Sagar menatap punggung Nadira yang semakin menjauh hingga hilang di balik pintu.
' kamu paling pandai menarik ulur perasaan. ' batin Sagar.
Bagaimana tidak, Nadira meminta ini itu kepada Sagar dan dengan mudahnya dia menariknya kembali.
' kamu tidak memikirkan perasaanku sama sekali Nadira. '
******
Sudah lebih dari seminggu semenjak mimpi buruk itu, Nadira selalu memperhatikan keadaan Sagar. Dia selalu memberi perhatian lebih. Hampir setiap jam dia menanyakan kabar Sagar.
' Sekarang dia perhatian seperti ini. ' Sagar menatap layar ponselnya setelah membaca pesan dari Nadira.
' Nanti dia akan kembali dingin seperti waktu itu. Lambat waktu perhatian ini akan berkurang. Dan kita akan tidak saling berbicara lagi seperti dulu. ' pikir Sagar sedih.
~ Apa tubuh kakak enakan hari ini? Leher kakak sakit? Atau tangan dan kaki ada kah yang sakit atau kurang enak. ~bunyi pesan dari Nadira.
" Apa aku bilang kalau ada yang sakit? Mungkin kah dia akan datang kemari kalau tau itu? "
~ tidak, aku baik baik saja. Kamu tenang saja. Kamu tidur duluan..... ~
" Hah tidak, dia pasti sedih kalau aku pulang terlambat." Sagar menghapus pesan itu.
~ tidak, aku baik baik saja. Kamu tenang saja. Aku akan pulang sebelum jam sembilan. ~
Nadira membaca pesan dari Sagar, dia sangat senang karena hari ini Sagar tidak akan pulang terlalu larut.
" Hai Nadira. Kamu sudah mendapat undangan kan ?
" Undangan apa? "
" Undangan para dosen untuk bersenang senang. Profesor tidak bisa hadir kali ini pasti sangat menyenangkan karena tidak ada ketegangan. "
" Ohh kak Hamid sudah memberitahu. "
" Kamu hadir kan? "
" Hari ini aku harus pulang lebih awal."
" Acara ini kan jarang sekali. Kenapa kamu tidak ikut saja. "
" Maaf tapi aku sudah bilang ke kak Hamid kalau aku tidak bisa hadir. "
" Enak ya, apa alasan karena sudah menikah kamu jadi tidak datang. "
' ini orang kenapa sih, maksa banget. ' batin Nadira.
" Kamu pasti di larang suamimu ya. "
" Hahaha. " Nadira memaksakan senyuman ya.
" Yasa, kenapa kamu mengganggu temanku. " Hamid memeluk Yasa dari belakang.
" Aku tidak mengganggu. Aku hanya ingin dia datang. Aku ingin ngobrol dengan dia saja. Kamu sih enak bisa dekat dengan dia. Aku juga pengen tau. Bisa dekat dengan Nadira, siapa tau aku dapat dukungan dari dapartemen Vos. "
" Hahaha.. Itu tidak mungkin, karena itu tidak ada hubungan nya denganku. " Jawab Nadira.
' itu sebabnya, mereka mendekatiku karena hal seperti ini. ' batin Nadira.
" Tuhkan, tidak ada hubunganya. Lebih baik sekarang kamu pergi. " Hamid mendorong pelan Yasa agar dia pergi.
" Begini saja, kamu ajak suamimu juga. Aku akan menyewa tempat yang mewah "
" Kamu pikir suaminya Nadira pengangguran. Dia pasti sibuk bekerja. Sudah jangan memaksa.. Cepat pergi sana. "
Yasa pergi meninggalkan mereka berdua.
" Hufft.... Terimakasih kak. Kalau tidak ada kakak aku bingung harus menolaknya seperti apa lagi. "
" Iya sama sama. Tapi sebenarnya aku juga ingin kamu datang sih. Kita kan jarang banget ngopi bareng. Aku sampe lupa kapan kita ngopi bersama. Karena kamu jarang datang ke acara seperti ini. "
" Tapi kali ini aku benar benar tidak bisa. Aku janji lain kali kita pergi ngopi bersama. "
' maafkan aku kak Hamid. Dari pada aku bersenang senang, lebih baik aku menyelamatkan suamiku. ' Batin Nadira.
" Kamu sudah janji ya. Pokoknya kita harus pergi lain kali. "
" Tentu. "
" Daahhh. " Hamid pergi meninggalkan Nadira. Nadira melambaikan tanganya dan tersenyum.
' mungkin, kalau dimana ada hari suamiku benar benar merasa aman. Hari hariku akan kembali seperti semula. Demi menyelamatkan nya aku merelakan waktu ini. Mungkin ini baru awalan sebuah pengorbanan kecil, lain waktu akan ada banyak hal yang akan di korban kan. Walau pun begitu aku tidak akan mundur. Aku akan tetap menyelamatkan mu. Apa pun yang terjadi kepadaku . '
***
Sagar menunggu sopir datang menjemputnya. Dia menatap jam tangan dengan kesal.
" Aku sudah berjanji kepada Nadira akan pulang lebih awal ini sudah pukul 12:20." Gumam Sagar.
Mobil sudah datang, Sagar langsung masuk ke mobil agar segera sampai di rumah.
Kliiikk !
Sagar menutup pintu kamar. Dia terkejut saat melihat Nadira terbaring di bawah sofa.
' astaga. Apa dia benar benar sakit? Dia selalu menghindar saat membicarakan rumah sakit. ' Sagar menjatuhkan tas nya dan berlari ke arah Nadira.
" Nadira! Bangun..! " Teriak Sagar.
Nadira masih memejamkan matanya. Sagar meraih kepalanya dan menggoyang kan tubuh Nadira.
" Nadira, apa yang terjadi? Apa kamu sakit? Bangunlah jangan buat aku khawatir. " Sagar menggendong Nadira menuju kamarnya.
" Kakak? " Nadira mulai membuka matanya.
" Aku tadi minum bir, biar biasa terjaga. Tapi aku tidak kuat minum bir. " Kata Nadira lemas.
" Lalu kenapa kamu meminum nya. "
" Ah iya. Gimana kesehatan kakak hari ini. " Nadira membuka matanya lebar lebar.
" Sehat. " Sagar menurunkan Nadira di tempat tidur.
" Kamu disana hanya untuk melakukan ini? "
" Aku harus menunggu, untuk memastikan dengan mata kepalaku sendiri kalau kakak baik baik saja. "
" Perhatikan kesehatanmu sendiri! "
" Aku baik baik saja kak. "
" Kamu pasti kedinginan tidur di bawah. Cepat tidur. " Sagar menyelimuti Nadira.
" Tidak. Aku akan tidur setelah kakak keluar dari kamarku. "
Zzzzzzzzz Nadira sudah tertidur duluan.
' tiba tiba kamu berubah seperti ini dan melakukan hal aneh. ' Sagar membelai rambut Nadira.
' mungkin kah, saat nanti aku pulang terlambat lagi kamu masih perhatian seperti ini dan menungguku di luar dengan cemas seperti ini ? Kalau aku melihat dia yang seperti ini...... ' Sagar mencium kening Nadira.
' kalau aku pulang terlambat jangan menungguku. '
Nadira menggeliat dan selimut sedikit terbuka, memperlihatkan tubuh **** Nadira. Sagar terbelalak melihatnya.
' ah... Berfikir apa aku ini? Lebih baik aku mandi dulu. ' batin Sagar.
Setelah mandi Sagar melihat Nadira yang tertidur pulas, Sagar hendak pergi tidur di luar.
" Untuk apa aku keluar? Ini kan kamarku?Kalau di pikir pikir kami kan suami istri. Jadi tidak aneh kan. Iya tidak aneh kalau aku tidur satu ranjang dengan dia. "
Sagar naik ke kasur dengan tegang dan menutupi tubuhnya dengan selimut.
" Kami suami istri. Dan hanya tidur satu ranjang. " Sagar berbalik dan bertemu pandang dengan wajah Nadira yang terlelap.
Jantungnya berdegup kencang.
" Aku hanya ingin tidur di sebelahnya kok. Tidak lebih. " Sagar terus menatap wajah cantik Nadira saat terlelap.
" Dasar, tidak peka terhadap perasaan orang. " Sagar membelai rambut Nadira dia mendekatkan bibirnya pada bibir Nadi****
" Hoaaaaammmmmm. " Nadira menggeliatakn tubuhnya dan segera duduk.
" Ponselku di mana " Nadira meraba raba bantal dan meja.
' astaga! Ini kan kamar kak Sagar! Kenapa aku ada di sini? Masa ini time lapse lagi? Tapi di masa lalu aku tidak pernah datang kemari. Ah apa ini masa depan ya? Tapi aku..... Ya tuhannn... ' Nadira mulai berfikir aneh.
Tap... Tap... Tapp..
" Gimana? Apa tidurmu nyenyak. " Sagar keluar dari kamar mandi hanya dengan mengenakan handuk.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments