Bab 7

' Aku akan merubah satu persatu apa yang ingin aku rubah. '

Nadira berdiri kali ini dia tidak akan pergi ke toilet.

" Kamu mau ke mana? " Tanya Sagar.

" Aku mau ke rooftop sebentar. Ingin mencari udara segar. "

Sagar membiarkan Nadira pergi.

Udara malam yang dingin. Di fikiran Nadira masih saja terlintas kejadian soal Sagar yang tertabrak karena menyelamat kan nya.

" Sendirian saja di sini. " Tanya seseorang ber suara bariton. Nadira menoleh ke belakang.

" Bicara dengan saya? " Tanya Nadira.

" Siapa lagi. "

" Boleh saya tau sedang apa anda di sini. "

" Saya hanya mencari angin di sini. "

" Boleh saya meminta nomor ponsel Anda. "

" Untuk apa ? Saya rasa itu tidak perlu. " Jawab Nadira yang merasa tidak nyaman.

Nadira menyadari ada nya kehadiran Sagar. Nadira pergi menghampiri Sagar untuk menghindar dari pria ini.

" Saya permisi dulu. " Pamit Nadira.

Lelaki itu memandang ke arah di mana Nadira pergi. Sagar menatap tajam ke arah laki - laki yang barusan berbicara dengan istri nya.

" Siapa ? " Tanya Sagar kepada Nadira.

" Aku juga tidak tau. "

" Lebih baik kamu jangan berkeliaran sendirian. "

" Iya. "

" Ayo kita turun. "

Nadira menuruni tangga menyusul Sagar.

"Sagar, dari mana saja. Sini kumpul dengan kami." Teriak David melambaikan tanganya.

" Sebentar, aku bicara dulu dengan Nadira. "

" Hai Nadira... Apa kabar? " Teriak David.

" Panggil dia kakak. " Hardik Sagar.

" Lebih baik kamu pulang sekarang. Pakai ini biar tidak dingin. " Sagar melepas jasnya dan menyelimutkan di badan Nadira.

' kejadian ini sama persis seperti waktu itu. Tapi pria tadi tidak ada di kejadian waktu itu. ' batin Nadira.

" Nanti aku akan pulang terlambat. " Pamit Sagar.

"Ah iya. "

Sagar memeluk Nadira.

' apa ini seperti kejadian saat itu juga. '

" Para bibi dan paman melihat ke arah kita." Sagar memeluk Nadira semakin erat Nadira tidak bisa melihat ke depanya karena tubuh Sagar yang lebih tinggi dari nya.

" Apa kamu tau. Mereka bilang jika kita tidak memiliki anak itu tidak akan enak. Memangnya mereka pikir hubungan kita ini seperti apa? "

' ah iya, yang tau kejadian di masa depan kan hanya aku. Ya, aku juga akan mengubahnya. ' batin Nadira.

Kali ini Nadira tidak akan membiarkan Sagar menciumnya. Nadira melepas kan pelukan nya. Dia melihat ke belakang Sagar. Yang dulu Nadira tidak tau apa benar para bibi memandang ke arah mereka.

Saat Nadira menyadari matanya terbelalak saat menangkap kehadiran Alesa di sana.

' Sepertinya aku tau harus berbuat apa. '

Nadira menjinjitkan kakinya dan memeluk leher Sagar dan langsung mencium bibirnya. Mata Nadira melirik ke arah Alesa, yang di balas Alesa dengan membuang muka.

Sedangkan Sagar sendiri tidak kalah terkejut dengan perlakuan aneh Nadira hari ini. Yang se akan berubah seratus delapan puluh derajat.

' aku tidak akan membiar kan semua mengalir seperti air begitu saja. Karena aku kembali untuk merubah takdirmu. ' Nadira tersenyum melihat Sagar.

" Hari ini kamu kenapa? "

Nadira melihat ke sekeliling dengan hati berdebar. karena saat ini mereka jadi pusat perhatian. Karena keromantisan mereka.

" Aku akan pulang lebih cepat hari ini. " Sagar pergi meninggalkan Nadira dengan tatapan salah tingkah.

' eh apa itu. Dia tersipu dan salah tingkah. ' Nadira tersenyum.

' ternyata di balik dingin nya dia. Dia punya sisi seperti ini. ' Nadira tertawa di dalam hatinya.

' ternyata terlalu banyak hal yang tidak aku sadari selama ini. ' Nadira menatap punggung Sagar yang mulai menjauh. Jantung nya mulai berdebar kencang. Nadira memegangi dadnya agar tidak meloncat keluar.

' mungkin masa depan kita bisa berubah kak. Dan hubungan kita juga. '

********

Setelah meninggal kan restoran, Sagar berkumpul dengan teman - teman lamanya di Bar.

Meskipun semua asyik bercanda suasana meriah. Sagar hanya bisa ter duduk melamun.

' Sebenarnya apa yang terjadi. Pagi ini dia bilang mimpi buruk kepadaku. Tiba - tiba masuk ke kamar ku. Tidak seperti biasanya. Di tambah lagi barusan dia... ' Sagar mengingat saat Nadira mencium bibirnya. Sagar tersenyum dan langung menggelengkan kepala nya membuang pikiran kotor nya.

' biasanya, dia selalu malu saat bersamaku dan dia lebih banyak terdiam. Tapi hari ini dia tersenyum dan terlihat ceria. Apa ini sisi dia yang sebenar nya yang selama ini tidak aku ketahui. Ternyata dia terlihat lumayan manis. ' Sagar tersenyum lagi.

" Sagar, kamu kenapa diam saja dari tadi. " Alesa menepuk bahu sagar dan membuyarkan lamunan nya. Iya sedari tadi Alesa sudah mengamati Sagar yang bertingkah aneh dan senyum - senyum sendiri di balik lamunan nya.

" Tidak. " Jawab Sagar singkat.

" Minumlah. " Alesa memberi segelas sampenye kepada Sagar. Sagar meminum nya.

" Apa kamu sedang memikirkan istrimu? " Selidik Alesa.

" Tidak lah. "

" Sagar, kita sudah bersama sejak kecil. Kenapa kamu tidak mau berterus terang kepadaku. "

" Memang tidak seperti itu. "

" Kamu selalu saja menganggap ada tembok di antara kita. Aku sampai merasa susah untuk menembus nya. Ceritakan saja jika ada masalah. Jika aku bisa pasti aku akan membantu. Apa sampai sekarang kamu masih belum bisa jujur kepada istrimu. "

" Tidak, aku selalu bersikap jujur pada siapa pun. Termasuk kepadamu. "

Alsa tersenyum mendengar ucapan Sagar.

" Ah ya. Aku pulang duluan ya. " Sagar berdiri berpamitan kepada teman - temanya.

" Kenapa buru - buru. Kita semua jarang berkumpul kan. Apa lagi Alesa jarang ada di kota ini. " Sahut Roy

" Iya Sagar, ini masih sore. ' lanjut Alesa.

" Maaf, nanti kita buat acara seperti ini lagi. Aku yang traktir. " Jawab Sagar.

" Dia pulang pasti merindukan kakak ipar tuh. " Ledek David.

" Duhhhh... Sedih nya nasib kita para jomblo. " Lanjut Rio tertawa.

" Aku pamit. Selamat bersenang - senang. "

" Aku juga pulang deh. " Alesa ikutan pamit setelah kepergian Sagar.

" Eh, kamu kan jarang di sini, dan selalu sibuk. Jangan ikutan pulang dong. "

" Aku sih ingin di sini, tapi besok masih ada pemotretan di pagi hari. Aku nggak bisa harus berjaga sampai malam. "

" Iya deh iya percaya. Ratu film kita. "

" Sampai ketemu lagi ya... Daahhh. " Pamit Alesa.

*******

" Gila, kamu berani mengatakan itu semua. " Kata Sasi kagum.

" Iya, sebenarnya sih aku gugup dan takut. Aku mengatakan nya dengan deg degan. "

" Ha ha ha... Mungkin kamu sudah menikah terlalu lama dengan pak Sagar. Itu sebab nya sekarang kamu begitu berani. "

" Iya sih, tapi aku sangat hawatir untuk kedepan nya. Aku takut ber imbas dengan hidup kakak. "

" Tapi kamu bilang, pak Sagar mendukung mu. Trus apa yang kamu hawatirkan. "

" Iya. "

" Dia pasti akan melindungimu. "

' Tidak mungkin dia melindungiku. ' batin Nadira.

" Oh iya, sudah malam nih, aku harus pulang dulu. Kakak bilang dia akan pulang lebih cepat. "

" Iya pulang gih. "

Nadira memasukkan ponsel ke dalam tas.

" Oiya, kamu sampai sekarang masih memanggil dia kakak. Kenapa tidak memanggil nama, sayang atau apa itu.. Dia pasti sedih di panggil seperti itu. "

' Mana mungkin sedih, kita saja menyetujui untuk bercerai saat itu. ' batin Nadira.

' ah cerai! Ya cerai. Aku juga harus merubah itu dengan membatal kan perceraian itu yang membuat Kakak harus mengalami tragedi seperti itu. Iya dengan tidak bercerai kakak tidak akan mengalami kecelakaan itu. ' semangat Nadira mebara.

Sasi hanya bisa memandangi Nadira dengan penuh tanda tanya.

bersambung ....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!