujud mencium kaki Prima meminta maaf ingin kembali lagi.
Prima dan keluarganya terkejut dengan kedatangan Mita. Mau tak mau dia menerimanya, karena masih sah menjadi istrinya. Malam itu Mita mengajak Prima hanya berdua di kamar, Mita merayu Prima, melepas semua kerinduan dan meminta maaf atas semua yang telah ia perbuat. Terdengar jeritan nikmat dan erangan. Wulan hanya dapat menangis pedih dari kamar sebelah ketika mendengarnya. Wulan sedang menyusui Lisa yang sedang tidur dalam pelukannya.
Pagi itu Prima mengajak semua orang untuk berkumpul di meja makan, mengatakan mereka akan menjadi satu keluarga, menerima Mita dan Wulan, dan memperlakukan dengan adil karena sama sama menjadi istrinya. Wulan hanya tersenyum kecut mendengarnya.
Satu bulan kemudian Mita hamil, dan kemudian melahirkan Prisa, setelah 6 bulan dari jarak kehamilan Mita. Wulan curiga, bahwa saat Kita datang ke rumah ia telah hamil dengan selingkuhannya. Namun, Prima terlihat sangat senang dengan kehadiran bayi mungil itu.
Drama dimulai sejak Prisa lahir.
Mita akan berubah sangat membenci Wulan dan Lisa setelah Prima pergi bekerja. Memperlakukan Wulan seperti pembantu di rumah, padahal saat itu Lisa sedang aktif aktifnya. Wulan harus membereskan rumah, memasak, dan mengurus keperluan Mita dan bayinya juga.
Wisnu dan Niken sering membantu menjaga Lisa saat Wulan sedang sibuk mengurus rumah.
Wisnu dan Niken saksi kekejaman Mamanya saat memukuli Wulan, jika ada hal yang tidak sesuai dengan keinginannya.
Wulan hanya diam tidak pernah mengadu pada Prima. Hingga akhirnya dia sudah tak tahan lagi, karena telah memukuli Lisa yang saat itu berusia 4 tahun, tidak sengaja menjatuhkan vas bunga saat bermain kejar kejaran bersama Prisa.
Wulan menangis, dan pergi meninggalkan rumah itu. Mita hanya membiarkan dengan tatapan sinis.
Prima mencari Wulan, namun ia tidak mau kembali lagi ke rumah itu. Beberapa bulan kemudian Niken sakit dan harus dirawat di rumah sakit, ia sering mengigau memanggil Wulan. Prima meminta Wulan untuk menjenguk Niken.
Wulan datang ke rumah sakit, membantu menjaga Niken selama di sana, sambil membawa Lisa. Wulan merawat Niken dengan sabar, hingga akhirnya sembuh dan dapat kembali ke rumah. Niken meminta untuk kembali lagi ke rumah, namun Wulan menolak, tapi dia berjanji akan sering datang berkunjung. Niken menerima penjelasan Wulan tersebut, mengingat kekejaman Mamanya terhadap Wulan dan Lisa.
Prima akhirnya membelikan Wulan sebuah rumah berukuran 36, untuk ditempati bersama Lisa.
Wulan senang sekali dengan pemberian itu. Wisnu dan Niken sering menghabiskan waktu mereka di rumah Wulan, sambil bermain bersama Lisa. Wulan membuat dan menjual jajanan pasar untuk menyambung hidupnya.
Dia menitipkan ke warung dekat rumah, atau di kantin sekolah, dan menerima pesanan juga.
Itu juga awal perkenalan Mama Gwen, bermula dari membeli makanan buatan Wulan, mamanya Lisa. Karena cocok di lidah, akhirnya Mama Gwen menjadi langganan, hampir setiap ada acara di rumah atau sekedar untuk di makan selalu memesan dengan Wulan. Saat mengantar pesanan, Wulan mengajak Lisa, yang seumuran dengan Gwen. Pernah saat mengantar pesanan, hari itu hujan deras, akhirnya Wulan menunggu berteduh di rumah Gwen. Lisa dan Gwen bermain bersama, dan Mama Gwen dan Wulan saling mengobrol hingga hujan reda. Saat itu Wulan tidak tau, jika Mama Gwen adalah seorang sosialita.
Lama kelamaan ia menyadari bahwa, langganannya yang satu itu adalah sosialita dan artis yang terkenal. Namun sangat baik hati. Ia tidak pernah merendahkan Wulan, bahkan selalu menyambut kedatangan nya saat mengantar pesanan dengan ramah. Bahkan sering memberi pakaian pada Lisa, bukan pakaian bekas, namun baru. Dengan alasan seukuran dengan Gwen putrinya.
Gwen dan Lisa bersahabat hingga saat ini, Mama Gwen juga sangat sedih saat mengetahui bahwa Wulan sakit. Lebih kehilangan lagi saat ia meninggal. Mama Gwen, berpesan bahwa Gwen harus menjaga Lisa, setelah mamanya tidak ada, jika keluarganya menolaknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments